Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH TEORI DESAIN KAPAL

PERKEMBANGAN DESAIN KAPAL TIPE LGN

Disusun oleh :

Kelompok 2
1. Khaharuddin Alamsyah Bimantara (181910701008)
2. Pharamond Zidnan Illah A.N. (181910701038)
3. Nurisa Sharani Fasya (201910701003)
4. Amy Natuzzahroh (201910701014)
5. Adhitya Firman Nugroho (201910701049)

Dosen Pengampu :

Ahmad Yasim, S.T., M.T


760020007

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK KONSTRUKSI PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS JEMBER
2022

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dengan semua
rahmatnya, penulis akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Tak lupa,
kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ahmad Yasim, S.T., M.T, selaku dosen
pengampu mata kuliah Teori Desain Kapal, yang sudah memberikan banyak bantuan untuk
menyusun makalah ini. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
sudah membantu penyusunan makalah ini.
Makalah berjudul “Perkembangan Desain Kapal Tipe LNG” ini disusun untuk
memenuhi tugas mata pelajaran Teori Desain Kapal. Melalui tugas ini, penulis mendapatkan
banyak ilmu baru tentang bagaimana memanfaatkan teknologi dengan baik.
Tentu penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Meskipun begitu,
penulis berharap bahwa makalah ini bisa bermanfaat untuk orang lain. Apabila ada kritik dan
saran yang ingin disampaikan, penulis sangat terbuka dan dengan senang hati menerimanya.

Jember, 28 Maret 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….. 2

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………. 3

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………… 4

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………. 5

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 6


1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………………. 7
1.3 Tujuan dan Manfaat …………………………………………………………………….. 7

BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Liquefied Natural Gas (LNG) …………………………………………………………... 8


2.2 LNG Carrier atau LNG Tanker ………………………………………………………… 10
2.3 Keunggulan dan Kelemahan Kapal LNG ……………………………………………… 17

BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 18


3.2 Saran …………………………………………………………………………………… 18

DAFTAR PUSTAKA

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 LNG Kvaenrner-Moss dan penampang Kvaerner-Moss ………………………. 11


Gambar 2.2 LNG dan penampang Membrane Systems …………………………………….. 11
Gambar 2.3 IHI Self Supporting Type B dengan Tank Perismatik ………………………… 12
Gambar 2.4 Bagan klasifikasi LNG Carrier oleh IMO ……………………………………… 12
Gambar 2.5 Komponen LNG Carrier ……………………………………………………….. 13
Gambar 2.6 Desain kapal LNG Moss Type dan Membrane Type ………………………….. 13
Gambar 2.7 Desain kapal LNG Prismatic Type ……………………………………………. 13
Gambar 2.8 Konstruksi Membrane Tank No.96 …………………………………………… 15
Gambar 2.9 Konstruksi Membrane Tank Type Mark III …………………………………... 16
Gambar 2.10 Konstruksi Kvaerner-Moss Tan ……………………………………………... 16
Gambar 2.11 Konstruksi SPB Tank ………………………………………………………... 17

4
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Komposisi dalam LNG ……………………………………………………………. 9

