STABILITAS BANGUNAN
1. Berat sendiri bangunan
Berat bangunan menjadi penahan momen guling/tumbang
STABILITAS BANGUNAN
2. Membuat podium
Podium menyebabkan
jarak titik berat massa
bangunan ke titik guling
semakin besar, sehingga
momen penahan guling
juga bertambah besar.
KETENTUAN RANCANGAN STRUKTUR
STABILITAS BANGUNAN
3. Dengan tiang
pancangbangunan
seakan-akan mempunyai
‘akar’ yang mengikat tanah di
sekitar tiang pancang. Jumlah
hambat pelekat (gaya
gesek/lekat tanah) membuat
bangunan lebih kokoh dan
stabil
KETENTUAN RANCANGAN STRUKTUR
STABILITAS BANGUNAN
4. Membuat basemen
Adanya basemen
menambah momen penahan
guling yang diperoleh dari
tekanan tanah pasif
KETENTUAN RANCANGAN STRUKTUR
STABILITAS BANGUNAN
SUB - STRUKTUR
Basement , Pondasi
(pondasi Dangka dan Dalam)
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
PARALLEL BEARING WALLS
- Tedirr dari unsur bidang vertikal yg dipratekan
oleh berat sendiri.
- Terutama utk bgn yg tdk memerlukan ruang
bebas yg luas (mis: apartemen) dan
sist.mekanisnya tdk memerlukan struktur inti
CANTILEVERED SLAB
- Inti memikul sistem plat lantai, sehingga
memungkinkan lantai bebas kolom Boxes (self support) Cantilever Slab
- Kekuatan plat tergantung pada ukuran (kotak berdiri sendiri) (plat kantilever)
bangunan, dpt ditingkatkan dgn teknologi
pratekan
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
FLAT SLAB
- Grid kolom menahan beban plat lantai
datar dimana tidak ada penebalan pada
plat dan bagian atas kolom
- Memungkinkn jarak antar lantai
minimum karena tidak tdp ‘deep beam’.
INTERSPATIAL
- Rangka kantilever setinggi 1 lantai
menahan lantai kerja digunakan utk
Flat Slab Interspatial ruang peralatan tetap.
(Plat datar/rata) - Lantai kerja di atas digunakan utk
kegiatan lainnya
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
STAGGERED TRUSS
- Mekanisme penyaluran beban vertikal
dilakukan oleh sistem rangka setinggi
lantai yang disusun sedemikian
rupa/berselang-seling dgn lantai
bangunan sehingga mengurangi
penggunaan rangka penguat thd beban
angin (braced frame)
RIGID FRAME
- Komponen vertikal dan horisontal
dihubungkan secara kaku.
- Jarak antar kolom dan tinggi lantai ke
Staggered Truss Rigid Frame lantai menjadi penentu kekuatan struktur
(rangka selang-seling) (rangka kaku)
- s/d 20 lantai utk beton dan 30 lantai utk
baja
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
RIGID FRAME & CORE
- Sama dengan rigid frame hanya
diperkaku dengan adanya inti.
- Bereaksi thd beban lateral dengan lentur
balok dan kolom secara horisontal (drift)
TRUSSED FRAME
- Rangka kaku diperkuat oleh rangka geser
Rigid Frame & Core Trussed Frame
vertikal untuk menahan beban angin
(inti dan rangka kaku) (rangka truss)
- Beban gravitasi ditahan oleh rangka kaku
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
SUSPENDED
- Penggantung (kabel) sebagai pengganti kolom
digunakan untuk memikul beban lantai. Disalurkan ke
atas di bagian inti
- Gaya tarik dominan, gaya tekan dikurangi karena
menyebabkan rentan bahaya tekuk
Suspended
(gantung)
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
BELT TRUSSED FRAME & CORE
- Suatu sabuk/belt trussed mengikat kolom
fasad ke inti sehingga tidak ada aksi
terpisah antara rangka dan inti
TUBE IN TUBE
- Kolom dan balok eksterior ditempatkan
rapat sehingga menyerupai dinding
dengan bukaan sangat kecil
- Perilakunya seperti tabung terkantilever
dari tanah. Kolom dan balok interior
meningkatkan kekakuan dengan ikut
memikul beban bersama kolom-kolom
fasad
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
BUNDLED TUBE
- Menyerupai sekumpulan tabung-tabung
terpisah yang membentuk tabung
multisel.
- Sistem ini menyebabkan kekakuan
bangunan semakin besa
SISTEM STRUKTUR BANGUNAN TINGGI
Wall Frame
• Dikembangkan dari
konstruksi dinding batu yang
tebal dan berat
• Mekanisme transfer beban,
semakin kebawah semakin
besar – dengan konsekuensi
dinding semakin tebal
BEARING WALL
Dinding memanjang
menahan beban gravitasi
dan meneruskan beban
angin yg menyebabkan
momen lentur ke diafragma
lantai atau dinding geser di
tengah/ujung
SHEAR WALL
Dinding geser jarang sekali merupakan dinding masif, krn umumnya terdapat pelubangan
sehingga titik ini menimbulkan perlemahan. perilaku dinding sangat dipengaruhi oleh
jumlah, ukuran, dan susunan bukaan:
a. Bukaan kecil, d. Bukaan membagi dinding mjd 2. e. Bukaan membagi
shear wall berlaku fungsi tetap bekerja optimal, dinding mjd 2.
seperti dinding tetapi terpisah karena bukaan Masing2 dinding
masif yg menahan berperilaku sbg
beban lateral. dinding terpisah yg
Beban gravitasi memikul ½ beban
menghasilkan gaya yang bekerja.
tekan f. Aksi dinding secara
b. Bukaan selang- individual (sama
seling, shear wall dgn e), Dengan
berotasi sebagai kontinuitas berasal
sebuah unit. Kecil- dari sistem plat,
kecil secara namun beban angin
terpisah tidak menyebabkan
c. Bukaan lebih lebar tarik (gravitasi lebih
tersusun, Perilaku besar dr e).
hampir sama (a)
SUB SISTEM VERTIKAL - RIGID FRAME
1. PLAT adalah struktur planar kaku, yang secara khas terbuat dari material monolit, dengan
dimensi tebal (tinggi) lebih kecil dibandingkan dimensi panjang dan lebarnya.
2. PLAT terbuat dari material padat homogen, mempunyai sifat sama di segala arah
3. BEBAN yang bekerja pada Plat mempunyai banyak arah dan tersebar
TUMPUAN dan BEBAN
Pt
B
C
A D
A B
Δ
C D
Δ
FLAT PLATE/FLAT SLAB (plat datar)
Sistem ini perlu memperhatikan hubungan bentang, tinggi balok dan efisiensi material.
maks
-
+ -
+ -
- +
+ + + - -
+ + - - -
+ + +
- -
+ +
-
60 70
80
80 90
95
3. Arah angin
Tekanan angin terbesar apabila arah angin-nya membentur bidang
bangunan secara tegak lurus, dan akan mengakibatkan terjadinya ‘gaya
guling’.
Gaya guling yang terjadi akan sangat besar apabila:
- tekanan angin besar
- bidang permukaan sangat luas
Aksi angin yang membentur bidang > 1 muka dapat mengakibatkan
lentur ganda.
D/2
D
KESIMPULAN
Pengaruh angin yang oleh karena beberapa faktor bertambah menjadi kuat
dan karena berlangsung terus-menerus sepanjang waktu, maka
pertimbangan utama perancangan bangunan tinggi harus benar-benar
memperhatikan tekanan angin pada ketinggian tertentu dikaitkan dengan
perencanaan sistem yang mewadahi.
Pengaruh Konfigurasi >< Performansi Daya Tahan Bangunan terhadap Gempa
Konfigurasi
Adalah bentuk keseluruhan bangunan termasuk ukuran, sifat dan
lokasi seluruh elemen struktural (pendukung) dan elemen non
struktural di dalamnya.
Skala Bangunan
Berkaitan dengan ukuran/dimensi
bangunannya.
Tinggi Bangunan
Semakin tinggi bangunan, periode
getaran juga semakin meningkat.
Berarti beban gempanya akan semakin
besar.
Ukuran Horisontal
Ukuran bentang bangunan dapat
menyulitkan bangunan dalam
memberikan respon thd beban gempa.
Hal ini memerlukan penambahan
elemen penguat beban lateral di bagian
interior bangunan sehingga
mengurangi bentangannya.
Pengaruh Konfigurasi >< Performansi Daya Tahan Bangunan terhadap Gempa
Proporsi Bangunan
Menunjukkan rasio tinggi:ketebalan
(kerampingan).
The more slender a building, the worse the
overturning effects of an earthquake and the
greater the earthquake stresses in the outer
columns
Simetri
Berkaitan dengan geometri bangunan.
Dapat berupa simetri dalam denah atau
tampak bangunan. Asimetri:
- terbentuk eksentrisitas karena pusat benda
dan pusat kekakuan tidak berada pada satu
titik sehingga menimbulkan puntiran/torsi
- menimbulkan konsentrasi tekanan
Sudut
Sudut dalam (re-entrant corner) dan sudut
luar (outside corner) merupakan bagian bgn
yang rentan thd beban gempa.
Diafragma fleksibel mis kayu, baja Diafragma rigid mis beton. Beban
tanpa beton. Dinding tengah selalu didistribusikan secara merata
memberikan reaksi 2x lebih besar dari tergantung kekakuan diafragmanya.
dinding tepi. Diafragma lebih fleksibel Elemen vertikal lebih fleksibel dari
dari elemen vertikal. diafragma
Sistem Penahan Gaya Lateral – sub sistem vertikal
Shear Walls (dinding geser)
D. JENIS-JENIS PONDASI
Bentuk pondasi ditentukan oleh berat bangunan dan keadaan tanah
disekitar bangunan, sedangkan kedalaman pondasi ditentukan oleh letak tanah padat
yang mendukung pondasi. Jika terletak pada tanah miring lebih dari 10%, maka pondasi
bangunan tersebut harus dibuat rata atau dibentuk tangga dengan bagian bawah dan
atas rata. Jenis pondasi dibagi menjadi 2, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
1. PONDASI DANGKAL
Pondasi dangkal biasanya dibuat dekat dengan permukaan tanah,
umumnya kedalaman pondasi didirikan kurang 1/3 dari lebar pondasi sampai
dengan kedalaman kurang dari 3 m. Kedalaman pondasi dangkal ini bukan aturan yang
baku, tetapi merupakan sebagai pedoman. Pada dasarnya, permukaan pembebanan
atau kondisi permukaan lainnya akan mempengaruhi kapasitas daya dukung pondasi
dangkal. Pondasi dangkal biasanya digunakan ketika tanah permukaan yang cukup
kuat dan kaku untuk mendukung beban yang dikenakan dimana jenis struktur yang
didukungnya tidak terlalu berat dan juga tidak terlalu tinggi, pondasi dangkal umumnya
tidak cocok dalam tanah kompresif yang lemah atau sangat buruk, seperti tanah urug
dengan kepadatan yang buruk , pondasi dangkal juga tidak cocok untuk jenis tanah
gambut, lapisan tanah muda dan jenis tanah deposito aluvial, dll.Apabila kedalaman
alas pondasi (Df) dibagi lebar terkecil alas pondasi (B) kurang dari 4, (Df/B < 4) dan
apabila letak tanah baik (kapasitas dukung ijin tanah > 2,0 kg/cm2) relatif dangkal (0,6-
2,0 m) maka digunakan pondasi ini. Pondasi dangkal juga digunakan bila bangunan
yang berada di atasnya tidak terlalu besar. Rumah sederhana misalnya. Pondasi ini
juga bisa dipakai untuk bangunan umum lainnya yang berada di atas tanah yang keras.
Yang termasuk dalam pondasi dangkal adalah sebahai berikut :
Pondasi Tapak (Pad Foundations), Pondasi tapak (pad foundation) digunakan
untuk mendukung beban titik individual seperti kolom struktural. Pondasi pad ini dapat
dibuat dalam bentuk bukatan (melingkar), persegi atau rectangular. Jenis pondasi
ini biasanya terdiri dari lapisan beton bertulang dengan ketebalan yang seragam,
tetapi pondasi pad dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat atau haunched jika
pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom berat. Pondasi tapak
disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga digunakan untuk pondasi
dalam.
