BAB I
HAMBATAN (TAHANAN) KAPAL
1. PENDAHULUAN
Hambatan kapal dipelajari agar seorang mahasiswa Teknik Perkapalan dapat merancang
atau mendesain kapal dengan hambatan yang kecil.
Hambatan kapal dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
a. Koefisien hambatan
b. Luas permukaan benda
c. Kecepatan kapal
d. Massa jenis fluida
Hambatan (resitance) merupakan gaya- gaya yang menghambat laju kapal. Hambatan
tersebut meliputi :
a. Gaya tegak lurus terhadap badan kapal (gaya normal)
b. Gaya yang bersinggungan dengan badan kapal
Dalam merancang sebuah kapal baru, hal yang sangat mempengaruhi rancangan kapal
tersebut yakni :
a. Daya apung
b. Keseimbangan
2. LATAR BELAKANG
a. Desain dan Perencanaan Kapal
Mesin Penggerak
Pendorong
Badan Kapal
RxV
75
Dimana :
4. HUKUM KONTINUITAS
a. Permukaan yang equipotensial artinya, permukaan mempunyai kecepatan potensial
yang sama.
b. Jika zat di dalam tabung incompressible maka volume tetap, sehingga volume zat
masuk sama dengan volume zat yang keluar.
Dapat dirumuskan :
S1 x V1 = S2 x V2
5. HUKUM BERNOULLI
P + gh +
1
2
v2 = konstan
P1 + gh1 +
1
2
v12 = P2 + gh2 +
1
2
v22
6. ALIRAN- ALIRAN ELEMENTER
a. Aliran homogen
Adalah Aliran yang terjadi jika :
Kecepatan (v) disetiap titik pada daerah kecepatan akan selalu tetap
Besar dan arahnya tetap
/x = v ; /y = 0 ; /z = 0 dimana : = vx = kecepatan potensial.
b. Source merupakan aliran fluida memancar secara uniform dari titik pusat ke segala
arah, dimana kecepatan aliran di titik pusat tak hingga.
Contoh: mata air
+
c. Sink merupakan aliran fluida dari segala arah menuju satu titik pusat. Contoh :
sumur.
-
= . G
Vxd
v 0. x l
l = panjang kapal
= koefisien kekentalan kinematic
10. TEORI BATAS LAPISAN
Tahun 1904 PRANDIT menemukan teori batas lapisan ( Boundari Layer ).
Percobaannya menunjukkan :
Bahwa pada cairan yang berkekentalan kecil (misal air dan udara) pengaruh
gaya kekentalan sangat penting artinya, terutama pada daerah yang dekat
dengan permukaan benda.
Batas lapisan akan menjadi lebih kecil dengan bertambah kecilnya kekentalan
cairan.
Gerakan benda pada cairan yang mempunyai kekentalan kecil, aliran dapat
dibagi menjadi 3 daerah aliran.
1.
Daerah I
Daerah terletak dekat sekali pada permukaan benda dan mempunyai lapisan yg
sangat tipis dan gaya- gaya yg bekerja pada benda tidak terlalu besar dan terdapat
gradient kecepatan.
2.
Daerah II
Aliran pada daerah yg belum dilalui benda, dimana kita lihat sebagai cairan ideal,
gerakan potensial.
3.
Daerah III
Daerah yg disebut daerah hidrodinamik yaitu daerah yg dilalui oleh benda.
Benda yg mempunyai bentuk stream line yg bergerak pada cairan
berkekentalan kecil, pada daerah perbatasan lapisan akan timbul perubahan
kecepatan dari nol (pada permukaan benda) sampai pada kecepatan potensial
(seperti pada cairan ideal).
Tebal lapisan batas diukur pada garis normal permukaan benda, yang biasanya
dinyatakan dng V.
Kapal yg bentuknya stream line bergerak pada fluida maka pada bagian
belakang kapal akan timbul perubahan lapisan batas yg besar sekali dari
permukaan kapal.
Hal ini akan menyebabkan terjadinya aliran aliran pusaran pada buritan
kapal.
