Anda di halaman 1dari 46

BAB III

PERHITUNGAN RENCANA UMUM


(GENERAL ARRANGEMENT)

A. JUMLAH DAN SUSUNAN ANAK BUAH KAPAL


1. Jumlah ABK
a. Jumlah ABK Kapal Tug Boat
Jumlah awak kapal tunda bergantung dari besar kecilnya
daya kapal tunda. Kapal tunda tipe Harbor Tug dengan daya
1000 HP sampai dengan 2000 HP minimal diawaki 13 orang
yang terdiri dari Nakhoda, Mualim, Radio Operator, Kepala
Kamar Mesin, Masinis I, Masinis II, Juru Listrik, Juru Masak,
Juru Minyak, Juru Mudi, Kelasi I, Kelasi II, dan Juru Motor. *1
b. Perhitungan Anak Buah Kapal Dengan Tabel
1. Nahkoda = 1
2. Jumlah ABK Deck Departement bergantung pada BRT
kapal. Kapal dengan BRT 259 Tonage, maka jumlah ABK
pada Deck Departement adalah 4 orang.
3. Jumlah ABK pada Engine Departement bergantung pada
BHP main engine. Untuk main engine kapal dengan 1800
BHP, maka jumlah ABK pada Engine Departement adalah
12 orang.
4. Jumlah ABK pada Catering Departement bergantung pada
jumlah orang yang dilayani, dengan jumlah 7 ~ 8 orang
per crew. Jumlah ABK pada Catering Department adalah 2
orang.
5. Jumlah ABK = 1 + 4 + 10 +2 = 19 orang.

1 http://www.maritimeworld.web.id/2011/04/kapal-tunda-tug-boat-kapalpandu-pilot.html

Berdasarkan ketentuan dari tabel, jumlah kru kapal adalah 17


orang, sedangkan berdasarkan www.maritimeworld.web.id /
2011/04/kapal-tunda-tug-boat-kapal-pandu-pilot.html

untuk

kapal Tug Boat dengan daya mesin induk 1800 BHP, minimal
diawaki 13 kru. Untuk efisiensi kerja yang lebih maksimal, maka
kru yang dibutuhkan berjumlah 14 orang.
2. Susunan ABK
Direncanakan 20 orang yang perinciannya adalah sebagai
berikut.
a. Kapten (Nahkoda):

orang

1. Mualim / Chief Officer

: 1

orang

2. Radio Operator / Radio Officer

: 1

orang

3. Juru Mudi / Quarter Master

: 1

orang

4. Kru Dek / Crew Deck

: 1

orang

b. Deck Departement

c. Engine Departement
1. Kepala Kamar Mesin / Chief Engineer

2. Masinis I, II / Enginer I, II

orang

: 2

orang

3. Juru Listrik / Electricant

: 1

orang

4. Juru Minyak / Oilman

: 1

orang

5. Kru Mesin / Engine Crew

: 2

orang

1. Kepala Catering / Chief Cook

: 1

orang

2. Asisten Masak / Assistant Cook

: 1

orang +

d. Catering Departement

Jumlah

:14 orang

B. PERHITUNGAN BERAT KAPAL


1. Volume Badan Kapal Dibawah Garis Air (V) *2
V= LPP x B x T x Cb
Dimana :
LPP = Panjang antara After peak dan Fore peak kapal
B

= Lebar kapal

= Sarat Air kapal

Cb

= Coefisien blok kapal

Maka,
V

= 32,86 x 9,80 x 3,05 x 0,56


= 550,02 m3

2.

Displacement (D) *3
D= V x x C
Dimana :
V

: Volume badan kapal= 550,02 m3

: Berat jenis air laut

: Koefisien berat jenis = 1,004

= 1,025 Ton/m3

D = V x x C ton
= 550,02 x 1,025 x 1,004
= 566,03 Ton

2 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1 hal:
27. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional
3 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1 hal:
27. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional

3.

Menghitung Berat Kapal Kosong


(LWT) *4
LWT= Pst + Pp + Pm
Dimana :
Pst : Berat baja badan kapal
Pp : Berat peralatan kapal
Pm : Berat mesin penggerak kapal

a. Menghitung Berat Baja Kapal Kosong (Pst)


Pst = LPP x B x H x Cst
Dimana :
= Koefisien berat baja badan kapal (145 ~ 170 kg/m3) *5

Cst

= 145 kg/m3

Jadi:
Pst = 32,86 x 9,80 x 4,40 x 145
= 205453 kg
= 205,453 Ton
b. Menghitung Berat Peralatan Kapal (Pp)
Pp

= LPP x H x B x Cpp

Dimana :
Cpp = Koefisien berat peralatan kapal (90 ~ 120 kg/m3) *6
= 90 kg/m3

Jadi :
Pp

= 32,86 x 4,40 x 9,80 x 90


= 127523 kg
= 127,523 Ton

c. Berat Mesin Penggerak (Pm)


Pm

= CPM x (BHP ME)

Dimana :
CPM

= Koefisien berat mesin penggerak (90-120 Kg/m 3)


diambil
90 kg/m3

4 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1 hal:
29. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional
5 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro.
6 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro

ME

= 1800 BHP

Maka:
Pm

= 90 x 1800
= 162000 Kg
=162 TON

Sehingga Berat Kapal Kosong (LWT)


LWT = Pst + Pp + Pm
= 205,453 + 127,523 + 162
= 494,976 Ton
4.

Menghitung Berat Mati Kapal


DWT = D LWT
= 566,03 Ton 494,976 Ton
= 71,054 Ton
Koreksi DWT/D untuk kapal Tug Boat (0,10 ~ 0,30) D *7

71,054
566,03

DWT
D =

= 0,125

(Memenuhi)

5. Menghitung Berat Muatan Bersih


Pb

= DWT (Pf + Pa + Pl + Pm + Pc) (Ton)

Dimana :
DWT = Bobot mati kapal
Pf

= Berat bahan bakar + cadangan 10 %

Pa

= Berat air tawar + cadangan 10 %

Pl

= Berat minyak lumas + cadangan 10 %

Pm

= Berat bahan makanan + cadangan 10 %

Pc

= Berat kru dan barang bawaan + cadangan 10 %

a. Berat Bahan Bakar (Pf)


Pf

a x EHP ME EHP AE x Cf
Vs x 1000
=

Dimana :
a

= Radius pelayaran

= 360 Sea Milles

= 666,72 km ( Jarak Pelayaran Semarang Surabaya PP)


7 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro.

