Anda di halaman 1dari 35

Perhitungan ABK

Input Data Utama Kapal


LWL = 114.793 m DWT = 12,000
B = 20.287 m GT = 7110.2953
H = 9.998 m CB = 0.81
T = 7.115 m CP = 0.812
VS = 12 knot BHP = 6410.394 kW
= 6.173 m/s = 8596.48 HP
S = 1,000 mil laut ; Jarak Pelayaran
(Dumai-Jakarta-Semarang)

Jumlah & Berat Crew


Cst = 1.3 ; Coef. Steward Dept (1.2 ~ 1.33)
Cdk = 12.5 ; Coef. Deck Dept (11.5 ~ 14.5)
Ceng = 9 ; Coef. Engine Dept (8.5 ~ 11 untuk diesel)
cadet = 2 ; Umumnya 2 orang
〖 = C Z〗
c _st∙C_dk∙((L_WL∙B∙T∙35)/ 〖 10 〗 ^5 )^(1/6)+C_eng∙(BHP/ 〖 10 〗 ^3 )^(1/5)+cadet

=1,3∙12,5∙((114,793∙20,287∙7,115∙35)/ 〖 10 〗 ^5 )^(1/6)+9∙(8378,07/ 〖 10 〗 ^3 )^(1/5)+2

= 37.620145 orang
= 38 orang
CC&E = 0.075 ton/orang ; asumsi berat rata-rata manusia
WC&E = Berat Kru Total
= Zc · Cc&e
= 2.85 ton

Susunan ABK

Nakhoda = 1 orang
Deck Dept = 13 orang
Eng. Dept. = 20 orang
Catering = 4.25 ; asumsi 1 orang melayani 8 orang
= 4 orang
Jumlah = 38 orang

Dalam perencanaan ini ditentukan susunan ABK yang direncanakan sebagai berikut.

a. Deck Departement
Nakhoda = 1 orang
Mualim = 3 orang
Radio Opt = 1 orang
Juru mudi = 4 orang
Kelasi = 5 orang
14 orang

b. Engineering Departement
Chief Eng. = 1 orang
Masinis = 3 orang
Pump man = 3 orang
Oil man = 3 orang
Electrician = 2 orang
Filter = 3 orang
Engine crew = 5 orang
20 orang

c. Cattering Departement
Chef = 1 orang
Co-chef = 1 orang
Pelayan = 2 orang
4 orang
Jumlah
seluruh = 38 orang
ABK
PERHITUNGAN DAYA MESIN INDUK KAPAL

Pemilihan mesin induk kapal dilakukan untuk menentukan jenis dan tipe mesin penggerak
utama kapal berdasarkan kebutuhan kapal. Kebutuhan itu dapat diperhitungkan dari besar
tahanan kapal yang dipengaruhi dimensi utama kapal, kecepatan kapal, dan rute pelayaran.

A. TAHANAN KAPAL
Perhitungan tahanan kapal pada perencanaan ini menggunakan metode Guldhammer & Harvald.

1. Dimensi utama kapal


LPP = 112.5424 m CB = 0.81
LWL = 114.793 m CM = 0.995
B = 20.287 m CP = 0.81
T = 7.115 m CW = 0.87
vs = 12 knot
= 6.173 m/s
Δ = 13772.85 ton
∇ = 13383.4 m³
ρ = 1.025 ton/m³

2. Perhitungan Bilangan Froude

𝑣_𝑠/√(𝑔×𝐿𝑊𝐿)
Fn = ;g = percepatan gravitasi (m/s²)
= 9.81 m/s²
6,173/√(9,81×114,793)
=

= 0.184

3. Perhitungan Luas Permukaan Basah

S = 1,025×𝐿_𝑃𝑃 ((𝐶_𝐵×𝐵)+(1,7×𝑇))
= 1,025×112,542((0,81×20,287)+(1,7×7,115))
= 3285.534 m²
S₁ = (3~5)%S ; diambil 5%
= 5% × 3285,53
= 164.2767 m²
Maka, luas permukaan basah setelah koreksi
Skoreksi = S + S₁
= 3285,53 + 164,277
= 3449.81 m²

4. Perhitungan Bilangan Reynold

(𝑣_𝑠×𝐿𝑊𝐿)/𝜈
(𝑣_𝑠×𝐿𝑊𝐿)/𝜈
Rn = ν = viskositas kinematis air laut pada suhu 15°C
= 0.00000119 m²/s
(6,173×114,793)/0,00000119
=

= 6.0E+08

5. Perhitungan Koefisien Gesek

0,075/
Cf 〖
= (log⁡0,075/
〖𝑅𝑛− 2)〖 〗〗
(log⁡〖
^26=〖 ×10 〗 ^8−2) 〗〗 ^2
= 0.001634

Koreksi Cf
Cf resultan = Cf + Cf' ; dengan: Cf' = Cf × (S1/S)
= 0,00163 + 0,0000817 = 0,00163 x (164,277/3285,53)
= 0.001716 = 0.0000817

6. Perhitungan Koefisien Sisa

6.1 Penentuan harga

𝐿𝑊𝐿/𝛻^(1/3)
114,793/
= 〖 (13383,4) 〗 ^(1/3)
= 4.83

6.2 Penentuan harga 103Cr standar


Penentuan harga koefisien tahanan sisa dapat diperoleh dari harga LWL/∇1/3 pada diagram
Guldhammer-Harvald dengan menggunakan rumus interpolasi.