Pada badan kapal terdapat bagian- bagian yg membuat bentuk kapal tidak
benar- benar stream line, misalnya : kemudi, propeller, keel sayap, dll.
Contoh benda dengan bentuk stream line yg kurang bagus.
Titik M disebut sebagai titik potong lapisan batas, yaitu titik dimana
adanya permukaan benda dng aliran yg berbalik
Pada titik M tegangan geser pada permukaan benda sama dengan nol.
Gaya-gaya yang Bekerja pada Gerakan Benda yang Beraturan Dalam Cairan
Kita misalkan kapal yang bergerak dalam cairan dengan kecepatan Vo dalam
arah sumbu X yang searah dengan gerakan kapal, sumbu Z arah atas dan
sumbu Y ke arah samping, sehingga gerakan kapal pada bidang horizontal
adalah sebagai berikut,
-
iR
iM
jR
+
kR
jM
+
kM
Jika permukaan Basa kapal ( S ) dibagi menjadi beberapa luasn elementer (ds),
maka pada (ds) akan bekerj gaya-gaya yang disediakan oleh fluida yang
dilalui oleh kapal, yaitu : Gaya Normal atau gaya Tekan ( P. ds), Gaya
Gesekan.(.ds).
Proyeksi gaya-gaya terseebut disebut Gaya Hidrodinamika sbb
o coso x P . cos p, x ds
,
Rx =
o coso y P . cos p, y ds
,
Ry =
o coso z P . cos p, z ds
,
Rz =
V
g x l
Hambatan Tekanan
Viskositas (Re)
HambatanGelombang (Rw)
HambatanViskositas (Rvis)
Rt = Hambatan Total
= koefisien hambatan hydrodinamika kapal
s = luas permukaan kapal
v = kecepatan gerakan kapal
BAB II
JENIS- JENIS HAMBATAN PADA GERAKAN KAPAL
Dalam perkuliahan mata kuliah Hambatan Kapal ini, hanya dipelajari 6 jenis atau
macam hambatan kapal, diantaranya anatara lain :
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Hambatan gesek adalah hambatan yang ditimbulkan oleh dua benda atau lebih yang
bergesekan dan arahnya berlawanan dengan arah gerak benda.
Hal- hal yang mempengaruhi hambatan gesek kapal, yaitu:
a. WSA atau luas permukaan basah lambung kapal
b. Kecepatan kapal
c. Massa jenis fluida
d. Koefisien hambatan gesek
e. Bentuk badan kapal, sifat serta keadaan permukaan lambung kapal
Rumus hambatan gesek :
1
Rf = .Cf . s . v 2
2
Cf=
0,075
(logRe2)2
Re=
v 0. x l
vs =
kecepatan fluida,
panjang karakteristik,
Berdasarkan pengamatan pada sebuah titik tunggal yang bergerak sepanjang garis lurus
pada permukaan air, terdiri dari 2 jenis gelombang :
1. Gelombang melintang (Transverse wave) yang tegak lurus terhadap arah gerak dan
gelombang ini bererak bersama benda/ kapal.
3. Dengan memberikan spray strip pada haluan untuk mencegah spray resistance
4. Memberikan boulbous pada haluan
Rumus Hambatan Gelombang
* Hambatan gelombang Rw timbul karena adanya gelombang yang berpengaruh pada
gerakan kapal pada permukaan cairan, sedangkan kecepatan energi gelombang (u)
lebih kecil dari kecepatan perlambatan gelombang (c).
*
Kecepatan energi bergantung dari dalamnya (H) cairan, dan berubah dalam
interval :
1
2 uc
u =
1
2
Rw =
Rw . Vo + W = Vo . Eo
Dimana :Eo = Energi penuh gelombang
Vo = Kecepatan gelombang
W = Besaran yang berhubungan dengan kecepatan energi u
W = U .Eo
Sehingga diperoleh : Rw =
Vo u
Vo
. Eo
1
.g .
a
4
2kH
1 sin 2kH
Dimana :
a = amplitudo gelombang
K=2
= panjang gelombang
Rw =
1
.g .
a
4
Bulbous bow ini merupakan bagian kapal yang terletak dibagian haluan. Bagian ini
merupakan bagian yang terintegrasi dengan lambung kapal. Fungsi utama dari
bulbous bow adalah mengurangi hambatan kapal pada saat operasi sebuah kapal.