PONDASI TAPAK
Pondasi Tikar (Raft foundations), Pondasi tikar/ pondasi raft digunakan untuk
menyebarkan beban dari struktur atas area yang luas, biasanya dibuat untuk seluruh
area struktur. Pondasi raft digunakan ketika beban kolom atau beban struktural lainnya
berdekatan dan pondasi pada saling berinteraksi. Pondasi raft biasanya terdiri dari pelat
beton bertulang yang membentang pada luasan yang ditentukan. Pondasi raft memiliki
keunggulan mengurangi penurunan setempat dimana plat beton akan
mengimbangi gerakan diferensial antara posisi beban. Pondasi raft
sering dipergunakan pada tanah lunak atau longgar dengan kapasitas daya
tahan rendah karena pondasi radft dapat menyebarkan beban di area yang lebih
besar.
PONDASI TIKAR
Pondasi Rakit/ Raft Foundation, Pondasi rakit adalah plat beton besar yang
digunakan untuk mengantar permukaan dari satu atau lebih kolom di dalam beberapa
garis/ beberapa jalur dengan tanah. Digunakan di tanah lunak atau susunan jarak
kolomnya sangat dekat di semua arahnya, bila memakai telapak, sisinya berhimpit satu
sama lain.
PONDASI RAKIT
Pondasi Umpak, Pondasi ini diletakan diatas tanah yang telah padat atau keras.
Sistem dan jenis pondasi ini sampai sekarang terkadang masih digunakan, tetapi
ditopang oleh pondasi batu kali yang berada di dalam tanah dan sloof sebagai pengikat
struktur, serta angkur yang masuk kedalam as umpak kayu atau umpak batu dari bagian
bawah umpaknya atau tiangnya. Pondasi ini membentuk rigitifitas struktur yang
dilunakkan, sehingga sistim membuat bangunan dapat menyelaraskan goyangan
goyangan yang terjadi pada permukaan tanah, sehingga bangunan tidak akan patah
pada tiang-tiangnya jika terjadi gempa.
PONDASI UMPAK
2. PONDASI DALAM
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan permukaan tanah dengan
kedalam tertentu dimana daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural
dan kondisi permukaan tanah, pondasi dalam biasanya dipasang pada kedalaman
lebih dari 3 m di bawah elevasi permukaan tanah. Pondasi dalam dapat dijumpai dalam
bentuk pondasi tiang pancang, dinding pancang dan caissons atau pondasi
kompensasi.
Pondasi dalam dapat digunakan untuk mentransfer beban ke lapisan yang lebih
dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai didapat jenis tanah yang
mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang tidak cocok di
dekat permukaan tanah dapat dihindari. Apabila lapisan atas berupa tanah lunak dan
terdapat lapisan tanah yang keras yang dalam maka dibuat pondasi tiang pancang yang
dimasukkan ke dalam sehingga mencapai tanah keras(Df/B >10 m), tiang-tiang tersebut
disatukan oleh poer/pile cap. Pondasi ini juga dipakai pada bangunan dengan
bentangan yang cukup lebar (jarak antar kolom 6m) dan bangunan bertingkat. Yang
termasuk didalam pondasi ini antara lain pondasi tiang pancang, (beton, besi, pipa baja),
pondasi sumuran, pondasi borpile dan lain-lain. Jenis-jenis pondasi dalam adalah
sebagai berikut :
Pondasi Tiang Pancang , Pada dasarnya sama dengan bore pile, hanya saja
yang membedakan bahan dasarnya. Tiang pancang menggunakan beton jadi yang
langsung ditancapkan langsung ketanah dengan menggunakan mesin pemancang.
Karena ujung tiang pancang lancip menyerupai paku, oleh karena itu tiang pancang
tidak memerlukan proses pengeboran. Pondasi tiang pancang dipergunakan pada
tanah-tanah lembek, tanah berawa, dengan kondisi daya dukung tanah (sigma tanah)
kecil, kondisi air tanah tinggi dan tanah keras pada posisi sangat dalam. Bahan untuk
pondasi tiang pancang adalah : bamboo, kayu besi/ kayu ulin, baja, dan beton
bertulang.
Pondasi Caissons (Bor Pile), Pondasi bor pile adalah bentuk pondasi dalam yang
dibangun di dalam permukaan tanah, pondasi di tempatkan sampai ke dalaman yang
dibutuhkan dengan cara membuat lobang dengan sistim pengeboran atau pengerukan
tanah. Setelah kedalaman sudah didapatkan kemudian pondasi pile dilakukan dengan
pengecoran beton bertulang terhadap lobang yang sudah di bor. Sisitim pengeboran
dapat dialakukan dalam berbagai jenis baik sistim maual maupun sistim
hidrolik. Besar diameter dan kedalaman galian dan juga sistim penulangan beton
bertulang didesain berdasarkan daya dukung tanah dan beban yang akan dipikul.
Fungsional pondasi ini juga hampir sama pondasi pile yang mana juga ditujukan
untuk menahan beban struktur melawan gaya angkat dan juga membantu struktur
dalam melawan kekuatan gaya lateral dan gaya guling.
PONDASI BOR PILE
I. Pendahuluan
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom
merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang peranan penting dari suatu bangunan,
sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi kritis yang dapat menyebabkan
runtuhnya (collapse) lantai yang bersangkutan dan juga runtuh total (total collapse) seluruh
struktur (Sudarmoko, 1996). SK SNI T-15-1991-03 mendefinisikan kolom adalah komponen
struktur bangunan yang tugas utamanya menyangga beban aksial tekan vertikal dengan bagian
tinggi yang tidak ditopang paling tidak tiga kali dimensi lateral terkecil. Fungsi kolom adalah
sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi. Bila diumpamakan, kolom itu seperti
rangka tubuh manusia yang memastikan sebuah bangunan berdiri. Kolom termasuk struktur
utama untuk meneruskan berat bangunan dan beban lain seperti beban hidup (manusia dan
barang-barang), serta beban hembusan angin. Kolom berfungsi sangat penting, agar bangunan
tidak mudah roboh. Beban sebuah bangunan dimulai dari atap. Beban atap akan meneruskan
beban yang diterimanya ke kolom. Seluruh beban yang diterima kolom didistribusikan ke
permukaan tanah di bawahnya. Kesimpulannya, sebuah bangunan akan aman dari kerusakan
bila besar dan jenis pondasinya sesuai dengan perhitungan. Namun, kondisi tanah pun harus
benar-benar sudah mampu menerima beban dari pondasi. Kolom menerima beban dan
meneruskannya ke pondasi, karena itu pondasinya juga harus kuat, terutama untuk konstruksi
rumah bertingkat, harus diperiksa kedalaman tanah kerasnya agar bila tanah ambles atau
terjadi gempa tidak mudah roboh. Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton. Keduanya
merupakan gabungan antara material yang tahan tarikan dan tekanan. Besi adalah material
yang tahan tarikan, sedangkan beton adalah material yang tahan tekanan. sloof dan balok bisa
menahan gaya tekan dan gaya tarik pada bangunan.
Dalam buku struktur beton bertulang (Istimawan dipohusodo, 1994) ada tiga jenis kolom beton
bertulang yaitu :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom brton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral. Tulangan ini berfungsi untuk memegang tulangan
pokok memanjang agar tetap kokoh pada tempatnya.
2. Kolom menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya saja
sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dililitkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom. Fungsi dari tulangan spiral adalah memberi
kemampuan kolom untuk menyerap deformasi cukup besar sebelum runtuh, sehingga mampu
mencegah terjadinya kehancuran seluruh struktur sebelum proses redistribusi momen dan
tegangan terwujud.
3. Struktur kolom komposit merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan
pokok memanjang.
Untuk kolom pada bangunan sederhan bentuk kolom ada dua jenis yaitu kolom utama dan
kolom praktis.
• Kolom Utama
Yang dimaksud dengan kolom utama adalah kolom yang fungsi utamanya menyanggah beban
utama yang berada diatasnya. Untuk rumah tinggal disarankan jarak kolom utama adalah 3.5
m, agar dimensi balok untuk menompang lantai tidak tidak begitu besar, dan apabila jarak
antara kolom dibuat lebih dari 3.5 meter, maka struktur bangunan harus dihitung. Sedangkan
dimensi kolom utama untuk bangunan rumah tinggal lantai 2 biasanya dipakai ukuran 20/20,
dengan tulangan pokok 8d12mm, dan begel d 8-10cm ( 8 d 12 maksudnya jumlah besi beton
diameter 12mm 8 buah, 8 – 10 cm maksudnya begel diameter 8 dengan jarak 10 cm).
• Kolom Praktis
Adalah kolom yang berpungsi membantu kolom utama dan juga sebagai pengikat dinding agar
dinding stabil, jarak kolom maksimum 3,5 meter, atau pada pertemuan pasangan bata, (sudut-
sudut). Dimensi kolom praktis 15/15 dengan tulangan beton 4 d 10 begel d 8-20. Letak kolom
dalam konstruksi. Kolom portal harus dibuat terus menerus dari lantai bawah sampai lantai
atas, artinya letak kolom-kolom portal tidak boleh digeser pada tiap lantai, karena hal ini akan
menghilangkan sifat kekakuan dari struktur rangka portalnya. Jadi harus dihindarkan denah
kolom portal yang tidak sama untuk tiap-tiap lapis lantai. Ukuran kolom makin ke atas boleh
makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang didukungnya makin ke atas juga makin kecil.
Perubahan dimensi kolom harus dilakukan pada lapis lantai, agar pada suatu lajur kolom
mempunyai kekakuan yang sama. Prinsip penerusan gaya pada kolom pondasi adalah balok
portal merangkai kolom-kolom menjadi satu kesatuan. Balok menerima seluruh beban dari plat
lantai dan meneruskan ke kolom-kolom pendukung. Hubungan balok dan kolom adalah jepit-
jepit, yaitu suatu sistem dukungan yang dapat menahan momen, gaya vertikal dan gaya
horisontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan dengan
kolom, boleh ditambah tebalnya.
III. Dasar- dasar Perhitungan
1. Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial terfaktor yang bekerja pada semua
lantai atau atap dan momen maksimum yang berasal dari beban terfaktor pada satu bentang
terdekat dari lantai atau atap yang ditinjau. Kombinasi pembebanan yang menghasilkan rasio
maksimum dari momen terhadap beban aksial juga harus diperhitungkan.
2. Pada konstruksi rangka atau struktur menerus pengaruh dari adanya beban tak seimbang
pada lantai atau atap terhadap kolom luar atau dalam harus diperhitungkan. Demilkian pula
pengaruh dari beban eksentris karena sebab lainnya juga harus diperhitungkan.
3. Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang bekerja pada kolom, ujung-ujung
terjauh kolom dapat dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu (monolit) dengan
komponen struktur lainnya.
4. Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau atap harus didistribusikan pada
kolom di atas dan di bawah lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan juga
memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
2. Pekerjaan pembesian.
Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat fabrikasi, setelah lantai kerja siap maka besi tulangan
yang telah terfabrikasi siap dipasang dan dirangkai di lokasi. Pembesian pile cap dilakukan
terlebih dahulu, setelah itu diikuti dengan pembesian sloof. Panjang penjangkaran dipasang 30
x diameter tulangan utama.
3. Pekerjaan bekisting.
Bekisting dibuat dari multiplex 9 mm yang diperkuat dengan kayu usuk 4/6 dan diberi skur-skur
penahan agar tidak mudah roboh. Jika perlu maka dipasang tie rod untuk menjaga kestabilan
posisi bekisting saat pengecoran.
5. Pekerjaan pengecoran.
Pengecoran dilakukan secara langsung dan menyeluruh yaitu dengan menggunakan Concrete
Pump Truck. Pengecoran yang berhubungan dengan sambungan selalu didahului dengan
penggunaan bahan Bonding Agent.
6. Pekerjaan curing
Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah pengecoran selesai dilakukan dengan dibasahi air
dan dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan basah.