5
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Gas alam seperti halnya dengan minyak bumi, terbentuk secara alamiah dan
dieksplorasi dari lokasi sumur gas yang terletak jauh dari konsumen. Penggunaan pipa sebagai
sistem transmisi dan distribusi, memiliki beberapa kekurangan yaitu hanya untuk jarak yang
relatif dekat, dan jalur bersifat tetap (fix distribution system), dengan kata lain masih diperlukan
sarana distribusi alternatif yang mampu mengangkut gas dalam jumlah besar dan tidak terikat
batasan jarak. Cara yang paling efektif untuk mengangkut gas yaitu dalam bentuk cair dengan
menggunakan kapal. Transportasi LNG sangatlah tergantung dengan teknologi kapal LNG,
yang mana teknologi ini telah dikembangkan lebih dari 50 tahun yang lalu.
Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi kapal LNG, namun belum satu pun
kapal LNG yang beroperasi di Indonesia adalah produk dalam negeri. Oleh karena itu,
penelitian-penelitian yang menunjang perkembangan teknologi kapal LNG seharusnya
menjadi prioritas bagi bangsa Indonesia. Berdasarkan kondisi ini, penelitian ini ditujukan untuk
mengembangkan desain kapal LNG dengan Cargo Containment System tipe membran bentuk
prismatik sebagai solusi alternatif kebutuhan alat transportasi gas alam cair di Indonesia.
Persediaan minyak bumi secara global semakin menipis, begitu pula dengan Indonesia.
Oleh sebab itu pemerintah Indonesia sendiri mencanangkan program peningkatan pemanfaatan
gas bumi sebagai sumber energi di Indonesia. Hal ini terutama difokuskan untuk mengurangi
penggunaan bahan bakar minyak untuk industri, salah satunya untuk industri pembangkit
listrik. Sebab penggunaan bahan bakar minyak selain meningkatkan polusi udara juga
meningkatkan harga produksi, sehingga untuk menekan biaya pemerintah harus memberikan
subsidi dalam jumlah besar. Karena itu, penggunaan gas dianggap sebagai salah satu solusi
yang tepat dimana gas dikenal sebagai clean and green energy dan mudah didapatkan dalam
harga yang lebih murah dari bahan bakar minyak.
Selama pengembangan kapal Liquified Natural Gas (LNG) telah didesain berbagai
macam tipe tangki yang digunakan untuk menyimpan LNG. Tujuan utama dari sistem
pengemasan barang (Cargo Containment System) ini untuk menjaga agar gas tetap berada pada
kondisi dibawah titik penguapan serta menjamin proses insulasi yang memadai.
Dalam perancangan dan pembuatan kapal baru sering mengalami kelebihan dan
pengurangan berat konstruksi kapal. Akibatnya berpengaruh pada biaya pembuatan kapal itu
sendiri, maka untuk mengurangi penggunaan biaya yang sangat tinggi bisa dilakukan dengan
cara memperbaiki kualitas desain. Selain itu, elemen dasar yang sangat penting yang harus

6
dimiliki kapal yaitu kekuatan kapal. Kapal yang dibangun terlalu kuat akan menjadi sangat
berat, lamban dan membutuhkan biaya yang lebih besar sedangkan kapal yang dibangun dan
dirancang terlalu lemah akan sangat beresiko tinggi mengalami kaegagalan struktur karena
struktur tidak mampu menahan beban atau load yang bervariasi bila kapal berlayar, baik beban
dari dalam maupun dari luar kapal, sehingga hal terburuk yang mungkin terjadi adalah
tenggelamnya kapal.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah untuk makalah kali ini adalah:
a. Apa yang dimaksud dengan LNG?
b. Bagaimana konsep dari LNG Carrier atau LNG Tanker?
c. Apa saja keunggulan dan kelemahan dari kapal LNG?

1.3 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan serta manfaat dari makalah kali ini adalah:
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan LNG.
b. Mengetahui konsep dari LNG Carrier atau LNG Tanker.
c. Mengetahui apa saja keunggulan dan kelemahan dari kapal LNG.

7
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Liquefied Natural Gas (LNG)


2.1.1 Pengertian Liquefied Natural Gas (LNG)
LNG (Liquified Natural Gas) adalah gas alam yang berbentuk cair/gas alam yang
dicairkan/gas alam yang diubah bentuknya dari fase gas menjadi fase cair. Gas alam akan
mencair jika didinginkan sampai suhu -162 derajat celcius (+260 derajat Fahrenheit). Dalam
bentuk cair gas alam akan berkurang volumenya sampai 600 kali sehingga mudah dan aman
untuk disimpan dan ditransportasikan. Jika LNG dipanaskan maka ia akan kembali ke fase gas,
di LNG plant ini dilakukan pada terminal regasifikasi. (Wikipedia)
LNG (Liquefied Natural Gas) adalah gas alam yang sebagian besar ketidakmurnian
(impiurity) seperti belerang dan karbon dioksida telah dihilangkan. Gas ini didinginkan sampai
atau dekat titik didihnya hingga -165° C dengan mendekati tekanan atmosfer dan diangkut
dalam bentuk cair seperti sebagian besar metana cair. Metana memiliki tekanan kritis 45,6
kg/cm2 pada suhu kritis -82, 5° C, yaitu tekanan dan suhu di atas yang liquefication tidak dapat
dilanjutkan lagi, sehingga metana yang dapat hanya bisa dicairkan dengan tekanan pada suhu
yang sangat rendah. (LNG Assesment 2002).