= Kecepatan dinas = 8,00 Knots

Cf

=Koefisien

berat

pemakaian

bahan

bakar

untuk

diesel

(0,17~0,19)
kg/HP/jam) *8
= 0,19 kg/HP/jam
EHP = Effective Horse Power
BHP = Brake Horse Power

EHP ME = 98 % x BHP ME
= 98 % x 1800
= 1764 HP
EHP AE = 20 % x EHP ME
= 20 % x 1764
= 352,8 HP
Jadi:
Pf

a x EHP ME EHP AE x Cf
Vs x 1000
=

Pf

360 x 1764 352,8 x 0,19


8,00 x 1000
=

Pf

= 18 Ton

Untuk cadangan ditambah 10 %

Pf

= (10 % x 18) + 18
= 19,8 Ton

Karena menggunakan 2 mesin maka,


= 2 x 19,8 ton
= 39,6 ton
Spesifikasi volume bahan bakar : 1,25 m3/ton

Volume Tangki Bahan Bakar (FOT) yang dibutuhkan :


VFOT = 1,25 x 39,6
= 49,5 m3
b. Berat Minyak Lumas (Pl)
Berat minyak lumas diperkirakan antara 2 % ~ 4 % dari Pf, diambil
4 % *9
8 Sugeng, Sunarso. 2009. Prosedur Perencanaan Untuk Kapal-Kapal Ikan
Berukuran Kecil hal: 200. TEKNIK Vol.30
9 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1 hal:
29. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional

Pl= 2 % x Pf
= 2 % x 19,8
= 0,396 Ton
Untuk cadangan minyak lumas di tambah 10 %

Pl

= (10 % x 0,396) + 0,396


= 0,435 Ton

Karena mengunakan 2 mesin, Maka :


= 2 x 0,453
= 0,96 ton
Spesifikasi volume minyak lumas : 1,25 m3/ton

Volume Tangki Minyak Lumas (LOT) yang dibutuhkan :


VLOT = 1,25 x 0,96 Ton
= 1,92 m

c. Berat Air Tawar (Pa)


Berat air tawar terdiri dari dua macam :
1. Berat Air Tawar Untuk ABK (Sanitary)

a x Zx Ca1
= 24x Vsx1000

Pa1

Dimana :
Pa = Berat air tawar untuk konsumsi
a

= Radius pelayaran

=360 Sea Milles

= 666,72 km ( Jarak Pelayaran Semarang Surabaya PP)


Z

= Jumlah ABK

=14 orang

= Kecepatan dinas

=8,00 Knots

Ca1 =

Koefisien

berat

air

tawar

sanitary

(100

kg/orang/hari *10
= 100 kg/orang/hari

Jadi :
Pa1

360 x 14 x 100
= 24 x 8,00 x 1000
= 2,625 Ton

Untuk cadangan 10 %

Pa1 = (10 % x 2,625) + 2,625


= 2,887 Ton
10 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro

150)

2. Berat Air Tawar Untuk Pendingin Mesin


Pa2

a x EHPME EHP AE xCa2


Vsx1000
=

Dimana :
Ca2 = Koefisien berat air tawar pendingin mesin (0,02 ~ 0,05)
kg/orang/hari
= 0,03 kg/orang/hari *11

Jadi :
a x EHPME EHP AE x Ca2
Vsx1000
Pa2=
360 x ( 1764 352,8) x 0,03
8,00 x 1000
=

= 2,85 Ton
Untuk cadangan di tambah 10 %

= (10% x 2,85) + 2,85


= 3,13 Ton
Karena menggunakan 2 mesin, Maka :
= 2 x 3,13 ton
= 6,26 Ton
Sehingga Berat Air Tawar (Pa) Total:
Pa

= Pa1 + Pa2
= 2,887 + 6,26
= 9,14 Ton
3

Spesifikasi volume air tawar 1,0 m /Ton

Volume Tangki Air Tawar (FWT) yang dibutuhkan:


VFWT

= 1 x Pa
= 1 x 9,14
= 9,14 m

d. Berat Bahan Makanan (Pm) *12

a Z Cm
Pm= 24 Vs 1000
11 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro
12 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout

Dimana :
a

= Radius pelayaran

= 360 Sea Milles

= 666,72 km ( Jarak Pelayaran Semarang Surabaya PP)


Z

= Jumlah ABK

= 14 orang

= Kecepatan dinas

= 8,00 Knots

Cm

= Koefisien berat bahan makanan (2 ~ 5) kg/orang/hari *13

= 5 kg/orang/hari

Jadi :
360 14 5
Pm = 24 8,00 1000

= 0,131 Ton
Untuk cadangan ditambah 10 %

Pm = (10 % x 0,131) + 0,131


= 0,144 Ton
Spesifikasi volume bahan makanan 2 ~ 3 m 3/Ton, diambil 2,5
m3/Ton

Volume Bahan Makanan yang dibutuhkan :


Vm = 2,5 x Pm
= 2,5 x 0,144
= 0,36 m

e. Berat Crew dan Barang Bawaan (Pc)


1. Berat Crew
a = Z x 75 kg/orang (Rata-Rata Berat Kru) *14
= 14 x 75
= 1050 kg
= 1,05 Ton
2. Berat Barang Bawaan
B = Z x 25 kg/orang *15
= 14 x 25
= 350 kg = 0,35 Ton
Jadi :
Pc

= a b
= 1,05 + 0,35
= 1,4 Ton

Untuk cadangan ditambah 10 %


13 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout
14 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout
15 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 18. Email :
digit@handout

= (10% x 1,4) + 1,4


= 1,54 Ton
Sehingga total berat muatan bersih kapal (Pb)
Pb

= DWT (Pf + Pl + Pa + Pm + Pc)


= 71,054 (19,8 + 0,96 + 9,14 + 0,144 + 1,54)
= 39,47 Ton

C. PEMBAGIAN RUANGAN UTAMA KAPAL


1.

Penentuan Jarak Gading


a. Rules of Construction Hull BKI Volume II 2006 Sec. 9
1
Forward of the collision bulkhead and after of the afterpeak
bulkhead, the frame spacing shall in general not exceed
600 mm. *16
Berdasarkan ketentuan dari Biro Klasifikasi Indonesia di
atas, maka jarak gading yang akan dirancangkan adalah
0,50 m, berjumlah 64 gading (gading mayor) terhitung dari
AP, dan gading minor dengan jarak gading 0,43 m terhitung
dari gading 65 sampai FP.
b.Jarak Gading Besar *17
= 4 x Jarak Gading (a)
= 4 x 0,5 m
= 2m
c. Perincian Gading
AP Frame 64 (Gading Mayor)
32

= 0,5 x 64

16 Di depan sekat tubrukan dan di belakang sekat buritan, jarak gading pada
umumnya tidak melebihi 600 mm
17 Solichin D.S. 2007. Kuliah Konstruksi Kapal 1 Semester 1. Program Studi
Diploma III Teknik Perkapalan

Frame 56 FP (Gading Minor)

= 0,43 x 2

Jumlah jarak gading keseluruhan

= 66 gading

32,86

0,86

d. Mulai 0,2 LPP dari sekat haluan sampai sekat tubrukan jarak
gading-gading tidak boleh lebih besar dari yang dibelakang
0,2 LPP dari haluan.
e. Di depan sekat tubrukan dan belakang sekat ceruk buritan
jarak gading-gading tidak boleh lebih besar dari yang ada
antara 0,2 LPP dari linggi depan dari sekat ceruk buritan.
2.

Penentuan Sekat Kedap Air


Lambung kapal dibagi secara melintang oleh sekat-sekat,
diantaranya sekat tubrukan (Collision Bulkhead), sekat tabung
buritan (Stern Tube Bulkhead), sekat depan kamar mesin, dan
sekat

lainnya.

