Anda di halaman 1dari 23

Kerusakan-kerusakan bangunan akibat gempa dapat

dibedakan menjadi beberapa tipe diantaranya :

1. Kerusakan Ringan Non-Strukur (Kerusakan Elemen Non-


Struktural)
2. Kerusakan Ringan Struktur (Kerusakan Elemen Struktur)
3. Kerusakan Struktur Utama
Penyebab :
Umumnya terjadi pada daerah perumahan/permukiman.
Kerusakan ini terjadi karena rumah tinggal yang terkena gempa
sebagian besar memiliki sekat-sekat pada struktur bangunan
yang terbuat dari dinding bata tanpa tulangan.

Selain itu di beberapa lokasi dijumpai dinding bata pengisi tanpa


rangka pengikat. Oleh karena itu, struktur bangunan perumahan
tidak didesain untuk elemen struktural atau memperkaku dan
memikul beban sehingga saat terjadi gempa, gaya gempa
terserap oleh struktur dinding yang tidak dapat menahan gaya
gempa yang menyebabkan keretakan.
Penyebab :
Kerusakan ini pada dasarnya sama dengan kerusakan
ringan non-struktural, tetapi pada bangunan bertingkat
memiliki struktur portal yang relatif fleksibel ditambah oleh
penggunan bahan plesteran yang kurang baik serta
metode plesteran yang kurang sempurna.

Selain itu banyak dijumpai dimana dinding pengisinya


lepas dari rangka pengikatnya/sistem rangkanya seperti
balok atau balok praktis yang lepas dari rangka utama
bangunan sehingga pada saat gempa elemen struktural
di esbuah gedung mudah sekali kolaps.
Penyebab : Kerusakan tersebut terjadi umumnya karenan
kurang memadainya kekuatan, kekakuan dan daktilitas
elemen struktur utama dalam menahan beban gempa
serta kualitas bahan dan pelaksanaan pengerjaan yang
kurang baik. Selain itu pemilihan material baja tulangan
yang tidak memenuhi standar untuk struktur bangunan
tahan gempa serta ukuran bukaan yang terlalu lebar.

Faktor lainnya adalah daya dukung tanah, bangunan


berada di atas jenis lapisan tanah yang daya dukungnya
rendah (misalnya tanah mengalami likuifaksi dapat
menyebabkan kehilangan kekuatan)
Untuk melindungi struktur bangunan dari gempa, dapat menggunakan
alat-alat peredam gempa (damper), mulai dari bantalan karet (base
isolation seismic bearing) hingga alat-alat berteknologi tinggi

Gempa yang terjadi di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan,


banyak korban jiwa akibat tertimbun runtuhan gedung-gedungnya.
Salah satu pilihan yang kini banyak digunakan untuk melindungi struktur
bangunan dari gempa, adalah dengan alat-alat peredam gempa
(damper). Adapun alat peredam gempa tersebut, cukup banyak
jenisnya,
 Bantalan karet tahan gempa (seismic bearing)
 Lock Up Device (LUD)
 Fluid Viscous Damper (FVD)
 High Damping Device (HIDAM)

Pada prinsipnya penggunaan alat peredam gempa dimaksudkan untuk


menyerap energi gempa yang dipikul oleh elemen elemen struktur.
Bantalan karet sering dikenal sebagai base isolation, tampaknya
penggunaannya akan semakin berkembang luas di masa datang.
Berbagai daerah di Indonesia yang dikategorikan rawan gempa,
menjadikan bantalan karet peredam gempa ini sangat diperlukan
untuk melindungi struktur bangunan. Bantalan karet ini tergolong
murah, dan bukan merupakan alat berteknologi tinggi.

Dalam aplikasinya, bantalan karet tersebut dipasang pada setiap


kolom, yaitu diantara pondasi dan bangunan. Bantalan karet
alam ini, berfungsi untuk mengurangi getaran akibat gempa.
Prinsip kerja LUD sangat sangat sederhana, jika diibaratkan tiang dan
badan jalan layang sebagai huruf T. Dimana garis melintang
sebagai badan jalan. Gerak redam LUD pada saat terjadi gempa,
akan berlangsung dari arah kiri ke kanan atau sebaliknya.