2.1.2 Sifat dan Karakteristik LNG


a. Sifat Liquefied Natural Gas (LNG):
1. Tidak beracun (non-toxic).
2. Tidak berbau (odorless).
3. Tidak menimbulkan karat (non-corrosive).
4. Tidak mudah terbakar/meledak (non-combustible).
5. Tidak menghasilkan banyak polutan berbahaya (hanya sedikit CO2, NOx, dan SOx)
sehingga ramah lingkungan, serta mudah, aman, dan murah dalam transportasinya.
6. Biasanya 95% metana (CH4) dengan sejumlah kecil etana, propana, butana dan
nitrogen.
7. Tidak berwarna, tidak berbau, tidak beracun, non-karsinogenik dan dalam bentuk cair
45% densitas air.
8. Uap lebih dari 50% densitas udara dan akan meningkat dalam kondisi atmosfer normal
(propana / butana lebih berat daripada udara).
9. Bisa disimpan dan diangkut dalam tangki terisolasi pada tekanan atmosfer standar.

8
b. Karakteristik tumpahan LNG:
1. Tidak ada masalah polusi
2. Tumpahan kecil menguap dengan cepat
3. Tumpahan besar mengalir sebelum penguapan

2.1.3 Komposisi dan Proses Produksi LNG

Tabel 2.1 Komposisi dalam LNG

Proses produksi LNG terdiri dari 4 tahap utama yaitu:


a. Eksplorasi & produksi gas alam
Kegiatan eksplorasi dilakukan untuk menemukan gas alam pada kerak bumi. Setelah
cadangan gas diketemukan, kegiatan produksi dapat dilakukan yaitu untuk mengambil gas
tersebut dari dalam kerak bumi untuk kemudian dihilangkan pengotor-pengotornya sesuai
dengan spesifikasi yang ditentukan.
b. Pencairan gas alam (liquifaction) dengan cara pendinginan
Pencairan Gas yang diproduksikan tersebut memasuki tahap pencairan untuk mengubah
gasalam menjadi cair (LNG) sehingga dapat ditransportasikan menggunakan kapal.
c. Transportasi (shipping)
Untuk membawa LNG ke pembeli, LNG ditransportasikan dengan menggunakan tanker
khusus.

9
d. Regasifikasi (re-gasification) dan penyimpanan untuk kemudian didistribusikan ke
konsumen melalui pipeline systems.
Setelah kapal sampai ke terminal penerimaan, LNG kemudian ditempatkan pada tangki
penyimpanan khusus, untuk kemudian diregasifikasi dari fase cair, sehingga gas bisa
ditransportasikan ke pengguna melalui pipa penyalur.

2.2 LNG Carrier atau LNG Tanker


2.2.1 Sejarah Umum Kapal LNG
Kapal LNG pertama adalah Methane Pioneer dengan DWT sebesar 5.034 ton yang
mulai beroperasi pada tahun 1959. Dimana kapal tersebut membawa muatan LNG pertama,
untuk dibawa ke Inggris. Kemudian pada beberapa dekade berikutnya setelah kapal tersebut
dianggap berhasil, pada akhir tahun 1960-an dibuat kapal untuk mengekspor LNG dari Alaska
ke Jepang, dua kapal, masing-masing dengan kapasitas sebesar 71.500 m3, dibangun di
Swedia. Dimana kapal tersebut mulai beroperasi pada tahun 1969. Pada awal 1970-an,
Pemerintah AS mendorong AS untuk membangun galangan kapal pengangkut LNG, dan pada
akhir tahun 1970-an dan awal 1980-an telah dibangun 16 kapal LNG. Seiring dengan
berjalannya waktu, terjadi peningkatan kapasitas kargo sekitar 143.000 m3. Maka desain tangki
barupun dikembangkan, dari Moss Rosenberg ke Technigaz Mark III dan Gaztransport No.96.
Pada awal abad ke-20, dikarenakan demand yang semakin meningkat tiap tahunnya,
maka dibuatlah kapal-kapal LNG raksasa yang berkapasitas hingga 266.000 m3 . Pada akhir
tahun 2005, total kapal LNG yang telah dibangun adalah 203, dimana 193 yang masih dalam
pelayanan. Dalam beberapa tahun terakhir, ukuran dan kapasitas pembawa LNG telah
meningkat drastis. Sejak tahun 2005, Qatargas telah merintis pengembangan dua kelas baru
operator LNG, disebut sebagai Q-Flex dan Q-Max. Setiap kapal memiliki kapasitas muatan
antara 210.000 m3 hingga 266.000 m3 . Menurut presentasi oleh Golar LNG Partners, pada
bulan Juni 2012 ada 72 kapal baru yang dibangun. Dimana sebagian besar kapal-kapal baru
yang sedang dibangun memiliki ukuran 120,000-140,000 m3 . Hingga akhir tahun 2011, telah
terdapat 359 kapal LNG yang beroperasi di dunia.