Jadi, untuk kolom pada bangunan berlantai 2 atau lebih, di butuhkan kolom yang kuat dan
kokoh sebagai dasar penopang beban yang besar dari atas, kolom yang baik untuk bangunan
ini adalah dengan ukuran 30/40 atau 40/40 ke atas. Ukuran kolom ini disesuaikan dengan
kebutuhan pada beban bangunan.
B. BALOK
Tulangan yang dipilih luasnya harus desuai dengan luas tulangan yang dibutuhkan serta
memenuhi persyaratan konstruksi beton bertulang.
• Setiap sudut balok harus ada 1 (satu) batang tulangan sepanjang balok
• Diameter tulangan pokok minimal Ø 12 mm
• Jarak pusat ke pusat (sumbu ke sumbu) tulangan pokok maksimal 15 cm dan jarak bersih 3
cm pada bagian-bagian yang memikul momen maksimal.
• Hindarkan pemasangan tulangan dalam 2 (dua) lapis untuk tulangan pokok.
• Jika jarak tulangan atas dan tulangan bawah (tulangan pokok) dibagian samping lebih dari 30
cm, harus dipasang tulangan ekstra (montage)
• Tulangan ekstra (montage) untuk balok tinggi (untuk balok yang tingginya 90 cm atau lebih
luasnya minimal 10 % luas tulangan pokok tarik yang terbesar dengan diameter minimal 8 mm
untuk baja lunak dan 6 mm untuk baja keras
Selimut beton (beton deking) pada balok minimal untuk kontruksi
• Di dalam : 2.0 cm
• Di luar : 2.5 cm
• Tidak kelihatan : 3.0 cm
Apabila tegangan geser beton yang bekerja lebih kecil dari tegangan geser beton yang
diijinkan, jarak sengkang / beugel dapat diatur menurut peraturan beton dengan jarak masimal
selebar balok dalam segala hal tidak boleh lebih dari 30 cm.
Jika tegangan geser beton yang bekerja lebih besar dari tegangan geser beton yang diijinkan,
maka untuk memikul / menahan tegangan yang bekerja tersebut ada 2 (dua) cara:
• Tegangan geser yang bekerja tersebut seluruhnya (100 %) dapat ditahan/dipikul oleh
sengkang-sengkang atau oleh tulangan serong / miring sesuai dengan perhitungan yang
berlaku.
• Apabila tegangan geser yang bekerja tersebut ditahan / dipikul oleh kombinasi dari sengkang-
sengkang dan tulangan serong / miring (sengkang-sengkang dipasang bersama-sama dengan
tulangan serong / miring atau dengan kata lain sengkang bekerjasama dengan tulangan
serong), maka 50 % dari tegangan yang bekerja tersebut harus dipikul / ditahan oleh sengkang-
sengkang dan sisinya ditahan / dipikul oleh tulangan serong/miring.
Tulangan tumpuan harus dipasang simetris (tulangan tumpuan bawah harus dipasang minimal
sama dengan tulangan tumpuan atas).
Kolom untuk bangunan lantai 2
Yang perlu mendapatkan perhatian dalam menggambar penulangan kolom antara lain:
• Penyambungan kolom di atas balok atau sloof
• Seperempat tinggi kolom jarak sengkang lebih rapat dari pada bagian tengah kolom
• Lebar kolom lebih dari 30 cm diberi tulangan tambahan di tengah-tengah lebar
• Minimal tulangan pokok kolom menggunakan diameter 12 mm
C. PELAT LANTAI
Pelat lantai atau slab merupakan elemen bidang tipis yang memikul beban transversal melalui
aksi lentur ke masing-masing tumpuan dari pelat. Beberapa tipe pelat lantai yang banyak
digunakan pada konstruksi diantaranya :
DINDING
1. Pengertian Dinding
Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk
ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/
pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall). Dinding
pengisi/ partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk kayu) dan
kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata).
Dinding dapat dibuat dari bermacam-macam material sesuai kebutuhannya, antara lain :
a. Dinding batu buatan : bata dan batako
b. Dinding batu alam/ batu kali
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan dan sirap
d. Dinding beton (struktural – dinding geser, pengisi – clayding wall/ beton pra cetak)
Dinding yang digunakan untuk bangunan berlantai 2 atau lebih sebaiknya menggunakan
dinding struktrural, di mana dinding tersebut menerima beban dari beban di atasnya. Mengapa
di pilih dinding struktural, ini di karenakan dinding struktural membantu kolom untuk menerima
beban yang besar dari bangunan berlantai 2 atau lebih, sehingga keamanan dan kenyaman
dari bangunan tersebut terjaga. Namun untuk efisiensi biaya dan waktu, dinding non-struktural
juga dapat di gunakan, namun biasanya maks. Hanya untuk bangunan berlantai 2. Jika lebih
dari bangunan berlantai 2, maka kekuatan kolom harus di perbesar.
2. Bahan - Bahan Dinding
DINDING BATA
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat/ lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan
sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan
bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata
dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Dinding
pengisi dari pasangan bata 1/ 2 batu harus diperkuat dengan kolom praktis, sloof/ rollag, dan
ringbalk yang berfungsi untuk mengikat pasangan bata dan menahan/ menyalurkan beban
struktural pada bangunan agar tidak mengenai pasangan dinding bata tsb. Pengerjaan dinding
pasangan bata dan plesterannya harus sesuai dengan syarat-syarat yang ada, baik dari
campuran plesterannya maupun teknik pengerjaannya. (Materi Pasangan Bata)
DINDING BATAKO
Batako merupakan material untuk dinding yang terbuat dari batu buatan/ cetak yang tidak
dibakar. Terdiri dari campuran tras, kapur (5 : 1), kadang – kadang ditambah PC. Karena
dimensinya lebih besar dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat
plesteran 75%, berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan
diolah dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran+acian lagi untuk
finishing.
Prinsip pengerjaan dinding batako hampir sama dengan dinding dari pasangan bata,antara lain:
1. Batako harus disimpan dalam keadaan kering dan terlindung dari hujan.
2. Pada saat pemasangan dinding, tidak perlu dibasahi terlebih dahulu dan tidak boleh
direndam dengan air.
3. Pemotongan batako menggunakan palu dan tatah, setelah itu dipatahkan pada kayu/ batu
yang lancip.
4. Pemasangan batako dimulai dari ujung-ujung, sudut pertemuan dan berakhir di tengah –
tengah.
5. Dinding batako juga memerlukan penguat/ rangka pengkaku terdiri dari kolom dan balok
beton bertulang yang dicor dalam lubang-lubang batako. Perkuatan dipasang pada sudut-sudut,
pertemuan dan persilangan.
Kontruksi dinding seperti ini umumnya ditemui pada rumah-rumah tradisional di eropa timur.
Terdiri dari susunan batang kayu bulat atau balok. Sistem konstruksi seperti ini tidak
memerlukan rangka penguat/ pengikat lagi karena sudah merupakan dinding struktural.
DINDING PAPAN
Dinding papan biasanya digunakan pada bangunan konstruksi rangka kayu. Papan digunakan
untuk dinding eksterior maupun interior, dengan sistem pemasangan horizontal dan vertikal.
Konstruksi papan dipaku/ diskrup pada rangka kayu horizontal dan vertikal dengan jarak sekitar
1 meter (panjang papan di pasaran ± 2 m, tebal/ lebar beraneka ragam : 2/ 16, 2/20, 3/ 25, dll).
Pemasangan dinding papan harus memperhatikan sambungan/ hubungan antar papan (tanpa
celah) agar air hujan tidak masuk. Selain itu juga harus memperhatikan sifat kayu yang bisa
mengalami muai dan susut.
DINDING SIRAP
Dinding sirap untuk bangunan kayu merupakan material yang paling baik dalam penyesuaian
terhadap susut dan muai. Selain itu juga memberikan perlindungan yang baik terhadap iklim,
tahan lama dan tidak membutuhkan perawatan. Konstruksi dinding sirap dapat dipaku (paku
kepala datar ukuran 1”) pada papan atau reng, dengan 2 – 4 lapis tergantung kualitas sirap.
(panjang sirap ± 55 – 60 cm).
Dinding batu alam biasanya terbuat dari batu kali utuh atau pecahan batu cadas. Prinsip
pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-
seling. Untuk menyatukan batu diberi adukan (campuran 1 kapur : 1 tras untuk bagian dinding
dibawah permukaan tanah, dan ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas
permukaan tanah). Dinding dari batu alam umumnya memiliki ketebalan min. 30 cm, sehingga
sudah cukup kuat tanpa kolom praktis, hanya diperlukan.
Tangga merupakan jalur yang mempunyai undak - undak (trap) yang menghubungakan satu
lantai dengan lantai diatasnya dan mempunyai fungsi sebagai jalan untuk naik dan turun antara
lantai tingkat.
1. Tangga lurus,
2. Tangga miring,
3. Tangga lengkung,
4. Tangga siku,
5. Tangga lingkar
Kemiringan tangga
• - Kemiringan tangga dibuat tidak curam, agar orang mudah untuk naik dan turun tangga, jadi
tidak banyak energi yang keluar, tetapi jika kemiringan dibuat terlalu landai dan dapat
menjemukan bagi orang yang melaluinya, disamping itu banyak memakan tempat (space) yang
ada, jadi kurang efisien.
• - Kemiringan tangga yang wajar berkisar antara 250 s/d 420 dan untuk bangunan rumah
tinggal biasa digunakan kemiringan 380.
Konstruksi tangga
• Konstruksi tangga harus kuat dan stabil, karena sebagai jalan penghubung ke lantai tingkat.
Menurut peraturan pembebanan Indonesia untuk gedung, 1983, bahwa beban ditangga lebih
besar dari beban pada pelat lantai.
• Untuk bangunan rumah tinggal = 250 kg/ m2
• bangunan umum diambil = 300 kg/ m2
• Konstruksi tangga dapat menjadi satu dengan rangka bangunannya, jika terjadi ada
penurunan bisa menyebabkan sudut kemiringan tangga berubah, Jika konstruksi tangga
tersendiri artinya terpisah dengan struktural rangka bangunan, dibuatkan pondasi tersendiri
rangka tangga tidak menempel pada dinding diberi sela ± 5 cm.
Bahan tangga
• Dapat dari bahan; kayu, beton bertulang,baja, batu alam.
a). Tangga kayu;
Mudah dikerjakan, harga cukup murah, bentuk bahan alami menambah kesejukan
suasana ruang.
b). Tangga beton bertulang;
Konstruksinya kuat dan awet, tidak cepat rusak, dapat berumur panjang, bahan tahan
api. Dapat dipasang di bangunan umum atau bangunan tingkat rendah atau sampai dengan 4
(empat) lantai.
c). Tangga baja;
Kurang serasi ditempatkan pada ruang dalam karena bentuknya kasar, biasanya
dipasang sebagai tangga pribadi atau tangga darurat dengan bentuk lingkar.
d). Tangga dari batu alam;
Merupakan pasangan bata pada halaman rumah, tidak terlindung, tidak memerlukan
perhitungan konstruksi.
• Disamping beberapa jenis tangga ada juga tangga gerak (eskalator), tangga ini bergerak naik
atau turun, tanpa perlu melangkahkan kaki, karena digerakkan dengan mesin, biasanya
dipasang pada bangunan komersil dan biaya operasionalnya mahal.
1. PENGERTIAN ATAP
Atap merupakan bagian dari bangunan gedung (rumah) yang letaknya berada dibagian
paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan dan harus
mendapat perhatian yang khusus dari si perencana (arsitek). Karena dilihat dari
penampakannya ataplah yang paling pertama kali terlihat oleh pandangan setiap yang
memperhatikannya. Untuk itu dalam merencanakan bentuk atap harus mempunyai daya
arstistik. Bisa juga dikatakan bahwa atap merupakan mahkota dari suatu bangunan rumah.
Atap sebagai penutup seluruh ruangan yang ada di bawahnya, sehingga akan terlindung dari
panas, hujan, angin dan binatang buas serta keamanan.
