Anda di halaman 1dari 77

SISTEM PERLENGKAPAN DAN KESELAMATAN KAPAL

MERANCANG KAPAL FERRY RORO 800 GT JALUR PELAYARAN


KAIMANA - TUAL

NAMA : Cindana Djuhan


NIM : 2017310014
PENDAHULUAN
 LATAR BELAKANG
Indonesia adalah Negara maritim, yaitu negara yang sebagian besar wilayahnya
merupakan perairan yang merupakan luas daratannya yaitu lebih kecil daripada luas lautnya
.dan letak geografisnya adalah terletak diantara dua benua yaitu benua asia dan benua australia
dan terletak diantara dua samudra yaitu samudra hindia dan samudra pasifik, dan memiliki
jumlah pulau yang sangat banyak.
Maka dari itu tranportasi kapal sangat diperlukan untuk menunjang kehidupan sehari hari
di Indonesia, karena kapal bisa digunakan sebagai sarana transportasi. Salah satunya adalah
kapal yang akan saya rancang yaitu kapal ferry roro yang mempunyai rute pelayaran dari
Kaimana – Tual.
Gambar 1.1. Peta Arah Jalur Pelayaran
Karakteristik Kapal
Kapal Ro-Ro adalah yang bisa memuat kendaraan yang berjalan masuk ke dalam
kapal dengan penggeraknya kapal sendiri dan bisa keluar dengan sendiri juga, sehingga
disebut sebagai kapal roll on - roll off atau disingkat Ro-Ro. Oleh karena itu, kapal ini
dilengkapi dengan pintu rampa yang dihubungkan dengan moveble bridge atau dermaga apung
ke dermaga.
Kapal Roro selain digunakan untuk angkutan truk juga digunakan untuk
mengangkut mobil penumpang, sepeda motor serta penumpang jalan kaki. Angkutan ini
merupakan pilihan populer antara Jawa dengan Sumatera di Merak-Bakauheni, antara Jawa
dengan Madura dan antara Jawa dengan Bali.

Kapal yang termasuk jenis RoRo antara lain:


 kapal penyeberangan/ferry yang melayani lintasan tetap seperti Lintas Merak-Bakauheni,
Lintas Ujung-Kamal, Lintas Ketapang-Gilimanuk, Lintas Padangbay-Lembar dan berbagai
lintas lainnya.
 kapal pengangkut mobil (car ferries),
Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan saya merancang kapal ini adalah :
 Supaya kita bisa merancang tangki-tangki yang sesuai dengan kebutuhan pada kapal yang
kita rancang.
 Supaya kita tahu peralatan keselamatan apa saja yang dibutuhkan pada kapal rancangan.
 Supaya kita bisa membuat sekat-sekat yang ada di kapal yang akan kita rancang
RENCANA UMUM
 Pengertian Rencana Umum
Rencana umum dari sebuah kapal dapat didefinisikan sebagai
perancangan di dalam penentuan atau penandaan dari semua ruangan
yang dibutuhkan, ruangan yang dimaksud seperti ruang muat, kamar
mesin, perencanaan tangki tangki. dan akomodasi. Selain dari itu juga
dalam penentuan dan perencanaan jumlah awak kapal, alat
keselamatan, alat bongkar muat, alat navigasi dan telekomunikasi,
pemadam kebakaran , peralatan tambat, pencemaran serta segala
peralatan yang diperlukan yang khusus untuk kapal rancangan tersebut.
 Data Awal Perencanaan
Untuk mendapatkan kapal yang baik maka diperlukan juga perencanaan yang
baik sehingga kapal yang dibuat dapat bekerja secara optimum sesuai dengan yang
diharapkan. Adapun data ukuran utama yang diperlukan untuk perhitungan rencana
umum kapal rancangan ini adalah :
Jenis Kapal : Ferry Roro
GRT : 800 GT
Radius Pelayaran : Kaimana – Tual
ABK : 21
Speed : 11 Knots
Klasifikasi : GL
Notasi Kelas : 1A FERRY EL MCDK LCS(DC) RO/RO
 Ukuran Pokok
Panjang Antara Garis Tegak (Lpp) : 50 m
Lebar (B) : 14,5 m
Tinggi (H) : 4 m
Sarat Air (T) : 3 m
Koefisien Blok (Cb) : 0.7
Koefisien Tengah Kapal (Cm) : 0.986
Koefisien Prismatik (Cp) : 0.709
Koefisien Garis Air (Cw) : 0.8
 Estimasi Tenaga Penggerak
Main Engine
Merk : CUMMINS
Type : KT38-M
Daya : 582 KW
Cylinders : 12
Stroke : 159 mm
Cylinder bore : 159 mm
Speed : 1800 rpm
SFOC : 185L/Jam
PxLxT : 2500mm X 1350mm X 1963mm
Gambar : Main Engine
 Mesin Bantu
Untuk membantu pengoperasian pada kapal selama kapal tersebut berlayar, seperti
menghidupkan mesin-mesin geladak, pompa-pompa hidrolik, lampu-lampu, Air Condition,
navigasi dan lain sebagainya diperlukannya listrik.
PAE = 10 - 15 % x BHP
Dimana : PAE = Daya mesin bantu kapal rancangan
BHP = Daya mesin utama kapal rancangan = 780,474 HP
Maka : PAE = 15 % x 780,474 = 117,071 HP
Mesin Bantu (2 unit)
Merk : Caterpillar
Type : 3406C
Daya : 218 KW (292,342 HP)
Cylinders :6
Stroke : 165 mm
Cylinder bore : 137 mm
Speed : 1350 rpm
PxLxT : 1660 mm x 906 mm x 1335 mm
Susunan ABK (Anak Buah Kapal)
Jumlah ABK yang akan direncanakan didapat dari hasil persamaan berikut :
Zc = Cst [𝐶𝑑𝑘 𝐶𝑁/1000 1/6 + 𝐶𝑒𝑛𝑔 𝐵𝐻𝑃/1000 1/3 ] + 𝐶𝑎𝑑𝑒𝑡𝑠