2.2.2 Definisi dan Deskripsi LNG Carrier


LNG Carrier/LNG Tanker adalah transportasi utama pengangkut LNG dari negara
penghasil gas alam menuju negara tujuan yang merupakan gas alam yang dicairkan dengan
tujuan untuk memampatkan volumenya sampai 600 kali lebih kecil karena pengiriman LNG
lebih kompetitif. Dengan perkembangan perdagangan titik LNG, pengiriman LNG juga

10
menawarkan keragaman dan fleksibilitas pasokan gas di seluruh dunia dan membantu untuk
membentuk gas di pasar global. Kapal LNG Carrier dirancang khusus untuk mengangkut
Liquefied Natural Gas (gas cair LNG). Hal ini sejalan dengan tumbuhnya pasar LNG, Kapal
Tanker LNG pertama “Methane Princess” dioperasikan pada 1964 dan tetap beroperasi sampai
tahun 1998. sampai akhir 2005 ada 203 kapal yang telah dibuat, dimana 193 diantaranya masih
aktif digunakan. Saat ini jumlah armada tanker LNG terus bertambah, yakni sekitar 140 kapal
telah dipesan di beberapa galangan kapal.

2.2.3 Jenis – jenis Kapal LNG


Berdasarkan desain penahanan muatan, LNG Carrier diklasifikasikan menjadi:
a. Kvaerner-Moss (Tangki Bulat)

Gambar 2.1 LNG Kvaenrner-Moss dan penampang Kvaerner-Moss

b. Membrane Systems

Gambar 2.2 LNG dan penampang Membrane Systems

11
c. IHI Prismatic

Gambar 2.3 IHI Self Supporting Type B dengan Tank Perismatik

2.2.4 Desain dan Konstruksi LNG


a. Desain

Gambar 2.4 Bagan klasifikasi LNG Carrier oleh IMO

Berdasarkan Klasifikasi IMO diatas untuk tipe tangki LNG, ada tiga tipe tangki
kandidat utama yang akan bersaing untuk digunakan oleh para desainer FLNG yaitu:
- SPB (Self Prismatic Type B)/ Kategori Independent Self Supporting Tank Type B
- Moss/ Kategori Independent Self Supporting Tank Type B
- Membrane (GTT MKIII/ NO 96)/ Kategori Non-Self Supporting Tank
Namun, track record tipe tangki LNG berdasarkan data tahun 2009 dari populasi
sebanyak 335 kapal LNG, persentase pemakaian tangki LNG dari setiap tipe yang ada adalah
sebagai berikut:
- Kapal dengan tank type Membrane (GT96 & Mark III) adalah sebanyak 57%
- Kapal dengan tank type Moss adalah sebanyak 36%

12
- Kapal dengan menggunakan type tangki lain-lain adalah sebanyak 7%, antara lain kapal
dengan dengan tangki SPB sebanyak 2 kapal (88.000 m3) dengan rute perairan Alaska
dan berkelas NK.