Atap merupakan bagian dari struktur bangunan yng berfungsi sebagai penutup/pelindung
bangunan dari panas terik matahari dan hujan sehingga memberikan kenyamanan bagi
penggunan bangunan.
Struktur atap pada umumnya terdiri dari tiga bagian utama yaitu : struktur penutup atap,
gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh struktur rangka atap, yang
terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap akan diteruskan ke dalam
fondasi melalui kolom dan atau balok.
Konstruksi atap yang baik memungkinkan terjadinya sirkulasi udara dengan baik. Sudah
sewajarnya setiap rumah dilengkapi dengan atap. Atap rumah merupakan bagian dari
bangunan yang befungsi sebagai penutup atau pelindung bangunan dari panas terik matahari
dan hujan, sehingga memberikan kenyamanan bagi pengguna bangunan.
Atap rumah merupakan bagian penting pada konstruksi bangunan rumah karena berada
di atas untuk menutupi seluruh bagian bangunan.
Untuk konstruksi atau struktur, pada umumnya, atap terdiri dari tiga bagian utama yaitu
struktur penutup atap, gording dan rangka kuda-kuda. Penutup atap akan didukung oleh
struktur rangka atap, yang terdiri dari kuda-kuda, gording, usuk dan reng. Beban-beban atap
akan diteruskan ke dalam fondasi melalui kolom dan atau balok.
Struktur atap pada umumnya juga dibuat dengan mengikuti atau menyesuaikan dengan
denah atau bentuk keseluruhan bangunan (desain atap rumah). Jika rumah terdiri atas dua
lantai, struktur atap dibuat mengikuti denah atau layout rumah pada lantai dua. Archdesg-G
A. Struktur Atap
Struktur atap adalah bagian bangunan yang menahan /mengalirkan beban-beban dari atap.
Struktur atap terbagi menjadi rangka atap dan penopang rangka atap. Rangka atap berfungsi
menahan beban dari bahan penutup atap sehingga umumnya berupa susunan balok –balok
(dari kayu/bambu/baja) secara vertikal dan horizontal –kecuali pada struktur atap dak beton.
Berdasarkan posisi inilah maka muncul istilah gording,kasau dan reng. Susunan rangka atap
dapat menghasilkan lekukan pada atap (jurai dalam/luar) dan menciptakan bentuk atap tertentu.
Penopang rangka atap adalah balok kayu yang disusun membentuk segitiga,disebut
dengan istilah kuda-kuda. Kuda-kuda berada dibawah rangka atap,fungsinya untuk menyangga
rangka atap. Sebagai pengaku,bagian atas kuda-kuda disangkutkan pada balok
bubungan,sementara kedua kakinya dihubungkan dengan kolom struktur untuk mengalirakan
beban ke tanah.
Secara umum dikenal 4 jenis struktur atap yaitu:
1. struktur dinding (sopi-sopi) rangka kayu
2. kuda-kuda dan rangka kayu
3. struktur baja konvensional
4. struktur baja ringan
B. Penutup Atap
Penutup merupakan bagian yang menutupi atap secara keseluruhan sehingga terciptalah
ambang atas yang membatasi kita dari alam luar. Ada berbagai pilihan penutup atap dengan
pilihan bentuk dan sifat yang berbeda. Dua faktor utama yang harus dipertimbangkan dalam
pemilihannya adalah faktor keringanan material agar tidak terlalu membebani struktur bangunan
dan faktor keawetan terhadap cuaca (angin,panas,hujan). Faktor lain adalah
kecocokan/keindahan terhadap desain rumah. Ukuran dan desain dari penutup atap juga
memberi pengaruh pada struktur,misalnya konstruksi kuda-kuda,ukuran reng,dan sudut
kemiringan.
C. Komponen pelengkap
Elemen pelengkap pada atap selain berfungsi struktural juga estetis.
1. Talang
Saluran air pada atap yang berfungsi mengarahkan air agar jatuh ketanah disebut talang.
Talang dipasang mendatar mengikuti tiris atap kemudian dialirkan ke bawah melalui pipa
vertikal.
2. Lisplang
Dari segi konstruksi, lisplang menciptakan bentukan rigid (kokoh, tidak berubah) dari susunan
kasau. Pada pemasangan rangka penahan atap, batang-batang kasau hanya ditahan oleh paku
dan ada kemungkinan posisinya bergeser. Disinilah lisplang berfungsi untuk mengunci susunan
kasau tersebut agar tetap berada pada tempatnya. Dari segi estetika, lisplang berfungsi
menutupi kasau yang berjajar dibawah susunan genteng/bahan penutup atap lain. Maka
tampilan atap pada bagian tepi akan terlihat rapi oleh kehadiran lisplang.
4. Keawetan material
Awet atau tidaknya atap dikaitkan dengan faktor lingkungan termasuk cuaca dan
organisme perusak yang dapat menyebabkan menurunnya kemampuan struktur.
Misalnya,serangan rayap terhadap kayu. Kayu yang diserang akan terlihat masih utuh meski
bagian dalamnya keropos. Maka,untuk menciptakan atap yang kuat perlu dilakukan teknik
perlindungan terhadap material bangunan. Contohnya,sebelum digunakan kayu harus diberi
treatment yang dapat meningkatkan daya tahan kayu. Bahan dari metal biasanya diberi coating
atau lapisan khusus yang melindungi material dari korosi atau karat.
2.3 Bentuk Atap Berdasarkan Kemiringan
1. Atap Datar (Kemiringan 0°- 4°)
Karakter:
Ø Sederhana dari segi pembuatan dan penampakkannya.
Ø Biaya per m2 lebih murah (pemakaian bahan lebih hemat)
Ø Ruangan cenderung panas karena umumnya atap datar menggunakan bahan metal (mempunyai
penyaluran panas yang rendah sehingga panas matahari langsung dialirkan kedalam ruang);
Ø Ada 2 jenis penutup, yaitu atap beton dan atap metal. Atap beton lebih mahal tetapi penyaluran
panasnya lebih tinggi.
2. Atap Miring, (tinggi atap sama dengan /lebih dari setengah lebar bangunan)
Karakter:
Ø Konstruksi atap lebih rumit;
Ø Membutuhkan jumlah material yang lebih banyak;
Ø Ruang di bawah lebih dingin karena adanya rongga di dalamnya;
Ø Pilihan bahan ada 2 yaitu tanah liat (genteng) dan bahan pengganti seperti beton,bitumen,kayu
keras (sirap),dan lembaran baja tipis yang dibentuk seperti genteng;
Ø Pilihan model atap:pelana,perisai,kerucut,kombinasi beberapa tipe.
2. Atap Sandar
Model atap sengkuap biasa digunakan untuk bangunan – bangunan tambahan
misalnya; selasar atau emperan, namun sekarang atap model ini juga dipakai untuk rumah -
rumah modern. Beberapa arsitek mengadopsi model atap ini kemudian menggabungkannya
dengan atap model pelana.
3. Atap Pelana
Bentuk atap ini cukup sederhana, karena itu banyak dipakai untuk bangun – bangunan
atau rumah di masyarakat kita. Bidang atap teridiri dari dua sisi yang bertemu pada satu garis
pertemuan yang disebut bubungan.
Atap ini merupakan bentuk atap rumah yang dianggap paling aman karena
pemeliharaannya mudah dalam hal mendeteksi apabila terjadi kebocoran. Atap pelana terdiri
atas dua bidang miring yang ujung atasnya bertemu pada satu garis lurus yang biasa kita sebut
bubungan. Sudut kemiringan antara 30 sampai dengan 45 derajat.
4. Atap Tenda
Model atap tenda dipasang pada bangunan yang panjangnya sama dengan lebarnya,
sehingga kemiringan bidang atap sama. Bentuk atap tenda terdiri dari empat bidang atap yang
bertemu disatu titik puncak, pertemuan bidang atap yang miring adalah dibubungan miring yang
disebut jurai.
Gambar : Atap Tenda
Bentuk atap ini penyempurnaan dari bentuk atap pelana, yang terdiri atas dua bidang
atap miring yang berbentuk trapezium. Dua bidang atapnya berbentuk segi tiga dengan
kemiringan yang biasanya sama.
7. Atap Mansard
Bentuk atap model ini seolah – olah terdiri dari dua atap yang terlihat bersusun atau
bertingkat. Atap mansard jarang digunakan untuk bangunan rumah di daerah kita, karena
sebetulnya atap ini dibangun oleh pemerintah belanda saat menjajah di negara kita.
8. Atap Menara
Bentuk atap menara sama dengan atap tenda, bedanya atap menara puncaknya lebih tinggi
sehingga kelihatan lebih lancip. Atap ini banyak kita jumpai pada bangunan – bangunan gereja,
atap menara masjid dan lain – lain.
9. Atap Piramida
Model atap ini terdiri lebih dari empat bidang yang sama bentuknya. Bentuk denah
bangunan dapat segi 5, segi 6, aegi 8 dan seterusnya.
8. Genteng Aspal
Material genteng yang satu ini bersifat transparan, terbuat dari campuran lembaran bitumen
(turunan aspal) dan bahan kimia lain. Ada dua model yang tersedia di pasaran. Pertama, model
datar bertumpu pada multipleks yang menempel pada rangka, dan jenis yang kedua, model
bergelombang yang pemasangannya cukup disekrup pada balok gording.
Atap ini biasanya dipilih dan dipasang untuk memberi penerangan alami dalam rumah pada
siang hari. Biasanya dipasang pada bagian rumah yang tidak mendapatkan cahaya langsung
dari jendela, atau sebagai aksen yang melengkapi desain sebuah rumah. Bentuknya pun
bermacam macam, ada yang berbentuk lembaran kaca atau genteng kaca sesuai kebutuhan.
9. Atap Polikarbonat
Atap ini berbentuk lembaran besar yang dapat dipasang tanpa sambungan. Keunggulan
polikarbonat adalah pada kualitas materialnya dan ketahanannya terhadap radiasi matahari.
Atap jenis ini biasanya dipakai pada kanopi atau atap tambahan. Atap polikarbonat dapat
dipasang dengan mudah dan cepat, namun harganya memang lebih mahal dari atap lainnya.
10. PVC (Polyvinyl Chloride).
Banyak digunakan dan posisinya antara fiberglass dan polycarbonate, yaitu lebih tahan
lama dibanding fiberglass, tetapi lebih murah dari polycarbonate.
11. Aluminium.
Umumnya yang banyak dipakai adalah produk Pryda atau Lovera yang memiliki kemudahan
serta fleksibilitas karena dapat dibuka dan ditutup dengan mudah. Hanya, harganya relatif tinggi
dibandingkan penutup lainnya.
12. Beton Bertulang.
Atap beton bertulang banyak digunakan pada gedung-gedung bertingkat tinggi, dan pada
rumah tinggal yang didesain untuk dapat ditingkat dalam waktu yang akan datang atau biasa
disebut dengan model rumah mengambang atau rumah tumbuh. Archdesg-G
5. KONSTRUKSI KUDA-KUDA
Konstruksi kuda-kuda adalah susunan rangka batang yang berfungsi mendukung beban
atap termasuk juga beratnya sendiri, sekaligus dapat memberikan bentuk pada atap.
Kuda-kuda merupakan penyangga utama pada struktur atap. Struktur ini termasuk dalam
klasifikasi struktur framework (truss), secara umumnya kuda - kuda terbuat dari kayu, bambu,
baja, dan beton bertulang.
Kuda - kuda kayu digunakan sebagai pendukung atap dengan bentang maksimal sekitar 12
m. Kuda - kuda bambu pada umumnya mampu mendukung beban atap sampai dengan 10
meter
kuda - kuda baja sebagai pendukung atap, dengan sistem frame work atau lengkung dapat
mendukung beban atap sampai dengan bentang 75 meter, seperti pada hanggar pesawat,
stadion olah raga, bangunan pabrik, dll.
Kuda - kuda dari beton bertulang dapat digunakan pada atap dengan bentang sekitar 10
hingga 12 meter.
Pada kuda - kuda dari baja atau kayu diperlukan ikatan angin untuk memperkaku struktur
kuda-kuda pada arah horisontal.