Dimana :
Cst : koefisien steward deck (1,2 – 1,33)
Cdk : koefisien deck department (11,5 – 14,5)
Ceng : koefisien engine department (8,5 – 11,0)
BHP : tenaga mesin (HP) = 18616,70 HP
Cadets : perwira tambahan/tamu = 3 orang
CN : (L.B.H) / 1000
= ((50 x 14,5 x 4)/1000)
= 2,9
Maka jumlah ABK kapal rancangan adalah :
Zc = 1,2 [11,5 2,9/1000 1/6 + 10 780,474 /1000 1/3 + 2]
= 18,659
Karena mengikuti kapal pembanding , Sehingga Jumlah ABK untuk kapal rancangan
berjumlah 21 orang, dengan susunan sebagai berikut :
SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL
1. Captain : 1 orang
2. Chief Officer : 1 orang
3. 2nd Officer : 1 orang
4. 3rd Officer : 1 orang
5. Chief Engineering : 1 orang
6. 2nd Engineering : 1 orang
7. 3rd Engineering : 2 orang
8. Bosun : 1 orang
9. Pumpman : 1 orang
10. Chief Cook & Ass. Cook : 2 orang
11. Pelayan : 2 orang
12. Oiller : 1 orang
13. Juru Mudi : 1 orang
14. Mandor : 1 orang
15. Juru Listrik : 1 orang
16. Perwira Tambahan (cadets) : 3 orang +
Crew : 21 orang
 ESTIMASI KAPASITAS RUANG MUAT
1. Jarak Gading Normal (a0)
Pada ruang muat
Transverse = 450 + 2L
= 450 + 2 x 50
= 550 mm
Dari perhitungan diatas ditetapkan FS Transverse = 550mm
 Longitudial = 550 + 2L (mm)
= 550 + 2 x 50 (mm)
= 650 mm
Dari perhitungan di atas ditetapkan FS Longitudial = 650 m
 Jarak Sekat Haluan dari ForePeak
Sh = (5 - 8)% x Lpp
= 5% x 50
= 2,5 m
 Jarak Sekat Ceruk Buritan dari AfterPeak
Sb = (3 – 5)% x a0
= 4 x 600 mm
= 2.400mm = 2,8 m dikarenakan menyesuaikan Frame Space
 Panjang Kamar Mesin
Lkm = (17 – 20)% x Lpp
= 20% x 50 m
= 10 m
 Tinggi Double Bottom
Berdasarkan peraturan kelas GL (Germanischer Lloyd) Rules for General arrangement
2018 Part 3 ch 2:
B
Hdb = m
20
= 0,725 m
Tinggi minimum untuk Double Bottom adalah 0,76 m dan maksimal 2,0 m
Maka ditetapkan tinggi Double Bottom 0,76 m
Alat- Alat Keselamatan Kapal
 A. Lifebuoy (pelampung penolong)

Gambar : pelampung penolong

Suatu kapal penumpang harus membawa pelampung penolong yang jumlahnya sesuai
dengan persyaratan yang tertera dalam tabel berikut :

Panjang Kapal Jumlah Minimum Pelampung


L < 60 m 8

60 m ≥ L < 120 m 12

120 m ≥ L < 180 m 18

180 m ≥ L < 240 m 24


L ≥ 240 m 30
Sesuai dengan kapal rancangan yang sedang dibuat dengan LOA 60 m, maka ditetapkan
Lifebuoy yang ada dikapal rancangan adalah 12 buah.
Menurut peraturan LSA code – international life – saving appliance halaman 2 menjelaskan
persyaratan tentang lifebuoy yaitu sebagai berikut :
 memiliki diameter luar tidak lebih dari 800 mm dan diameter bagian dalam tidak kurang
dari 400 mm;
 mampu mendukung setidaknya 14,5 kg zat besi dalam air tawar untuk jangka waktu
24 jam
 memiliki massa tidak kurang dari 2,5 kg
 tidak terus meleleh setelah lifebuoy benar-benar diselimuti api selama satu periode 2
detik
 bisa digunakan dengan cepat yang disediakan sinyal asap yang diaktifkan sendiri dan
lampu self-igniting
 B. Life Jacket (Jaket Penolong)