Prinsip kerja dari bulbous bow adalah dengan membangkitkan gelombang atau
menginterferensi gelombang kapal yang datang dari haluan, sehingga gelombang
yang datang akan kehilangan tenaga karena interferensi gelombang dari bulbous bow
tadi.
Pengaruh Bulbous Bow pada haluan akan meyebabkan pengurangan hambatan kapal.
Hal ini tergantung dari type bullb, koefisien blok (Cb) kapal, dan kecepatan kapal
Bulbous Bow pada buritan akan mengurangi ketidakteraturan perubahan dari trust dan
torque baling-baling. Akibatnya wake lebih tertur sehingga mengurangi getaran
didaerah buritan dan menaikkan effisiensi propulsive sebesar 10 - 12%
Prinsip kerja dari bulbous bow adalah menggunakan interfierensi dari gelombang
yang ditimbulkan oleh bulbous dan haluan
disesuaikan
(lbs)
atau :
RAA = 0,00435 x AT x (VR )2
Taylor membulatkan besar koefisien menjadi 0,004. Maka rumus manjadi :
RAA = 0,004 x AT x (VR )2
Seorang peneliti lain yang bernama Hughes melakukan banyak percobaan dengan
menggunakan model dimana bagian atas air kapal yang diletakkan pada air dalam posisi
terbalik dan di tarik dengan kecepatan dan sudut yang berbeda untuk simulasi kecepatan
relatif dan arah angin yang berbeda. Gambar berikut adalah sketsa dari tahanan angin
tersebut.
Setelah kecepatan relatif angin dan arahnya ditentukan seperti di atas, gaya yang bekerja
pada model diukur dan hasilnya diperlihatkan pada gambar 2.
Untuk mendapatkan harga K(koefisien tahanan udara dan angin), Hughes menggunakan
formula berikut :
F = K (VR )2 ( Al sin2 ) / cos ( - )
Dimana F dalam lbs, VR dalam ft/sec, dan adalah massa jenis udara (=0,00238).
Berdasarkan formula diatas dan hasil percobaan, Hughes mendapatkan nilai K berkisar
0,5 0,65 atau sekitar 0,6 untuk semua A.
Apabila VR diukur dengan satuan knots, maka :
F = K x 0,00238 x (1,689 VR )2 (Al sin2 + AT cos2 ) / cos ( - )
= K x 0,0068 ( VR )2 (Al sin2 + AT cos2 ) / cos ( - )
Kapal tangki
Kapal ikan
Kapal peti kemas (dengan peti kemas di atas geladak) CAA = 0,1 x 103
Kapal penumpang
Kapal penyeberangan
Ada beberapa faktor penyebab yang dapat menimbulkan hambatan udara dan angin,
yaitu :
1.
Penyebab dari kapal itu sendiri. Kapal yang bergerak pada lautan yang
tenang, akan mengalami tahanan udara akibat gerakan bagian badan atas air kapal
melalui udara. Hal ini merupakan faktor yang mutlak terjadi yang disebabkan
karena kekentalan udara. Tahanan yang disebabkan karena terjadi pada bangunan
atas kapal yang meliputi tabung- tabung udara, tiang mas, kran- kran dan derekderek, sekoci penolong, tali- temali dan lain- lainnya.
2.
Didalam buku yang disusun Dr. Ir. Ricky Lukman T., disebutkan tahanan udara dan
angin akan memberikan gaya yang melawan gerakan kapal. Hal ini tentu saja akan
memberikan pengaruh terhadap kecepatan kapal, yaitu akan mengurangi kinerja dari
efectif horse power kapal, sehingga akan mengganggu kemampuan olah gerak dan
unjuk kerja ( performance ) dari kapal.
