Disusun Oleh:
Andri Firardi Utama
L0G 007 010
HAMBATAN KAPAL
Andri Firardi Utama
R=0,5.CT.A.v2.rho
Dimana :
R
CT
A
v
rho
RT = RF + RR
RR = RW+RP+RA+RAPP
Pengelompokan Tahanan
3 RESISTENCE OF SHIP
Secara umum dikenal dua komponen, yaitu komponen tahanan gesek, dan
komponen tahanan sisa. Komponen pertama adalah tunggal (tanpa sub komponen),
sementara tahanan sisa yang komponen utamanya adalah komponen tahan ombak,
oleh gerak kapal (wave making resistance) yang terjadi pada kecepatan tinggi,
terdiri atas banyak subkomponen.
Tahanan total berdasarkan tahanan per displasemen dan kecepatan per akar
dari panjang kapal.
4 RESISTENCE OF SHIP
5 RESISTENCE OF SHIP
6 RESISTENCE OF SHIP
2. Metode Froude
Pada tahun 1868, William Froude mengirim memorandum perihal
Observation an Suggestion on the Subyek of Determining by Experiment the
Resistance of Ship (Pengamatan dan Saran Mengenai Penentuan Tahanan
Kapal Melalui Percobaan) Kapal Chief Constructor Angkatan Laut Inggris
( Froude, 1955 ).
Tahanan suatu kapal terdiri dari tahanan gesek (R F) dan tahanan sisa (RR),
dimana:
1. Tahanan gesek (RF) disebabkan karena pengaruh viskositas dan gaya
inersia.
2. Tahanan sisa (RR) disebabkan karena pengaruh gaya grafitasi dan gaya
inersia. Jadi tahanan sisa tidak tergantung pada tahanan gesek.
Maka tahanan total kapal adalah:
RTs = RFs + RRs
Froude menganggap bahwa tahanan gesek benda berbentuk kapal sama
dengan tahanan gesek pelat segi empat yang mempunyai luas bidang basah
dan panjang yang sama dengan luas bidang basah dari kapal tersebut. Ini
berarti permukaan basah kapal (S) dihitung sebagai perkalian antara panjang
kapal dengan panjang lengkung sisi badan kapal (girth) rata-rata.
7 RESISTENCE OF SHIP
Angka Fr dapat menjadi tolak ukur dalam menentukan jenis kapal apakah
dalam kategori kapal cepat dan kapal non-cepat yang tentunya pemilihan
koefisien bentuk kapal dalam perancangan.
Angka Fr tinggi akan masuk kategori kapal cepat, sedangkan bila nilai Fr
rendah, maka kapal tersebut masuk dalam kategori kapal non-cepat.
Untuk kapal cepat, hambatan yang dominan adalah hambatan gelombang
RW sehingga RR > RF.
Untuk kapal non-cepat hambatan yang dominan adalah hambatan
gerekan RF sehingga pada komposisi RT, RF > RR
Angka Fr dan angka Rn juga terkait dengan komponen-komponen
hambatan kapal, yakni Rn terkait dengan komponen hambatan gesekan,
sedangkan Fr terkait dengan hambatan gelombang atau hambatan sisa.
Fr
V
g .L
Dimana:
Fr = Angka Froude
V = Kecepatan Kapal (m/s)
G = Percepatan Gravitasi (9,81 m/s2)
L = Panjang Kapal (m)
8 RESISTENCE OF SHIP
Rn
V .L
v
Dimana
Rn = Angka Reynold
V = Kecepatan Kapal (m/s)
L = Panjang Kapal (m)
v = Viskositas Kinematis Fluida = 1,1883 x 10-6 m2/s
3. Metode Tefler
Pada tahun 1972 E.V Tefler menerbitkan makalah mengenai tahanan kapal
dan model, gambar 28 yang kemudian menguraikan salah satu model
yang diperkenalkanya untuk menggabungkan hukum mengenai kesamaan
tahanan total spesifik (resistance similarity) diberikan oleh Froude dan
Reynolds, dan merupakan fungsi serentak dari angka Reynold dan angka
Froude, yaitu :
.A2
v
g.L V .L
V
s .VS .Ss
2
RTs CTs
9 RESISTENCE OF SHIP
4. MetodeYamagata
Metode perhitungan tahanan kapal ini diperkenalkan oleh Dr. Yamagata.
Pada metode ini banyak menggunakan diagram. Metode Yamagata hanya
diperhitungkan tahanan gesek dan tahanan sisa, Koefisien tahanan sisa
kapal sesungguhnya kemudian digambarkan pada diagram, dan
merupakan koefisien tahanan sisa kapal dengan ratio B/L = 0,1350 dan
B/T + 2,25. Jika harga B/L dan B/T tidak sesuai maka rasio B/L dan B/T
harus dikoreksi.
Urutan perhitungan Metode Yamagata adalah sebagai berikut:
1. Koefisien tahanan sisa (Cro) ditentukan dari diagram yang merupakan
fungsi dari angka Froude (Fn) dan koefisien Blok (Cb).
2. Apabila rasio B/L tidak sama dengan rasio kapal standar (B/L=0,1350) ,
maka koefisien resistance hasil pembacaan diagram harus dikoreksi
dengan menggunakan diagram.
3. Apabila rasio B/T tidak sama dengan rasio kapal standar (B/T = 2,25),
maka koefisien resistance hasil pembacaan diagram harus dikoreksi
dengan menggunakan diagram.
10 RESISTENCE OF SHIP
11 RESISTENCE OF SHIP
12 RESISTENCE OF SHIP
Koreksi Lain
Koreksi Appendages (C)
Pertambahan Resistance (%)
13 RESISTENCE OF SHIP
14 RESISTENCE OF SHIP
15 RESISTENCE OF SHIP
16 RESISTENCE OF SHIP
17 RESISTENCE OF SHIP
18 RESISTENCE OF SHIP
19 RESISTENCE OF SHIP
20 RESISTENCE OF SHIP
21 RESISTENCE OF SHIP
RT = V2 S CT (kg)
Dimana ; RT = tahanan total kapal (kg)
CT = koefisien tahanan total
f = massa jenis fluida (kg/m3)
V = kecepatan kapal (m/s)
S = luas bidang basah (m2)
CT = C F + C R + C A
Dimana : CT = koefisien tahanan total
CF = koefisien tahanan gesek
CR = koefisien tahanan sisa
CA = koefisien tahanan tambahan
CF
0.75
log10Rn 2 2
23 RESISTENCE OF SHIP
1 CP 0,06 CP LCB
4CP 1
LR LPP
Dimana :
(m)
B
LR 0,93 0,487118
L
WL
1,06806
L
WL
0,46106
L
WL
LR
0,121563
LWL3
0,36486
/ 1 CP
0,604247
RF
2
VS S CF (1 K1 )
2
RAP
2
VS AS CF (1 K 2 )
2
1 K 2
E2
E1
24 RESISTENCE OF SHIP
M1
M2Cos P5
Fnx 0,9
Rw C1 C2 P5 f g e
C1
3,78613
B
T
L
B
WL
90
1,07961
2223105
C2
1,8910
25 RESISTENCE OF SHIP
0,8 ATS
P5 1
B T CM
3
ABT Fni
RB 0,11 g 3
2
Fn
e pb
2
3
VS
2 g ATS
B (B CWL )
Dimana :
7. Perhitungan tahanan akibat korelasi model kapal (R M)
Penentuan harga tahanan akibat korelasi model (RM) dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan:
RM
f
2
2 Vs S Ca
RT=RF+RAP+RW+RB+RTR+ RM
26 RESISTENCE OF SHIP