Pada

umumnya

jumlah

sekat

kedap

air

bergantung dari panjangnya kapal dan tidak boleh kurang


dari : *18
L 65= 3 Sekat
Dari data di atas jumlah sekat kedap air yang direncanakan 3
sekat , yaitu :
a. Sekat Tabung Buritan (Stern Tube Bulkhead)
Stern Boss direncanakan 14 kali jarak gading dari AP
= 14 x Jarak Gading (a)
= 2 x 0,5 m
=2m
Sekat Ceruk Buritan direncanakan dipasang pada 8 jarak
gading dari ujung depan Stern Boss.
= 8 x Jarak Gading (a)
= 8 x 0,5 m
=4m
Jadi, Sekat Ceruk Buritan dipasang pada Frame 22 dengan
jarak :
18 Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Volume II. Rules For Hull Section 11. Tabel
1.11

= 22 x Jarak Gading (a)


= 22 x 0,5 m
= 11 m
b. Sekat Depan Kamar Mesin
Letak sekat depan kamar mesin bergantung dari panjang
ruang mesin minimal 2 x panjang mesin. Dari daftar
spesifikasi mesin, mesin diesel dengan daya 1800 BHP
memiliki panjang 4728 mm, sehingga panjang kamar mesin
direncanakan 9,456 m atau 19 jarak gading 0,5 m. Ruang
mesin di letakkan antara Frame 22 sampai Frame 40.
Berikut di bawah ini adalah data dari mesin penggerak
kapal.
1. Tipe mesin

= NIIGATA

MARINE

PROPULSION
2. Jenis

6MG25HX

3. Jumlah Langkah

= 4 Stroke

4. Daya mesin

= 1800 BHP

5. Putaran mesin

= 750 Rpm

6. Jumlah silinder

= 6 Buah

7. Panjang mesin

= 4728 mm

8. Tinggi mesin

= 2796 mm

9. Lebar mesin

= 1040 mm

10.Berat mesin

= 18,2 TON

c. Sekat Tubrukan (Collision Bulkhead) *19


Untuk sekat tubrukan tidak boleh kurang dari 0,05 LPP dari
gading tegak haluan (FP) dan tidak boleh lebih dari 0,08
LPP dari gading tegak haluan (FP).
Jarak Minimal=

0,05 x LPP
= 0,05 x 32,86
= 1,643 m

Jarak Maksimal

= 0,08 x LPP
= 0,08 x 31,22
= 2,62 m

19 Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Volume II. Rules For Hull Section 11. Tabel
1.11

Direncanakan 4 jarak gading


= (0,5 x 2 gading) + (0,43 X 2 gading )
= 1,86 m
Pada jarak 1,86 m dari FP direncanakan letak Sekat
Tubrukan pada Frame 62.
3.

Perencanaan

Pembagian

Ruang

dan

Perhitungan

Volume
Untuk menghitung volume ruang mesin maka harus membuat
grafik CSA geladak dan CSA tinggi Double Bottom.
Pada Ruang Muat harus mempunyai Double Bottom (h

min

600 mm)
h

= 350 + 45 x B (mm) *20

350 + 45 x 9,80
= 791 mm , Direncanakan 800 mm

Pada kamar mesin, tinggi Double Bottom (h1) disesuaikan


dengan

dengan

kebutuhan

tinggi

fondasi

mesin,

pada

umumnya lebih tinggi dibanding double bottom yang ada di


ruang muat. *21
Direncanakan =1,2 x 800 mm
= 960 mm
Sepanjang Station AP ~ 2.5, tinggi Double Bottom (h2) yang
diukur dari base line direncanakan adalah = 2440 mm
Luas Midship
= B x H x Cm *22

Am
=

9,80 x 4,40 x 0,854


= 36,82 m2

Luas Midship pada Double Bottom


Am Double Bottom Ruang ABK =

B x h x Cm

= 9,8 x 0,8 x 0,854


= 6,69 m2
20 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 4. Email :
digit@handout
21 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 5. Email :
digit@handout
22 Kusna Djaya, Indra dan Moch. Sofii. 2008. Teknik Konstruksi Kapal Jilid 1 hal:
20. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan: Departemen
Pendidikan Nasional

Am Double Bottom Kamar Mesin

B x h1 x Cm

= 9,80 x 0,96 x 0,854


= 8,03 m2
Am Double Bottom AP~2.5

B x h2 x Cm

= 9,8 x 2,44 x 0,854


= 20,42 m2
Luas
DB

Luas DB

Ruang
Kru

Ruang
Mesin

Luas

AP

0,031

0,765

0,25

0,063

1,554

0,5

0,119

2,935

0,75

0,189

4,662

0,264

6,511

1,5
2
2,5

0,422
0,558
0,729

10,408
13,763
17,980

0,850

20,965

6,599

4
5

0,975
1

24,048
24,654

7,569
7,760

0,999

24,640

6,463

0,883

21,779

5,712

7,5

0,775

19,115

5,014

7,755
-

0,635

15,662

4,108

8,5

0,470

11,592

3,041

0,308

7,597

1,993

9,25

0,215

5,303

1,391

9,5

0,135

3,330

0,873

9,75

0,063

1,554

FP

0,000

Luas DB
AP Station
2.5
0,612
1,243
2,348
3,729
5,209
8,327
11,010
14,384
16,7716813
1
-

Untuk menghitung volume ruangan dan tanki menggunakan


metode integrasi numerik , yaitu aturan trapesium dan aturan
Simpson, yaitu :

V k a *23
Dimana :
23 http://www.google.com/Ekoblog : INTEGRASI NUMERIK APPROXIMATE
INTEGRATION.

V= Volume ruangan, double bottom, atau tanki


k

= Angka pengali

= Jarak gading

= Jumlah hasil

a. Perhitungan Volume Ruang Mesin (VER)


Ruang Mesin terletak antara Frame 12 sampai Frame 24
Fram
e
20

Luas

FS

Hasil Kali

15,870

15,870

21

16,239

64,956

22

16,541

33,082

23

16,792

67,168

24

16,991

33,982

25

17,139

68,556

26

17,253

34,506

27
28
29
30
31
32

17,322
17,394
17,423
17,459
17,489
17,502

4
2
4
2
4
2

69,288
34,788
69,692
34,918
69,956
35,004

33

17,502

70,008

34

17,482

34,964

35

17,435

69,740

36

17,355

34,710

37

17,232

68,928

38

17,054

17,054

927,170

Volume Ruang Mesin


VER = k x a x
= 1/3 x 0,5 x 927,170
= 154,528 m3
b. Perhitungan Volume Dasar Ganda Ruang Mesin (VERDB

Double Bottom ruang mesin terletak antara Frame 12


sampai Frame 24

Fram
e
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38

Luas

FS

Hasil Kali

6,559
6,697
6,814
6,911
6,988
7,048
7,093
7,124
7,145
7,157
7,164
7,167
7,169
7,168
7,168
7,168
7,167
7,166
7,165

1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1

6,559
26,788
13,628
27,644
13,976
28,192
14,186
28,496
14,290
28,628
14,328
28,668
14,338
28,672
14,336
28,672
14,334
28,664
7,165
381,564

Volume Double Bottom Kamar Mesin


VER-DB

=kxax
= 1/3 x 0,5 x 381,564
= 63,594 m3

c. Perhitungan Volume Ruang Kru Kapal (VCR)


Volume Ruang Kru Kapal terletak antara Frame 24 sampai
Frame 49
Fram
e
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48

Luas

FS

18,056
17,945
17,754
17,543
17,321
17,077
16,797
16,467
16,065
15,558
14,967

1
4
2
4
2
4
2
4
2
4
2

Hasil
Kali
18,056
71,780
35,508
70,172
34,642
68,308
33,594
65,868
32,130
62,232
29,934