Pada dasarnya konstruksi kuda - kuda terdiri dari rangkaian batang yang selalu
membentuk segitiga. Dengan mempertimbangkan berat atap serta bahan dan bentuk
penutupnya, maka konstruksi kuda - kuda satu sama lain akan berbeda, tetapi setiap susunan
rangka batang harus merupakan satu kesatuan bentuk yang kokoh yang nantinya mampu
memikul beban yang bekerja tanpa mengalami perubahan.
Kuda-kuda diletakkan diatas dua struktur beton/baja selaku tumpuannya. Perlu
diperhatikan bahwa tembok diusahakan tidak menerima gaya horisontal maupun momen,
karena tembok hanya mampu menerima beban vertikal saja ( dalam perhitungan struktur
tembok tidak diperhitungkan sebagai penerima beban tapi hanya sebagai beban )
Beban-beban yang dihitung adalah :
1. Beban mati ( yaitu berat penutup atap, reng, usuk, gording, kuda - kuda, plafon termasuk
instalasi listrik, air bersih/air kotor dan instalasi lain yang berada diatas plafon dengan posisi
menggantung )
2. Beban hidup ( angin, air hujan, orang pada saat memasang/memperbaiki atap ).
d. Bentang 20 Meter
Bentang maksimal sekitar 20 m, Bahan dari baja (double angle) dan Kuda-kuda atap sebagai
loteng, Bahan dari kayu
Gambar : Konstruksi Kayu Yang Diadaptasi Dari Sistem Konstruksi Kayu Dari Belanda
Penutup atap adalah elemen paling luar dari struktur atap. Penutup atap harus mempunyai
sifat kedap air, bisa mencegah terjadinya rembesan air selama kejadian hujan. Sifat tidak
rembes ini diuji dengan pengujian serapan air dan rembesan. Struktur penutup atap merupakan
struktur yang langsung berhubungan dengan beban-beban kerja (cuaca) sehingga harus
dipilih dari bahan-bahan yang kedap air, tahan terhadap perubahan cuaca. Struktur penutup
yang sering digunakan antara lain; genteng, asbes, kayu (sirap), seng, polycarbonat, plat
beton, dan lain-lain.
2. Kayu Merbau
Untuk bisa menghemat biaya gedung-gedung dengan desain atap yang mempunyai bentang
bebas yang besar maka perpaduan antara baja konvensional dengan atap kayu atau atap baja
ringan. Melihat venomena saat ini perpaduan atap baja konvensional dengan atap baja ringan
sudah umum dilaksanakan dan ini merupakan solusi paling ideal untuk bangunan-bangunan
dengan bentang bebas yang besar dan memakai atap genteng.
Untuk rumah-rumah yang umum saat ini pemakaian atap baja ringan sudah jamak
dilakukan sebab saat ini material kayu juga sudah susah ditemukan yang dengan kualitas yang
baik. Dan harga kayu saat ini sudah sangat mahal. Dengan harga yang selisih tidak jauh antara
atap baja ringan dengan atap kayu maka pemilihan atap baja ringan merupakan solusi paling
menguntungkan. Archdesg-G
Supaya ruangan di bawah atap selalu tampak bersih dan tidak tampak kayu dari rangka
atapnya.
Untuk menahan kotoran yang jauh dari bidang atap melalui celah-celah genteng
Untuk menahan percikan air, agar seisi ruangan selalu terlindungi
Untuk mengurangi panas dari sinar matahari melalui bidang atap
Bahan plafon sangat banyak ragamnya, dari kayu, multiplek,lembar semen asbes, hardbord,
softboard, acoustic tile, particle board, aluminimum, sampai gipsum.Pilihan yang paling murah dan
baik adalah papan gipsum, karena perawatannya mudah. Berikut merupakan beberapa keuntungan
bila memilih papan gipsum :
SISTEM PLAMBING
Plambing adalah seni dan teknologi pemipaan dan peralatan untuk menyediakan air bersih ke
tempat yang dikehendaki, baik dalam hal kualitas, kuantitas dan kointinuitas yang memenuhi
syarat, dan membuang air bekas (kotor) dari tempat-tempat tertentu tanpa mencemari bagian
penting lainnya untuk mencapai kondisi higenis dan kenyamanan yang diinginkan.
Ada 2 cara pengaturan air yaitu system horizontal dan system vertical.
1. Sistem Horisontal
Sistem ini adalah suatu system pemipaan yang banyak digunakan untuk mengalirkan
kebutuhan air pada suatu kompleks perumahan atau rumah-rumah tinggal yang tidak
bertingkat.
Ada 2 cara yang dipakai untuk system pemipaan horizontal, yaitu :
Pemipaan yang menuju ke satu titik akhir
Pemipaan yang melingkar/membentuk ring
Cara lain dengan menggunakan pompa untuk diteruskan pada tangki di atas bangunan.
Kemudian dari tangki dialirkan ke tampat-tempat yang memerlukan dengan menggukanan
system gravitasi secara langsung. Pada tempat-tempat tertentu yang jaraknya kurang dari 9m
dari tangki digunakan alat tambahan untuk memperkuat pancaran air, misalnya menggunakan
pompa terkan.
Untuk memanaskan air, pipa-pipa air dingin yang menuju ke titik air harus melewati alat-alat
pemanas dengan system yang berbeda-beda. Alat pemanas yang sering digunakan adalah:
a. Pemanas air dengan gas, air mengalis sesaat dan melewati pipa-pipa yang dipanaskan
b. Pemanas air listrik
c. Pemanas air energy surya, system pemanas energy surya menggunakan tabung
penyimpan dan letaknya harus dipasang di atas bangunan untuk mendapatkan panas
matahari
- Pipa pembuangan vertical dipasang pada shaft untuk air hujan yang dapat
dibuang sejajar dengan pipa plambing lainnya.
- Dalam menghitung besar pipa pembuangan air hujan, harus diketahui atap yang
menampung air hujan tersebut dalam luasan m2. Sebagai standar ukuran pipa
pembuangan dibuat table sbb:
Kelas A
- Struktur utamanya harus tahan terhadap api kurang lebih hingga 3 jam
- Bagunan kelas ini biasanya merupakan bangunan untuk kegiatan umum seperti
hotel, pertokoan dan pasar raya, perkantoran, rumah sakit, bangunan industry,
tempat hiburan, museum dan bangunan dengan penggunaan ganda/campuran.
Kelas B
- Struktur utamanya harus tahan terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam.
- Bangunan tersebut meliputi perumahan bertingkat, asrama, sekolah, dan tempat
ibadah
Kelas C
- Bangunan-bangunan dengan ketahanan api dari struktur utamanya selama 1 jam
- Bangunan ini biasanya bertingkat sederhana
Kelas D
Bangunan-bangunan yang tidak tercakup ke dalam kelas A,B,C dan diatur tersendiri,
seperti instalasi nuklir dan gudang-gudang senjata.
Dari uraian di atas diperlukan syarat untuk cegah bahaya kebakaran pada bangunan atau
kompleks perumahan, yaitu :
a. Mempunyai bahan struktur utama dan finishing yang tahan api
b. Mempunyai jarak bebas dengan bangunan-bangunan di sebelahnya atau terhadap
lingkungannya
c. Melakukan penempatan tangga kebakaran sesuai dengan persyaratannya
d. Mempunyai pencegahan terhadap system elektrikal
e. Mempunyai pencegahan terhadap system penangkal petir
f. Mempunyai alat control untuk ducting pada system pengkondisian udara
g. Mempunyai system pendeteksian dengan system alarm, system automatic smoke dan
hear ventilating.
Smoke Detector fire alarm
Hidran Kebakaran
Hidran kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan
menggunakan alat baku air. Hidran ini dibagi menjadi :
Hidran kebakaran dalam gedung
Hidran kebakaran di halaman.
Perhitungan Tangga
60 cm < 2op + ant < 65
Jenis Elevator
1. Lift Penumpang (Passenger Elevator)
2. Lift Barang (Freight elevator)
3. Lift Pelayan (Dumb Waiter, lift barang berukuran kecil)
Komponen Utama Elevator
Komponen utama elevator terdiri dari 2 ( dua ) bagian besar , yaitu ruang mesin
(Machine Room ) dan ruang luncur ( Hoistway ).
Jenis Penggerak Lift Pada Umumnya
1. Lift dengan sistem pengerak hidrolis (hydrolic elevator)
2. Lift dengan sistem penggerak dengan motor listrik (traction type elevator)
Perbedaan
1. Tanpa Gear
Untuk ketinggian tidak terbatas
Lebih cepat, lebih halus
Sedikit Pemeliharaan
Sumber listrik AC dan lebih awet
2. Dengan Gear ( Geared)
Secara umum lebih murah
Kebalikan tanpa gear
Sumber Listrik AC dan DC
c. TRAVELATOR
Travelator atau Ramp adalah sarana transportasi vertical sederhana pada bangunan
beberapa lantai berupa lantai yang miring landai
Menurut kemiringannya, ramps dibagi menjadi:
1. Ramps rendah sampai dengan 5% kemiringan 0-50). Ramps jenis low atau
landai ini tidak perlu menggunakan anti selip untuk lapisan permukaan
lantainya.
2. Ramps sedang atau medium dengan kemiringan sampai dengan 7% (50-100)
dianjurkan menggunakan bahan penutup lantai anti selip.
3. Ramps curam atau steep dengan kemiringan antara sampai dengan 90% (100-
200) yang dipersyaratkan harus menggunakan bahan anti selip pada
permukaan lantai dengan dibuat kasar. Untuk manusia, dilengkapi dengan
railing terutama untuk handicapped / disabled person (penderita cacat tubuh,
yang sekarang lebih dikenal sebagai para "Difable" atau Different ability
people).
Persyaratan Ramp
1. Sudut kemiringan sangai landai (max 12 derajat) agar aman
2. Permukaannya dibuat kasar
3. Bila perlu dipasang anti selip
4. Selain dengan hitungan derajat ramp juga dapat dihitung dalam satuan %
kemiringan disarankan 10% s.d 12.5%
d. TANGGA DARURAT
Memenuhi persyaratan tangga secara umum
Harus mudah dilihat dan dicapai
Jarak maksimum dari sentral kegiatan 30 m atau antar tangga 60 cm
Harus bebas dari asap dan api, maka tabung tangga (stair well) harus diberi :
“smoke vestibule” dan pintu tahan api/fire door (pintu tangga dlm
keadaan tertutup)
Harus dapat dilewati minimal oleh 2 orang bersama2 (lebar bersih tangga
minimal 120 cm)
Perletakan bisa didalam bangunan (Inside Fire ESscape) misl didalam Core,
atau diluar bangunan (Outside Fire Escape)
Bahan Fire Escape harus tahan api(tdk terbakar dlm waktu 2 jam)
Pintu pada lantai terbawah terbuka langsung ke arah luar gedung
Pada tangga darurat, tiap lantai harus dihubungkan dengan pintu masuk ke
dalam ruang tangga tsb.
Elemen Tangga Darurat
1. Konstruksi pelingkup tangga tahan api (Proteksi api pada bagian yang
terekspose)
2. Pintu Keluar
Tahan terhadap api sekurang-kurangnya 2 jam
Dilengkapi dengan minimal 3 engsel
Deilengkapi dengan alat penutup pintu otomatis
Dilengkapi dengan tuas atau tungkai pembuka yang berada di luar
ruang tangga ( kecuali tangga yang berada di lantai dasar, berada di
dalam ruang tangga) dan sebaiknya menggunakan tuas pembuka
yang memudahkan, terutama dalam keadaan panic
Dilengkapi dengan peringatan “TANGGA DARURAT TUTUP
KEMBALI”
Dilengkapi dengan kaca tahan api dengan luas max 1 cm2 dan
diletakkan di setengah bagian dari daun pintu
Pintu harus dicat dengan warna merah
3.
Yogyakarta International
Hospital (JIH)
Deskripsi Bangunan
Lokasi :
Jalan Ring Road Utara No. 160, Condong Catur, Depok, Jl.