Tabel 1. Interpolasi dari Grafik Koefisien Tahanan Sisa


untuk harga LWL/∇1/3 Rumus interpolasi
A B
L/∇ 1/3
(1) 4.5 10 Cr
3
1.32
L/∇1/3 (2) 4.83 103 Cr 1.24 (digunakan)
L/∇1/3 (3) 5 10 Cr
3
1.20

i. Koreksi 103Cr terhadap rasio B/T


B/T = 20,287/7,115 = 2.851

〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟= 〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟_((𝐵/𝑇=25))+0,16×(𝐵/𝑇−2,5)

= 1,24+0,16×(2,851−2,5) = 1.296

ii. Koreksi 103Cr terhadap bulbous bow


Tidak ada bulbous bow

iii. Koreksi penyimpangan LCB


LCBaktual = 2.2% (dari pembacaan diagram kombinasi)
Fn = 0.184

Gambar 1. Grafik LCBstandar vs. Froude Number

Penentuan LCB standar dilakukan menggunakan grafik hubungan LCB standar


dengan bilangan Froude. Pada grafik di atas, nilai LCBstandar (garis merah)
diketahui sebesar:
LCBstandar = 1.08% LPP dari depan midship

ΔLCB = LCBaktual - LCBstandar


= 2,2% − 1,08%
= 1.120% LPP dari depan midship
= 1.26 m

Cp = 0.81
Fn = 0.184

(𝜕 〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟)/𝜕𝐿𝐶𝐵
Gambar 2. Grafik Froude Number vs. harga

Dari grafik di atas, diketahui harga:


(𝜕 〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟)/𝜕𝐿𝐶𝐵
= 0.18 (garis merah pada grafik)

Maka,
〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟= 〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟_𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟+(𝜕 〖 10 〗 ^3 𝐶𝑟)/𝜕𝐿𝐶𝐵 |∆𝐿𝐶𝐵|

= 1,24 + 0,18 × 1,26


= 1.466

iv. Koreksi garis penampang terhadap bentuk gading


Fore body +0.1 (ekstrim V) -0.1 (ekstrim U)
Aft body +0.1 (ekstrim U) -0.1 (ekstrim V)
103 Cr = U + U
= −0,1+ 0,1
= 0

v. Koreksi karena ada anggota badan kapal


a. Bos Baling-baling
10³Cr dinaikkan sebesar 3-5%, diambil 5%, sehingga:
103 Cr = 103Crstandar + 5%(103Crstandar)
= 1,24 + 5%(1,24)
= 1.302

b. Bracket dan poros baling-baling


10³Cr dinaikkan sebesar 5-8%, diambil 7%, sehingga:
103 Cr = 103Crstandar + 7%(103Crstandar)
= 1,24 + 7%(1,24)
= 1.326

Maka koreksi karena anggota badan kapal


103 Cr = 103 Cr bos baling-baling + 103 Cr braket dan poros
= 1,302 + 1,326
= 2.63

6.3 Harga koefisien tahanan sisa resultan


103Crresult = (10³Crstandar + Cr koreksi) =
= 1,24 + 1,296 + 1,466 + 0 + 2,63
= 6.63
Crresult = 0.0066

7. Perhitungan tahanan tambahan (Ca)


Menurut buku Tahanan dan Propulsi Harvald, displacement kapal yang
terletak antara 10000 dan 100000, maka:
Tabel 2. Interpolasi pengaruh displacement terhadap Ca
Δ1 10000 Ca1 0.0004 Rumus Interpolasi
Δ2 13773 Ca2 0.00038 (digunakan)
Δ3 100000 Ca3 0.00

7.1 Perhitungan tahanan udara (Caa)


103 Caa = 0.07
Caa = 0.00007

7.2. Perhitungan tahanan kemudi (Cas)


103 Cas = 0.04
Cas = 0.00004
Maka,
Caresultan = Ca + Caa + Cas
= 0,00038 + 0,00007 + 0,00004
= 0.00049

8. Perhitungan koefisien tahanan total (Ct)


Ct = Cfresultan + Crresultan +Caresultan
= 0,000172 + 0,0066 + 0,00049
= 0.0088

9. Perhitungan tahanan total


Perhitungan tahanan total berdasarkan Tahanan dan Propulsi Kapal oleh Harvald
menggunakan rumus 5.5.13.
Rt = Ct × 0,5 × ρ × vs² × Skoreksi
= 0,0088 × 0,5 × 1,025 × 6,173² × 3449,81
= 595.46 kN