Gambar : jaket pelampung dewasa Gambar : jaket pelampung untuk anak anak

Peraturan keselamatan untuk baju penolong dewasa pada kapal penumpang


minimal 105 % dari jumlah seluruh penumpang yang ada di kapal. Sedangkan untuk
baju penolong anak – anak minimal 10 % dari jumlah seluruh penumpang yang ada di
kapal. Baju penolong harus disimpan ditempat yang terlihat dengan jelas di geladak
kapal dan tempat berkumpul. Baju penolong juga dilengkapi dengan lampu dan tata
cara pemakaiannya. ( SOLAS Seksi II Peraturan 21 ).
Jumlah life jacket harus ditambah 5% dari jumlah awak kapal, maka :

Life jacket = 105% x (awak kapal + penumpang)


= 105% x (21 orang + 196 orang)
= 227.85
= 228 unit (dewasa).

Life jacket = 10% x (awak kapal + penumpang)


= 10% x (21 orang + 196 orang)
= 21.7
= 22 unit (anak-anak).
Menurut peraturan LSA halaman 2 jaket penolong harus mempunyai
kriteria sebagai berikut :

 tidak akan bertahan terbakar atau terus meleleh setelah benar - benar
diselimuti api untuk jangka waktu 2 detik.
 setidaknya 75% orang, yang benar-benar tidak terbiasa dengan lifejacket,
dapat benar-benar mengerti setidaknya dalam jangka waktu satu menit
tanpa bantuan, bimbingan atau demonstrasi sebelumnya
 nyaman dipakai
 memungkinkan pemakai untuk melompat dari ketinggian minimal 4,5 m ke
dalam air tanpa cedera dan tanpa mencabut atau merusak jaket
pelampung.
Di dalam life jacket biasanya dilengkapi juga dengan :
 Lampu lifejacket

Gamabar : Lampu lifejacket

Sesuai dengan LSA code hal 7 poin 2.2.3 ketentuan lampu life jacket yaitu:
• Memiliki intensitas cahaya tidak kurang dari 0,75 cd
• Memiliki sumber energy yang mampu memberikan intensitas cahaya sebesar 0,75 cd
untuk jangka waktu minimal 8 jam
• Cahaya yang dihasilkan berwarna putih
 Peluit Darurat

Gambar : peluit darurat

Sebenarnya tidak syarat tertentu untuk dijadikan peluit darurat,namun secara


umum jika melihat pada spesifikasi, maka mengacu pada 2 faktor yaitu
kebisingan(loudness) dan berat(weight) yang mana harus ringan untuk dibawa dan
nyaring supaya dapat didengar dari jarak beberapa mil(km).
 C. Fireman Outfit

Gambar : Fireman Outfit

Fireman outfit adalah perlengkapan yang dipergunakan oleh ABK untuk memadamkan
kebakaran yang terjadi pada kapal.. Fireman outfit harus disimpan ditempat yang telah
ditentukan dan harus dengan cepat dan mudah digunakan. Berdasarkan LSA code –
international life – saving appliance chapter 2 hal.8 poin 2.3 Persyaratannya yaitu :
 dapat disimpan dan mudah dibongkar tanpa bantuan setidaknya dalam waktu 2 menit.
 tidak akan bertahan terbakar atau terus meleleh setelah benar-benar diselimuti api selama 2
detik.
 menutupi seluruh tubuh dengan pengecualian wajah tangan juga harus ditutup kecuali
sarung tangan yang dilekatkan secara permanen.
 setelah melompat dari ketinggian tidak kurang dari 4,5 m ke dalam air, tidak boleh ada air
masuk ke dalam pakaian tersebut

Biasanya didalamnya terdapat juga :


 Sarung tangan safety

Gambar : Sarung tangan safety


sesuai dengan standar safety Leather gloves, sarung tangan harus melindungi dari benda
dengan permukaan kasar. Sarung tangan jenis kulit ini umumnya dari kulit sapi. Meskipun ada
beberapa yang terbuat dari kulit babi, kambing, rusa maupun domba.

