Zc =
C st C
DECK
35
LxBxTx 5
10
BHP
Ceng
5
10
KAD
dimana :
- Zc
= Jumlah ABK
- Cst
- BHP
= 1250 HP
- Ckad
= 1,00
- LWL
= LPP + 2% LPP
= 37,7 + 2% (37,7 )
= 38,454
- B
= 7,3
- T
= 2,6
Zc
C st C DECK
35
LxBxTx 5
10
BHP
Ceng
5
10
C KAD
63
35
1,2 11,5 38,454 x 7,30 x 2,62 x 5
10
1250
8,5
5
10
=
= 1,2 ( 9,13 + 1,4912 ) + 1 = 13,7 ~ Diambil : 14 orang
Perhitungan Jumlah ABK Menurut Tabel
= ( 14 + 16 )/ 2 = 15 Orang
TENAG
A
MESIN
( BHP )
500
1000
2000
3000
4000
5000
6000
MOTO
R
Juru
Mesin
3
3
5
6
6
7
8
1 Motor
Pembant
u
3
3
5
6
7
7
8
Jumlah
6
6
10
12
13
14
16
Juru
Mesin
3
4
7
7
7
7
8
2 Motor
Pembant
u
3
3
5
7
8
9
9
Jumlah
6
7
12
14
15
16
17
64
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
2) Masinis / Enginer
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
: 1
orang
b. Deck Departement
c. Engine Departement
d. Catering Departement
1. Koki ( Chef )
e. Fisherman
: 4 orang +
Jumlah
B.
:15 orang
19 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1
hal: 27. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional
65
V = Lpp x B x T x Cb *2
= 37,7 x 7,3 x 2,6 x 0,57
V = 407,861 m3
B.1.2. Displacement Kapal (D) *20
D = V x
x C (ton)
Dimana :
D
= Displacement
= Faktor baja
= 1,025 kg/cm3
= 1,004
Maka :
D
= Vx
xC
( Ton )
= 419,73 Ton
Pm
= Cst x Lpp x B x H
Dimana :
20 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1
hal: 27. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional
21 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1
hal: 29. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional
66
79260 kg
Pp = 79,26 ton
B.2.3. Berat Mesin Penggerak Kapal ( Pm )
Pm = Cpm x BHPME
Cpm = Koefesien mesin kapal (90 120 ) HP/m3 = diambil 90 HP/m3
BHP = 1250 Hp
Pm = 90 x 1250
= 112500 kg
Pm = 112,5 ton
Jadi Berat Kapal Kosong (LWT) adalah
LWT = Pst + Pp + Pm
= 79,26 + 79,26 + 112,5
LWT = 271,02 ton
B.3. Perhitungan Bobot Mati Kapal (DWT)
22 Koefisien Berat Baja Badan Kapal. 2012. Buku Ajar Perkuliahan: Perencanaan
Umum Kapal. Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan: Universitas
Diponegoro.
23 Koefisien Berat Peralatan Kapal. 2012. Buku Ajar Perkuliahan: Perencanaan
Umum Kapal. Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan: Universitas
Diponegoro.
67
B.3.1. DWT
= D LWT
148,71
419,73
=0,35 (Memenuhi)
= DWT - ( Pf + Pl + Pa + Pm + Pc + Ppt )
Dimana :
DWT = Bobot mati kapal
B.4.1.
Pf
Pl
Pa
Pm
Pc
Ppt
Pf
a . (EHP ME EHP AE )
Vd x 1000
x Cf
( ton )
Dimana :
a
EHP ME
EHP ME
= 1225 Hp
68
EHP AE
= 20% x EHP ME
= 20% x 1225
EHP AE
= 245 HP
Cf
Pf
a . (EHP ME EHP AE )
Vd x. 1000
=
Pf
x Cf
x 0,17
= 64,0769 ton
= Pf + 10% cadangan . Pf
= 110% x 64,0769 ton
Pf total
= 70,4846 ton
= 1,25 x 70,4846
Vf
= 88,1058 m3
69
B.4.2.
