Struktural) 2. Kerusakan Ringan Struktur (Kerusakan Elemen Struktur) 3. Kerusakan Struktur Utama Penyebab : Umumnya terjadi pada daerah perumahan/permukiman. Kerusakan ini terjadi karena rumah tinggal yang terkena gempa sebagian besar memiliki sekat-sekat pada struktur bangunan yang terbuat dari dinding bata tanpa tulangan.
Selain itu di beberapa lokasi dijumpai dinding bata pengisi tanpa
rangka pengikat. Oleh karena itu, struktur bangunan perumahan tidak didesain untuk elemen struktural atau memperkaku dan memikul beban sehingga saat terjadi gempa, gaya gempa terserap oleh struktur dinding yang tidak dapat menahan gaya gempa yang menyebabkan keretakan. Penyebab : Kerusakan ini pada dasarnya sama dengan kerusakan ringan non-struktural, tetapi pada bangunan bertingkat memiliki struktur portal yang relatif fleksibel ditambah oleh penggunan bahan plesteran yang kurang baik serta metode plesteran yang kurang sempurna.
Selain itu banyak dijumpai dimana dinding pengisinya
lepas dari rangka pengikatnya/sistem rangkanya seperti balok atau balok praktis yang lepas dari rangka utama bangunan sehingga pada saat gempa elemen struktural di esbuah gedung mudah sekali kolaps. Penyebab : Kerusakan tersebut terjadi umumnya karenan kurang memadainya kekuatan, kekakuan dan daktilitas elemen struktur utama dalam menahan beban gempa serta kualitas bahan dan pelaksanaan pengerjaan yang kurang baik. Selain itu pemilihan material baja tulangan yang tidak memenuhi standar untuk struktur bangunan tahan gempa serta ukuran bukaan yang terlalu lebar.
Faktor lainnya adalah daya dukung tanah, bangunan
berada di atas jenis lapisan tanah yang daya dukungnya rendah (misalnya tanah mengalami likuifaksi dapat menyebabkan kehilangan kekuatan) Untuk melindungi struktur bangunan dari gempa, dapat menggunakan alat-alat peredam gempa (damper), mulai dari bantalan karet (base isolation seismic bearing) hingga alat-alat berteknologi tinggi
Gempa yang terjadi di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan,
banyak korban jiwa akibat tertimbun runtuhan gedung-gedungnya. Salah satu pilihan yang kini banyak digunakan untuk melindungi struktur bangunan dari gempa, adalah dengan alat-alat peredam gempa (damper). Adapun alat peredam gempa tersebut, cukup banyak jenisnya, Bantalan karet tahan gempa (seismic bearing) Lock Up Device (LUD) Fluid Viscous Damper (FVD) High Damping Device (HIDAM)
Pada prinsipnya penggunaan alat peredam gempa dimaksudkan untuk
menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen elemen struktur. Bantalan karet sering dikenal sebagai base isolation, tampaknya penggunaannya akan semakin berkembang luas di masa datang. Berbagai daerah di Indonesia yang dikategorikan rawan gempa, menjadikan bantalan karet peredam gempa ini sangat diperlukan untuk melindungi struktur bangunan. Bantalan karet ini tergolong murah, dan bukan merupakan alat berteknologi tinggi.
Dalam aplikasinya, bantalan karet tersebut dipasang pada setiap
kolom, yaitu diantara pondasi dan bangunan. Bantalan karet alam ini, berfungsi untuk mengurangi getaran akibat gempa. Prinsip kerja LUD sangat sangat sederhana, jika diibaratkan tiang dan badan jalan layang sebagai huruf T. Dimana garis melintang sebagai badan jalan. Gerak redam LUD pada saat terjadi gempa, akan berlangsung dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya.
Dengan penggunaan cairan khusus (gel silikon) yang menjadi
bantalan pada LUD, guncangan ekstrem akibat gempa, pada saat tertentu mengakibatkan LUD terkunci, dan mengakibatkan seluruh badan jalan dan tiang akan bergerak serentak ke arah yang sama seperti huruf T, ke kanan dan ke kiri. Sistem ini, juga bisa meredam gerakan, akibat guncangan yang disebabkan oleh getaran lainnya. Fungsi utama dari peralatan ini, adalah menyerap energi gempa dan mengurangi gaya gempa rencana yang dipikul elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi lebih elastis dan mampu meredam guncangan gempa. Dengan mengaplikasikan peralatan FVD, gempa rencana yang dipikul elemen struktur menjadi lebih kecil. Sehingga, dengan kondisi tersebut diharapkan tidak terjadi kerusakan struktur bangunan ketika gempa terjadi. Struktur tahan gempa
Pondasi tahan gempa