49
50
51
52
53
54
55
56

14,303
13,585
12,833
12,037
11,179
10,263
9,331
8,429

4
2
4
2
4
2
4
1

57,212
27,170
51,332
24,074
44,716
20,526
37,324
8,429
793,007

57
58
59

7,575
6,718
5,792

1
4
1

7,575
26,872
5,792
40,239

VCR =

k xax

x 0,5 x (793,007+40,239)

208,312 m3

d. Perhitungan Volume Ruang Peralatan (VT)


Ruang peralatan terletak sepanjang Frame 49 sampai
Frame 53
Fram
e
59
60
61
61,5
62

Luas
2,000
1,662
1,300
1,080
0,873

FS
1
4
2
4
1

Hasil
2,000
6,648
2,600
4,320
0,873
16,441

Volume Ruang Peralatan


VT =

kxax

1/3 x 0,5 x 16,441

2,74 m3

e. Perhitungan Volume Tanki-Tanki


1. Perhitungan Volume Tanki Bahan Bakar (VFOT)
Tanki bahan bakar direncanakan terletak di Double
Bottom Ruang Mesin antara Frame 24 sampai Frame 34

Frame
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56

Luas
6,578
6,554
6,432
6,325
6,298
6,267
6,189
6,098
5,987
5,769
5,304
5,081
4,368
4,569
4,282
3,976
3,655
3,325
2,993

FS
1
4
2
4
2
4

4
2
4
2
4
2
4
2
4
2
4
1

Hasil
6,578
26,216
12,864
25,300
12,596
25,068
12,378
24,392
11,974
23,076
10,608
20,324
8,736
18,276
8,564
15,904
7,310
13,300
2,993
286,457

57

2,663

2,663

58

2,330

9,320

59

2,000

2,000

13,983

Volume Tanki Bahan Bakar


VFOT = k x a x
= 1/3 x 0,55 x (286,457+13,983)
= 50,073 m3
Volume tanki yang dibutuhkan = 49,5 m3
Volume Tanki Bahan Bakar Volume yang dibutuhkan
50,073 m3

49,5 m3

(Memenuhi)

2. Perhitungan Volume Tanki Air Tawar (VFWT)


Tanki air tawar direncanakan terletak di Double Bottom
antara Frame 35 sampai Frame 39
Fram
e
35

Luas

FS

Hasil

3.740

3.740

36

3.725

7.450

37

3.700

7.400

38

3.661

7.323

39

3.606

3.606

29.520

Volume Tanki Air Tawar


VFWT = k x a x
= x 0,55 x 29,520
= 8,118 m3
Volume tanki yang dibutuhkan = 8,104 m3
Volume Tanki Air Tawar Volume yang dibutuhkan
8,118 m3

8,104 m3

(Memenuhi)

3. Perhitungan Volume Tanki Minyak Lumas (VLOT)


Tanki minyak lumas direncanakan terletak di Ruang
Mesin. Direncanakan akan dibuat tanki minyak lumas
berbentuk kubus dengan ukuran sebagai berikut.
p

=2m

=1m

=1m

VLOT = 2 m3
Volume tanki yang dibutuhkan = 1,92 m3
Volume Tanki Minyak Lumas

Volume

yang

dibutuhkan
2 m3 1,92 m3

(Memenuhi)

f. Perhitungan Volume Tanki Ballast


1. Perhitungan Volume Tanki Ballast After Peak (VBT-AP)
Tanki Ballast AP terletak sepanjang Frame 4 sampai
Frame 16
Frame
4
5
6
7
8
9
10
11

Luas
2,270
2,854
3,473
4,127
4,813
5,523
6,245
6,966

FS
1
4
2
4
2
4
2
4

Hasil
2,270
11,416
6,946
16,508
9,626
22,092
12,490
27,864

12

7,678

15,356

13

8,375

33,500

14

9,051

18,102

15

9,707

38,828

16

10,343

10,343

225,341

Volume Tanki Ballast AP


VBT-AP = k x a x
= 1/3 x 0,5 x 225,341
= 35,757 m3

2. Perhitungan Volume Tanki Ballast 1 (VBT1)


Tanki Ballast 1 terletak di Double Bottom sepanjang
Frame 8 sampai Frame 12
Frame
59
60
61
61,5
62

Luas
2,000
1,662
1,300
1,080
0,873

FS
1
4
2
4
1

Hasil
2,000
6,648
2,600
4,320
0,873
16,441

Volume Tanki Ballast 1


VBT1 = k x a x
= 1/3 x 0,5 x 16,441
= 2,740
3. Perhitungan Volume Tanki Ballast Fore Peak (VBT-FP)
Tanki Ballast FP terletak sepanjang Frame 62 sampai FP
Frame
62
63
64
65
FP

Lua
s
3,82
8
2,70
0
1,63
2
0,76
8
0

FS

Hasil

3,828

10,800

3,264

3,072

20,964

Volume Tanki Ballast FP


VBT-FP = k x a x
= 1/3 x 0,46 x 20,964
= 3,214 m3
Sehingga Volume Tanki Ballast Total :
VBTTOTAL = VBT-AP + VBT1 + VBT-FP
= 35,757 + 2,740 + 3,241
= 41,378 m3

Tanki Ballast diisi dengan air laut dengan berat jenisnya = 1,025
Ton/m3

Jadi berat Tanki Ballast Total = VBTTOTAL x Berat Jenis Air Laut
= 41,378 x 1,025
= 42,78 Ton
Koreksi Perbandingan Tanki Ballast Total dengan Displacement
(7% ~ 17%) *24

= (42,78 / 566,03) x 100%


= 7,984% (Memenuhi)
4.Penentuan Ruang Akomodasi
Ruang akomodasi menempati boat deck dengan tinggi 2400
mm dari upper deck berdasarkan Accomodation Convention In
Geneva 1949 dari International Labour Organization. Tinggi

geladak akomodasi tidak boleh kurang dari 2,4 meter untuk


memastikan

kecukupan

head

room

untuk

ABK

atau

penumpang setelah dikurangi tinggi beam serta kabel dan


pipa ventilasi. *25
a. Ruang Tidur
Untuk ruang tidur, ketentuannya adalah sebagai berikut.
1. Luas lantai untuk sleeping room 2,35 m2 per orang.

24 Tugas Akhir Perkapalan. PSD III Teknik Perkapalan. Universitas Diponegoro


25 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 2. Email :
digit@handout

2. Ukuran tempat tidur minimal 1,9 m x 0,68 m. *26


3. Tempat tidur tidak boleh lebih dari dua susun, jarak
tempat yang bawah berjarak 40 cm dari lantai, jarak
antara tempat tidur bawah dan atas 60 cm dan tempat
tidur diatasnya berjarak 60 cm dari langit-langit. *27
4. Ruang perwira harus mempunyai satu ruang tidur setiap
orang.
Rencana ruang tidur ada 9 kamar dengan perincian sebagai
berikut.
1. Nahkoda /Captain=

1 Orang

= 1 Kamar

2. Chief Officer

= 1 Orang = 1 Kamar

3. Radio Officer dan Quarter Master

= 2 Orang=

1 Kamar
4. Crew Deck 1

= 1 Orang = 1 Kamar

5. Chief Engine

= 1 Orang = 1 Kamar

6. Engineer 1 dan Engineer 2 = 2 Orang = 1 Kamar


7. Electrican dan Oilman

= 2 Orang = 1 Kamar

8. Crew Engine 1 dan Crew Engine 2

= 2 Orang=

1 Kamar
9. Chief Cook
2 Orang
Jumlah

dan Assistant Cook

= 1 Kamar
= 14 Orang

Kamar
b. Sanitari Akomodasi
1. Setiap kamar mandi harus dilengkapi dengan saluran
sanitari, wash basin dan shower bath.
2. Jumlah kamar mandi disesuaikan dengan jumlah crew,
dengan perincian sebagai berikut.