Pa1
a x Z x Ca 1
24 x Vd x 1000
( ton )
Dimana :
a
= Jumlah ABK
Vd
= 15 orang
26 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1
hal: 29. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional
70
Pa1 =
3000 x 15 x 50
24 x 11,7 x 1000
= 8,01 ton
Untuk cadangan 10 %
Pa1 = 10 % (8,01 ) + 8,01
= 8,81 ton
B.4.3.2. Berat Air Tawar Pendingin Mesin (Pa2)
Pa2 =
a . (EHP ME EHP AE )
Vd x 1000
x Ca2 ( ton )
Dimana :
Ca2 = 0,02 ~ 0,05 Kg/Hp/Jam diambil
0,02 Kg/Hp/Jam *28
Pa2=
x 0,02
= Pa1 + Pa2
= 8,81+ 8,29
Pa Total
= 17,10
ton
71
B.4.4.
Va
= 1 x 17,10
Va
= 17,10
m3
Pm =
a x Z x Cm
24 x Vd x 1000
( ton )
Dimana :
Cm = Koefisien pemakaian bahan makanan 2 ~ 5 kg/orang/hari
Diambil 3 kg/orang/hari
3000 x 15 x 3
24 x 11,7 x 1000
Pm
Pm
= 0,48 ton
Untuk cadangan 10 %
= (10 % x 0,48 ) + 0,48
= 0,52 ton
Spesifik Volume makanan ( 2 ~ 3 ) m3/ton, diambil 2 m3/ton*30
Jadi Volume Bahan Makanan :
Vm= 2 x 0,52
Vm
= 1,057 m3
Pc
Z x Cc
1000
( ton )
Cc
kg/orang
Diambil 100 kg/orang
29 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout
30 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout
31 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout
72
15 x 100
1000
Pc
Pc
Untuk cadangan 10 %
Pc
= Cpt x L x B x H
Cpt
= Ga + La|
Ga
La
La
= 0,021 x d x l
= 0,021 x 0,002 x 1000
= 0,044 kg/m3
Cpt = Ga + La
= 15 + 0,044
= 15,044 kg/m3
Berat peralatan tangkap
PPt = Cpt . L . B . H
= 15,044 x 37,7 x 7,3 x 3,20
= 13248 kg = 13,248 ton
Jadi muatan bersih kapal (Pb)
Pb = DWT (Pf + Pl + Pa + Pm + Pc + Ppt) Ton
= 148,71 - ( 70,48 + 0,829 + 8,81 + 17,10 + 0,528 + 1,65 + 13,248
Pb = 44,86 Ton
Spesifik Volume muatan untuk kapal mengangkut ikan tuna antara 2-3 m 3/ton
diambil 3 m3/ton
Jadi Volume ruang muat yang dibutuhkan :
73
134,588
Pb
44,86288
a=
Lpp
0,48
500
37,7
0,48
500
= 0,55 x 64 =
35,2
frame 64 frame FP
= 0,50 x 5
2,50
m +
Lpp
37,70
32 Di depan sekat tubrukan dan di belakang sekat buritan, jarak gading pada
umumnya tidak melebihi 600 mm.
33 Jarak Gading Besar. 2012. Buku Ajar Perkuliahan: Perencanaan Umum Kapal.
Program Studi Diploma III Teknik Perkapalan: Universitas Diponegoro
74
Mulai 0,2 Lpp dari sekat haluan sampai sekat tubrukan jarak gadinggading tidak boleh lebih besar dari yang dibelakang 0,2 Lpp dari
haluan.
Di depan sekat tubrukan dan belakang sekat ceruk buritan jarak
gading-gading tidak boleh lebih besar dari yang ada antara 0,2 Lpp
dari linggi depan dari sekat ceruk buritan.