Cara mencegah atau mengurangi terjadinya RAA
Beberapa hal yang dapat dikemukakan dari uraian diatas, ada beberapa usaha untuk
mengatasi atau mengurangi sebagian dari tahanan udara dan angin yang bekerja pada
kapal, yaitu :
Secara teoritis dalam rumus, apabila kita ingin mendapatkan hambatan udara dan
angin yang tidak terlampau besar, maka diusahakan membuat kapal dengan lebar
yang tidak terlalu panjang, tetapi cara ini tidak sering di pakai karena seorang
arsitek kapal akan membuat kapal dengan ukuran yang sesuai dengan kebutuhan.
Displ. (ton)
Tanker
1600
Kargo
14800
Penumpang
38000
10
14
25
EHP
1207
2815
35000
2,5
2,15
2,1
Angin berlawanan
1,7
26,5
1,55
13,5
1,45
7,0
arah
17,0
10,0
5,0
V = 20 knot
Angin berlawanan
122,0
42,0
15,5
arah
Bangunan streamline
64,0
2,75
10,4
V= 40 knot
F. HAMBATAN PADA KAPAL-KAPAL KECIL BERKECEPATAN TINGGI
Kapal- kapal kecil dengan kecepatan tinggi ada tiga macam, yaitu :
1. Round bottom boat ( Displacement boat )
2. Hard chine planning craft
3. Hydrofoil boats.
Round bottom boat
1.
2.
1. Berat badan kapal sebagian besar ditahan oleh gaya- gaya angkat dinamis
sedangkanpengaruh gaya buoyancy sangat kecil.
2. Bentuk kapal ini ditemukan oleh CM Rumus yang bertujuan untuk
mengurangi hambatan dengan cara mengangkat badannya sendiri keatas
permukaan air.
3. Gambar penampang melintang kapal ini dapat dilihat pada gambar.
4. Hambatan jenis kapal ini sangat bergantung dari parameter- parameter berikut:
Perbandingan panjang dan lebar ( Lp/Bpa)
Lp
Bpa
Ap
ROF
1.
2.
3.
Hingga saat ini karakteristik untuk kapal- kapal cepat dapat dilihat dari
bilangan Froudenya.
= v / g. V
0
1/3
Type A dipakai untuk speed boat dengan kecepatan kecil, sebagai bentuk
peralihan dari kapal biasa.
Type B dapat menimbulkan gaya dinamik keatas yang besar dan
memperkecil hambatan, akan tetapi jelek terhadap pengaruh gelombang
karena adanya pukulan keras gelombang pada dasar kapal sehingga
stabilitasnya kurang baik.
Type C dengan penampang V ini sangat baik untuk pelayaran yang
bergelombang.
Kapal Hydrofoil
1. Kapal hydrofoil adalah kapal yang terdiri dari body kapal dan sayap yang
diletakkan dibawah dasar kapal yang dihubungkan pleh penegar.
2. Badan kapal yang terangkat dari permukaan air, gaya beratnya ditahan oleh
gaya angkat dinamis pada sayap (foil) yang tercelup didalam air.
3. Sayap yang dipasang dibawah badan kapal ( pada bagian muka dan
belakang ), sayap tersebut secara otomatis dapat diubah- ubah letaknya
menurut angle of attacknya. Sehingga badan kapal terangkat bebas keatas
permukaan air bertujuan untuk mengurangi hambatan air.
4. Pada saat ini ada 2 prinsip penggunaan foil, yaitu foil yang bergerak diatas
permukaan air dan foil yang tercelup seluruhnya di air.
5. Hambatan yang bekerja pada sayap (R) hydrofoil adalah :
R = Rp + Ri + Rw.
Rp
= Hamabatan profil
Ri
= Hamabatan Induksi
Rw
= Hamabatan gelombang
= .v Q
0.
Secara umum, round bottom boat lebih efisien daripada hardchine planning
craft untuk harga v/ L = 3,0. Diatas harga ini planning craft mempunyai
hambatan lebih kecil dan lebih layak laut.