10. Perhitungan tahanan dinas


Pada saat berlayar di perairan tertentu kapal mempunyai tahanan tambahan
berdasarkan perairan yang dilalui (sea margin). Untuk rute pelayaran Pasifik
mempunyai nilai tambah sebesar 15-30% dari perhitungan. Berdasarkan rute
pelayarannya, kapal ini direncanakan memiliki nilai sea margin sebesar 15%,
sehingga tahanan total dinasnya sebesar:

Rtdinas = Rt + (15%Rt)
= 595,46 + (15% × 595,46)
= 684.77 kN

B. DAYA PENGGERAK UTAMA KAPAL

1. Perhitungan Daya Efektif (EHP)


Perhitungan daya efektif kapal (EHP) menurut buku TAHANAN DAN PROPULSI KAPAL SV.
AA HARVALD hal. 135
EHP = Rt dinas x vs
= 684,77 × 6,173
= 4226.97 kW
= 4226,97/0,7457
= 5668.462 HP

2. Perhitungan Daya Dorong (THP)


Sebelum perhitungan daya yang dikirim baling-baling ke air atau dikenal dengan thrust
horsepower, terlebih dahulu menghitung wake friction, faktor deduksi gaya dorong, dan
efisiensi propulsif.
2.1 Wake fraction
Pada perencanaan kapal ini digunakan tipe single screw propeller, sehingga nilai w sebesar:
w = 0,5CB-0,05
= 0,5(0,81)-0,05
= 0.354

2.2 Faktor deduksi gaya dorong


Nilai t dapat dicari dari nilai w yang telah diketahui yaitu:
t = k×w ; k = 0.7~0.9
= 0,8 × 0,354 k = 0.8 (digunakan)
= 0.283

2.3 Efisiensi Propulsif


2.3.1 Efisiensi Relatif Rotatif

Harga ηrr untuk kapal dengan propeller tipe single screw berkisar 1.02-1.05.
Pada perencanaan ini diambil harga ηrr sebesar:

ηrr = 1.02~1.05
= 1.04 (digunakan)
2.3.2 Efisiensi propulsi
ηp = 40%~70%
= 70% (digunakan)
2.3.3 Efisiensi lambung
ηH = (1-t)/(1-w)
= (1-0,283)/(1-0,354)
= 1.11
2.3.4 Koefisien propulsi
Pc = ηrr × ηp × ηH
= 1,04 × 0,7 × 1,11
= 0.808

Maka,
THP = EHP/ηH
= 5668,46/1,11
= 5108.85 HP

3. Perhitungan Daya pada Tabung Poros Buritan Baling-Baling (Delivered horsepowers)


Daya pada tabung poros baling-baling dihitung dari perbandingan
antara daya efektif dengan koefisien propulsif, yaitu :
DHP = EHP/Pc
= 5668,46/0,808
= 7017.65 HP

4. Perhitungan Daya pada Poros Baling-Baling (Shaft horsepowers)


Pada perencanaan ini kamar mesin direncanakan terletak di bagian belakang kapal
sehingga mengalami kerugian mekanis (lossess) sebesar 2%. Hal itu akan
memengaruhi efisiensi transmisi porosnya (ηsηb).
SHP = DHP/ηsηb ; ηsηb = 100% − 2%
= 7017,65/0,98 = 98%
= 7160.87 HP

5. Daya Penggerak Utama yang Dibutuhkan (Brake Horsepowers)


Daya penggerak utama kapal merupakan daya yang diterima oleh poros transmisi
sistem penggerak kapal yang bergerak secara kontinu untuk memutar baling-
baling pada kecepatan yang diinginkan. Adanya pengaruh efisiensi roda sistem
gigi transmisi (ηG), pada rancangan ini memakai sistem roda gigi reduksi tunggal,
sehingga:
ηG = 98%

Daya luaran dari mesin penggerak pada kondisi continous service rating diperoleh sebesar:
BHPscr = SHP/ηG
= 7160,87/0,98
= 7307.01 HP

Daya luaran dari mesin induk pada kondisi maksimum yang dibutuhkan kapal
untuk beroperasi pada kecepatan yang diinginkan dapat diatasi dengan 80%−85%
putaran motor.
BHPmcr = BHPscr/(80~85)% (digunakan 85%)
= 7307,01/0,85
= 8596.48 HP
= 8596,48 × 0,7457
= 6410.39 kW