Dari AP - Frame 5
5
= 0,55 x 5
= 2,75 m
- Frame 20 = 0,55 x 15
= 8,25 m
20 - Frame 35 = 0,55 x 36
= 8,25 m
35 - Frame 56
= 11,55 m
= 0,55 x 21
56 - Frame 64 = 0,55 x 8
= 4,40 m
64 - Frame FP = 0,50 x 5
= 2,50 m +
Lpp
= 37,7 m
75
76
Dari data di atas jumlah sekat kedap air yang di rencanakan 3 sekat,
karena letak mesin di belakang, yaitu :
a. Sekat Ceruk Buritan
Dipasang minimal 3 jarak gading dari ujung depan stern boss, pada
baling-baling direncanakan 3 jarak gading dengan jarak 1,65 m dari
ujung depan stern boss :
= 3 jarak gading x 0,55 = 1,65 m
b. Sekat Depan Kamar Mesin
Letak sekat depan kamar mesin tergantung dan panjang ruang muat
minimal 2 x panjang mesin menurut tabel panjang mesin diesel
dengan daya 1250 BHP dengan panjang mesin 2,64 m, sehingga
panjang kamar mesin direncanakan 8,25 m atau 15 jarak gading
dengan jarak frame 0,55 m. Ruang mesin di letakkan antara gading
no.5
sampai
no.20
CATERPILLAR
2) Type mesin
3512 B
3) Jenis
DIESEL
34 Biro Klasifikasi Indonesia. 2014. Volume II. Rules For Hull Section 11. Tabel
1.11
77
4) Daya mesin
1500 BHP
5) Putaran mesin
1900 Rpm
6) Jumlah Langkah =
4 Langkah
7) Panjang mesin
2640 mm
2083 mm
9) Lebar mesin
1988 mm
c. Sekat Tubrukan
Untuk sekat tubrukan tidak boleh kurang dari 0,05 Lpp dari gading
tegak haluan (FP) *35
Jarak Minimal=
0,05 x Lpp
= 0,05 x 37,7
= 1,885 m
Jarak Maksimal
= 0,08 x Lpp
= 0,08 x 37,7
= 3,016 m
35 Biro Klasifikasi Indonesia. 2014. Volume II. Rules For Hull Section 11. Tabel
1.11
78
79
80
= B x ht x Cm
= 7,3 x 0,670 x 0,82
= 4,011 m2
Am Db (Kamar Mesin) = B x ht x Cm
= 7,3 x 0,80 x 0,82
= 4,789 m2
Menentukan Am pada Deck
Am
=
= B x H x Cm *38
= 19,15 m2
81
diketahui
= Am
= 19,15
m2
Am Db =
4,011 m2
Am Db =
4,789 m2
82
83
84
85
= 1/3 x h x m3
= 1/3 x 0,55 x 145,799 m3
= 26,7298 m3
= 1/3 x h x m3
= 1/3 x 0,55 x 583,3835 m3
= 106,9536 m3
86
87
1034,938
= 1/3 x h x m3
= 1/3 x 0,55 x 1034,938 m3
= 189,738 m3
88
41,983 m3
89
19
19.5
20
4.431
4.478
4.523
0.5
2
0.5
2.2155
8.956
2.2615
13.433
V =k.h.
= 1/3 . 0,55 . 13,433
= 2,462 m3
Volume Tangki Minyak Lumas = p . l . t
Dimana : p = panjang tangki (frame 19 20)
= 1 . 0,55 = 0,55 m
l
=p.l.t
= 0,55. 2,5 . 0,80
= 1,1 m3
90
V1 = 93,836
m
3
93,836
>
88,1058 m3
91
4.01
4.01
4.006
4.004
4.001
1
4
2
4
1
4.01
16.04
8.012
16.016
4.001
48.079
> 8,29 m3
4.001
4.001
3.995
3.992
3.986
1
4
2
4
1
4.001
16.004
7.99
15.968
3.986
48,157
92
3.986
3.976
3.976
3.933
3.896
3.845
3.778
3.695
3.597
3.485
3.357
3.213
3.053
2.964
2.875
1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1.5
2
0.5
3.986
15.904
7.952
15.732
7.792
15.38
7.556
14.78
7.194
13.94
6.714
12.852
4.5795
5.928
1.4375
141.727
V = 25,983 m
b. Perhitungan volume tangki ballast II pada dasar ganda
antara frame 56 64
V = 8,818 m
93
V = 5,918 m
d. Perhitungan volume tangki ballast ceruk buritan
Volume tangki ballast
V1 = 1/2 x h x
= 1/3 x 0,55 x 27,176
= 7,473 m3
Vol. Total = V1 + V2
3
= 7,473 + 0,466 m
3
= 7,939 m
Jadi Volume Total Tangki Ballast :
V Tot
= V. Ballast I + V. Ballast II +
V. Ballast Ceruk haluan + V. Ballast Ceruk buritan
3
V. Tot
V. Tot
= 48,658 m
10% <
10% <
x 100%
< 17%
< 17% (Memenuhi)
95
96
97
98
C.4.
Labour
Organization.
Ketentuan
mengenai
Ruang
Tinggi
Ruang
Akomodasi
sesuai
dengan
peraturan
Crew
Kamar tidur tiap orang tidak boleh kurang 1.85 m 2 untuk kapal
dengan BRT < 800.
a. Ruang Tidur
Untuk ruang tidur, ketentuannya adalah sebagai berikut.
1. Ruang tidur per orang tidak boleh kurang dari 2,35 m 2 untuk
kapal antara 300 3500 BRT.
