Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Khaharuddin Alamsyah Bimantara (181910701008)
2. Pharamond Zidnan Illah A.N. (181910701038)
3. Nurisa Sharani Fasya (201910701003)
4. Amy Natuzzahroh (201910701014)
5. Adhitya Firman Nugroho (201910701049)
Dosen Pengampu :
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan semua
rahmatnya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa,
kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Yasim, S.T., M.T, selaku dosen
pengampu mata kuliah Teori Desain Kapal, yang sudah memberikan banyak bantuan untuk
menyusun makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah membantu penyusunan makalah ini.
Makalah berjudul “Perkembangan Desain Kapal Tipe LNG” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Teori Desain Kapal. Melalui tugas ini, penulis mendapatkan
banyak ilmu baru tentang bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik.
Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun begitu,
penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Apabila ada kritik dan
saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka dan dengan senang hati menerimanya.
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN
BAB 2. PEMBAHASAN
BAB 3. PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
3
DAFTAR GAMBAR
4
DAFTAR TABEL
5
BAB 1. PENDAHULUAN
6
dimiliki kapal yaitu kekuatan kapal. Kapal yang dibangun terlalu kuat akan menjadi sangat
berat, lamban dan membutuhkan biaya yang lebih besar sedangkan kapal yang dibangun dan
dirancang terlalu lemah akan sangat beresiko tinggi mengalami kaegagalan struktur karena
struktur tidak mampu menahan beban atau load yang bervariasi bila kapal berlayar, baik beban
dari dalam maupun dari luar kapal, sehingga hal terburuk yang mungkin terjadi adalah
tenggelamnya kapal.
7
BAB 2. PEMBAHASAN
8
b. Karakteristik tumpahan LNG:
1. Tidak ada masalah polusi
2. Tumpahan kecil menguap dengan cepat
3. Tumpahan besar mengalir sebelum penguapan
9
d. Regasifikasi (re-gasification) dan penyimpanan untuk kemudian didistribusikan ke
konsumen melalui pipeline systems.
Setelah kapal sampai ke terminal penerimaan, LNG kemudian ditempatkan pada tangki
penyimpanan khusus, untuk kemudian diregasifikasi dari fase cair, sehingga gas bisa
ditransportasikan ke pengguna melalui pipa penyalur.
10
menawarkan keragaman dan fleksibilitas pasokan gas di seluruh dunia dan membantu untuk
membentuk gas di pasar global. Kapal LNG Carrier dirancang khusus untuk mengangkut
Liquefied Natural Gas (gas cair LNG). Hal ini sejalan dengan tumbuhnya pasar LNG, Kapal
Tanker LNG pertama “Methane Princess” dioperasikan pada 1964 dan tetap beroperasi sampai
tahun 1998. sampai akhir 2005 ada 203 kapal yang telah dibuat, dimana 193 diantaranya masih
aktif digunakan. Saat ini jumlah armada tanker LNG terus bertambah, yakni sekitar 140 kapal
telah dipesan di beberapa galangan kapal.
b. Membrane Systems
11
c. IHI Prismatic
Berdasarkan Klasifikasi IMO diatas untuk tipe tangki LNG, ada tiga tipe tangki
kandidat utama yang akan bersaing untuk digunakan oleh para desainer FLNG yaitu:
- SPB (Self Prismatic Type B)/ Kategori Independent Self Supporting Tank Type B
- Moss/ Kategori Independent Self Supporting Tank Type B
- Membrane (GTT MKIII/ NO 96)/ Kategori Non-Self Supporting Tank
Namun, track record tipe tangki LNG berdasarkan data tahun 2009 dari populasi
sebanyak 335 kapal LNG, persentase pemakaian tangki LNG dari setiap tipe yang ada adalah
sebagai berikut:
- Kapal dengan tank type Membrane (GT96 & Mark III) adalah sebanyak 57%
- Kapal dengan tank type Moss adalah sebanyak 36%
12
- Kapal dengan menggunakan type tangki lain-lain adalah sebanyak 7%, antara lain kapal
dengan dengan tangki SPB sebanyak 2 kapal (88.000 m3) dengan rute perairan Alaska
dan berkelas NK.