C. PEMILIHAN MESIN INDUK KAPAL

Daya penggerak utama yang dibutuhkan = 8596.48 HP


= 6410.39 kW

Untuk mesin induk kapal rancangan, sesuai dengan daya yang diperoleh dari perhitungan tahanan, maka dipilih MAN B&W
sebagai mesin induk. Dengan spesifikasi sebagai berikut:
Mesin Ukuran mesin
merek = Man B&W L = 5700 mm
jenis = S40ME-B9 A = 700 mm
daya = 6810 kW B1 = 2650 mm
= 9125.4 HP B2 = 2610 mm
bore = 400 mm C = 950 mm
stroke = 1770 mm H1 = 7800 mm
jml. silinder = 6 buah H2 = 7475 mm
speed = 146 rpm H3 = 7200 mm
SFOC = 174 g/kWh berat = 131 ton

Konsumsi Bahan Bakar


SFOC = 174 g/kWh (pada kondisi 100%)
r & Harvald.
a suhu 15°C
ahanan, maka dipilih MAN B&W
PERHITUNGAN LWT, DWT, DAN PAYLOAD

Dimensi Utama Kapal


LPP = 112.542 m
B = 20.287 m
H = 9.998 m
T = 7.115 m
CB = 0.81
Δ = 13772.8538 ton
DWT = 12,000 DWT

A. Perhitungan LWT
1. Berat Baja Kapal (Wst)
Berat baja kapal dapat dihitung berdasarkan Metode Watson.
WST = K × EN1,36 (Watson dan Gilfillan, 1976)

dengan:
K = koefisien berat baja
Tabel 1. Koefisien berat baja kapal berdasarkan tipe kapal (Watson, 1998)

Berdasarkan Tabel 1, koefisien berat baja (K) untuk kapal crude oil tanker
memiliki nilai rata-rata 0,032 ± 0,003 atau dengan kata lain nilai K berkisar antara
0,029~0,035. Maka dari itu nilai K yang diambil:
= 0.029
EN = equipment numerical
= LPP (B + T) + 0,8 LPP (H − T) + 0,85 Σl1h1 + 0,75 Σl2h2
dengan:
Σl1h1 = (lboat × hboat) + (lnav × hnav) + (lcomp × hcomp)
dengan: ; untuk deckhouse
lboat = panjang boat deck = 13.60 m
hboat = tinggi boat deck = 2.4 m
lnav = panjang navigation = 9.10 m
hnav = tinggi navigation = 2.4 m
lcomp = panjang navigation = 6.60 m
hcomp = tinggi navigation = 2.4 m
= (13,6 × 2,4) + (9,1 × 2,4) + (6,6 × 2,4)
= 70.32 m²

Σl2h2 = (lFC × hFC) + (lP × hP) ; untuk superstructure


dengan:
lFC = panjang forecastle = 8.90 m
hFC = tinggi forecastle = 2.5 m
lpoop = panjang poop = 18.35 m
hpoop = tinggi poop = 2.5 m
= (8,9 × 2,5) + (18,35 × 2,5)
= 68.125 m²
= 112,542 (20,287 + 7,115) + 0,8 × 112,542 (9,998 − 7,115) + 0,85 × 70,32 + 0,75 × 68,125
= 3454.30771

Maka,
WST = 0,029 × (3454,31)^1,36
= 1881.7806 ton

2. Berat outfitting dan akomodasi (WOA)


Perhitungan ini menggunakan rumus pendekatan untuk menghitung berat outfitting dan akomodasi.
WOA = K × L1,3 × B0,8 × H0,3
dengan:
K = 0.045 ; untuk tanker
= 0,045 × 112,5421,3 × 20,2870,8 × 9,9980,3
= 463.095 ton

3. Berat instalasi permesinan


Perhitungan ini menggunakan rumus pendekatan Schneekluth 1985 untuk kapal bermesin diesel yang
berkecepatan rendah.
WM = CM1 × WME
dengan:
WME = berat mesin induk
= 131 ton
CM1 = 2,2~3,6
= 2.6 (digunakan)
= 2,8 × 131
= 340.6 ton

Karena WM = WME + WREM, berat remainder dapat dihitung dengan rumus:


WREM = WM − WME
= 340,6 − 131
= 209.6 ton

4. Berat cadangan
Perhitungan berat cadangan diperlukan untuk menghindari kesalahan perhitungan dan sebagainya.
Wres = (1~2)% LWT ; untuk tanker

LWT' = WST + WOA + WM


= 1881,781 + 463,095 + 340,6
= 2685.476 ton
Wres = 2% LWT
= 2% × 2685,476
= 53.71 ton

Maka,
LWT = WST + WOA + WM + Wres
= 1881,781 + 463,095 + 340,6 + 53,71
= 2739.18524 ton

Dari perhitungan LWT di atas, dapat dihitung DWT kapal dengan rumus:
DWT = Δ − LWT ; Δ = displacement kapal
= 13772,85 − 2739,185 = 13772.85 ton
= 11033.67 ton

Pemeriksaan untuk toleransi nilai perbandingan DWT awal dengan DWT perhitungan
Nilai perbandingan (e) tidak boleh lebih dari 15%.
e 〗 _𝑎𝑤𝑎𝑙−
( 〖𝐷𝑊𝑇 = 〖𝐷𝑊𝑇〗 _ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔)/ 〖𝐷𝑊𝑇〗 _𝑎𝑤𝑎𝑙 (%) ×100