 Kacamata safety

Gambar : Kacamata Safety

Pastikan safety glasses sesuai dengan kontur muka pekerja kita sehingga enak dan
nyaman dipakai, Bahan yang digunakan untuk lensa nya juga harus dari bahan berkualitas
seperti bahan polikarbonat atau Trivex. Karena bahan tersebut sudah terbukti bagus dan baik.
D. Liferaft

Gambar : Liferaft

Berdasarkan peraturan LSA code – international life – saving appliance chapter 4 hal.13
poin 4.1 Persyaratan liferaft yaitu :
 Setiap liferaft harus dibangun sedemikian rupa sehingga mampu menahan paparan selama
30 hari di seluruh kondisi lautan.
 Liferaft harus dibangun sedemikian sehingga ketika jatuh ke air dari ketinggian 18 m,
liferaft dan peralatan akan beroperasi dengan baik. Jika liferaft akan disimpan pada
ketinggian lebih dari 18 m di atas permukaan air di kondisi laut yang paling ringan, harus
dari tipe yang telah diuji secara memuaskan dari setidaknya ketinggian tersebut.
 Liferaft apung harus mampu menahan lompatan berulang dari ketinggian setidaknya 4,5 m
di atas lantainya.
 Liferaft harus memiliki kanopi untuk melindungi penghuni dari paparan matahari dan
hujan.
 E. Flare tangan (hand flare)

Gambar : hand flare

Persyaratan flare tangan sesuai dengan ketentuan keselamatan yang berlaku dalam hal ini
menggunakan peraturan LSA code – international life – saving appliance chapter 3 hal.11 poin
3.2 yaitu:
 terdapat didalam casing tahan air.
 memiliki instruksi singkat atau diagram jelas yang menggambarkan penggunaan flare
tangan yang dicetak pada casing-nya.
 terbakar dengan warna merah cerah
 terbakar merata dengan intensitas luminous rata-rata tidak kurang dari 15.000 cd
 terus terbakar setelah direndam selama 10 detik di bawah 100 mm air
Navigasi dan Perlengkapan Komunikasi Kapal
Persyaratan Umum Peralatan Radio
Sesuai dengan Persyaratan peralatan radio pada peraturan NCVS BAB 3
halaman 5 seksi 4 poin 4.1 semua kapal harus dilengkapi dengan peralatan
komunikasi radio, dengan ketentuan :
 mampu menerima tanda bahaya dari darat ke kapal
 mampu memancarkan dan menerima tanda bahaya dari kapal ke kapal.
 mampu memancarkan dan menerima komunikasi koordinasi pencarian
dan pertolongan.
 mampu memancarkan sinyal penentu posisi untuk lokasi musibah.
 mampu memancarkan dan menerima informasi keselamatan pelayaran
 A. DSC (Digital Selective Call)

Gambar : DSC

Menurut peraturan NCVS BAB 3 halaman 6 seksi 4 poin 4.2 persyaratan DSC radio yang
dipasang di kapal harus bisa memancarkan dan menerima frekuensi yaitu:
 Panggilan digital yang bekerja pada frekuensi 156,525 MHz
 Komunikasi radio umum menggunakan telepon radio.
 Bisa menerima telepon radio pada frekuensi 156,300 MHz, 156,650 MHz, dan 156,800
MHz.
 Instalasi radio harus dapat berjaga secara terus menerus pada panggilan pilih digital(DSC)
VHF saluran 70 secara terpisah atau menyatu dengan instalasi radio VHF
 B. Single Side Band (SSB)

Gambar : Single Side Band

Sistem pesawat radio jenis SSB adalah jenis komunikasi yang memakai frekuensi HF(3 –
30 Mhz) menggunakan pemodulasi AM dengan salah satu sisiband, baik itu sisi band atas USB
(sper side band) atau sisi band bawah LSB (low side band). Peralatan radio Single Side Band
sesuai dengan ketentuan keselamatan yang ada di dalam peraturan NCVS BAB 3 halaman 7
seksi 4 poin 4.2 yaitu Pesawat radio komunikasi yang menggunakan single side band yang
digunakan untuk komunikasi dilaut.
 C. EPIRB (Emergency Position Indicating Posisi Darurat Satelit)

Gambar : EPIRB

Sesuai dengan peraturan NCVS BAB 3 halaman 6 Persyaratan EPIRB yang berlaku yaitu:
 Dapat memancarkan tanda bahaya pada band 406 MHz atau 1,6 GHz.
 Ditempatkan di daerah anjungan atau pada daerah kendali lainnya yang mudah di jangkau.
 Mudah untuk dilepas secara manual dan mudah dibawa ke sekoci penyelamat
 Dapat terapung dengan bebas pada saat kapal tenggelam dan dapat berfungsi secara
otomatis.
 Dapat diaktifkan secara manual

D. SART (Search and Rescue Transponder)

Gambar : SART

Persyaratan peralatan SART sesuai dengan ketentuan keselamatan yang berlaku dalam hal
ini menggunakan peraturan NCVS BAB 3 halaman 7 seksi 4 poin 4.2 yaitu:
 radar transponder harus dapat bekerja pada band 9 Ghz.
 disimpan ditempat yang mudah dijangkau untuk digunakan.
 Mudah untuk dilepas secara manual dan mudah dibawa ke sekoci penyelamat.
Peralatan Navigasi Kapal
 Persyaratan umum peralatan navigasi
Persyaratan peralatan navigasi sesuai dengan ketentuan keselamatan yang berlaku dalam
hal ini menggunakan peraturan NCVS BAB 3 halaman 8 seksi 5 poin 5.1 yaitu:
Peralatan dan instrument navigasi adalah semua peralatan yang harus digunakan dan
disiapkan pada kapal supaya selamat dalam pelayaran.