2. Tinggi ruangan dalam keadaan bebas minimal 1,90 m
3. Ukuran tempat tidur minimal 1,9 m x 0,68 m. *41
4. Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun, jarak tempat
yang bawah berjarak 40 cm dari lantai, jarak antara tempat
tidur bawah dan atas 60 cm dan tempat tidur diatasnya berjarak
60 cm dari langit-langit. *42
5. Ruang perwira harus mempunyai satu ruang tidur setiap orang.
6. Ruang tidur untuk radio officer menurut British Regulation
harus berdekatan dengan ruang radio.
Rencana ruang tidur ada 10 kamar dengan perincian sebagai
berikut.
1) Nahkoda /Captain =
1 Orang
= 1 Kamar
2) Chief Officer
= 1 Orang = 1 Kamar
99
= 1 Orang = 1 Kamar
5) Chief Engine
=1 Orang = 1 Kamar
= 2 Orang =
= 2 Orang = 1 Kamar
8) Chief Cook
=1 Orang = 1 Kamar
1 Kamar
= 15 Orang= 10 Kamar
b. Sanitari Akomodasi
1) Setiap kamar mandi harus dilengkapi dengan saluran sanitari,
wash basin dan shower bath.
2) Jumlah minimum kamar mandi dan WC untuk kapal di bawah
2000 BRT adalah 3 buah. Direncanakan 3 buah kamar mandi,
dengan rincian sebagai berikut :
a) Kamar mandi / WC untuk Kapten
= 1 buah
= 2 buah
100
1700 mm
b) Lebar (b) =
650 mm
= 500 mm
Lebar
= 350 mm
101
c.
= 150 mm
dipasang pada sisi kanan dan kiri kapal sebagai jalan keluar masuk,
untuk kapal ke permukaan air. Kemiringan tangga 45 o.
a) Sarat kosong (T)
T =
LWT
Lpp x B x Cb x
271,02
37,7 x 7,3 x 0,57 x 1,025
T = 1,686 m
b) Panjang tangga (L)
L =
H - T'
Sin 45 o
102
3,20 - 1,686
0,707
L = 2,14 m
c) Lebar tangga (b) berkisar antara 0,75 s/d 1,0 m; diambil 1 m
103
104
105
C.6.
0,55 x Crew
= 0,53 x 15
= 7,95 m2
berdekatan
dengan
dapur. Dipergunakan
untuk
106
= 1/3 x 7,95
= 2,65 m2
Direncanakan :
= LxP
= 1,1 x 2,46 (2 jarak gading x lebar pada gambar)
= 2,706 m2
Dilengkapi meja kursi dan peralatan lain yang dapat
menampung seluruh pemakai pada waktu bersamaan.
e. Dapur (Galley)
1. Terletak pada deck utama dengan dinding terbuka dan
dilengkapi dengan:
1) Ventilasi
2) Exhaust Fan untuk menghisap asap dan debu keluar dari
ruangan
3) Kaca sinar yang bisa dibuka dan ditutup
4) Tungku masak dan kompor yang disesuaikan dengan
jumlah crew kapal
5) Pintu masuk dapur lebarnya 800 mm agar panci besar
bisa masuk-keluar dapur.
2. Dapur harus diletakkan dekat dengan mess room
3. Dapur harus terhindarkan dari asap dan debu
4. Tidak berhubungan langsung antara galley dengan sleeping
room
Luas dapur 0,5 ~ 1,0 m2 tiap orang, diambil 0,53 m2/orang. *47
=
0,53 x 15
= 7,95 m2
Direncanakan :
= LxP
= 2,26 x 3,85 (lebar pada gambar x 7 jarak gading)
= 8,701 m2
107
0,5 x 15
= 7,5 m2
Luas direncanakan :
=PxL
= 2,2 x 2,75 (5 jarak gading x lebar pada gambar)
= 6,05 m2
Panjang meja disesuaikan dengan jumlah ABK
6) Besar meja 700 s/d 800 mm dilengkapi mistar pin yang dapat
diputar dan disorongkan.
7) Dalam ruang makan terdapat satu atau lebih bufet untuk
menyimpan barang pecah belah dan perlengkapan lainnya.
g. Pantry
Merupakan ruangan yang digunakan untuk menyimpan makan dan
minuman, peralatan / perlengkapan makan.