=(12000−11003,67)/12000×100

= 8.05 % (memenuhi)

B. Komponen-Komponen DWT

1. Berat Bahan Bakar


(𝑃_𝑀𝐸×𝑏_𝑀𝐸)×𝑆/𝑣_𝑆 ×𝜉
(𝑃_𝑀𝐸×𝑏_𝑀𝐸)×𝑆/𝑣_𝑆 ×𝜉
WFO =
dengan:
PME = BHP mesin induk
= 6810 kW
bME = SFOC mesin induk
= 174 g/kWh
= 0.000174 ton/kWh
S = 1000 mil laut
vs = 12 knot
𝜉 = margin akibat:
- sisa bahan bakar di tangki yang tidak bisa disedot
- cadangan kecepatan percobaan
- waktu tunggu
= 1,1~1,3
= 1.1 (digunakan)
(6810×0,000174)×1000/12×1,1
=
= 108.620 ton

Volume tangki bahan bakar dapat dihitung dengan rumus:


VolFO = WFO/γFO
dengan:
γFO = berat jenis marine diesel
= 0.9 ton/m³
= 108,62/0,9
= 120.68833 m³
= 120,688 + (2% × 120,688)
= 123.1021 m³ ; ditambah 2% untuk margin error

2. Berat Bahan Bakar Mesin Bantu


WAE = (0,1~0,2) WFO
= 0,15 × WFO
= 0,15 × 108,62
= 16.293 ton

Volume tangki bahan bakar mesin bantu dapat dihitung dengan rumus:
VolAE = WAE/γAE
dengan:
γAE = berat jenis bahan bakar mesin bantu
= 0.85 ton/m³
= 16,293/0,85
= 19.168 m³
3. Berat Minyak Pelumas (Lubricating Oil)
WLO = (0,02~0,04) WAE
= 0,03 × WAE
= 0,03 × 16,293
= 0.489 ton

Volume tangki minyak pelumas dapat dihitung dengan rumus:


VolLO = WLO/γLO
dengan:
γLO = berat jenis minyak pelumas
= 0.9 ton/m³
= 0,489/0,9
= 0.543 m³

4. Berat Air Tawar


WFW = WAT + WWE
dengan:
〖 C 〗 _AT∙S/V_S ∙Z_c∙ 1,4
WAT =
dengan:
CAT = koefisien untuk cuci, mandi, minum ABK
= 200 kg/orang hari
= 0.0083333 ton/orang jam
S = 1000 mil laut
Vs = 12 knot
Zc = jumlah ABK
= 38 orang
= 0,00833∙1000/12∙38∙1,4

= 36.944 ton

WWE 〖= C 〗 _WE∙S/V_S ∙BHP∙ 1,4


dengan:
CWE = koefisien untuk pendingin mesin
= 0.0001 ton/HP
S = 1000 mil laut
Vs = 12 knot
BHP = 9125.4 HP
= 0,0001∙1000/12∙9125,4∙ 1,4

= 106.463 ton
= 36,944 + 106,463
= 143.407 ton
Maka, volume tangki air tawar:
VolFW = 143.40744 m³

5. Berat Provision, Person, dan Luggage (Wc)


CPR = koefisien berat provision
= 3~5 kg/orang hari
= 5 kg/orang hari
= 0.00020833 ton/orang jam

𝐶_𝑃𝑅∙S/𝑣_𝑆 ∙𝑍_𝐶
WPR =
0,000208∙1000/12∙38
=
= 0.660 ton

Cperson = 75 kg/orang
Wperson = 38 × 75/1000
= 2.85 ton

CLUG = 60 kg/orang
WLUG = 38 × 60/1000
= 2.28 ton

sehingga:
Wc = WPR + Wperson + WLUG
= 0,66 + 2,85 + 2,28
= 5.790 ton
= 5,790 × 1,1 ; ditambah cadangan 10%
= 6.37 ton

6. Berat Cadangan
Untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam perencanaan, maka ditambahkan berat cadangan:
Wr = 1% Δ
= 0,01 × 13772,9
= 137.729 ton

7. Total Berat Consumable dan ABK


Dari perhitungan komponen-komponen DWT di atas, dapat diperoleh:
Wcons = WFO + WAE + WLO + WFW + Wc + Wr
= 108,62 + 16,293 + 0,489 + 143,407 + 6,37 + 137,729
= 412.906 ton
C. Payload
Payload merupakan berat bersih atau kapasitas muatan yang dapat diangkut kapal.
Payload dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Payload = DWTHIT − Wcons
= 11033,67 − 412,906
= 10620.76 ton

12207.7732
diesel yang
PERHITUNGAN VOLUME TANGKI-TANGKI

A. Perhitungan Volume Tangki Muat

Perhitungan volume tangki muat didasarkan pada bentuk kapal dari gambar linesplan dengan
menghitung luasan penampang melintang dari geladak atas sampai tanktop dan dibatasi sampai
sekat longitudinal lambung ganda. Perhitungan dilakukan untuk nomor-nomor gading yang
dihitung dengan menggunakan metode Simpson. Pada perancangan ini, Tangki muat berupa tangki
muatan minyak mentah cargo oil tank (COT).