A. Radar

Gambar : Radar
Persyaratan radar sesuai dengan ketentuan keselamatan yang berlaku dalam hal ini
menggunakan peraturan NCVS BAB 3 halaman 12 seksi 5 poin 5.9 yaitu:
 Radar yang digunakan untuk navigasi di atas kapal berupa radar gerak relatif yang terdiri
atas radar 9 GHz dan radar 3GHz.
 Radar dapat ditambah dengan ARPA (automatic radar plotting aid) seperti yang
dipersyaratkan oleh otoritas yang berwenang.

B. AIS (Automatic Identification System)

Gambar : AIS

AIS adalah sebuah sistem pelacakan otomatis digunakan pada kapal dan dengan
pelayanan lalu lintas kapal (VTS) untuk mengidentifikasi dan menemukan kapal oleh
elektronik pertukaran data dengan kapal lain di dekatnya
Dalam NCVS BAB 3 halaman 12 seksi 5 poin 5.11 Persyaratan AIS dalam ketentuan
keselamatan yaitu:
 Sistem identifikasi otomatis yang mendeteksi seluruh kapal disekitar wilayah yang
dilengkapi AIS.
 AIS harus memenuhi persyaratan konvensi dan hukum internasional termasuk
amandemennya dan disetujui oleh otoritas yang berwenang.

C. LRIT (Long Range Identification and Tracking of Ships)

Gambar : LRIT

Sesuai dengan peraturan yang tertera pada NCVS BAB 3 halaman 12 seksi 5 poin 5.12
yaitu adalah signal yang dipancarkan oleh kapal untuk mengetahui keberadaan kapal, signal
dipancarkan melalui provider.
D. Kompas Magnetic

Gambar : Kompas magnetic

Sesuai dengan NCVS BAB 3 halaman 9 seksi 5 poin 5.7 tentang navigasi kapal, persyaratan
untuk kompas magnetic yaitu:
 ditempatkan pada pandangan ke depan dari posisi kemudi, dan berada pada busur minimal
115 derajat dari kanan depan pada kedua sisi kapal.
 ditempatkan di depan kemudi atau control sehingga dapat mudah dibaca dari posisi kemudi
normal.
 dipasang dengan penerangan yang efisien bersama-sama dengan alat untuk peredup
pencahayaan ditopang dengan alas datar sehingga tetap pada posisi horizontal.
 penempatan pedoman magnet,tidak boleh menghalangi pandangan bebas yang meliputi
suatu busur cakrawala sekurang-kurangnya 230 derajat dihitung dari arah lurus ke depan
sampai 25 derajat dibelakang garis melintang kapal pada setiap sisi.
Perlengkapan Alat Labuh Kapal
Jangkar (Anchor) dan Peralatannya
 Jangkar
Untuk menentukan ukuran jangkar yang digunakan, haruslah menggunakan
Equipment Number (EN). Ini terdapapat pada buku DNVGL-RU-SHIP Pt3Ch11
Dengan rumus :
EN = Δ2 / 3 + 2 BH + 0,1 A
Dimana :
 H = tinggi efektif dalam m dari waterline beban musim panas ke bagian atas dekhouse
paling atas, yang akan diukur sebagai berikut: H = a + Σ hi
 a = jarak dalam m dari beban musim panas waterline di tengah kapal ke dek atas di
samping
 hi = tinggi dalam m di garis tengah setiap tingkat rumah memiliki lebar lebih besar dari B /
4. Untuk tingkat terendah, hi harus diukur pada garis tengah dari dek atas, atau dari garis
dek nosional dimana ada diskontinuitas lokal di dek atas
 A = luas m2 dalam tampilan profil lunas, bangunan atas dan rumah di atas garis muat
musim panas, yang berada di dalam L kapal. Rumah dengan lebar kurang dari B / 4 harus
diabaikan.
2
EN =𝑊 + 2. h B + 0.1 A
3

2
=(1522,5 ) + (2 x 14,5 x 4) + (0.1 x316,954)
3

= 132,344 + 116 + 31,6954


= 280,0394
Untuk menentukan itu semua dengan menggunakan table 1 dari buku DNVGL- RU-
SHIP Pt3Ch11. dimana Z = 280,0394 maka keterangan jangkar yang akan digunakan
adalah sebagai berikut :
Equipment Number 280 to 319 : Jumlah jangkar : 2 buah
Berat tiap jangkar : 900 kg
Panjang : 357,5 m

Gambar : jangkar kapal


 Rantai Jangkar
Untuk menentukan panjang rantai jangkar yang dipasang pada kapal
rancangan kita dapat melihatnya pada tabel 2 dari buku DNVGL-RU-SHIP
Pt3Ch11 hal.14 dimana
Z = 280,0394
Diameter rantai jangkar : 30 mm Grade 1
Panjang Rantai jangkar : 357,5 meter

