BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1
3.1.1
sehingga
akan
dihasilkan
air
injeksi
yang
memenuhi
3.1.3
Proses
Fasilitas Water Treatment didesain untuk kapasitas produksi 15.000
BWPD. Air umpan dari fasilitas WTP ini berasal dari Oil-Water Separator Tank
29
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
(T-02, T-03, T-04 dan T-05) dan Oil Catcher (dari fasilitas existing) SPU
Kawengan. Air umpan ini akan diolah sedemikian rupa untuk memenuhi syarat
sebagai air injeksi untuk sumur injeksi di SP I dan di SS di lapangan Kawengan,
sedangkan fasilitas injeksi dimasing-masing area SP I dan SS memiliki kapasitas
injeksi 10000 BWPD dan akan diinjeksikan ke sumur-sumur di wilayah Barat
dan Timur dari lapangan Kawengan. Sludge yang dihasilkan dari pengolahan air
terproduksi akan dikirim ke pihak lain yang memiliki kewenangan pengelolaan
sludge tersebut.
Secara garis besar pengolahan air terproduksi di fasilitas WTP Kawengan
ini menggunakan proses proses sebagai berikut:
o Pemisahan minyak dan suspended solid baik dengan cara mekanis
o
o
o
o
o
o
o
maupun kimiawi.
Filtrasi
Deaerasi (pengurangan Kadar Oksigen).
Injeksi larutan kimia.
Injeksi larutan kimia.
Fasilitas air injeksi.
Penanganan sludge.
Penanganan oil.
Raw Produced Water dari oil-water separator tank (T-02, T-03, T-04 dan
T-05) dan oil catcher ditampung di Raw Produced Water Tank (4-01-T01) dan
kemudian air dialirkan ke Skim Tank (4-01-T19) melalui Raw Water Produced
Pump (4-01-P02) untuk pemisahan awal minyak dan partikel padatan yang
tersuspensi dengan cara gravitasi settling. Dari Skim tank, air terproduksi
dialirkan ke unit Dissolved Air Flotation (DAF) package menggunakan Skim
Transfer Pump (4-01-P04) pemisahan lebih lanjut minyak dan suspended solid
yang telah sedemikian halusnya yang sebelumnya telah diinjeksi dengan injeksi
kimia untuk membantu proses pemisahan oil dan suspended solid di DAF
Package.
Di dalam DAF tank, minyak dan padatan tersuspensi membentuk
gumpalan-gumpalan kecil (flock ) akibat dari bahan kimia koagulan dan pH
adjustment yang membantu memperthankan bentuk gumpalan agar tidak pecah
terurai kembali. Pada saat air yang tersaturasi oleh udara bertekanan tinggi
dikurangi tekanannya menjadi normal dan masuk ke dalam DAF tank,
gelembung-gelembung kecil naik ke atas permukaan DAF tank seiring dengan
penurunan tekanan, menarik flock-flock tersuspensi dan mengapungkan flock30
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
flock tersebut keatas permukaan DAF tank. Sementara, minyak yang terpisah
dialirkan menuju lokasi penanganan oil dengan memakai portable oil pump.
Sedangkan sludge yang terbentuk di dasar tangki, dialirkan ke solid handing
tank (4-01-T05) secara gravitasi dengan membuka drain valve pada waktu
tertentu. Apabila pada Level Indicator Transmitter (LIT-T01-01) mencapai
LLAL, maka Raw Produced Water Pumps (4-01-P02 A/B) akan trip.