Gambar 2.6 Desain kapal LNG Moss Type dan Membrane Type
13
b. Konstruksi
Pada tahun 1975 Sidang ke 9 dari IMO yang mengadopsi kode untuk Konstruksi dan
Perlengkapan Kapal yang Membawa Gas cair di dalam tangki adalah A.328 (IX) dimana
regulasi tersebut telah menyediakan standar internasional untuk kapal yang mengangkut gas
cair dalam bentuk curah. Peraturan ini menjadi wajib pada tahun 1986 dan pada umumnya
disebut sebagai IMO International Gas Carrier Code. Persyaratan kode ini digabungkan dalam
aturan untuk kapal yang mengangkut gas cair dan diterbitkan oleh Lloyd dan klasifikasi
lainnya. Regulasi ini mencakup pembatasan kerusakan tangki muatan dan kelangsungan hidup
kapal dalam kejadian tabrakan atau karam, keamanan, penanganan muatan, bahan konstruksi,
pengendalian lingkungan, proteksi kebakaran, penggunaan ruang muat sebagai bahan bakar,
dan lain-lain. Dan yang menarik dalam konteks konstruksi kapal di dalam kode ini adalah
bagian pada peraturan muatan yang mendefinisikan sebagai jenis ruang muat. Salah satunya
yaitu lapisan luar yang menahan ruang muat dalam melindungi lambung kapal. Karena struktur
dari efek embrittling dari suhu rendah pada muatan LNG harus dijaga oleh lapisan tersebut
untuk menghindari kebocoran dari struktur tangki primer.
Jenis lapisan penahanan dalam tersebut dijelaskan di bawah ini.
1) Integral Tanks
Merupakan tangki yang bagian strukturalnya dari lambung kapal dipengaruhi dengan cara
yang sama dan dengan beban yang sama pada struktur stressnya pada lambung karena
berada tepat disebelahnya. Tangki ini digunakan untuk pengangkutan LPG atau gas yang
kondisinya dekat dengan tekanan atmosfer, misalnya butana, dimana tidak ada ketentuan
untuk ekspansi dan pemuaian termal dari tangki.
2) Membrane Tanks
Adalah tangki non supported tank yang terdiri dari lapisan tipis (membran) yang ditunjang
melalui isolasi oleh lambung yang berdekatan dengan struktur. Membran ini dirancang
sedemikian rupa sehingga termal dan ekspansi lainnya atau pemuaiannya dikompensasikan
tanpa harus menekankan dari membran. Membran tank terutama digunakan untuk kapal
pengangkut LNG.
3) Semi-Membrane Tanks
Adalah tangki non-supported tank yang dalam kondisi yang memiliki beban. Bagian datar
dari tangki mendukung untuk mentransfer berat beban dan kekuatan dinamis melalui
lambung, tetapi sudut bulat dan ujung-ujungnya tidak mendukung sehingga tangki
berekspansi dan berkontraksi yang disalurkan akan tertahan. Tangki tersebut
14
dikembangkan untuk pengangkutan LNG, tetapi hanya digunakan untuk kapal sebagian
kecil Kapal LPG.
4) Independent Tanks, ada tiga jenis:
- ‘Tipe A’, yang dirancang terutama menggunakan metode standar tradisional untuk
menganalisa struktur kapal. Biasanya LPG atau yang tekanannya mendekati atmosfer
atau LNG pun dapat disimpan dalam tangki tersebut.
- ‘Tipe B’, yang dirancang dengan menggunakan alat dan metode analisis yang lebih
canggih dalam menentukan tingkat stress, umur kelelahan dan penjalaran karakteristik
retak. Konsep desain keseluruhan dari tangki ini didasarkan pada yang disebut ‘deteksi
retak sebelum prinsip kegagalan’ yang memungkinkan mereka gunakan dengan
penghalang sekunder berkurang. Muatan LNG biasanya dibawa dalam tangki tersebut.
- ‘Tipe C‘, yang dirancang sebagai bejana tekan, didesain yang dominan berkriteria
menjadi tekanan uap. Biasanya digunakan untuk LPG dan terkadang digunakan untuk
etilen.