Gambar : Rantai Kapal


Gambar : Auto CAD
 Windlass jangkar
Type windlass yang digunakan dalam perancangan kapal ini adalah :

Type : YM2E30
Chain Cable Dim : 30 mm
Chain Drum Load : 38,3 kN
Chain Drum Speed : 12 m/min
Hawser Drum Load : 30 kN
Hawser Drum Speed : 12 m/min
Hawser Rope Size : 50 x 150 mmxm
Motor Power : 18.5 kW
 Mooring rope (Tali Tambat)
Berdasarkan tabel 1 dari buku DNVGL-RU-SHIP Pt3Ch11 panjang tali yang
digunakan untuk kapal rancangan ini adalah :

Z = 502,998
Panjang = 140 m
Kekuatan beban putus minimum = 74 kN
Jumlah = 4 buah
 Mesin tambat

Gambar : Mesin tambat

Jumlah Drum untuk penggulung tali : 4 buah, terdapat di 2 haluan dan 2


diburitan. Tiap Drum penggulung harus dilengkapi dengan Hand Brake
(Kopling dan Rem) yang dioperasikan dengan tangan.
 Fairlead
Pengarah tali atau lebih dikenal dengan sebutan Fairleads adalah
merupakan perlengkapan kapal yang dipasang secara simetris pada kiri dan
kanan. kapal dan pada haluan dan buritan kapal. Fairlead ini berguna untuk
mengatur dan mengarahkan tali tambat dari Penggulung tali menuju tongga
tambat (bolder) di dermaga atau pelabuhan.

Type : single sheave


Wire Diameter : 20mm – 76 mm
Metode Instalasi : Las Bawah (Weld Down)
Material : Cast steel (cor baja)
Jumlah yang digunakan di atas kapal yaitu 8
 Bollard

Type bollard : JIS F2001


Nominal Diameter : 100 to 800
Weight : 18,9 to 3071 kg
Jumlah yang digunakan di atas kapal yaitu : 4 buah
Peralatan Pencegahan Pencemaran Kapal
1. Alat Pemisah Air yang Mengandung Minyak ( Oil Water Separator)
Peralatan penyaring minyak harus dari desain yang disetujui oleh Administrasi
dan harus sedemikian rupa sehingga akan memastikan bahwa campuran berminyak yang
dibuang ke laut setelah melewati s istem memiliki kandungan minyak tidak melebihi 15 ppm.
Menurut peraturan MARPOOL practical guide tahun 2015 halaman 6, ketentuan untuk alat
pemisah air yang mengandung minyak yaitu:
 Sesuai dengan persyaratan seluruh kapal dengan GRT diatas atau sama dengan 400 ton
harus dipasang peralatan Oily Water Separator (OWS)
OWS harus dapat memisahkan kandungan minyak yang tercampur dalam air dengan
menghasilkan air yang memiliki kadar minyak maksimum 15 ppm
 OWS ditempatkan dikamar mesin pada setiap kapal dengan dilengkapi instalasi pipa untuk
penghisapan dari bilga kamar mesin dan pipa pembuangan keluar kapal atau kedalam tanki
sludge
 Selain itu, harus disediakan pengaturan alarm untuk menunjukkan kapan level ini tidak
dapat dipertahankan. Sistem juga harus dilengkapi dengan pengaturan untuk memastikan
bahwa pembuangan campuran berminyak secara otomatis dihentikan ketika kandungan
minyak dari limbah melebihi 15 bagian per juta.

2. Oil Discharge Monitoring And Control System


menurut MARPOOL practical guide tahun 2015 halaman 7 ODM (oil discharge
monitoring) memiliki persyaratan yaitu:
 kapal yang dipasang peralatan Oily Water Separator (OWS) dengan penyaringan sampai
100 ppm harus dilengkapi dengan peralatan tambahan yang disebut Oil Discharge
Monitoring and control system (ODM)
 Sistim kerja ODM adalah memberikan peringatan sebelum pembuangan air kelaut apabila
kandungan minyak melebihi 15 ppm dan selanjutnya air akan disaring/difilter ulang.
 ODM dapat mendeteksi kadar kandungan minyak sampai memenuhi persyaratan bahwa air
yang dihasilkan memiliki kadar minyak maksimum 15 ppm
3. Holding tank
menurut peraturan MARPOOL practical guide tahun 2015 halaman 20
persyaratan dan ketentuan holding tank yaitu:
 Tangki penampungan harus memiliki kapasitas yang memuaskan untuk penyimpanan
semua kotoran. dengan memperhatikan pengoperasian kapal, jumlah orang di atas kapal
dan factor-faktor lainnya yang relevan.
 Sistem comminuting dan desinfektan limbah yang disetujui oleh Administrasi
 dilengkapi dengan penyimpanan sementara limbah ketika kapal kurang dari 3 mil laut dari
tanah terdekat
Pembuangan kotoran ke laut dilarang, kecuali ketika:
 kapal membuang limbah yang dikucurkan dan didesinfeksi menggunakan sistem yang
disetujui.
 jarak lebih dari 3 nm dari daratan terdekat; atau
 kapal membuang limbah yang tidak dibersihkan dan disinfektan pada jarak
 lebih dari 12 nm dari daratan terdekat, dengan ketentuan bahwa dalam kasus apapun,
limbah yang tersimpan di dalamnya
 tangki penampungan atau limbah yang berasal dari ruang yang berisi hewan hidup, tidak
boleh
4. Buku catatan minyak (oil record book)
Untuk melengkapi pengoperasian peralatan dan sistim pencegahan pencemaran
minyak dilaut, maka dikapal harus tersedia buku petunjuk penggunaan peralatan MARPOL
dan Buku Catatan Minyak (Oil Record Book) Menurut ketentuan MARPOOL practical guide
tahun 2015 halaman 8 tentang buku catatan minyak yaitu:
 Buku catatan minyak harus diisi setiap saat ada kegiatan dikapal yang berkaitan
dengan pengisian Bahan Bakar, Pembuangan air bilga dari kamar Mesin, Pemindahan
Minyak dari satu tangki ke tanki lain. Waktu, tanggal, tempat dan jumlah fluida yang
dipindahkan harus tercatat dengan benar