Ring Road Utara, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Jumlah Lantai :
6 Lantai (Termasuk Basement)
Yogyakarta international hospital (JIH)
PRINSIP DESIGN STRUKTUR TERKAIT AKTIVITAS DAN FUNGSI
VIP A VIP C
President Suite VVIP B VVIP C
INDIKASI KEGIATAN PADA BANGUNAN JIH
• Lantai Basement
Zona
Office
Zona
Radiology
Zona
Poliklinik
Zona
Administrasi & penunjang
Zona
UGD
• Lantai 2
Zona
Radiology
Zona
Rawat Inap
• Lantai 3
Zona
Rawat Inap
• Lantai 4
Zona
Rawat Inap
• Lantai 5
Zona
Zona
Heli Path
Heli Path
SISTEM STRUKTUR
&
KONSTRUKSI
Struktur yang digunakan adalah struktur Rigid Frame
0.25
P4 0.12
0.97
0.50 1.70 P7A P7A
0.25 2.90
0.80 Balok Ukuran balok pada JIH
PL1
K3
D3
0.90 P2B 2.15 2.30
0.25 P3 P4A
1.20 0.10
perhitungan balok
A2
0.48
adalah 76x38.
0.12
0.12
0.20
0.25
0.80 0.66
0.60 0.60
Dengan demikian
B1 0.25
0.16
0.25 kaca 5 mm 0.72
PL1 PL1 PL1
0.25 J6 0.97
0.80
0.10
1.00 kekuatan struktur. 1.00 0.10
1.00 1.00
Detail
plafond gypsum
balok +2.80 +2.80
0.66 0.66
1.15
0.66 1.30 1 4.48 2 0.88 1 1.43 1.36 2.45 4.55
1-sP2A 1-J3'
32002.80 PL1
2.90 1-dP2A 3200 1-dP2A
K4 1-J5
2.15 Lb
1.15 1.30 4.48
D4 2.15 2.15
1-dP2A P3
1-dP2B
L3Di+L14B
PL1
3D16 7D16 3D16
5D16 3D16
0.48 2.80 2.90
0.73
0.49 0.68 0.49 0.68 0.49 0.73
K4 0.49 2.37
2.15 Lb
4Ø10 4Ø10
D4
800
800
K4 + K12 + K17
0.17
0.33 1000
1-dP2A 9400
SISA
D4 + D12 + D17
P4
L5+L14B 1000
1.04
kaca 8 mm
lobang
b-J4'
b-B5
0.17
0.33
b-B5
P3
b-B5 b-B5
2.40
2Ø8-100 2Ø8-150 2.15 2Ø8-100
2.15
b-fP4B 0.33 3D16 7D16 0.33
0.33 13000
1.10
300 300
0.33 L3Di+L14B
0.33
b-dP2
Selasar Pot. 1 Pot. 2 0.33
b-dP2A
Detail Tulangan
0.10 0.10
Balok
+9.83
2Ø12-100
1
1000
Penekanan Struktur
2Ø10-150
2
SISA
Lantai 1&2 - Entrance
2Ø12-100
Detail Tulangan Kolom
1000
1
+4.60
2Ø12-100
12D22
1000
1
700
2Ø10-150
2Ø10-150
2
SISA
500
2Ø12-100
1 POTONGAN 2
1000
- 0.08
12D22
700
2Ø12-100
2Ø12-100
SISA
500
300
POTONGAN 1
K4 K2 K3 2350
11625
K17
Balok
K7 K6 K7 K4 K2 K3
b B =1/2x H
=1/2x 76cm
=38 cm
K7 K6 K7 K4B K2 K3B
K2B K2B K5 K5 K1
K11 K3 K3 K3 K1 K3 K3 K3
11400
K2B K2B K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2 K2
550
1175
4450 1975
3450 2925
K10 K10
Penggunaan
Pondasi Foot Plat
Penggunaan
Pondasi Rafting
Penekanan Struktur
Lantai Basement
Rencana Pondasi
Pondasi
Rafting
Pondasi
D13 - 200
D13 - 200
Foot Plat
D13 - 200
D13 - 200
D16 - 150
D16 - 150
D13 - 200
D13 - 200
22200
D13 - 200
D13 - 200
D16 - 150 D13 - 200
1000 1000
1000 1000
D16 - 150
D16 - 150
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200
D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200 D13 - 200
D13 - 200
D16 - 150
D16 - 150
D16 - 150
D16 - 150
D16 - 150
D16 - 150
D13 - 200
D13 - 200
D13 - 200
Penekanan Struktur Atap
Atap datar
6
B
A 6
321.44 m2
G K
3.10
3.10
2.40
3.10
2.40
2.40
3.10
3.10
2.40
3.10
B
2.40
2.40
3.10
3.10
2.40
3.10
2.40
2.40
C G K
C 17.00
35°
0.60
17.00
0.60
1264 m2
35°
17.00
2.40
17.00
35°
SISTEM UTILITAS
TRASPORTASI VERTIKAL
Tangga
3.90
Pada JIH menggunakan
sistem tangga siku. Tangga
2.80
P2D
0.42 1.23
0.12
3.90
+6.63
beloknya dapat satu kali
2.80
P2D
atau lebih tergantung
0.90 kebutuhan.
+4.68
0.60 0.64 Tangga siku dipakai jika
kebutuhan ruang yang
0.43
0.89
0.77 1.15
2.34
0.97
0.90
1.46
+ 2.34
0.60
0.65
panjang tidak tersedia.
konstruksi tangga yang
4.68 0.05
0.15
+2.16
0.40
0.00
0.51
0.76
0.90
1.47
0.00
tumpuan jadi seoleh-olah
melayang, kekuatan
0.30
0.59
0.69
0.21
0.36
0.90
0.90 1.14
0.45
2.46
0.90
-3.75
jadi bordes merupakan
konstruksi cantilever.
• Tangga G I K
Bibir Talud
7.80 11.40
-0.10
10
A B C Play Area
UP
-1.95
10 Terdapat 4 tangga
-0.15
-0.30
0.00
+3.67
+3.34
+3.17
+3.00
+2.84
+2.67
+2.50
down
7.20
7.20
11.40 7.80
strecher
Poliklinik
Anak
Poliklinik
9 9 9
1.02
-0.05 -0.05
DINDING DIPASANG
Dark MRI SETELAH ALAT MEDIS DI MASUKKAN Poliklinik
Room
Poliklinik
Anak
1.04
-0.025 -0.025
7.20
7.20
7.20
TITIK O RIENTASI
examination room
examination room
Poliklinik Poliklinik
Saraf Kebidanan
8 8 8
1.03
3.57 0.80
1.03
Poliklinik
Poliklinik
Saraf Kebidanan
Ruang
examination room
Tunggu
RADIOLOGY
7.20
7.20
7.20
TITIK O RIENTASI
CT-Scan
1.04
r.operator
Poliklinik Gigi Poliklinik
Dark
examination room THT
Room
Toilet
7 7 Ultrasound
System
Mayo
Stand
3.57 0.80
Poliklinik
7
USG Jantung
Patient
Poliklinik Gigi
Strecher
Cassette
7.20
7.20
7.20
Holder Film Illuminators
endoscopy
film record
R.Tindakan
viewing/ Poliklinik
10.00 radiologist
sorting Jantung
6 PARKIR 6 6
2.40
6
r. ganti
AMBULANCE reception
KM/WC PA
KM/WC Pi.
petugas
R. tunggu Klinik Klinik
Admission
-0.10 Poliklinik Poliklinik blood colecting Orthopedi
optician pembayaran Orthopedi
Executive Lounge Mata Mata Lubang ke
basemen
Medical
R.Administrasi
Record
11.40
Aktif
11.40
11.40
JEMBATAN -0.10
0.00 ±0.00
62.75
±0.00
5 5 spoel hoek
Flamable Lavatory Pa.
R. Shaft
Ruang
Tunggu
Ruang
Tunggu
5
R. Racik Obat UP
3.10
R.Dokter
Emergency Stair
+0.17
Lav.Pi
2.40
Jaga 3.10 Listrik down +0.33
R.Alat Apoteker
r. istirahat/ 2.40
+0.50
7.80
2.40 +0.67
7.80
7.80
+0.84
+1.17
+0.17
+0.33
+0.50
+0.67
+0.84
+1.00
+1.17
+1.34
+1.50
+1.67
+1.84
+2.00
+2.17
0.00
Apotik Rawat
+1.50
UP +3.17
1.19 2.40
Lav.Pa +3.00 +1.67
Janitor
+1.84
Jalan
+2.84
+2.34
Pantry
OAS OAS +2.67 +2.00
+2.17
Coffee Shop
-0.15
+2.50
-0.30
0.00
+3.51
+3.34
+3.17
+3.00
+2.84
+2.67
+2.50
down
4 4
Lavatory Pi. Poliklinik
D8 D8
4
3.37
41.95
3.37
3.37
Security Guard
Receptionist
and Wheel Chair Lots Shopping Arcade Area
Tangga darurat
(Front Officers)
R.Observasi
3' 3' 3'
OAS OAS
M N O
OAS OAS
3.83
3.83
3 3 OAS
4.20
Ruang HALL
Konsultasi
R.Emergency -0.30
0.00
OAS
7.20
7.20
Nurse st.
R.Obat/ R.Gypsum 7.20 7.20 7.20 7.20 -0.15
Alat
R.Adm
-0.10
H J K L -0.10
7.20
7.20
strecher strecher
1 1 ±0.00
As Kolom
-0.50
-0.10
11.40 7.80 7.20 7.20 7.20 7.20 6.60 6.00 6.60 7.20 7.20 7.20 7.20
A B
2.22
C D E F G H J K L M N O
LIFT
LIFT
G
7.80
I
-0.10
11.40
K
Bibir Talud
10 UP
10
A B C Play Area -1.95
-0.15
-0.30
0.00
+3.67
+3.34
+3.17
+3.00
+2.84
+2.67
+2.50
down
7.20
7.20
11.40 7.80
strecher
Poliklinik
Anak
Poliklinik
9 9 9
1.02
-0.05 -0.05
DINDING DIPASANG
Dark MRI SETELAH ALAT MEDIS DI MASUKKAN Poliklinik
Room
Poliklinik
Anak
1.04
-0.025 -0.025
7.20
7.20
7.20
TITIK O RIENTASI
examination room
examination room
Poliklinik Poliklinik
Saraf Kebidanan
8 8 8
1.03
3.57 0.80
1.03
Poliklinik
Poliklinik
Saraf Kebidanan
Ruang
examination room
Tunggu
RADIOLOGY
7.20
7.20
7.20
TITIK O RIENTASI
CT-Scan
1.04
r.operator
Poliklinik Gigi Poliklinik
Dark
examination room THT
Room
Toilet
7 7 Ultrasound
System
Mayo
Stand
3.57 0.80
Poliklinik
7
USG Jantung
Patient
Poliklinik Gigi
Strecher
Cassette
7.20
7.20
7.20
Holder Film Illuminators
endoscopy
film record
R.Tindakan
viewing/ Poliklinik
10.00 radiologist
sorting Jantung
6 PARKIR 6 6
2.40
6
r. ganti
AMBULANCE reception
KM/WC PA
KM/WC Pi.
petugas
R. tunggu Klinik Klinik
Admission
-0.10 Poliklinik Poliklinik blood colecting Orthopedi
optician pembayaran Orthopedi
Executive Lounge Mata Mata Lubang ke
basemen
Medical
R.Administrasi
Record
11.40
Aktif
11.40
11.40
JEMBATAN -0.10
0.00 ±0.00
62.75
±0.00
5 5 spoel hoek
Flamable Lavatory Pa.