Dengan penggunaan cairan khusus (gel silikon) yang menjadi


bantalan pada LUD, guncangan ekstrem akibat gempa, pada saat
tertentu mengakibatkan LUD terkunci, dan mengakibatkan seluruh
badan jalan dan tiang akan bergerak serentak ke arah yang sama
seperti huruf T, ke kanan dan ke kiri. Sistem ini, juga bisa meredam
gerakan, akibat guncangan yang disebabkan oleh getaran lainnya.
Fungsi utama dari peralatan ini, adalah menyerap energi
gempa dan mengurangi gaya gempa rencana yang dipikul
elemen-elemen struktur. Sehingga, struktur bangunan menjadi
lebih elastis dan mampu meredam guncangan gempa. Dengan
mengaplikasikan peralatan FVD, gempa rencana yang dipikul
elemen struktur menjadi lebih kecil. Sehingga, dengan kondisi
tersebut diharapkan tidak terjadi kerusakan struktur bangunan
ketika gempa terjadi.
Struktur tahan gempa

Pondasi tahan gempa


Gedung Taipei 101 di Taiwan adalah gedung tertinggi di dunia
saat selesai di bangun tahun 2004 silam. Bangunan ini
menggunakan peredam getaran internal besar untuk
mengendalikan goyangan dan meminimalisir kerusakan
struktural. Sistem tersebut membuat bangunan ini diklaim
menjadi tahan terhadap gempa. Keunikan sistem ini adalah
bekerja dengan cara mengendalikan gempa bukan mencegah
pergerakannya.
Bangunan ini terletak di daerah gempa. Untuk meningkatkan
pondasi dan menjadikannya bangunan tahan gempa, gedung ini
dibangun dengan 980 pilar dan kedalaman 300 kaki agar lebih
kokoh.
Selain itu, mirip seperti Taipei 101, gedung ini juga menggunakan
peredam untuk mengendalikan goyangan gempa atau angin
kencang dan shock absorber sebagai penyerap getaran saat
terjadinya gempa.
Bangunan yang terletak di San Fransisco, California ini,
dilengkapi pondasi beton dan baja setinggi 52 kaki dan
dirancang untuk menyesuaikan pergerakan gempa. Eksteriornya
terbuat dari kuarsa precursor dan ditopang dengan empat pilar
penguat di setiap tingkat.
Saat gempa Loma Prieta berkekuatan 6,9 magnitudo
mengguncang Amerika Serikat tahun 1989 silam, bangunan ini
enggak mengalami kerusakan struktural. Menurut survei Geologi
A.S, Piramida Transamerica ini kemungkinan bisa bertahan pada
peristiwa gempa yang lebih besar lagi.
Bangunan yang terdapat di Tokyo, Jepang, ini, menggunakan
teknologi motion-absorbsing dalam menghadapi gempa bumi.
Menurut Digital Trends, teknologi ini adalah hal paling canggih
yang pernah diimplementasikan pada bangunan anti gempa.
Mirip seperti Taipei 101, Mori Tower menggunakan teknik
peredam getaran untuk ketahanan gempa, yang membedakan
adalah Mori Tower menggunakan 192 peredam kejut yang berisi
cairan peredam getaran.
Peredam semi-aktif ini diisi dengan minyak tebal, dan saat
menara mulai bergoyang akibat getaran atau angin kencang,
minyak ini akan tergelincir ke arah yang berlawanan untuk
melawan dan meminimalkan goyangan yang dihasilkan.
Menara ini adalah gedung tertinggi di Los Angeles, Amerika
Serikat. Sistem yang digunakan bangunan ini adalah pemodelan
seismek yang lebih ketat dari sebelumnya. Bangunan ini
menerapkan 30 outriggers di tiga bagiannya. Outriggers adalah
penopang segitiga yang menyelimuti area pusat kompleks dan
area bangunan. Hal semacam ini dipercaya mampu menahan
gaya vertical dan lateral saat gempa.
Gempa Bumi Dunia
Lempeng Bumi
KEJADIAN GEMPA BUMI di DUNIA
Pusat lokasi gempa