5. Storage (penyimpanan)
Sampah yang dikumpulkan dari berbagai area di seluruh kapal harus dikirim ke
lokasi pemrosesan atau penyimpanan yang ditentukan. Sampah yang harus dikembalikan
ke pelabuhan untuk pembuangan mungkin memerlukan penyimpanan jangka panjang
tergantung pada panjang pelayaran atau ketersediaan fasilitas penerimaan pelabuhan.
Sampah harus disimpan dengan cara yang benar untuk menghindari bahaya kesehatan
dan keselamatan.
Semua sampah yang diproses dan belum diolah yang harus disimpan untuk waktu yang
lama harus dalam wadah yang tertutup rapat dan rapat. Limbah makanan dan sampah terkait
yang dikembalikan ke pelabuhan dan yang mungkin membawa penyakit atau hama harus
disimpan terpisah dari sampah yang tidak mengandung limbah makanan seperti itu. Kedua
jenis sampah harus terpisah, ditandai dengan jelas kontainer untuk menghindari pembuangan
yang salah dan perawatan di darat
Alat bongkar muat
 Ramdoor
Ramdoor dikapal rancangan memiliki ukuran :
Panjang : 3,2 meter
Lebar : 5,1 meter
Tinggi : 3,25 meter
Dapat dilewati oleh mobil sedan dan mobil truck dengan kapasitas 19 truck + 12 mobil
Rata – rata dimensi ukuran mobil sedan = Panjang : 4,2 meter
Lebar :1,7 meter
Tinggi : 1,73 meter

Rata – rata dimensi ukuran mobil truk = Panjang : 6 meter


Lebar : 2,3 meter
Tinggi : 2,4 meter
 Ladder
Widht of lidder = 700 s/d 800 mm.
Height of handrail = 100 mm.
The handrail = 1500 mm
Step Space = 300 s/d 350 mm
 Gangway
Lebar :5m
Kapasitas : 1 ton
Kontruksi : beton/baja
disediakan juga jalan alternative khusus untuk difabel
Alat pemadam kebakaran
Sesuai dengan peraturan NCVS BAB 3 halaman 21 seksi 7 Persyaratan alat
pemadam kebakaran yaitu:
 peralatan pemadam kebakaran pada bagian ini mencakup seluruh alat pemadam
kebakaran selain dari system pemadam kebakaran tetap untuk kapal.
 alat pemadam kebakaran adalah dari jenis yang dapat digunakan yakni zat padat, zat cair
dan listrik.
 semua alat pemadam kebakaran harus memenuhi persyaratan umum kode peralatan
pemadaman kebakaran dan peraturan-peraturan nasional.
 pemadam kebakaran yang berupa jinjng,karbon dioksida , busa mekanik , dan bubuk kering
minimum harus memiliki kapasitas setara dengan 9 liter bahan pemadam cair.
Alat-alat pemadam kebakaran
 Secara umum sistim pemadam kebakaran harus merupakan alat yang
berfungsi untuk memadamkan kebakaran.dilengkapi sebagai berikut:
 Sistim pemadam dengan CO2, sistim pemadam dengan air laut dan sistim
deteksi asap.
 Sistim pemadam dengan, sistim pemadam dengan air laut, pemadam
kebakaran jinjing dan sistem deteksi asap.
 Sistim pemadam dengan air laut, pemadam kebakaran jinjing dan sistim
deteksi asap untuk koridor, anak tangga dan lorong-lorong.
Alat-alat pemadam yang ada di kapal :
A. Fire hose box
Fire hose box adalah tempat untuk menaruh selang kebakaran agar
dapat dengan mudah dilayani dan selain itu agar tidak mengganggu
kerja dikapal.
B. Selang pemadam kebakaran
Sesuai dengan peraturan NCVS BAB 3 halaman 22 seksi 7.5 Persyaratan selang
pemadam kebakaran yaitu:
 selang pemadam kebakaran kategori A harus memenuhi semua konvensi dan koda
peralatan pemadaman kebakaran dan peraturan-peraturan nasional yang berkaitan berserta
amandemennya.
 selang kategori B harus memiliki panjang sekurang-kurangnya 10 meter, dan tidak lebih
dari:
 15 meter diruang mesin
 20 meter diruang lain dan didek terbuka
 25 meter untuk dek terbuka pada kapal dengan lebar maksimum lebih dari 30 m
 selang pemadam kategori C panjang selang harus diatur sedemikian rupa sehingga setiap
titik dikapal dapat dijangkau paling tidak dengan dua selang dari hydrant yang berbeda.
Selang pemadam kebakaran harus menggunakan material bagus dan harus siap dengan segala
kondisi yang ada saat berlayar, yaitu terbuat dari bahan: terpal, karet dan nylon.