Air terproduksi yang telah melalui proses Dissolved Air Flotation (DAF)
ditampung di MF Feed Tank (4-01-T02). Air terproduksi selanjutnya dipompa
media filter pump (4-01-P06 A/B) ke unit filtrasi untuk mengurangi partikel
padat dan butiran minyak halus dalam suatu rangkaian kombinasi Media Filter
dan Cartridge Filter. Air terproduksi yang telah melalui proses produksi filtrasi,
ditampung di Buffer tank (4-01-T03) sebagai air baku untuk proses berikutnya
yaitu penghilangan kadar oksigen dan air backwash Media Filter (4-01-F01
A/B). Sedangkan sludge yang terbentuk di dasar tangki DAF, dialirkan ke solid
Handling Tank (4-01-T05) secara gravitasi dengan membuka drain valve pada
waktu tertentu. Media Filter yang telah jenuh , selanjutnya dicuci dengan
backwash water yang diambil dari Buffer Tank (4-01-T03) dengan
menggunakan backwash water pump (4-01-P07 A/B).Backwash water yang
telah melewati Media Filter, membawa serta padatan dan butiran minyak halus
dialirkan ke Drain Tank (4-01-T04). Cartridge filter ini berfungsi untuk
menyaring suspended solid yang masih lolos (carry over) dari proses di Media
Filter.
Untuk mengurangi laju korosi pada pipa-pia air injeksi dan memenuhi
persyaratan air injeksi, air terproduksi dialirkan ke Deaerator untuk mengurangi
kandungan oksigen melalui proses deaerasi pada kondisi vakum. Air terproduksi
yang telah melalui proses deaerasi, selanjutnya diinjeksi dengan larutan kimia
untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme, menghambat laju korosi pada
saluran pipa-pipa injeksi dan mencegah oksigen terlarut kembali dalam air
injeksi. Air injeksi yang telah memenuhi persyaratan air injeksi kemudian
ditampung di Treated Produced Water Tank (4-01-T12).
Air injeksi dialirkan ke lokasi injeksi di SP I dan SS dengan
menggunakan Treated Produced Water Pump (4-01-P12 A/B) yang kemudian
ditampung di tangki penampung di masing-masing area injeksi sebelum
31
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
3.1.4
2)
3)
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
5)
Deaerator
Deaerasi ini merupakan tahapan paling akhir dari serangkaian proses yang
terjadi pada pengolahan air terproduksi (WTP). Dalam proses deaerasi ini,
air yang sudah dipisahkan dari partikel solid, minyak dan bakteri ini
kemudian di hilangkan kandungan udaranya dengan cara dipompa
menggunakan pompa vacuum sehingga memenuhi persyaratan untuk
diinjeksikan kembali kedalam tanah dalam proses selanjutnya yaitu Water
Injection Plant (WIP).
3.1.5
Design Basis
Input Raw Water
Pembangunan fasilitas pengolahaan air terproduksi lapangan kawengan
kapasitas 15.000 BWPD ini menggunakan basis desain output sebagai berikut:
Raw water
Lokasi sumber raw water
pH
Turbiditas
TSS
Oil content
SRB (Sulfate Reducing Bacteria)
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
3.1.6
: 15.000 BWPD
:79
: < 10 mg/l
: < 5 NTU
: < 50 ppb
: < 25 ppm
: < 10
b.
c.
d.
3.1.7
Tahap Persiapan
Sistem start
Sistem Pelumas
Sistem Pendingin
Sistem Kontrol
Sistem Proteksi
Sistem Interlock
Sistem Governor
Tahap Running
Tahap Pembebanan
Tahap Penghentian
Listrik/equipment
yang
akan
dioperasikan
adalah
34
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
3.2
3.2.1
control
system
(DCS)
adalah
suatu
sistem
yang
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
Traffic signal
Pharmaceutical manufacturing
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
mencapai titik temu tertentu, kontroler akan memerintahkan valve atau aktuator
untuk membuka atau menutup sampai proses aliran cairan mencapai titik yang
ditentukan. Pengolahan minyakyang besar menggunakan ribuan I/O dan
memberlakukan DCS yang sangat besar. Proses tidak dibatasi untuk mengatur
aliran cairan melalui pipa saja tetapi juga termasuk mesin kertas, kontrol variasi
kecepatan motor, mesin semen, operasi penambangan dan hal-hal lainnya.
3.2.2
Sistem Komunikasi
Sarana pertukaran data antara operator station, control station dan proses.
Sarana komunikasi juga bisa digunakan untuk menghubungkan DCS dengan
sistem lain seperti PLC, SCADA system (Supervisory Control and Acquisition
Data), Asset Management.