Pusat lokasi gempa berada di chilie


tahun 1960 pada 22 mei 1960
merupakan gempa yang berpusat
pada -38,24 -73,05 , Episenter
gempa ini terletak di dekat canete
sekitar 900 km sebelah santiago dan
kota yang paling besar dengan
kerusakan adalah kota
valdivia.Gempa chili ini terkena
gempa pada lempeng nazca
mensubduksi dengan lempeng
amerika zona tersebutlah yang
menyebabkan terjadinya gempa.
Zona pecahnya adalah 800 km
membentang antara aurouco untuk
chilie nusantara kecepatan
pecahnya di perkirakan 3,5 km.
Penyebab Gempa Bumi

Gempa bumi ini di perkirakan akibat adanya


patahan buatan yang terjadi dan pergeseran
atau pelepasan yang terjadi akibat strees
mekanik antara lempeng nazca mensubduksi
dan selatan lempeng amerika.Zona subduksi lah
yang menyebabkan terjadinya gempa
terdahsyat. Gempa bumi di chilie 1960 berpusat
relatif dangkal 33 km , dengan kedalaman 70 km.
Zona pecahnya di perkirakan 3,5 m.
Menyebabkan tsunami dengan ketinggian
gelombang 25 meter (82 kaki) tsunami utama
berlari melintas samudra pasifik dan
menghancurkan kawasan hilo, Hawaii. Ombak
setinggi 10,7 meter (35 kaki) tercatat 10.000
kilometer (6.00mil) dari pusat gempa, dan sejauh
jepang dan filipina.
Gempa Bumi tektonik kuat yang
mengguncang Daerah chilie. Gempa
Bumi tersebut berkekuatan 9,5 pada
skala Richter. Pada siang hari 19 : 11
GMT ,14 : 11 WAKTU LOKAL
Dampak Gempa Chilie
Dampak gempa bumi yang ditimbulkan adalah kerusakan
sangat parahyang terjadipada properti dengan jangkauan daerah
yang sangat luas di Chile.Gempa Chile terjadi di bawah Samudera
Pasifik di lepas pantai Chile.Longsoran akibat gempa menghancurkan
ribuan bangunan.Pemerintah Chile memperkirakan bahwa sekitar 2 juta
orang kehilangan tempat tinggal.Negara Chile mengalami kerugian
yang amat banyak berupa dari infrastruktur dan banyak gedungdan
ribuan rumah rusak.Kerugian materi yang melumpuhkan seluruh
aktivitas dan perekonomian negara ini.Selain itu,tsunami yang
dihasilkan dari gempa ini merupakan salah satu dari beberapa tsunami
yang telah menewaskan banyak orang pada cakupan area yang luas
Tsunami yang terjadi melintasi Samudera Pasifik dengan kecepatan
lebih dari 200 mil per jam, sehingga terjadi perubahan permukaan laut
diseluruh cekungan Samudera Pasifik.
gempa bumi ini menewaskan sekitar 6000 orang sampai 10.000
orang yang tewas dan hilang yang memberikan dampak traumatik
mendalam kepada penduduk Chile.
Tsunami tersebut bahkan mencapai wilayah Hawaii 15 jam setelah
gempa terjadi. Gelombang dengan tinggi sekitar 11 meter
menyapu wilayah pesisir Hawaii.Banyak fasilitas di pantai dan
bangunan yang dekat dengan daerah pesisir hancur lebur.
Dilaporkan 61 orang tewas oleh gelombang tsunami di Hawaii
yang diakibatkan oleh gempa ini.

Anda mungkin juga menyukai