Gambar : selang pemadam kebakaran

C. APAR (Alat Pemadam kebakaran jinjing)


 Sesuai dengan peraturan NCVS BAB 3 halaman 22 seksi 7.3 Persyaratan alat pemadam kebakaran
jinjing yaitu :
 alat pemadam kebakaran jinjing harus memenuhi persyaratan kode peralatan pemadaman kebakaran
dan peraturan-peraturan nasional.
 isinya terdiri dari busa, zat kimia, CO2, bubuk kering dan ditempatkan di tempat strategis yang
mudah dijangkau didalam kapal termasuk ruang mesin.
 alat pemadam kebakaran jinjing di kapal mempunyai isi tidak melebihi dari 13,5 liter atau tidak
kurang dari 9 liter atau 6 kg jika berisi bubuk kering
 alat pemadam kebakaran jinjing tidak boleh mengandung zat-zat yang kemungkinan mengeluarkan
zat beracun
Table: ukuran minimum pemadam kebakaran

Gambar : APAR
D. Hydrant
Hydrant adalah alat pemadam kebakaran yang terhubung dari beberapa saluran air
yang mencukupi. Tiap hydrant memiliki satu atau lebih penghubung selang kebakaran.

Gambar : Hydrant

E. Sambungan ke darat internasional


Persyaratan alat pemadam kebakaran sesuai dengan ketentuan keselamatan yang
berlaku dalam hal ini menggunakan peraturan NCVS BAB 3 halaman 22 seksi 7.4 yaitu:
digunakan sebagai hubungan antara system pemadam kebakaran di darat dengan
pemadam kebakaran di kapal
Gambar : sambungan darat internasional

F. Baju pemadam kebakaran


Baju pemadam kebakaran adalah perlengkapan yang dipergunakan oleh ABK untuk
memadamkan kebakaran yang terjadi pada kapal. Baju pemadam harus disimpan ditempat yang
telah ditentukan dan harus dengan cepat dan mudah digunakan. Umumnya baju pemadam terdiri
dari 3 lapis
Gambar : baju pemadam kebakaran
G. Alat deteksi asap
Alat ini termasuk alat pemadam kebakaran dengan menggunakan air. Keuntungan dari
pada system ini adalah :
 Kebakaran setempat dapat diredam secara otomatis sebelum api menjalar
 Hingga air yang dibutuhkan untuk pemadaman sedikit
 Kerusakan yang ditimbulkan oleh air juga kecil

Gambar: alat deteksi asap


Perlengkapan dan perlatan
A. PINTU

Pintu ini digunakan untuk ruang makan dan ruang santai, oleh karena itu menggunakan
2 daun, untuk memudahkan keluar dan masuk secara bersamaan
Pintu ini digunakan untuk ruang klinikdan ruang menyusui oleh karena itu menggunakan 2
daun, untuk memudahkan keluar dan masuk secara bersamaan

Pada kapal rancangan , jenis pintu yang digunakan untuk


menghubungkan dengan deck adalah type water tight door
dengan enam dog lock atau pengunci, dan terletak di :
- Deck utama/main deck
- Sekat pada kamar mesin
Pintu ini digunakan untuk masuk ke ruang WC, dapur, gudang, dan masjid yang hanya
memiliki 1 daun pintu, dengan bergantian antara masuk dan keluar
B. Kursi

Gambar : kursi penumpang

Kursi untuk penumpang memiliki spesifikasi :


Memiliki lebar = 530 mm per kursi
Memiliki jarak = 40 mm dari kursi disebelahnya
Memiliki tinggi = 1060 mm
C. Jendela

Gambar : Jendela dikapal

Jendela ini dipasang untuk keperluan di dalam deck, dan ditempatkan langsung ke arah
laut, terdapat pada :
 Kamar ABK
 Dapur
 Ruang makan

Anda mungkin juga menyukai