Kamar mandi / WC untuk Kapten = 1 buah

Kamar mandi / WC untuk Perwira = 1 buah

Kamar mandi /WC untuk ABK

= 2 buah

26 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 10. Email :


digit@handout
27 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 2. Email :
digit@handout

3. Kamar mandi diberi jendela untuk sirkulasi udara.


4. Lantai kamar mandi harus diberi ubin, posisi lantai lebih
rendah dari lantai luar
5. Ukuran kamar mandi dan WC direncanakan sebagai
berikut.
= 1,5 x 4 Jarak Gading
= 1,5 x 4 x 0,5
= 3 m2
c. Ukuran Pintu, Jendela dan Tangga
1. Pintu Baja Kedap Cuaca (Ship Steel Water Tight Door) *28
Digunakan

sebagai

pintu

luar

yang

berhubungan

langsung dengan cuaca bebas.

a. Tinggi (h)=

1800 mm

b. Lebar (b)

700 mm

c. Tinggi ambang pintu 300 mm


2. Jendela
a. Jendela persegi panjang (Square window)
Tinggi

= 500 mm

Lebar

= 350 mm

b. Jendela bulat (Scutle window)


Diameter jendela bulat 250 ~ 350 mm

Diameter jendela diambil 350 mm


c. Tinggi jendela dari sarat air menurut International
Convention on Load Line 1996 adalah 500 mm
3. Tangga (Ladder )
28 Sapta Bahari Catalogue Product for Weather Tight Door

a. Steel Deck Ladder *29


Digunakan untuk menghubungkan deck satu dengan
deck lainnya.
Nominal Size = 700 mm
Lebar

= 700 mm

Sudut Kemiringan

= 450

Interval of Treads

= 200 ~ 300 mm, diambil 300

mm
Step Space

= 400 mm

b. Ship Steel Vertical Ladder *30


Digunakan untuk tangga pada escape gang, tangga
man hole, dan digunakan untuk tangga menuju ke
top deck.
Lebar Tangga =350 mm
Interval of Threads = 300 ~ 350 mm,diambil 300
mm
Jarak dari Dinding

5.

= 150 mm

Perencanaan Ruang Konsumsi


a. Gudang Bahan Makanan
Luas gudang bahan makanan antara 0,5 ~ 1,0 m2/orang di ambil
0,5 *31

0,5 x Crew
= 0,5 x 14
= 7 m2

b.

Dry Provision Room

29 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 2. Email :


digit@handout
30 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 27. Email :
digit@handout
31 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro

Diletakkan berdekatan dengan dapur. Dipergunakan untuk


menyimpan bahan makanan kering dengan luas 2/3 gudang
makanan.
= 2/3 x Gudang makanan
= 2/3 x 7
= 4,6 m2
Direncanakan :
= 4 x Jarak Gading x 2,5
= 5 m2
c. Cold Storage Room
Digunakan untuk menyimpan bahan yang memerlukan
pendingin agar bahan-bahan tersebut tetap segar dan baik
selama pelayaran.
Temperatur ruang pendingin dijaga terus dengan ketentuan
:

Untuk menyimpan daging, suhu maksimum adalah -22 0C


Untuk menyimpan sayuran suhu maksimum adalah
-120C

Luas Gudang Pendingin


= 1/3 x Gudang makanan
= 1/3 x 7
= 2,3 m2
Direncanakan :
= 2 x Jarak Gading x 2,3
= 2,3 m2
d. Dapur (Galley)
1. Terletak pada deck utama dengan dinding terbuka dan
dilengkapi dengan:

Ventilasi

Exhaust Fan untuk menghisap asap dan debu keluar


dari ruangan

Kaca sinar yang bisa dibuka dan ditutup


Tungku masak dan kompor yang disesuaikan
dengan jumlah crew kapal

Pintu masuk dapur lebarnya 800 mm agar panci


besar bisa masuk-keluar dapur.

2. Dapur harus diletakkan dekat dengan mess room


3. Dapur harus terhindarkan dari asap dan debu
4. Tidak berhubungan langsung antara galley dengan
slepping room
Luas dapur 0,5 ~ 1,0 m2 tiap orang, diambil 0,7 m2/orang. *32

0,7 x 14
= 9,8 m2

Direncanakan :
= 8 x Jarak Gading x 2,5
= 10 m2
e. Ruang Makan (Mess Room)
1. Terdapat 1 meja panjang dengan meja dan kursi
terpasang mati
2. Lebar meja 700 mm ~ 800 mm
3. Dapat menampung seluruh ABK dalam waktu yang
bersamaan
Luas mess room 0,5 ~ 1,0 m2 tiap orang, diambil 0,7 m2/orang.

*33
=

0,7 x 14
= 9,8 m2

Luas direncanakan :
= 8 x Jarak Gading x 2,5 = 10m2
6.

Perencanaan Ruang Navigasi


Ruang navigasi menempati tempat tertinggi dari geladak
bangunan atas terdiri dari :
a. Ruang Kemudi (Wheel House)
1. Pandangan dari wheel house ke arah depan dan
samping tidak boleh terganggu.

32 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 14. Email :


digit@handout
33 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 14. Email :
digit@handout

2. Direncanakan jarak dari dinding depan ke kompas 900


mm
3. Direncanakan jarak dari kompas ke kemudi belakang
500 mm
4. Direncanakan jarak roda kemudi ke dinding kurang lebih
600 mm
5. Pandangan ke arah haluan harus memotong garis air
dan tidak boleh kurang dari 1,25 L kapal ke depan.
6. Ukuran

jendela

untuk

Wheel

House

Simposium of the Design of Ships Budges :*

berdasarkan
34

Semua jendela bagian depan boleh membentuk

sudut 150
Bagian sisi bawah jendela harus 1,2 m diatas deck
Jarak antara jendela tidakboleh kurang dari 100 mm

b.Ruang Peta (Chart Room)


1. Diletakkan di belakang Wheel House.
2. Ruang peta luasnya tidak boleh kurang dari 8 x 8 feet
(2,4 x 2,4 = 5,76 m2) *35
3. Luas direncanakan = 6 x Jarak Gading x 2 = 6 x 0,5 x 2
= 6 m2
4. Meja diletakkan merapat pada dinding depan dari ruang
peta tersebut dengan ukuran : 1,8 x 1,2 x 1 m *36
5. Antara ruang peta dan Wheel House dihubungkan
dengan pintu geser.
c.Ruang Radio (Radio Room)
1. Ruang radio diletakkan dibelakang Wheel House.
Direncanakan

= 6 x Jarak Gading x 2

= 5 x 0,5 x 2
=

5 m2

2. Ruang radio dengan ruang kemudi dihubungkan dengan


pintu geser.
34 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 25. Email :
digit@handout
35 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 15. Email :
digit@handout
36 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 15. Email :
digit@handout

7. Perencanaan Battery Room


Adalah tempat untuk menyimpan

Emergency Source of

Electrical Power (ESEP). Ketentuan ruang ini adalah sebagai


berikut.
Terletak jauh dari tempat keramaian, karena suara bising

yang ditimbulkan
Harus mampu mensupply kebutuhan listrik minimal 3 jam

pada saat darurat.