1. Volume Tangki Muat № 8


Tangki muat no. 8 (COT 8) berada antara nomor gading 32 sampai nomor gading 48.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
32 70.692699 1 70.6927
36 74.471824 4 297.8873
40 77.092853 2 154.1857
44 78.844353 4 315.3774
48 79.902511 1 79.90251
ΣFVol 918.0456

Vol8 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 2.8 m


= 2 × ⅓ × 2,8 × 918,046
= 1713.6852 m³

2. Volume Tangki Muat № 7


Tangki muat no. 7 (COT 7) berada antara nomor gading 48 sampai nomor gading 64.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
48 79.902511 1 79.90251
56 80.387407 4 321.5496
64 80.509343 1 80.50934
ΣFVol 481.9615

Vol7 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 5.6 m


= 2 × ⅓ × 5,6 × 481,961
= 1799.3229 m³

3. Volume Tangki Muat № 6 dan № 5


Perhitungan ini dilakukan pada volume Tangki muat yang terletak pada daerah parallel middle
body kapal yang berada di Tangki muat no. 5 (COT 5) yang terletak dari nomor gading 80 hingga
96 dan Tangki muat no. 6 (COT 6) yang terletak dari nomor gading 64 hingga 80.

Luasan penampang melintang:


½A = 80.509343 m²; diperoleh dari midship rancangan dengan bantuan AutoCAD
A = 161.01869 m²; dikali dua

Panjang satu Tangki muat:


L= 11.2 m

Maka, dengan rumus sederhana volume satu tangki muatan diperoleh sebesar:
volume = A × L
= 161,019 × 11,2
= 1803.4093 m³ x 2

4. Volume Tangki Muat № 4


Tangki muat no. 4 (COT 4) berada antara nomor gading 96 sampai nomor gading 112.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
96 80.509343 1 80.50934
104 80.495076 4 321.9803
112 80.495076 1 80.49508
ΣFVol 482.9847

Vol4 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 5.6 m


= 2 × ⅓ × 5,6 × 482,985
= 1803.143 m³

5. Volume Tangki Muat № 3


Tangki muat no. 3 (COT 3) berada antara nomor gading 112 sampai nomor gading 128.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
112 80.495076 1 80.49508
120 80.495076 4 321.9803
128 80.443896 1 80.4439
ΣFVol 482.9193

Vol3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 5.6 m


= 2 × ⅓ × 5,6 × 482,956
= 1802.8986 m³
6. Volume Tangki Muat № 2
Tangki muat no. 2 (COT 2) berada antara nomor gading 128 sampai nomor gading 144.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
128 80.480538 1 80.48054
132 77.568365 4 310.2735
136 71.93621 1 71.93621
140 66.011933 1 66.01193
144 59.668554 1 59.66855
ΣFVol 462.6902

Vol2 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 2.8 m


= 2 × ⅓ × 2,8 × 462,69
= 863.68839 m³

7. Volume Tangki Muat № 1


Tangki muat no. 1 berada antara nomor gading 144 sampai nomor gading 152.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
144 59.668554 1 59.66855
145 58.039364 4 232.1575
146 56.31551 2 112.631
147 54.732544 4 218.9302
148 53.05951 2 106.119
149 51.379126 4 205.5165
150 49.597863 2 99.19573
151 48.010965 4 192.0439
152 46.50541 1 46.50541
ΣFVol 1272.768

Vol1 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ; h = jarak gading


= 2 × ⅓ × 0,7 × 1272,77 = 0.7 m
= 593.95827 m³

7. Volume Total Tangki Muat


VolTOT = Vol1 + Vol2 + Vol3 + Vol4 + Vol5 + Vol6 + Vol7 + Vol8
= 593,958 + 863,69 + 1802,9 + 1803,1 + 1803,4 + 1803,4 + 1799,3 + 1713,7
= 12183.51 m³

Volume muatan berdasarkan payload


VolPAY = payload/γCO
dengan:
payload = 10620.76 ton
γCO = berat jenis minyak mentah
= 0.875 ton/m³ ; berat jenis minimum minyak mentah heavy-rate
= 10620,76/0,875
= 12138.01 m³

VolPAY (m3) < VolTOT (m3)


12138.01 < 12183.51
Bila dibandingkan dengan volume total Tangki muat, makkapasitas tercukupi
dengan besar selisih: 0.373 %

B. Volume Tangki Air Balas (Water Ballast Tank)


Perhitungan volume tangki balas didasarkan pada bentuk kapal dari gambar linesplan dengan
menghitung luasan penampang melintang pada tangki lambung ganda (double hull; DH) dan tangki
dasar ganda (double bottom; DB). Perhitungan dilakukan untuk nomor-nomor gading yang dihitung
dengan menggunakan metode Simpson.