1) Diletakkan didekat mess room/gallery
2) Dilengkapi rak-rak peralatan masak
3) Disepanjang dinding terdapat meja masak dengan kemiringan
95 yang dilengkapi lubang-lubang cucian, sedangkan meja
dilengkapi dengan timah.
48 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 14. Email :
digit@handout
108
109
110
111
112
113
d) Tinggi lampu jangkar lebih besar dari jarak lampu jangkar dari
haluan (h1 l1 ). Tingginya minimal bisa dilihat pada jarak 2
seamil.
Maka h1 direncanakan 6 m
e)
100 l2 LOA
= 11 m
100 l2 10,025
114
(h = 4 5, Diambil 4)
= l3 1/3 LOA
115
l3 1/3 x 40,1 = l3
13,36 m
116
2)
untuk
menyimpan
kaleng-kaleng
cat
serta
perlengkapannya.
3)
4)
5)
6)
Ruang CO2
-Digunakan untuk menyimpan CO2 sebagai pemadam kebakaran.
-Ditempatkan dekat dengan kamar mesin, agar penyaluran CO2
mudah bila terjadi kebakaran di kamar mesin.
7)
peraturan yang
118
= 2319,4 m3/hr
= 0,64 m3/s
119
120
160 mm
= 230 mm
c = 360 mm
L1 = 4,00 m
Cb = 0,67
Kapasitas ruangan :
Berat Sekoci
1470 kg
Jumlah sekoci
2 buah
Jumlah orang
15 orang
121
122
E.2. Dewi-dewi
Untuk sekoci yang beratnya 1470 kg keatas digunakan graviti davits,
kondisi menggantung keluar tanpa penumpang (Turning Out Condition).
Dewi-dewi yang digunakan adalah Roland dengan sistem gravitasi (Type
RAC 25). Data-data sebagai berikut :
a
= 2550 mm
b =
300 mm
= 1550 mm
750 mm
= 600 mm
= 1050 mm
= 3450 mm
250 mm
635 kg
2700 Kp
Lebar sekoci
2000 mm
123
124
125
b. Pelampung Penolong
Ditinjau dari bentuknya ada 2 macam pelampung penolong :
1) Bentuk lingkaran
2) Bentuk tapal kuda
Persyaratan untuk pelampung penolong :
1) Harus dapat terapung diatas permukaan air selama 24 jam,
dengan beban minimum 14,5 kg.
2) Mempunyai warna yang mudah dilihat pada saat terapung.
3) Dilengkapi tali pegang yang diikat keliling pelampung
4) Ditempatkan sedemikian rupa dalam keadaan siap untuk dipakai
dan cepat dicapai tempatnya oleh setiap orang di kapal.
5) Jumlah pelampung tergantung dari jenis dan panjang kapal dan
minimum yang dibawa 8 buah.
126
127
d. Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran yang dipakai ada 2 macam :
i. System smothering
Menggunakan CO2 yang dialirkan untuk memadamkan api.
ii. Foom type fire exthinguiser
Pemadam api menggunakan busa, ditempatkan terbesar di
seluruh ruangan kapal.
F.Perencanaan Perlengkapan Berlabuh Dan Bertambat
F.1. Jangkar
Untuk menentukan ukuran jangkar terlebih dahulu bila dihitung angka
penunjuk sebagai berikut.
= D2/3 + 2 x H x B +
A
10
*55
Dimana :
D= Displacement kapal
H
419,73 Ton
= fb + h
= HT
= 3,20 2,6
= 0,6 m
= fb + h
= 0,6 + 6,6
= 7,2 m
A1
= LOA x (H T)
55 Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Volume II. Rules For Hull Section 18-2.