Instalasi ini masih bekerja jika kapal miring 22,5 0 atau
mengalami trim 100

8. Lampu Navigasi
Lampu navigasi adalah lampu yang harus menyala pada saat
pelayaran di malam hari sedangkan lampu signal menyala
pada malam hari bila dibutuhkan seperti lampu jangkar. Untuk
kapal barang harus tersedia lampu jangkar haluan untuk
pelayaran samudera dan sungai dan lampu jangkar buritan
apabila kapal berlayar di sungai. Tujuan melengkapi lampu
navigasi pada kapal untuk mencegah atau menghindari
tubrukan di laut.
Tinggi lampu navigasi untuk kapal tunda tidak lebih tinggi dari
tinggi base line sampai top deck. Letak dan kedudukan
portable tapi tidak mengurangi fungsi dari lampu-lampunya.
Berikut

adalah

jenis-jenis

lampu

navigasi

dan

letak

kedudukannya.
a. Lampu Jangkar (Anchor Light)

Ditempatkan pada lampu puncak

Warna cahaya putih dengan sudut pancar 360o ke depan

Tinggi dari top deck 7,8 m

b. Lampu Tiang Agung (Mast Head Light)

Ditempatkan di bawah lampu jangkar.


Nyala lampu berwarna putih dengan sudut pancar 225 0
pada bidang horizontal.

Jumlah lampu 3 buah.

c. Lampu Jalan (Road Light)

Ditempatkan diantara Mast Head Light

Jumlah lampu 3 buah masing-masing berwarna merah


dan putih.

d. Lampu Sorot (Flood Light)


Diletakkan pada top deck bagian depan dan belakang
e. Lampu Samping (Side Light) *37

Ditempatkan pada dinding kanan dan kiri rumah geladak


tepatnya di Navigation Deck (Fly Wheel House)

Warna merah untuk post side kiri dan hijau untuk


starboard (lambung kanan).

Jumlah lampu masing-masing satu buah untuk tiap sisi.

Visibilitas : 2 mil

37 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 20. Email :


digit@handout

Sudut sinar : 112,50

f. Lampu Buritan (Stern Light) *38


Lampu dipasang di buritan kapal tanpa ketentuan tingginya
dan

berwarna

putih

bersudut

135 0

terhadap

bidang

horizontal.
Warna
: Putih
Jumlah
: 1 Buah
Visibilitas
: 3 Mil
Sudut Sinar
: 1350 Horizontal
Tinggi
: Buritan

g. Lampu Tarik (Towing Light)


Dipasang pada kapal tunda, digunakan pada saat menarik
kapal,

dipasang

satu

vertikal

dengan

lampu

buritan.

Instalasinya portable.
9. Perencanaan Ruangan Ruangan Lain
a. Ruang Mesin Kemudi
Berfungsi

sebagai

pengatur

arah

gerak

kapal

yang

dilengkapi instalasi sistem kemudi darurat pada saat


instalasi

kemudi

mengalami

kerusakan.

Ruang

mesin

kemudi diletakkan di belakang kapal yaitu terletak pada


ujung buritan kapal dan sampai Frame 2
b. Gudang Tali
Digunakan untuk menyimpan tali tambat, tali tunda dan
yang lainnya.
c. Gudang Lampu
Digunakan untuk menyimpan berbagai peralatan lampu
yang dipakai untuk cadangan kapal jika sewaktu-waktu
terjadi kerusakan kapal.
38 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 21. Email :
digit@handout

d. Gudang Alat-Alat Keselamatan

Digunakan untuk menyimpan alat-alat keselamatan,


seperti life jacket, tanda bahaya, tabung CO2, dan lainlain.

direncanakan di tempat yang mudah dijangkau, tidak


dibawah main deck atau di atas dek navigasi.

D. PERLENGKAPAN VENTILASI
Berupa deflektor pemasukan dan pengeluaran yang terletak pada
deck dan berfungsi sebagai pergantian udara.
1. Deflektor Pemasukan Ruang Mesin *39
VM N o
900 v 1

d=

Dimana :
d

= Diameter deflektor

VM = Volume ruang mesin


v

: 154,528 m2

= Kecepatan udara yang melewati ventilasi


= (2,2 ~ 4 m/det)

: 3 m/det

= Density udara bersih

: 1 kg/m3

= Density udara dalam ruangan

: 1 kg/m3

= Banyaknya pergantian udara tiap jam

: 30 kali

Maka :

154,528 30 1
900 x 3,14 x 3 x 1

= 0,73 m
Luas Lingkaran Deflektor
39 Buku Perlengkapan Kapal ITS B. Hal : 109

= x x d2
= x 3,14 x 0,73 x 0,73
= 0,418 m2

Menggunakan 2 buah deflektor pemasukan


Jadi luas 1 buah deflektor
Ld = x L
= 0,5 x 0,418
= 0,209 m2
Jadi diameter satu lubang deflektor

d5 =

Ld
1/4 x

0,209
1/4 x 3,14

= 0,515 m
= 515 mm
Sehingga, ketentuan ukuran deflektor pemasukan pada ruang
mesin :
a

= 0,16

= 0,3 x d5 = 0,3 x

515

= 154,5

= 1,5 x d5 = 1,5 x

515

= 772,5

mm

= 1,25

x 515

643,75

x 515

375,95 mm

d5 =

d5 =

0,16

1,25

x 515

82,4

mm

mm

mm
e min=

0,4 m

= 400 mm

Deflektor pengeluaran ruang Mesin


a

= 0,73

= 1,8 x d5 = 1,8 x

515

= 927

mm

R1 = 0,6 x d5 = 0,9 x

515

= 463,5

mm

R2 = 1,17
e min=

d5 =

ds=

0,4 m

0,73

1,17

x 515

= 400 mm

2. Deflektor Pemasukan Ruang ABK

VM N o
900 v 1

602,55 mm

Dimana :
d

= Diameter deflektor
: 208,312 m2

VM = Volume ruang ABK


v

= Kecepatan udara yang melewati ventilasi


= (2,2 ~ 4 m/det)

: 3 m/det

= Density udara bersih

: 1 kg/m3

= Density udara dalam ruangan

: 1 kg/m3

= Banyaknya pergantian udara tiap jam

: 30 kali

Maka :

208,312 30 1
900 x 3,14 x 3 x 1

= 0,85 m
Luas Lingkaran Deflektor
L

= x x d2
= x 3,14 x 0,85 x 0,85
= 0,567 m2

Menggunakan 2 buah deflektor pemasukan


Jadi luas 1 buah deflektor
Ld = x L
= 0,5 x 0,567
= 0,283 m2
Jadi diameter satu lubang deflektor

d5 =

Ld
1/4 x

0,283
1/4 x 3,14

= 0,6 m
= 600 mm
Sehingga, ketentuan ukuran deflektor pemasukan pada ruang
abk :
a

= 0,16

d5 =

0,16

x 600

= 0,3 x d5 = 0,3 x

600

= 180

= 1,5 x d5 = 1,5 x

600

= 900

=
mm
mm

96

mm

= 1,25

e min=

d5 =

0,4 m

1,25

x 600

750

438

mm

= 400 m

3. Deflektor Pengeluaran Ruang ABK


a

= 0,73

= 1,8 x d5 = 1,8 x

600

= 1080

R1 = 0,6 x d5 = 0,9 x

600

= 540

R2 = 1,17
e min=

d5 =

ds=

0,4 m

0,73

x 600

1,17

x 600

mm

mm
mm
=

702

mm

= 400 mm

E. PERLENGKAPAN KESELAMATAN PELAYARAN


1. Rakit Penolong Otomatis (Infantable Liferats)
Berbentuk kapal yang secara otomatis dapat dikembangkan
bila dilepas ke laut, dimana peniupnya satu atau lebih botol
angin.