Engineering PC/Engineering Work Station (EWS)
PC ini digunakan untuk melakukan modifikasi dari sistem yang sudah
ada, juga untuk melakukan kegiatan maintenance dari sistem DOS Centum
VP.bentuk fisiknya sama seperti HIS, yang membedakan dengan HIS adalah
software di dalamnya. EWS dilengkapi dengan BUILDER sebagai window
untuk modifikasi. Selama pekerjaan engineering tidak dilakukan, EWS dapat
berfungsi sebagai HIS dan EWS juga dapat melakukan emulasi/tes fungsi secara
virtual. Berikut bentuk dari EWS ditunjukkan oleh gambar berikut.
Gambar 3.1 Bentuk EWS
37
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
V Net
Vnet adalah kabel komunikasi kontrol yang menghubungkan antara FCS,
HIS, BCV dan CGW. Standar dari Vnet adalah dua redundant. Vnet/IP
sebuah kabel berbasis IP yang real time untuk proses otomasi dan sudah
menggunakan sistem komunikasi 1 Gbps.
Ethernet
Vnet/IP sama seperti fungsi komunikasi ethernet dan digunakan sebagai
landasan kabel komunikasi di masa mendatang yang fungsinya
samaseperti teknologi Vnet.
Field Bus
Foundation fieldbus adalah sebuah komunikasi berbasis digital yang
diterapkan pada field instruments dan nantinya field bus akan
menggantikan sistem konvensional antarmuka analog 4-20 mA.
38
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
3.2.3
Arsitektur DCS
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
1.
2.
3.
4.
Controller
I/O
Terminal unit
HMI/Supervisory station
5. Engineering station
6. Historian
7. Sistem aset management dan
sistem report
3.2.4
Komponen DCS
Secara umum komponen dari DCS terdiri dari 3 komponen dasar
yaitu: Operator Station, Control Module, dan I/O module.
a. Operator Station
Operator station merupakan tempat dimana user melakukan pengawasan
atau monitoring proses yang berjalan. Operator station digunakan
40
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
sebagai interface dari sistem secara keseluruhan atau biasa juga dikenal
dengan kumpulan dari beberapa HIS (Human Interface Station).
b. Control Module
Control modul merupakan bagian utama dari DCS. Control modul adalah
pusat kontrol atau sebagai otak dari seluruh pengendalian proses. Control
modul melakukan proses komputasi algoritma dan menjalankan ekspresi
logika. Pada umumnya control module berbentuk blackbox yang terdapat
pada lemari atau cabinet dan dapat ditemui di control room. Control
module biasanya menggunakan mode redundant untuk meningkatkan
kehandalan control.
Control module yang dipakai pada sistem Water Treatment Plant di
kawasan SPU Kawengan menggunakan bahasa RTC (Real Time
Coherent) yang dibuat berupa logic block. Bahasa ini dapat dibuat
dengan menggunakan software RTC Editor dan dapat dijalankan dengan
menggunakan RTC Runtime.
Fungsi dari control module adalah mengambil input variable yang akan
dkontrol. Nilai variable tersebut akan dikalkulasi. Hasil dari kalkulasi ini
akan dibandingkan dengan set point yang sudah ditentukan. Set point ini
adalah nilai yang diharapkan sebuah proses. Jika hasil kalkulasi berbeda
dengan set point, nilai tersebut harus dimanipulasi sehingga mencapai set
point yang sudah ditentukan. Hasil manipulasi nilai akan dikirim ke input
output modul dan untuk disampaikan ke aktuator.
c. I/O Module
I/O Module merupakan interface antara control module dengan field
instrument. I/O module berfungsi menangani input dan output dari suatu
nilai proses, mengubah sinyal dari digital ke analog dan sebaliknya.
Modul input mendapatkan nilai dari transmitter dan memberikan nilai
proses kepada FCU untuk diproses, sedangkan FCU mengirimkan
manipulated value kepada modul output untuk dikirim ke actuator. Setiap
41
D3 Teknik Elektro
Universitas Gadjah Mada
42