Gambar 2.5 Komponen LNG Carrier

Gambar 2.6 Desain kapal LNG Moss Type dan Membrane Type

Gambar 2.7 Desain kapal LNG Prismatic Type

13
b. Konstruksi
Pada tahun 1975 Sidang ke 9 dari IMO yang mengadopsi kode untuk Konstruksi dan
Perlengkapan Kapal yang Membawa Gas cair di dalam tangki adalah A.328 (IX) dimana
regulasi tersebut telah menyediakan standar internasional untuk kapal yang mengangkut gas
cair dalam bentuk curah. Peraturan ini menjadi wajib pada tahun 1986 dan pada umumnya
disebut sebagai IMO International Gas Carrier Code. Persyaratan kode ini digabungkan dalam
aturan untuk kapal yang mengangkut gas cair dan diterbitkan oleh Lloyd dan klasifikasi
lainnya. Regulasi ini mencakup pembatasan kerusakan tangki muatan dan kelangsungan hidup
kapal dalam kejadian tabrakan atau karam, keamanan, penanganan muatan, bahan konstruksi,
pengendalian lingkungan, proteksi kebakaran, penggunaan ruang muat sebagai bahan bakar,
dan lain-lain. Dan yang menarik dalam konteks konstruksi kapal di dalam kode ini adalah
bagian pada peraturan muatan yang mendefinisikan sebagai jenis ruang muat. Salah satunya
yaitu lapisan luar yang menahan ruang muat dalam melindungi lambung kapal. Karena struktur
dari efek embrittling dari suhu rendah pada muatan LNG harus dijaga oleh lapisan tersebut
untuk menghindari kebocoran dari struktur tangki primer.
Jenis lapisan penahanan dalam tersebut dijelaskan di bawah ini.
1) Integral Tanks
Merupakan tangki yang bagian strukturalnya dari lambung kapal dipengaruhi dengan cara
yang sama dan dengan beban yang sama pada struktur stressnya pada lambung karena
berada tepat disebelahnya. Tangki ini digunakan untuk pengangkutan LPG atau gas yang
kondisinya dekat dengan tekanan atmosfer, misalnya butana, dimana tidak ada ketentuan
untuk ekspansi dan pemuaian termal dari tangki.
2) Membrane Tanks
Adalah tangki non supported tank yang terdiri dari lapisan tipis (membran) yang ditunjang
melalui isolasi oleh lambung yang berdekatan dengan struktur. Membran ini dirancang
sedemikian rupa sehingga termal dan ekspansi lainnya atau pemuaiannya dikompensasikan
tanpa harus menekankan dari membran. Membran tank terutama digunakan untuk kapal
pengangkut LNG.
3) Semi-Membrane Tanks
Adalah tangki non-supported tank yang dalam kondisi yang memiliki beban. Bagian datar
dari tangki mendukung untuk mentransfer berat beban dan kekuatan dinamis melalui
lambung, tetapi sudut bulat dan ujung-ujungnya tidak mendukung sehingga tangki
berekspansi dan berkontraksi yang disalurkan akan tertahan. Tangki tersebut

14
dikembangkan untuk pengangkutan LNG, tetapi hanya digunakan untuk kapal sebagian
kecil Kapal LPG.
4) Independent Tanks, ada tiga jenis:
- ‘Tipe A’, yang dirancang terutama menggunakan metode standar tradisional untuk
menganalisa struktur kapal. Biasanya LPG atau yang tekanannya mendekati atmosfer
atau LNG pun dapat disimpan dalam tangki tersebut.
- ‘Tipe B’, yang dirancang dengan menggunakan alat dan metode analisis yang lebih
canggih dalam menentukan tingkat stress, umur kelelahan dan penjalaran karakteristik
retak. Konsep desain keseluruhan dari tangki ini didasarkan pada yang disebut ‘deteksi
retak sebelum prinsip kegagalan’ yang memungkinkan mereka gunakan dengan
penghalang sekunder berkurang. Muatan LNG biasanya dibawa dalam tangki tersebut.
- ‘Tipe C‘, yang dirancang sebagai bejana tekan, didesain yang dominan berkriteria
menjadi tekanan uap. Biasanya digunakan untuk LPG dan terkadang digunakan untuk
etilen.
Konstruksi untuk ketiga jenis tangki yang sering digunakan:
1) Membrane Systems
Tangki membrane terdiri suatu lapisan metal (primary barrier), lapisan insulasi, suatu
lapisan liquid-proof, dan suatu lapisan insulasi lainnya. Beberapa lapisan ini kemudian
ditempelkan ke dinding tangki pada suatu frame yang telah terpasang.
Pada desain tangki tipe Membrane NO.96, primary dan secondary barrier adalah
terbuat dari bahan Invar, suatu material yang terdiri dari alloy material 36% nickel steel, dan
memiliki ketebalan 0.7 mm. Tidak seperti regular steel, invar merupakan bahan yang sulit
berkontraksi akibat suhu yang sangat rendah. Lapisan insulasi terbuat dari bahan plywood yang
mengandung perlite, suatu bahan yang mengandung glass (seperti kaca).

Gambar 2.8 Konstruksi Membrane Tank No.96

15
Pada tangki LNG tipe Membrane (Mark III), sistem terdiri dari tumpukan foam panel
yang di cover dengan material bernama triplex dan dan lapisan stainless steel (membrane).
Primary membrane terbuat dari bahan SUS 304L, tebal 1.2mm, dan berbentuk corrugated
untuk menyerap kontraksi termal. Secondary barrier terbuat dari bahan bernama triplex.
Sistem membran dibangun diatas permukaan yang telah diberi guide dan penyangga.