Hidrofoil hampir tidak mengalami wave making resistance pada saat bergerak
diatas permukaan air. Hal ini disebabkan karena permukaan basah hanyalah
struts dan sayap, sehingga hambatan gesek kecil.
Untuk berat dan daya mesin yang sama, kapal hydrofoil dapat mencapai
kecepatan 2 ~ 3 kali kecepatan kapal biasa.
BAB III
PERHITUNGAN HAMBATAN TOTAL KAPAL
MT OOZMA KAPPA
Perhitungan tenaga mesin induk kapal diawali dengan menghitung besarnya tahanan kapal.
Pada rencana umum kapal ini dalam menghitung atau menentukan besarnya tahanan
menggunakan metode Holtrop dengan data-data sebagai berikut :
A. Ukuran Utama Kapal
Panjang kapal ( Lpp )
: 130,70
: 137,23
Lebar kapal ( B )
: 21,60
Sarat kapal ( T )
: 8,12
: 11,61
: 15,07
knot
: 0,73
Koefisien Prismatic ( Cp )
: 0,74
WSA kapal ( S )
: 3796,78
m2
LCB kapal
: 2,37
Volume displacement ( )
: 16748,75
m3
Displacement ( )
: 17110,83
Koefisien midship ( CM )
: 0,99
ton
: Jayapura Tokyo
(2286Nautical Miles)
Tahanan gesek ( Rv )
2.
Tahanan gelombang ( Rw )
3.
RT
= Rv + Rw + RCA
= ..V2.Cf0.(1+k).Stot +
+ ..V2. Stot. CA
R
1
V 2 S tot [C f 0 (1 k ) C A ] w W
2
W
=
Dimana :
Stot
Cf0
(1+k)
Rn
= Bilangan Reynold
VT .L
Rn
VT
= Kecepatan Percobaan
= 1,06 x Vs (m/s , 15,07 knot = 7,752 m/s)
= 1,06 x 7,752
= 8,2171 m/sec
Rn
=
= 9489460851,63
Cf0
=
= 0,0011
Stot
= WSA + Sapp
dimana :
WSA
= 3796,78 m2
Sapp
= Skemudi + Sboss
S kemudi
TL
B
1 25
100
L
8,12 137,23
21,6
1 25
100
137,23
Skemudi
Skemudi
= 18,0359 m2
Sboss
= 0 m2
Sapp
= 18,0359 m2
Stot
= 3796,78 + 18,0359
= 3814,8159 m2
Sapp
Stot
Perhitungan (1+k)
( Dari PNA. Vol II. Hal 93)
B
0,93 (0,4871 c
L
(1+k1)
1, 0681
T
L
0, 4611
LR
0 ,1216
L3
0, 3649
1 Cp 0,6042 )
Dimana :
= Length of run
L.[
(1 Cp 0,06Cp.LCB)
]
( 4.Cp 1)
=
Cp
LCB
137,23.[
LR
LR
= 25,571 m
Cstern
Cstern
Cstern
Cstern
-25
-10
0
10
= 0
= 1
B
L
1,0681
= 0,139
T
L
0,4611
LR
L3
= 0,272
0,1216
= 1,227
0 , 3649
1 Cp 0,6042
= 6,288
= 2,257
Sehingga :
(1+k1)
(1+k2) merupakan Koefisien akibat pengaruh tonjolan pada lambung kapal di bawah
permukaan garis air
Value of (1+k2)
1,3 to 1,5
2,8
S
(1 k ) (1 k1) [(1 k 2) (1 k1)]. APP
S tot
18,0359
(1 k ) (1,2506) [(5,5) (1,2506)].