Di

dalam

rakit

ini

terdapat

berbagai

macam

perlengkapan darurat seperti baterai, lentera , makanan


berkalori tinggi dan lain-lain.
Inflatable Liferafts harus memenuhi persyaratanpersyaratan
sebagai berikut :
a. Dibuat

sedemikian

rupa

sehingga

apabila

dijatuhkan

kedalam air dari suatu tempat 20 m tingginya diatas


permukaan air, baik rakit atau perlengkapan tidak akan
rusak.
b. Harus dapat dikembangkan secara otomatis dengan cepat.
c. Berat rakit dan perlengkapannya maximal 100 kg.
d. Rakit harus bisa ditegakan jika telah tercelup, apabila
dalam keadaan terbalik, dan harus memiliki perlengkapan
antara lain :

Dua jangkar apung dengan tali (satu sebagai cadangan)

Gayung spon dan pisau keamanan

Pompa tangan

Alat perbaikan untuk menambal kebocoran

Dayung

Obor yang dapat menyinarkan sinar merah yang terang

2. Pelampung Penolong (Life Buoy)


Ditinjau dari bentuknya ada 2 macam pelampung penolong :
a. Bentuk lingkaran
b. Bentuk tapal kuda
Persyaratan untuk pelampung penolong :
a. Harus dapat terapung diatas permukaan air selama 24 jam,
dengan beban minimum 14,5 kg.
b. Mempunyai warna yang mudah dilihat pada saat terapung.
c. Dilengkapi tali pegang yang diikat keliling pelampung
d. Ditempatkan sedemikian rupa dalam keadaan siap untuk
dipakai dan cepat dicapai tempatnya oleh setiap orang di
kapal.
e. Jumlah pelampung tergangtung dari jenis dan panjang
kapal. Jumlah pelampung untuk kapaldengan panjang 60
120 meter minimal 12 buah.

3. Baju Penolong (Life Jacket)


Sebagai pelindung tambahan pada saat meninggalkan kapal
akibat kecelakan agar para awak dapat tergantung dalam
waktu

cukup

lama

dengan

bagian

kepala

tetap

diatas

permukaan air.
Persyaratan baju penolong :
a. Harus tersedia minimal baju penolong untuk ABK
b. Mampu mengapung diatas permukaan air selama 24 jam
sebagai beban minimal 7,5 kg (tahan terhadap minyak)
c. Harus disimpan pada tempat yang strategis pada saat ada
bahaya dapat mudah diambil.

d. Harus mempunyai warna yang jelas atau dapat dilihat


dengan dilengkapi peluit.

4. Pemadam Kebakaran
Sistem pemadam kebakaran yang dipakai ada 2 macam :
a. Smothering System
Menggunakan CO2 yang dialirkan untuk memadamkan api.
b. Foom Type Fire Exthinguiser
Pemadam api menggunakan busa, ditempatkan terbesar di
seluruh ruangan kapal.

5. Tanda Bahaya Dengan Signal atau Radio


Bila berupa signal, dapat berupa cahaya misal lampu

menyala, lampu sorot, roket, kaca, dan sebagainya.


Bila berupa radio, dapat berupa suara radio,misal auto
amateur signal transmitter, dan sebagainya.

F. PERENCANAAN PERLENGKAPAN BERLABUH DAN BERTAMBAT


Peralatan ini meliputi Jangkar, Rantai Jangkar dan Tali temali
1. Jangkar (Anchor)
Untuk menentukan ukuran jangkar terlebih dahulu bila dihitung
angka penunjuk sebagai berikut.
Z

A
= D2/3 + 2 x H x B + 10

*40

Dimana :
D=

Displacement kapal

566,03 Ton

40 Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Volume II. Rules For Hull Section 18-2.
Equipment B

= Tinggi efektif, diukur dari garis muat musim panas dengan


puncak teratas rumah geladak.
= fb + h

fb

= Lambung timbul (m) diukur dari garis muat musim panas


pada midship
= HT
= 4,40 3,05
= 1,35 m

= Tinggi total bangunan atas


= 2,4 x 2
= 4,8 m

= fb + h
= 1,35 + 4,8
= 6,15 m

A adalah luas penampang samping lambung kapal bagian atas dan


rumah geladak di atas garis muat dalam batasan panjang sampai
ketinggian h.
A1

= LOA x (H T)

= 34,06 x (4,40 3,05)

A2

= 2,4 x 17

= 40,8

m2

A3

= 2,4 x 12,5

= 30

m2

= 45,981 m2

Sehingga Total Luasan Penampang


A

= A1 + A2 + A3
= 45,981 + 40,8 + 30
= 116,781 m2

Jadi :

116,781
10
= (566,03 )2/3 + (2 x 4,40 x 9,80) +
= 69,88 + 86,24 + 11,678
= 167,789 m2

Dengan angka penunjuk Z =167,789 m2 Maka berdasar tabel


didapat: *41
a. Tipe Jangkar Hall Anchor *42
b. Jumlah jangkar 2 buah
c. Berat jangkar (G) = 480 kg
41 Biro Klasifikasi Indonesia. 2006. Volume II. Rules For Hull Section 18-6. Table
18.2
42 Buku Perlengkapan Kapal ITS A. Hal : 13

Ukuran Jangkar :
a=

18,5

= 18,5

480

= 144,85

mm
mm

b = 0,779 x

= 0,779 x

144,85 = 112,83

c = 1,5

= 1,5

144,85 = 217,275

d = 0,412 x

= 0,412 x

144,85 =

e = 0,857 x

= 0,857 x

144,85 = 124,136

f = 9,616 x

= 9,616 x

144,85 =

1392,87

mm

g = 4,803 x

= 4,803 x

144,85 = 695,714

mm

h = 1,1

= 1,1

144,85 = 159,35

mm

i = 2,4

= 2,4

144,85 = 347,64

mm

j = 3,412 x

= 3,412 x

144,85 = 494,228

mm

k = 1,323 x

= 1,323 x

144,85 = 191,636

mm

l = 0,7

= 0,7

144,85 =

mm
59,678

mm

mm

101,395 mm

2. Rantai Jangkar
Dari tabel didapatkan ukuran rantai jangkar sebagai berikut.
a. Panjang total rantai jangkar= 275 m
b. Diameter rantai jangkar d1 =

22 mm

d2 =

19 mm

d3 =

19 mm

3. Tali-Temali
Dari tabel didapatkan ukuran tali-temali sebagai berikut.
a. Panjang tali tarik

: 180 m

b. Beban putus tali tarik : 100 KN


c. Panjang tali tambat

: 110 m

d. Jumlah tali tambat

: 3 buah

e. Beban putus tali tambat :


f.