Equipment B
128
= 24,06 m2
A2
= 56,74 m2
A3
= 19,37 m2
A4
= 16,69 m2
116,86
10
a=
18,5
= 18,5
114,969
= 138,544
mm
b = 0,779 x
= 0,779 x
114,969
= 107,926
mm
c = 1,5
= 1,5
114,969 = 207,816
mm
d = 0,412 x
= 0,412 x
114,969 = 57,080
mm
e = 0,857 x
= 0,857 x
114,969 = 118,732
mm
f = 9,616 x
= 9,616 x
114,969 = 1332,240
mm
g = 4,803 x
= 4,803 x
114,969 = 665,428
mm
h = 1,1
= 1,1
114,969 = 152,399
mm
i = 2,4
= 2,4
114,969 = 332,506
mm
j = 3,412 x
= 3,412 x
114,969 = 472,713
mm
k = 1,323 x
= 1,323 x
114,969 = 183,294
mm
l = 0,7
= 0,7
114,969 = 96,981
mm
56 Biro Klasifikasi Indonesia. 2014. Volume II. Rules For Hull Section 18-6.
Table 18.2
57 Buku Perlengkapan Kapal ITS A. Hal : 13
129
130
= 275 mm
d1 =
20,5 mm
d2 = 17,5 mm
d3 = 17,5 mm
F.3. Tali Temali *67
1. Panjang tali tambat
180 m
3 buah
40 KN
132
4. Bahan tali
Wire Rope
Jadi :
Sv
= 35 x (0,6807) 2
= 35 x 0,641
= 22,799 m3
Vc=
Vc
275 x 22,799
183
= 34,261 ft3
= 1,124 m3
ii. Volume bak lumpur
Vb
= 0,2 x Vc
= 0,2 x 34,261
58 httpcyberships.wordpress.com20091114perhitungan-mooring-system-padakapal
59 httpcyberships.wordpress.com20091114perhitungan-mooring-system-padakapal
133
= 6,852 ft3
= 0,225 m3
Volume total bak rantai
Vt
= Vc + Vb
= 34,261 + 6,852
= 41,113 ft3
= 1,349 m3
F.5.
= 1
= 1
= 1,4 m
= pxlxt
= 1 x 1 x 1,4
= 1,4 m3
Hawse Pipe
Diameter dalam hawse pipe tergantung diameter rantai jangkar = 17,5
mm.
Diameter hawse pipe dibagian bawah dibuat lebih besar dibandingkan
diatasnya.
a.Diameter dalam hawse pipe pada geladak akil *60
d1= 10,4 x d
= 10,4 x 20,5
= 213,2 mm
b. Diameter luar hawse pipe
*61
d2= d1 + 30 mm
= 213,2 + 30
= 243,2 mm
c.Jarak hawse pipe ke windlass
a
= 70 x d
= 70 x 20,5
134
= 1435 mm
d. Sudut kemiringan hawse pipe
e.Tebal plat
S1 = 0,7 x d
S2 = 0,6 x d
A = 5
= 5
xd
B = 3,5 x d
x 20,5 = 71,15 mm
135
136
137
138
Dimana :
fh
Ga
Pa
la
x m x Dd
60 x Va
Dimana :
Va
la
0,2 m/det
= 69,734 mm
a
7,750 t/m3
1,025 t/m3
Jadi :
139
1,025
7,75
Mcl=
Tcl x Dcl
2 x cl
(kg.m)
Dimana :
Dcl = 0,267 m
cl = Koefisien kabel lifter (0,9 0,92) :
diambil 0,91
1168,078 kg
Jadi :
Mcl =
1168,078 x 0,208
2 x 0,91
= 171,040 kg.m
c. Torsi pada motor windlass *64
m=
Mcl
la x a
(kg.m)
Dimana :
la
cable lifter :
m
cl
140
Cl
60 x Va
0,04 x d
60 x 0,2
0,04 x 20,5
= 14,634 Rpm
la
1000
14,634
= 68,333 Rpm
a
= 0,7 0,855
m =
diambil 0,75
171,04
68,333x 0,75
= 3,34 kg.m
d. Daya efektif windlass (Ne) *65
Ne=
m x m
716,2
3,34 x 1000
716,2
= 4,660 Hp
141
142
143
144
145
146
147
= 11,55 m
= 2,20 m
= C1 x C2 x P x F
Dimana :
P
= 2 ton
C1
= 1,2
C2
= 177
W =
D 4 - 0,96 - D
32
D
Dimana :
D
2182,6584
2182,6584 x 32
69845,0688
D 4 - 0,96 - D
32
D
= 3,14 (1 0,96) D3
= 0,1256 D3
148
8772,540641
D =
= 93,6618 cm
Diameter dalam tiang muat dibagian ujung
d
0,96 x D
0,96 x 93,6618
89,9153 cm
=
=
D-d
2
93,6618 - 89,9153
2
1,873 cm
Cos 45o =
Lb
F
Lb
F
cos 45 o
7,773
0,707
= 10,994 m
Tinggi Mast Ruang muat `
H = h1 + h2
h1 = 0,9 x Lb
= 0,9 x 10,994
= 9,894 m
h2 direncanakan : 2 m
Jadi H = 9,894 + 2
= 11,894 m
149
150
151
Line hauler
b)
153
154