R. Shaft
Ruang
Tunggu
Ruang
Tunggu
5
R. Racik Obat UP
3.10
R.Dokter
Emergency Stair
+0.17
Lav.Pi
2.40
Jaga 3.10 Listrik down +0.33
R.Alat Apoteker
r. istirahat/ 2.40
+0.50
7.80
2.40 +0.67
7.80
7.80
+0.84
+1.17
+0.17
+0.33
+0.50
+0.67
+0.84
+1.00
+1.17
+1.34
+1.50
+1.67
+1.84
+2.00
+2.17
0.00
Apotik Rawat
+1.50
UP +3.17
1.19 2.40
Lav.Pa +3.00 +1.67
Janitor
+1.84
Jalan
+2.84
+2.34
Pantry
OAS OAS +2.67 +2.00
+2.17
Coffee Shop
-0.15
+2.50
-0.30
0.00
+3.51
+3.34
+3.17
+3.00
+2.84
+2.67
+2.50
down
4 4
Lavatory Pi. Poliklinik
D8 D8
4
3.37
41.95
3.37
3.37
Security Guard
Receptionist
and Wheel Chair Lots Shopping Arcade Area
(Front Officers)
R.Observasi
3' 3' 3'
OAS OAS
M N O
OAS OAS
3.83
3.83
3 3 OAS
4.20
Ruang HALL
Konsultasi
R.Emergency -0.30
0.00
OAS
7.20
7.20
Nurse st.
R.Obat/ R.Gypsum 7.20 7.20 7.20 7.20 -0.15
Alat
R.Adm
-0.10
H J K L -0.10
7.20
7.20
strecher strecher
1 1 ±0.00
As Kolom
-0.50
-0.10
11.40 7.80 7.20 7.20 7.20 7.20 6.60 6.00 6.60 7.20 7.20 7.20 7.20
A B
2.22
C D E F G H J K L M N O
Jumlah lift 4
AIR BERSIH
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 1"
GSP 1"
bersih
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 1.25"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 1"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 1"
GSP 3/4"
GSP 1.25"
GSP 1.5"
GSP 3/4"
GSP 3/4" GSP 3/4" GSP1.5"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GIP 3/4"
GIP 3/4"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
GIP 1.25"
GSP 3/4"
GIP 1"
GIP 1.25"
GSP 2"
GIP 2"
GSP 3/4"
GSP 1"
GIP 1"
GSP 3/4"
GSP 3/4"
H
GIP 3/4"
Pendistribusian air bersih
GIP 1"
strecher
UP
linen
GIP 3/4"
spoel r. alat kotor
GIP 3/4"
GIP 3/4"
Equiptment Ganti
Perawat shaft untuk air kotor.
GIP 2"
GIP 3/4"
GIP 1"
GIP 3/4"
GIP 2"
GIP 3/4"
GIP 1.5"
GIP 1"
GIP 2"
GIP 3/4"
GIP 2"
GIP 3/4"
GIP 1"
GIP 3/4"
GIP 3/4" GIP 3/4"
GIP 3/4"
GIP 2"
GIP 3/4"
GIP 1"
GIP 3/4"
GIP 3/4" GIP 3/4"
diatrik - 16 Bed
Pediatrik - 16 Bed
GIP 2"
GIP 3/4"
nurse st.
Ruang
Tunggu
Ruang
GIP 2"
GIP 3/4"
GIP 2"
Konsultasi
Dokter GIP 3/4"
GIP 3/4"
GIP 3/4"
GIP 3/4" GIP 3/4"
GIP 3/4"
GIP 3/4"
nurse st.
Ø2" Ø2"
KZØ2"
wastafel
air kotor
berjumlah 18 Air pembuangan dari
closet
FDØ3"
FDØ3" KDØ4"
Ø3"
Ø4" Ø3"
Ø2"
COØ3"
KZØ2"
Ø2"
WTLØ2"
KDØ4"
Ø4" Ø3"
Ø3"
Ø4"
Ø4" Ø3"
Ø3"
Ø2"
Ø4"
FDØ3"
Ø2" Ø2" FDØ3"
KZØ2" Ø2"
FDØ3" FDØ3" Ø3"
WTLØ2" Ø2" WTLØ2" Ø2" Ø2"
Ø4" Ø4" Ø2"
FDØ3" WTLØ2" FDØ3" WTLØ2" Ø2" Ø2" Ø2" FDØ3" Ø4" Ø3" FDØ3" Ø4" Ø4"
Ø4" COØ2" Ø4" Ø3"
Ø2"
COØ3" COØ3" COØ3" COØ3" COØ3"
COØ3" COØ3" COØ3" COØ3" Ø2" COØ3"
Ø4" Ø4"
WTLØ2" WTLØ2"
Ø2"
KDØ4" COØ3"
KDØ4"
Ø4" Ø4"
FDØ3"
Ø3" Ø4" Ø3"
Ø4"
Ø4" COØ3"
Ø4" Ø3"
COØ3"
KDØ4" Ø4"
Ø4"
Ø3" Ø3"
Ø2" Ø2"
Ø3"
FDØ3" WTLØ2"
COØ3"
kaca 5 mm kaca 5 mm
lobang
LB
kaca 8 mm
lobang
A B C D E F G H J K L M N O
15.31
0.74 13.96 0.61
0.30 0.30 0.25
0.60 2.64 3.11 3.63 3.88 0.47
0.29 0.15
0.07 28.92
28.85
0.20
0.20
0.42 0.25 0.25 0.22
0.54
Penutup Atap Galvalum
0.67
Gording C 150 X 75 X 20 X 4,5 ( Light Lip Channel )
Plat (400 x 400 x10 ) Sagrod Ø 12mm
2.73 2.60
2.83
3.59
AC P t : 7 cm
AC P t : 7 cm
talang
+25.70
0.14 +25.77
5.18 5.18 0.29
0.33
+25.37 0.03
0.10 5.94 +25.30
0.47
0.37 0.50
0.74 1.00
0.10
24.63 0.15
22.28 0.12
0.30 3.65 0.40 1.90
4.35
6.95
6.95 6.95
2.38
L5
5.36 5.35
P3 4.50
4.00
D4 3.35 3.46 3.45
3.12 1.55 0.16 1.80 0.16 1.80 0.16 1.80 0.16 1.80 0.16 1.80 0.16 1.80 0.16 1.55 1.92
K4 1.47 1.64 1.64 1.64 1.64 1.64 1.64 1.47 0.59 0.67 0.67
2.30 P6D P5B P5B 2.10
18.68
P1A P1A
D5 D5 0.05 PL1 0.65
5.01 P2B
0.89 0.70 0.79 0.93 1.00 1.66 1.00 0.90 0.79 0.70 1.90 2.63 0.63 2.32 5.16 1.70 4.45 1.70 5.03
0.50
0.25 1.08
0.43
1.08
0.03 0.10
+17.68 17.60 17.60 +17.68
0.12 17.60
0.18 0.30
0.72
0.72
16.94
1.54 1.54
1.15 2.82
0.15 0.15
0.85
0.20
DINDING 0.30
0.10
1.15
5.20 PLAFON
RANGKA PLAFON
5.12
4.48
4.48 4.46
J3
2.90 2.90 2.98
2.30 2.30
2.30 2.30
lt 4 +12.48
0.93
12.40 0.19
0.88
12.48
DINDING 1.60
11.54
1.75 3.00 0.60 3.00 0.60 7.65 RANGKA PLAFON
PLAFON
3.90 3.43
3.90
3.90
J3 J3 L10
0.80
0.95 1.00 1.00 1.00 1.00 0.60 1.00 1.00 1.00 0.60 1.00 1.00 1.00 0.60 1.00 1.00 1.00 0.60 0.44 2.96 2.90 3.02
2.97 P1 2.20 2.30 2.30
D3
0.50
DINDING 1.52
1.75 0.60 0.50 0.76 0.48 0.76 0.50 0.60 0.50 0.76
1.08
RANGKA PLAFON
1.21 PLAFON
6.97
3.90
3.90 0.35 0.72 0.725 3.90
0.43 L3+L14B
0.50 0.50 0.78 0.20 0.20 0.50 0.70 0.50 0.50 0.50 0.18 J3 0.23 0.53 0.50 0.50 0.50 0.50 0.53 0.47 0.50 0.50L3+L14B
0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.50 0.47
0.16 0.15 0.50 0.50 0.50 0.50 0.73
3.30 3.30 3.27 0.17 2.92
1.50 1.50 P3 P3
0.33 2.38
2.30 D4 + D12+D17 D4 + D12+D17 2.30
K4 + K12+K17 0.33 K4 + K12+K17
1.15 P1A P1A P6B J10 J10 J10 PL1 P4A 0.33 P2B 0.16 P4A PL1 P4A 0.33
0.10 0.31 1.15
0.15
0.51 0.70 11.05 1.58 0.60 2.72 0.70 0.79 0.93 1.00 1.66 1.00 0.90 0.79 0.94 1.90 6.72 2.79 1.89 1.55 5.53 0.10 0.89 3.28 3.05 1.50 4.93 1.50 3.78 0.33
1.00
0.60 1.00 1.01 0.99 1.00 1.01 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.45 +4.83 0.25
4.74
lt 2 0.23 0.10
1.50
0.30
+4.60 0.18 4.68
0.22
0.10
0.83
0.60
2.05
0.90 0.30
0.90 0.80
2.15 0.58
0.10 1.73 1.70
2.08 1.80 1.88
4.17
3.11 1.01 D4+D5 pipa stainless steel
Ø 2,5'
PL1
Ø 2,5'
2.59
PLAFON
RANGKA PLAFON
DINDING
0.57
b-sd2B b-sd2B
PL1 Selasarb-sP2B b-dP2B b-dP2B PL1 b-sP2A
30º
b-sP2 b-sP1A b-sP1A
-3.75 -3.75
2.08 0.89 0.70 0.79 5.49 0.79 1.14 1.70 0.79 8.48 0.91 3.03 1.70 1.83 2.86 2.86 1.56 1.70 6.44 0.89 4.06 0.40
0.28
3.75 -3.75
14.50 37.08
Titik guling
3.37 7.80 11.40 7.20 7.20 7.20 7.20 5.65
3' 4 5 6 7 8 9 10
NEW MEDIA TOWER KAMPUS UMN
Daya tampung gedung ini secara keseluruhan menampung sebanyak 5.000 mahasiswa. Pada bagian
paling bawah gedung NMT ini di mulai dari lantai basement, khusus untuk parkiran 2.000 motor dan
mushola. Sedangkan pada lantai 1 dipergunakan untuk kantin, lantai 2 juga terdapat kantin, sebagian
kelas dan ruang- ruang unit kegiatan mahasiswa. Lantai 3 terdapat ruang Theatre dan ruang kelas,
sementara pada lantai 4 tidak ada. Lantai 5 bagian tengahnya merupakan sambungan dari Theatre dan
selebihnya adalah ruang kelas. Sedangkan pada lantai 6 sampai lantai 11 pada umumnya adalah ruang
kelas termasuk ada juga untuk Laboratorium untuk jurusan Desain Komunikasi Visual dan Laboratorium
komputer. Lantai 12 difungsikan untuk Business Incubator yang dinamakan sebagai Skystar Ventures.
Bangunan Gedung NMT kampus UMN mengusung konsep gedung terbuka dan hemat energi
yang dimana ruangan koridor di sisi pinggir Gedung NMT tersebut tidak membutuhkan
banyak lampu penerangan dan pendingin ruangan. Karena memang pada sisi kiri bangunan
akan nampak kulit bagian luar gedung yang menggunakan alumunium yang kemudian diberi
lubang- lubang.
Pada kondisi hujan, maka air hujan akan masuk kedalam bangunan yang kulit permukaan bangunan
berlubang tersebut. Tapi air hujan akan langsung mengalir melalui saluran- saluran pembuangan yang
sudah tersedia.
Di lantai 3 Gedung NMT kampus UMN ini terdapat taman rumput yang merupakan lubang untuk
masuknya sinar matahari, dan ujung cerobong pembuangan saluran udara dari basement yang
menjadi tempat parkir khusus sepeda motor
Di basement ini tedapat unit pengolahan limbah air yang didaur ulang untuk kemudian
dipergunakan kembali seperti misalnya untuk menyiram tanaman dan memilas toilet.
Data Proyek :
Tipologi Bangunan : Hotel
Luas Tapak : 1984,959 m2
Lantai Basement : 1.478,585 m2
Lantai 1 : 1.078,911 m2
Lantai 2 : 987,588 m2
Lantai 3-6 : 957,708 m2
Lantai 7 : 761,490 m2
Arsitek : SONNY SUTANTO
Architects
Struktur : PT. Biro Design
WARDHANA
MEE : PT. Skemanusa
Consultama Teknik
Quantity Surveyor : PT. Rekagraha
Menarabuana 2
UTILITAS TRANSPORTASI VERTIKAL
(Tangga Darurat)
BASEMENT
• Sudut kemiringan 35
• Setiap 8 anak tangga diberi bordes.