Gambar 2.9 Konstruksi Membrane Tank Type Mark III

2) Kvaerner-Moss (Tangki Bulat)


Pada tangki cargo LNG tipe Moss, tangki di-install di main hull kapal. Cargo tank
terbuat dari bahan aluminum alloy dan terpisah (independent) dari badan kapal (hull), disangga
(supported) dengan steel cylinder (bernama skirt) diseputar lingkar equator dari tangki. Di
dalam palkah (hold space) dibawah tangki, dipasang sebuah drip tray yang berfungsi sebagai
secondary barrier apabila terjadi kebocoran LNG. Penempatannya tepat dibawah (south pole)
dari sphere tangki.

Gambar 2.10 Konstruksi Kvaerner-Moss Tan

3) IHI Prismatic
Self-supporting tank (independent) adalah Self-supporting Prismatic Shape IMO
Type-B, atau sering disingkat SPB Tank. Tangki jenis ini merupakan penemuan teknologi dari
Ishikawajima-Harima Heavy Industries (IHI), salah satu grup industri berat dan galangan kapal
terbesar di Jepang. Tangki SPB merupakan tangki independen yang bentuknya mengikuti

16
badan kapal (hull shape). Bentuk konstruksinya sederhana (framing internal di dalam tangki),
mengingatkan kita pada bentuk konstruksi lambung kapal tanker single hull dimasa silam.
Material untuk kontruksi yang digunakan dapat berupa aluminum atau stainless steel 304,
namun kapal existing yang ada menggunakan baru menggunakan bahan aluminum.

Gambar 2.11 Konstruksi SPB Tank

2.3 Keunggulan dan Kelemahan Kapal LNG


Keunggulan yang ada pada kapal LNG lebih kepada manfaatnya untuk mengangkut
gas-gas alam yang memang diharuskan untuk menggunakan kapal khusus yang telah dirancang
dan didesain sedemikian rupa. Keunggulan lain ada pada muatannya dapat mencakup banyak
muatan, karena perancangan desain kapal LNG dari waktu ke waktu memiliki perkembangan.
Ilmu teknik perkapalan dan kelautan semakin dibutuhkan. Sedangkan untuk kekurangan dari
LNG sendiri adalah bahan yang cenderung mahal dan masih banyak membutuhkan sumber
daya manusia yang harus meluncur secara langsung sebagai aktor yang merencanakan
pembuatan kapal. Bahan operasional yang langka dan mahal menjadi hambatan dalam
perancangan kapal.

17
BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan
LNG (Liquified Natural Gas) adalah gas alam yang berbentuk cair/gas alam yang
dicairkan/gas alam yang diubah bentuknya dari fase gas menjadi fase cair. Gas alam akan
mencair jika didinginkan sampai suhu -162ºC (+260ºF). LNG ada karena permintaan yang
terus bertambah serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk menggantikan bahan bakar
minyak. Kapal LNG merupakan perkembangan dari kapal tanker yang dikhususkan untuk
mengangkut gas alam dengan alasan keamanan dan keselamatan bagi manusia dan lingukungan
serta dapat mengangkut gas alam dengan banyak karena dicairkan sehingga menjadi efesien.

3.2 Saran
Sumber daya manusia dalam industri pembuatan kapal dapat ditingkatkan lebih lagi
melalui pelatihan-pelatihan software yang berfokus pada desain kapal itu sendiri. Selain itu,
pelatihan dan pengembangan terhadap pembuat dan perancang desain kapal juga harus lebih
diperhatikan, sebab permasalahan dan hambatan masalah perancangan desain kapal ada pada
hal ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Fauzan Zaki, Aulia Windyandari. Pengembangan Desain Kapal LNG Dengan Cargo
Containtment System Tipe Membran Bentuk Prismatik Sebagai Solusi Alternatif
Keutuhan Alat Transportasi Gas Alam Cair di Indonesia. (UNDIP, Semarang)

Kusnindar Priohutomo, Endah Suwarni. Perhitungan Tahanan dan Daya Mesin pada Kapal
Mini LNG berbasis Simulasi Numerik. (Balai Teknologi Hidrodinamika Indonesia.

Rheza Satria Ryadenata. Desain Rantai Pasok dan Basic Design Kapal LNG Untuk Distribusi
LNG Dari FSRU Lampung Menuju Pembangkit di Kalimantan. (Surabaya: 2016)

Yacob Utama Nainggolan, dkk. Studi Perancangan Kapal LNG 3150 DWT Rute Pelayaran
Blok Masela – Tanjung Mas. (UNDIP: 2017)

Zamzamil Huda. Studi Perancangan Sistem Konstruksi Kapal LNG 30.000 CBM

Raysa Adilia Benarto, dkk. LNG CARRIER. (ITS: 2014).

19

Anda mungkin juga menyukai