1. Tangki Balas No. 8


Tangki balas no. 8 berada di antara no. gading 24 dengan no. gading 48.

½ADB [m²] ½ADH [m²] FS FVolDB FVolDH



(1) (2) (3) (4)=(1)x(3) (5)=(2)x(3)
24 5.239 12.507091 1 5.239 12.50709
28 6.081 12.27866 4 24.324 49.11464
32 7.156 12.061561 2 14.312 24.12312
36 8.044 11.941157 4 32.177 47.76463
40 8.755 11.886917 2 17.510 23.77383
44 9.305 11.894395 4 37.219 47.57758
48 9.698 11.973095 1 9.698 11.9731
ΣFVol 140.479 216.834

VolDB8 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 2.8 m


= 2 × ⅓ × 2,8 × 140,479
= 262.227 m³

VolDH8 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol
= 2 × ⅓ × 2,8 × 216,834
= 404.757 m³
2. Tangki Balas No. 7
Tangki balas no. 7 berada di antara no. gading 48 dengan no. gading 64.

½ADB [m²] ½ADH [m²] FS FVolDB FVolDH



(1) (2) (3) (4)=(1)x(3) (5)=(2)x(3)
48 9.698 11.973095 1 9.698 11.973
56 10.035 12.376502 4 40.140 49.506
64 10.142 12.72149 1 10.142 12.721
ΣFVol 59.981 74.201

VolDB7 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 5.6 m


= 2 × ⅓ × 5,6 × 59,981
= 223.928 m³

VolDH7 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol
= 2 × ⅓ × 5,6 × 74,201
= 277.016 m³

3. Tangki Balas No. 6 dan No. 5


Tangki balas no. 6 berada di antara no. gading 64 dengan no. gading 80. Sementara itu,
tangki balas no. 5 berada di antara no. gading 80 dengan no. gading 96. Karena kedua
tangki tersebut berada di daerah parellel middle body, perhitungan volumenya
berdasarkan rumus:
volume = A × L

Volume double bottom untuk masing-masing dari kedua tangki balas tersebut
volume = A × L
dengan: ½ADB5/6 = 10.142 m²
ADB5/6 = 20.284 m²
= 20,284 × 11,2
= 227.183 m³ x 2

Volume double hull untuk masing-masing dari kedua tangki balas tersebut
volume = A × L
dengan: ½ADH5/6 = 12.721 m²
ADH5/6 = 25.443 m²
= 25,443 × 11,2
= 284.961 m³ x 2

4. Tangki Balas No. 4


Tangki balas no. 4 berada di antara no. gading 96 dengan no. gading 112.

½ADB [m²] ½ADH [m²] FS FVolDB FVolDH




(1) (2) (3) (4)=(1)x(3) (5)=(2)x(3)
96 10.142 12.72149 1 10.142 12.72149
104 10.136 12.666356 4 40.544 50.66542
112 10.136 12.608276 1 10.136 12.60828
ΣFVol 60.822 75.995

VolDB4 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 5.6 m


= 2 × ⅓ × 5,6 × 60,822
= 227.070 m³

VolDH4 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol
= 2 × ⅓ × 5,6 × 75,995
= 283.715 m³

5. Tangki Balas No. 3


Tangki balas no. 3 berada di antara no. gading 112 dengan no. gading 128.

½ADB [m²] ½ADH [m²] FS FVolDB FVolDH



(1) (2) (3) (4)=(1)x(3) (5)=(2)x(3)
112 10.136 12.608276 1 10.136 12.608
120 10.136 12.588311 4 40.544 50.353
128 10.068 12.376941 1 10.068 12.377
ΣFVol 60.748 75.338

VolDB3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 5.6 m


= 2 × ⅓ × 5,6 × 60,748
= 226.794 m³

VolDH3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol
= 2 × ⅓ × 5,6 × 75,995
= 281.264 m³

6. Tangki Balas No. 2


Tangki balas no. 2 berada di antara no. gading 96 dengan no. gading 112.

½ADB [m²] ½ADH [m²] FS FVolDB FVolDH



(1) (2) (3) (4)=(1)x(3) (5)=(2)x(3)
128 10.068 12.376941 1 10.068 12.37694
132 9.553 14.60116 4 38.214 58.40464
136 8.492 18.310424 2 16.985 36.62085
140 7.490 20.429314 4 29.962 81.71726
144 6.186 20.963908 1 6.186 20.96391
ΣFVol 53.133 139.302
VolDB3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 2.8 m
= 2 × ⅓ × 2,8 × 53,133
= 99.181 m³

VolDH3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol
= 2 × ⅓ × 2,8 × 139,302
= 260.030 m³

7. Tangki Balas No. 1


Tangki balas no. 1 berada di antara no. gading 144 dengan no. gading 152.