Konstruksi untuk ketiga jenis tangki yang sering digunakan:
1) Membrane Systems
Tangki membrane terdiri suatu lapisan metal (primary barrier), lapisan insulasi, suatu
lapisan liquid-proof, dan suatu lapisan insulasi lainnya. Beberapa lapisan ini kemudian
ditempelkan ke dinding tangki pada suatu frame yang telah terpasang.
Pada desain tangki tipe Membrane NO.96, primary dan secondary barrier adalah
terbuat dari bahan Invar, suatu material yang terdiri dari alloy material 36% nickel steel, dan
memiliki ketebalan 0.7 mm. Tidak seperti regular steel, invar merupakan bahan yang sulit
berkontraksi akibat suhu yang sangat rendah. Lapisan insulasi terbuat dari bahan plywood yang
mengandung perlite, suatu bahan yang mengandung glass (seperti kaca).
15
Pada tangki LNG tipe Membrane (Mark III), sistem terdiri dari tumpukan foam panel
yang di cover dengan material bernama triplex dan dan lapisan stainless steel (membrane).
Primary membrane terbuat dari bahan SUS 304L, tebal 1.2mm, dan berbentuk corrugated
untuk menyerap kontraksi termal. Secondary barrier terbuat dari bahan bernama triplex.
Sistem membran dibangun diatas permukaan yang telah diberi guide dan penyangga.
3) IHI Prismatic
Self-supporting tank (independent) adalah Self-supporting Prismatic Shape IMO
Type-B, atau sering disingkat SPB Tank. Tangki jenis ini merupakan penemuan teknologi dari
Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI), salah satu grup industri berat dan galangan kapal
terbesar di Jepang. Tangki SPB merupakan tangki independen yang bentuknya mengikuti
16
badan kapal (hull shape). Bentuk konstruksinya sederhana (framing internal di dalam tangki),
mengingatkan kita pada bentuk konstruksi lambung kapal tanker single hull dimasa silam.
Material untuk kontruksi yang digunakan dapat berupa aluminum atau stainless steel 304,
namun kapal existing yang ada menggunakan baru menggunakan bahan aluminum.
17
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
LNG (Liquified Natural Gas) adalah gas alam yang berbentuk cair/gas alam yang
dicairkan/gas alam yang diubah bentuknya dari fase gas menjadi fase cair. Gas alam akan
mencair jika didinginkan sampai suhu -162ºC (+260ºF). LNG ada karena permintaan yang
terus bertambah serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk menggantikan bahan bakar
minyak. Kapal LNG merupakan perkembangan dari kapal tanker yang dikhususkan untuk
mengangkut gas alam dengan alasan keamanan dan keselamatan bagi manusia dan lingukungan
serta dapat mengangkut gas alam dengan banyak karena dicairkan sehingga menjadi efesien.
3.2 Saran
Sumber daya manusia dalam industri pembuatan kapal dapat ditingkatkan lebih lagi
melalui pelatihan-pelatihan software yang berfokus pada desain kapal itu sendiri. Selain itu,
pelatihan dan pengembangan terhadap pembuat dan perancang desain kapal juga harus lebih
diperhatikan, sebab permasalahan dan hambatan masalah perancangan desain kapal ada pada
hal ini.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fauzan Zaki, Aulia Windyandari. Pengembangan Desain Kapal LNG Dengan Cargo
Containtment System Tipe Membran Bentuk Prismatik Sebagai Solusi Alternatif
Keutuhan Alat Transportasi Gas Alam Cair di Indonesia. (UNDIP, Semarang)
Kusnindar Priohutomo, Endah Suwarni. Perhitungan Tahanan dan Daya Mesin pada Kapal
Mini LNG berbasis Simulasi Numerik. (Balai Teknologi Hidrodinamika Indonesia.
Rheza Satria Ryadenata. Desain Rantai Pasok dan Basic Design Kapal LNG Untuk Distribusi
LNG Dari FSRU Lampung Menuju Pembangkit di Kalimantan. (Surabaya: 2016)
Yacob Utama Nainggolan, dkk. Studi Perancangan Kapal LNG 3150 DWT Rute Pelayaran
Blok Masela – Tanjung Mas. (UNDIP: 2017)
Zamzamil Huda. Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal LNG 30.000 CBM
19