3814.8159
(1+k) = 1,2705
Rw
m Fn d
C1 C 2 C 3 e 1
m2 Cos Fn 2
W
Fn
Vt
gL
Dimana :
Fn
Fn
6,8158
9,8 95,95
= 0,2223
Untuk Fn 0,4
C1
= 2223105C43,7861(T/B)1,0796(90 iE)-1,3757
C4
C4
= 0,2296 (B/L)0,3333
C4
= B/L
C4
= 0,5 0,0625.(B/L)
B/L
Maka,
T B
C4
= B/L
C4
= 0,157
C43.7861
= 0,001
1.0796
= 0,348
iE
90 iE 1,3757
C1
= 0,0027
= 2223105.C43,7861(T/B)1,0796(90 iE)-1,3757
= 2223105.(0,157) 3,7861(8,12/21,6)1,0796.(0,0027)
= 2,0888
C2
AT
)
BTCm
C3
AT
1 0,8(
C3
=
= 0,99309
m1
= -0,9000
= 0,01404
1 / 3
L
B
4,7932 C 5
1,7525
T
L
L
Untuk Cp 0,8
C5
= 1,7301 0,7067.Cp
Untuk Cp 0,8
Cp
= 0,76
C5
4,7932 C 5
1
,
7525
T
L
L
= 0,01404
= -2,051
m1
e m1Fn
= 2,7182818
= 2,7182818(-2,051x3,870)
= 0,0005
c6 .0,4.e 0,034.Fn
3 , 29
m2
Fn-3,29 = 0,2223-3.29
= 140,789
e 0,034Fn
3 , 29
c6
= -1,69385
c6
c6
= 0
L3/
= 154,300
c6
= -1,69385
= 0,008
1,69385.0,4.e 0, 034.Fn
m2
m2
= - 1,69385.0,4.0,008
L3/ 512
L3/> 1727
3 , 2 9
= -0,0054
= 1,446.Cp 0,03.L/B
Unt L/B 12
= 1,446.Cp 0,36
L/B
= 6,353
= 0,87945
Cos (.Fn-2 )
= 0,954
m2. cos(.Fn-2 )
= -0,0051
d
RW
C1 C 2 C 3 e m1 Fn m 2 cos Fn 2
W
= ..g
= -6.73648
CA
R
1 2
V S tot C F 0 (1 k ) C A W W
2
W
Rt
1
.1,025.(6,43 2 ).3814,8159 0,0011(1,2705) 0,000398 (6,73648)
2
=
= 138,4037 kN
C. Perhitungan Daya Efektif (EHP)
EHP
= Rt x Vt
EHP
= 138,4037. 8,2171
EHP
= 1137,277 kW
EHP
= 1137,277.1000/ 735,499
1 HP = 735,499 Watt
EHP
= 1546,2658 Hp
D. Perhitungan SHP (Shaft Horse Power) dan DHP (Delivery Horse Power)
Untuk SHP dengan metode Holtrop harus ditentukan efisiensi propulsinya.
SHP
= EHP/Pc
Pc
= Propulsive coefiscient
Pc
= Hx R x O
= Hull efficiency
= Relative-rotative efficiency
= H x O x R
= 1,160 x 0,666 x 1,010
Pc
= 0,7802
= EHP / Pc
= 1546,2658/ 0,7802
= 1981,88 hp
DHP
= SHP x 0.98
= 1981,88 x 0.98
= 1942.2424 hp
= SHP + 3 % SHP
= 1981,88 + 3 % x 1981,88
= 2041,3364 hp 2100 hp
dingin30%.
Jalur pelayaran Pasifik, 15 - 30 %.
Jalur pelayaran Atlantik selatan dan Australia, 12 - 18 %
Jalur pelayaran Asia Timur, 15 - 20 %
Karena jalur pelayaran kapal ini melalui rute jalur pelayaran Asia Timur maka koreksi
jalur pelayarannya adalah 15 20%
BHP
BHP
= SHP + 19 % SHP
= 1981,88 + 20 % x 1981,88
BHP
F.
= 2378,256 hp 2400 hp
daya yang diharapkan, yaitu dari segi efisiensi dan keekonomisan ,dengan data mesin sebagai
berikut :
Merk Mesin
: Caterpillar
Tipe Mesin
Daya Mesin
: 2448 hp
RPM
: 1600 putaran/menit
Berat Mesin
: 8745 kg
Panjang
: 3761 mm
Lebar
: 2142 mm
Tinggi
: 2150 mm