½ADB [m²] ½ADH [m²] FS FVolDB FVolDH



(1) (2) (3) (4)=(1)x(3) (5)=(2)x(3)
144 6.186 20.963908 1 6.186 20.96391
145 5.869 20.713429 4 23.478 82.85372
146 5.550 20.367468 2 11.100 40.73494
147 5.226 19.51282 4 20.902 78.05128
148 4.895 18.690732 2 9.791 37.38146
149 4.525 17.636106 4 18.102 70.54442
150 4.204 16.492923 2 8.409 32.98585
151 3.870 14.563729 4 15.479 58.25492
152 3.534 11.933778 1 3.534 11.93378
ΣFVol 87.316 329.887

VolDB3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 0.7 m


= 2 × ⅓ × 0,7 × 87,316
= 40.748 m³

VolDH3 = 2 × ⅓ × h × ΣFVol
= 2 × ⅓ × 0,7 × 329,887
= 153.947 m³

C. Volume Tangki Bahan Bakar (Fuel Oil Tank)


Tangki bahan bakar direncanakan memiliki panjang 8,4 meter dan tinggi 3 meter yang terletak pada
no. gading 16 sampai no. gading 20. Jarak dinding tangki bahan bakar terhadap center line kapal
yakni 3 meter dan terbagi dua menjadi: port side fuel oil tank dan starboard side fuel oil tank.
Perhitungan volume tangki bahan bakar dilakukan dengan metode Simpson.

Volume tangki bahan bakar bagian kanan kapal (starboard side)


½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
16 4.211 1 4.211447
18 5.868 4 23.4703
20 7.371 1 7.371355
ΣFVol 35.053

Vol(S) = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 2.8 m


= 2 × ⅓ × 2,8 × 51,369
= 65.432 m³

Volume tangki bahan bakar bagian kiri kapal (port side)


½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
16 4.211 1 4.211447
18 5.868 4 23.4703
20 7.371 1 7.371355
ΣFVol 35.053

Vol(P) = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 2.8 m


= 2 × ⅓ × 2,8 × 51,369
= 65.432 m³

Volume total tangki bahan bakar


VolTOT = Vol(S) + Vol(P)
= 65,432 + 65,432
= 130.865 m³ (memenuhi)

Nilai persentase perbandingan volume rumus dengan volume rencana

( 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−
e= 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠)/ 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 ×100

(130,865−123,102)/130,865×100
=

= 5.9 %

D. Volume Tangki Bahan Bakar Mesin Bantu (Fuel Oil Tank for Aux. Engine)
Tangki bahan bakar mesin bantu direncanakan berbentuk kotak dengan ukuran:
Panjang = 1.8 meter
Lebar = 6 meter
Tinggi = 1.8 meter

Maka, volume tangki bahan bakar mesin bantu sebesar:


Vol = P × L × T
= 4 × 2,1 × 2,3
= 19.44 m³ (memenuhi)

Nilai persentase perbandingan volume rumus dengan volume rencana

( 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−
e= 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠)/ 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 ×100

=(19,44−19,168)/19,44×100

= 1.4 %

E. Volume Tangki Minyak Pelumas (Lubricating Oil Tank)


Tangki minyak pelumas direncanakan berbentuk kotak dengan ukuran:
Panjang = 0.57 meter
Lebar = 1 meter
Tinggi = 1 meter

Maka, volume tangki bahan bakar mesin bantu sebesar:


Vol = P × L × T
= 4 × 2,1 × 2,3
= 0.57 m³ (memenuhi)

Nilai persentase perbandingan volume rumus dengan volume rencana

( 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−
e= 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠)/ 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 ×100

= (0,6−0,543)/0,6×100

= 4.7 %

F. Volume Tangki Air Tawar (Fresh Water Tank)


Tangki air tawar direncanakan berada di buritan pada no. gading 2 sampai no. gading 8.
Volumenya dihitung dengan metode Simpson.

½A [m²] FS FVol

(1) (2) (3)=(1)x(2)
2 14.284 1 14.28438
3 15.712 4 62.84614
4 17.062 2 34.12489
5 18.345 4 73.38051
6 19.566 2 39.13279
7 20.732 4 82.92838
8 21.850 1 21.84951
ΣFVol 328.547

VolFWT = 2 × ⅓ × h × ΣFVol ;h= 0.7 m


= 2 × ⅓ × 0,7 × 328,547
= 153.322 m³ (memenuhi)

Nilai persentase perbandingan volume rumus dengan volume rencana

( 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎−
e= 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑢𝑚𝑢𝑠)/ 〖𝑉𝑜𝑙〗 _𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎 ×100

(153,322−143,407)/153,322×100
=

= 6.5 %

Anda mungkin juga menyukai