Gedung Taipei 101 di Taiwan adalah gedung tertinggi di dunia saat selesai di bangun tahun 2004 silam. Bangunan ini menggunakan peredam getaran internal besar untuk mengendalikan goyangan dan meminimalisir kerusakan struktural. Sistem tersebut membuat bangunan ini diklaim menjadi tahan terhadap gempa. Keunikan sistem ini adalah bekerja dengan cara mengendalikan gempa bukan mencegah pergerakannya. Bangunan ini terletak di daerah gempa. Untuk meningkatkan pondasi dan menjadikannya bangunan tahan gempa, gedung ini dibangun dengan 980 pilar dan kedalaman 300 kaki agar lebih kokoh. Selain itu, mirip seperti Taipei 101, gedung ini juga menggunakan peredam untuk mengendalikan goyangan gempa atau angin kencang dan shock absorber sebagai penyerap getaran saat terjadinya gempa. Bangunan yang terletak di San Fransisco, California ini, dilengkapi pondasi beton dan baja setinggi 52 kaki dan dirancang untuk menyesuaikan pergerakan gempa. Eksteriornya terbuat dari kuarsa precursor dan ditopang dengan empat pilar penguat di setiap tingkat. Saat gempa Loma Prieta berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Amerika Serikat tahun 1989 silam, bangunan ini enggak mengalami kerusakan struktural. Menurut survei Geologi A.S, Piramida Transamerica ini kemungkinan bisa bertahan pada peristiwa gempa yang lebih besar lagi. Bangunan yang terdapat di Tokyo, Jepang, ini, menggunakan teknologi motion-absorbsing dalam menghadapi gempa bumi. Menurut Digital Trends, teknologi ini adalah hal paling canggih yang pernah diimplementasikan pada bangunan anti gempa. Mirip seperti Taipei 101, Mori Tower menggunakan teknik peredam getaran untuk ketahanan gempa, yang membedakan adalah Mori Tower menggunakan 192 peredam kejut yang berisi cairan peredam getaran. Peredam semi-aktif ini diisi dengan minyak tebal, dan saat menara mulai bergoyang akibat getaran atau angin kencang, minyak ini akan tergelincir ke arah yang berlawanan untuk melawan dan meminimalkan goyangan yang dihasilkan. Menara ini adalah gedung tertinggi di Los Angeles, Amerika Serikat. Sistem yang digunakan bangunan ini adalah pemodelan seismek yang lebih ketat dari sebelumnya. Bangunan ini menerapkan 30 outriggers di tiga bagiannya. Outriggers adalah penopang segitiga yang menyelimuti area pusat kompleks dan area bangunan. Hal semacam ini dipercaya mampu menahan gaya vertical dan lateral saat gempa. Gempa Bumi Dunia Lempeng Bumi KEJADIAN GEMPA BUMI di DUNIA Pusat lokasi gempa
Pusat lokasi gempa berada di chilie
tahun 1960 pada 22 mei 1960 merupakan gempa yang berpusat pada -38,24 -73,05 , Episenter gempa ini terletak di dekat canete sekitar 900 km sebelah santiago dan kota yang paling besar dengan kerusakan adalah kota valdivia.Gempa chili ini terkena gempa pada lempeng nazca mensubduksi dengan lempeng amerika zona tersebutlah yang menyebabkan terjadinya gempa. Zona pecahnya adalah 800 km membentang antara aurouco untuk chilie nusantara kecepatan pecahnya di perkirakan 3,5 km. Penyebab Gempa Bumi
Gempa bumi ini di perkirakan akibat adanya
patahan buatan yang terjadi dan pergeseran atau pelepasan yang terjadi akibat strees mekanik antara lempeng nazca mensubduksi dan selatan lempeng amerika.Zona subduksi lah yang menyebabkan terjadinya gempa terdahsyat. Gempa bumi di chilie 1960 berpusat relatif dangkal 33 km , dengan kedalaman 70 km. Zona pecahnya di perkirakan 3,5 m. Menyebabkan tsunami dengan ketinggian gelombang 25 meter (82 kaki) tsunami utama berlari melintas samudra pasifik dan menghancurkan kawasan hilo, Hawaii. Ombak setinggi 10,7 meter (35 kaki) tercatat 10.000 kilometer (6.00mil) dari pusat gempa, dan sejauh jepang dan filipina. Gempa Bumi tektonik kuat yang mengguncang Daerah chilie. Gempa Bumi tersebut berkekuatan 9,5 pada skala Richter. Pada siang hari 19 : 11 GMT ,14 : 11 WAKTU LOKAL Dampak Gempa Chilie Dampak gempa bumi yang ditimbulkan adalah kerusakan sangat parahyang terjadipada properti dengan jangkauan daerah yang sangat luas di Chile.Gempa Chile terjadi di bawah Samudera Pasifik di lepas pantai Chile.Longsoran akibat gempa menghancurkan ribuan bangunan.Pemerintah Chile memperkirakan bahwa sekitar 2 juta orang kehilangan tempat tinggal.Negara Chile mengalami kerugian yang amat banyak berupa dari infrastruktur dan banyak gedungdan ribuan rumah rusak.Kerugian materi yang melumpuhkan seluruh aktivitas dan perekonomian negara ini.Selain itu,tsunami yang dihasilkan dari gempa ini merupakan salah satu dari beberapa tsunami yang telah menewaskan banyak orang pada cakupan area yang luas Tsunami yang terjadi melintasi Samudera Pasifik dengan kecepatan lebih dari 200 mil per jam, sehingga terjadi perubahan permukaan laut diseluruh cekungan Samudera Pasifik. gempa bumi ini menewaskan sekitar 6000 orang sampai 10.000 orang yang tewas dan hilang yang memberikan dampak traumatik mendalam kepada penduduk Chile. Tsunami tersebut bahkan mencapai wilayah Hawaii 15 jam setelah gempa terjadi. Gelombang dengan tinggi sekitar 11 meter menyapu wilayah pesisir Hawaii.Banyak fasilitas di pantai dan bangunan yang dekat dengan daerah pesisir hancur lebur. Dilaporkan 61 orang tewas oleh gelombang tsunami di Hawaii yang diakibatkan oleh gempa ini.