• Antrade (langkah datar) 25 cm.
• Optrade (langkah naik)17,5 cm.
• Tinggi railing 80 cm.
• Lebar tangga (antar railing) 130 cm
LANTAI 1
• Sudut kemiringan 35
• Setiap 11 anak tangga diberi bordes.
• Antrade (langkah datar) 25 cm.
• Optrade (langkah naik)17,5 cm.
• Tinggi railing 80 cm.
• Lebar tangga (antar railing) 130 cm
LANTAI 2
• Sudut kemiringan 35
• Setiap 8 anak tangga diberi bordes.
• Antrade (langkah datar) 25 cm.
• Optrade (langkah naik)18,5 cm.
• Tinggi railing 80 cm.
• Lebar tangga (antar railing) 130 cm
UTILITAS
TRANSPORTASI VERTIKAL PROTEKSI KEBAKARAN
(LIFT) (HYDRAN)
SERVICE LIFT
Service lift merupakan lift penumpang yang fungsinya
ditujukan untuk kegiatan operasional pendukung. Lift ini
banyak kita temui di gedung perkantoran, dimana lift ini
dikhususkan bagi oprasional, seperti building
maintenance, cleaning service, atau membawa barang
barang yang kecil.
LIFT BARANG
Lift barang di desain untuk mengangkut barang, biasanya Pada bangunan menggunakan 2 jenis Hidrant yaitu Hidrant
lift ini mempunyai kapasitas yang lebih besar & bukaan basah dan Hidrant Gedung,Panjang selang hidrant yaitu
dengan rata-rata 1 Hidrant dengan selang sepanjang 32 M,
pintu / door opening yang lebih besar.
Jumlah Hidrant yaitu berjumlah 8 Hidrant Gedung, 2 Hidrant
basah..
Pada bangunan ini menggunakan pemadam api portabel
yang dimana disetiap lantai lebih dari 4 buah pemadam api
portabel, terdapat 3 jenis yaitu dengan berat 2,5 Kg, 5 Kgdan
25 Kg.
PROTEKSI KEBAKARAN
(SPRINKLER)
UTILITAS PENGHAWAAN
(AIR CONDITIONER)
Kekurangan :
Terdapat 3 jenis sprinkler yaitu Sprinkler tipe Pendant, Sprinkler • Baik prores instalasi , perawatan atau pembongakaran
type Side Wall dan Sprinkler Type Upright. sangat membutuhkan tenaga yang benar-benar ahli dan
• Peletakan Sprinkler beradius 5M berarti setiap radius 5M terdapat paham dalam bidangnya
1 buah sprinkler. • karena menggunakan sistem duct, ketika terdapat
• Pada area kamar tidur menggunakan Sprinkler berjenis Side Wall kerusakan maka dampaknya akan dirasakan seluruh
• Pada area diluar kamar tidur menggunakan Sprinkler berjenis ruangan
Pendant. • biaya investasi awal untuk pengadaan AC jenis ini tidak
• Pada area tempat parkir menggunakan Sprinkler berjenis Upright murah
• hanya bisa di kontrol melalui 1 titik.
PENGHAWAAN PENGHAWAAN
(AIR CONDITIONER BASEMENT) (AIR CONDITIONER LANTAI 1)
PENGHAWAAN
PENGHAWAAN
(AIR CONDITIONER LANTAI 3,4,5)
(AIR CONDITIONER LANTAI 2)
PENGHAWAAN
(AIR CONDITIONER LANTAI 6)
STRUKTUR
BANGUNAN
Keseluruhan dinding pelingkup lantai
basement pada bangunan Ibis Hotel
menggunakan bearing wall dengan material
beton. Bearing wall atau dinding struktur
pada basement adalah dinding yang
menopang beban yang ada di atasnya dan
menyalurkannya ke pondasi struktur.
Kolam renang terletak di lantai 7 atau rooftop. Stuktur tulangan balok penyangga kolam renang menggunakan
beton bertulang yang saling diikatkan dengan struktur tulangan yang lain.
BEBAN (AKSI)
REAKSI
Balok pada Hotel Ibis Style ini memiliki ukuran balok dan bentangan balok yang beragam, hal ini terjadi karena menyesuaikan dengan
kebutuhan ruang yang dipakai pada tiap lantainya.
Pada lantai Basement menggunakan ukuran Balok 40x65 cm yang digunakan pada bentang balok paling panjang 8.65 m dan sebagai
balok-balok induk. Kemudian Balok 30x65cm digunakan pada beberapa bagian guna untuk memperkuat balok 40x65cm Penggunaan
Balok 30x50 pada area yang memiliki bentang ruangan yang kecil Balok yang berada LT Basement ini menyesuaikan dengan ruangan yang
berada pada LT 1. Sehigga terlihat pada gambar bentangan balok cenderung panjang karena pada LT 1 murupakan area publik sehingga
ruangan yang diciptakan harus memiliki luasan yang besar
Ryando Putra Dyarta 140115315
TAMPAK SELATAN
TAMPAK UTARA
TAMPAK BARAT
TAMPAK TIMUR
POTONGAN
Sumber : Laporan Sistem Bangunan 3 tentang Swiss Bel Hotel
POTONGAN A-A
POTONGAN B-B
STUKTUR BANGUNAN
Kedalaman= 19m
d= 0.6m
Ruang servis.
Musholla.
Kantin.
MEZZANINE FLOOR
Mezzanine dalam istilah arsitektur adalah lantai tambahan yang berada diantara lantai
dasar dan langit-langit (plafon). Lantai tambahan ini biasanya pada awalnya tidak
dianggap sebagai lantai yang akan dibangun dengan struktur permanen. Keberadaan
mezzanine memang lebih kepada sebuah 'balkon' didalam ruangan, tepatnya adalah
sebuah tambahan lantai saja. Sebutan mezzanine diambil dari sebuah kata dalam
bahasa Itali yaitu 'Mezzano', yang berarti 'tengah'.
ROOFTOP POOL
Kolam renang terletak pada rooftop hotel,yang pada lantai bagian bawahnya
terdapat ruang kosong yang berfungsi sebagai tempat utilitas kolam renang,
terdapat ruang pompa dan balancing tank di dalamnya.
Rooftop dioptimalkan tidak hanya kolam renang juga terdapat chadis bar spa,
gym serta area BBQ
STRUKTUR BANGUNAN
DENAH KOLOM
STRUKTUR KOLOM-BALOK
Kolom ikat (tie column)
Kolom ini merupakan kolom beton yang ditulangi dengan batang tulangan pokok
memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat dengan pengikat sengkang ke arah
lateral. Tulangan ini Fungsi untuk memegang tulangan pokok memanjang agar tetap
kokoh pada tempatnya.
Penambahan baja di dalam daerah tarik membentuk balok beton bertulang dapat
meningkatkan kekuatan sekaligus daktilitasnya. Elemen struktur beton bertulang
menggabungkan sifat yang dimiliki beton dan baja.
PENGGUNAAN SENGKANG
Sengkang mencegah tulangan longitudinal bergerak selama konstruksi dan sengkang
menahan kecenderungan tulangan longitudinal untuk menekuk ke arah luar akibat
beban, yang dapat menyebabkan selimut beton bagian luar pecah. Kolom sengkang
persegi biasanya berbentuk bujur sangkar atau persegi, tetapi dapat juga berupa
oktagonal, bulat, bentuk L, dan lain sebagainya. Bentuk bujur sangkar dan persegi lebih
sering digunakan karena kesederhanaan dalam membuat cetakan.Kolom beton murni
dapat mendukung beban sangat kecil, tetapi kapasitasdaya dukung bebannya akan
meningkat cukup besar jika ditambahkan tulangan longitudinal. Peningkatan kekuatan
yang lebih besar dapat diperoleh dengan memberikan kekangan lateral pada tulangan
longitudinal ini. Akibat adanya bebantekan, kolom cenderung tidak hanya memendek
dalam arah memanjang tetapi jugamengembang dalam arah lateral karena adanya
pengaruh efek Poisson. Pada kolom Swissbel Hotel dilakukan penambahan baja di
dalam daerah tarik membentuk balok beton bertulang dapat meningkatkan kekuatan
sekaligus diktilitasnya. Elemen struktur beton bertulang menggabungkan sifat yang
dimilik beton dan baja.
• Material
Besi : material yang menahan tarikan
Beton: material yang menahan tekanan
Kolom tumbuh ini menahan beban di atasnya dan hanya menumpu pada balok (balok
transfer), sehingga apabila balok tersebut tidak direncanakan dengan baik akan
mengalami kegagalan struktur / patah, akibatnya akan menyebabkan keruntuhan
bangunan secara keseluruhan.
DIMENSI KOLOM
Respon dari hal tersebut adalah penggunaan pola rigidframe yang merupakan struktur
rangka kaku dengan stabilitas dan konsistenitas yang tunggi serta seimbang
Ukuran kolom makin ke atas boleh makin kecil, sesuai dengan beban bangunan yang
didukungnya makin ke atas juga makin kecil. Perobahan dimensi kolom harus dilakukan
pada lapis lantai, agar pada satu lajur kolom mempunyai kekakuan yang sama.
suatu sistem dukungan yang dapat menahan Momen, Gaya vertical dan Gaya
horizontal. Untuk menambah kekakuan balok, di bagian pangkal pada pertemuan
dengan kolom
A.
B.
menunjukkan kondisi serat terbawah penampang kolom adalah kondisi tarik sedangkan
kondisi serat teratas penampang kolom adalah kondisi tekan.
Eksentrisitas terjadi karena pusat rotasi dan pusat masa gedung tidak berhimpit dengan
adanya hal ini akan membuat gedung mengalami momen torsi yang mengakibatkan
gedung mengalami “puntir”
Respon dari hal tersebut adalah bangunan swissbel hotel menggunakan retaining wall
pada basement sebagai penguat.
• Cantilever Beam
Balok yang ditumpu oleh tumpuan lateral di satu ujung dan tidak mempunyai tumpuan
di ujung yang lain.
BALOK
Balok mempunyai karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok
merupakan elemen bangunan yang dapat diandalkan untuk menangani gaya geser dan
momen lentur. Pendirian konstruksi balok pada bangunan ini mnegadopsi struktur beton
bertulang.
UTILITAS
TANGGA
Pada tangga tipe 1 terdapat tangga dengan bentuk sedikit melengkung di bagian pojok
tangga sebelah kiri atas, dan terdapat lantai mezzanin pula yang pada bangunan
swisbell ini memiliki fungsi pula sebagai tangga.
TANGGA DARURAT
Tangga darurat dalam bangunan swissbel ini tangga darurat yang berbeda, antara
b1,b2, GF, UP, mez, lt1, lt2, tetapi pada lt 3 hingga hingga lt 4 dan lt 5 hingga lt8
menggunakan tangg darurat yang tipikal
RAMP
Perhitungan struktur ramp meliputi perhitungan pelat ramp dan balok memanjang ramp.
Gaya-gaya dalam yang terjadi pada struktur ramp dihitung dengan menggunakan
prosedur perhitungan mekanika sederhana. Hanya saja jenis beban hidup yang bekerja
jelas berbeda dengan pelat lantai dan tangga, mengingat pelat ramp direncanakan akan
dilalui oleh kendaraan / mobil, dimana beban hidupnya jauh lebih besar bila
dibandingkan dengan beban hidup biasa.
SISTEM AIR BERSIH
Sistem air bersih pada bangunan swissbel ini , menggunakan sistem penyimpanan air
pada ground tank dan roof tank yang terdapat pada lantai atas kemudian di
distribusikan menggunakan pompa distribusi lalu mengalir ke bawah memalui pipa
distribusi yang di distribusikan ke kamar-kamar, dapur, toilet-toilet, dan bagian ruang
yang membutuhkan air bersih.
AIR KOTOR
SISTEM STRUKTUR CANTILEVER PADA BANGUNAN