Bahan tali

55 KN

: Wire Rope

4. Bak Rantai (Chain Locker)

*41

*41

a. Letak chain locker adalah di depan collision bulkhead dan di


dekat FP tank
b. Chain locker berbentuk segi empat
c. Perhitungan chain :
Sv

= 35 x d2 *43

Dimana :
Sv= Volume chain untuk panjang rantai 100 Fathoum (183 m3)
dalam ft3
D

= 17,5 mm
= 0.689 inch

Jadi :
Sv

= 35 x (0,689) 2
= 16,614 feet

d. Volume chain locker dengan panjang rantai jangkar 275 m


*44

PanjangRantaiTotal xSv
183
Vc=
Vc

275 16,614
183
=
= 24,96 ft3

e. Volume bak rantai *45


Vb= 0,2 x Vc
= 0,2 x 24,96
= 4,999 ft3
f.Volume total bak rantai
Vt

= Vc + Vb
= 24,96 + 4,999
= 26,964 ft3

43 Buku Perlengkapan Kapal ITS A. Hal : 29


44 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro.
45 Tugas Akhir Perencanaan Kapal. PSD III Teknik Perkapalan Universitas
Diponegoro.

= 0,898 m3
Volume bak rantai jangkar yang direncanakan :
p

= 1

m (2 x Jarak Gading)

=pxlxt

= 1

=1x1x1

= 1

= 1 m3

5. Hawse Pipe
Diameter dalam hawse pipe bergantung diameter rantai
jangkar. Diameter hawse pipe di bagian bawah dibuat lebih
besar dibandingkan diatasnya.
a. Diameter dalam Hawse Pipe pada Geladak *46
d1=

10,4 x d

= 10,4 x 17,5
= 182 mm
b. Diameter Luar Hawse Pipe
d2=

*47

d1 + 30 mm

= 182 + 30
= 212 mm
c. Jarak Hawse Pipe ke Winchlass

*48

a= 70 x d
= 70 x 17,5
= 1225 mm
d. Sudut Kemiringan Hawse Pipe

30o ~ 45o diambil 450


e. Tebal Pelat
S1=

*49

0,7 x d = 0,7 x 17,5

12,25

mm

S2 = 0,6 x d = 0,6 x 17,5

10,50

mm

A = 5xd

87,50

mm

= 5

x 17,5

B = 3,5 x d = 3,5 x 26 = 61,25


6. Windlass (Derek Jangkar)
46
47
48
49

Buku
Buku
Buku
Buku

Perlengkapan
Perlengkapan
Perlengkapan
Perlengkapan

Kapal
Kapal
Kapal
Kapal

ITS
ITS
ITS
ITS

A.
A.
A.
A.

Hal
Hal
Hal
Hal

:
:
:
:

27
27
27
27

mm

a. Daya Tarik untuk 2 Jangkar *50

Tcl= 2 x fh x (Ga + Pa + la) x (1 - a )


Dimana :
fh

= Faktor gesekan pada hawse pipe (1,28 1,35)


= diambil 1,3

Ga

= Berat jangkar (kg)


= 480 kg

Pa

= Berat rantai tiap meter


= 0,021 x d2
= 0,021 x (17,5) 2
= 6,431 kg/m

la

= Panjang rantai jangkar yang menggantung (m)

xm x Dcl
60x Va

Dimana :
Va

Kecepatan rantai jangkar

0,2 m/det

Putaran motor (523 1165)

diambil 1000 rpm

Dcl

Diameter efektif dari cabel lifter

0,013 x d

0,013 x 17,5

0,228 m

3,14 1000 0,228


60 0,2

la

= 59,529 m
a

= Berat jenis material rantai jangkar

= Berat jenis air laut

1,025 t/m3

Tcl

1,025
= (2 x 1,3) x (480 + 6,431 + 59,529) x (1 - 7,75 )

7,750 t/m3

= 2,6 x 545,96 x 0,868


= 1232,12 kg
b. Torsi pada Cable Lifter (Mcl) *51
Mcl=

Tcl Dcl
2cl (kg.m)

50 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 44. Email :


digit@handout
51 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 44. Email :
digit@handout

Dimana :
Dcl

= 0,228 m

cl

= Koefisien kabel lifter (0,9 0,92) :

diambil 0,9

Tcl

= Daya mesin 2 jangkar

1232,12 kg

Jadi :

1232,12 0,228
2 x 0,9
Mcl =
= 156,06 kg.m
c. Torsi pada Motor Windlass *52

Mcl
Mh= la x a (kg.m)
Dimana :
la

= Perbandingan putaran poros motor winchlass dengan

m
putaran cable lifter : cl
m

Cl

= Putaran motor (523 1160 Rpm) :

60x Va
0,04x d1

60x 0,2
0,04x17,5

diambil 1000 Rpm

= 17,143 Rpm
la

1000
17,143

= 58,333 Rpm
a

= 0,7 0,855

diambil 0,75

Sehingga :
m =

107,176
58,333x0,75

= 2,450 kg.m
d. Daya Efektif Windlass (Ne) *53

m x m
Ne= 716,2
52 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 44. Email :
digit@handout
53 Suhardjito,Gaguk. 2009. Tentang Rencana Umum hal : 44. Email :
digit@handout

2,450x1000
716 ,2

= 3,420 HP

7. Bollards
Bollards yang digunakan adalah Deck Bollards Type DB-138,
dengan

dimensi

tertera

pada

katalog

Deck

Bollards-

DoubleBitts, BillBoard Engineering Co. Ltd.


8. Fairleads -Chock
Fairleads berguna untuk mengurangi adanya gesekan antara
tali dengan lambung kapal pada saat penambatan kapal.
Breaking load dari tali tarik (tow lines) = 100

KN, sehingga

Fairleads Chock yang digunakan adalah tipe DIN 81915 model


C12, dengan dimensi tertera pada katalog Fairleads-Chock,
BillBoard Engineering Co. Ltd.
9. Capstan
Capstan digunakan untuk penarikan tali-tali apung pada waktu
penambatan kapal.
Pull Load Capstan adalah :
=

2 x Berat Jangkar

2 x 480

= 960 kg
=

0,96 Ton

Capstan yang digunakan adalah dengan Capstan dengan daya


pull load 1 Ton, dengan dimensi tertera pada katalog Capstan,
BillBoard Engineering Co. Ltd.
G. PERALATAN TARIK (TOWING HOOK)
Letak Towing Hook direncanakan terletak pada Frame 13 dari AP
= 13 x Jarak Gading
= 13 x 0,5
= 6,5 m

Daya tarik yang dimiliki kapal Tug Boat dengan Daya Mesin Induk 2
x 1800 BHP adalah :
BHP
10
9,81
75
Pt =
3600
10
9,81
75
=

= 48,93 Ton
ditambah 10 % (for safety)

Pt = 110% x 48,93
= 53,82 Ton
Towing Hook yang dipakai adalah Towing Hook tipe Disc, dengan
dimensi tertera pada katalog Quick-Relese Towing Hook, BillBoard
Engineering Co. Ltd.

Anda mungkin juga menyukai