Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN

TEORI BANGUNAN KAPAL II

Di susun oleh:
Nama : Syahbirin Nur Khalifah
Putra Saidi
Khairul Amri
Muhammad Farhan
Yesver Mt Arto S

Dosen Pembimbing : Pardi, ST.,MT & Zulkarnain, ST.,MT

PROGRAM STUDI DIII TEKNIK PERKAPALAN


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS

TAHUN 2022
LEMBARAN PENGESAHAN

Nama : Syahbirin Nur Khalifah


NIM : 1103211242
Jurusan/Prodi : Teknik Perkapalan/D3-Teknik Perkapalan
Tempat Pelaksanaan : Bengkel Kapal Non Baja

Laporan ini telah di berikan oleh Dosen Pengampuh Mata Kuliah Teori Bangunan Kapal
II dinyatakan layak dan telah menyelesaikan laporan sebagai salah satu syarat lulus Mata Kuliah
Kapal Non Baja II

Bengkalis,12 November 2022

Dosen Pengampuh I Dosen Pengampuh II

PARDI, ST.,MT Septi Ayu Angrayni, M.T.

Menyetujui,
Ketua Prodi
D3 Teknik Perkapalan

Muhammad Ikhsan, ST.,MT

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, nikmat dan karunia-Nya,
karena dengan rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan laporan pengelasan dari mata
kuliah Teori Bangunan Kapal ll oleh Bapak Pardi, ST.,MT & Septi Ayu Angrayni, M.T. guna
memperoleh salah satu prasyarat pemberian nilai oleh mata kuliah bersangkutan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini adalah berkat bantuan, bimbingan
dan dukungan dari semua pihak baik moral maupun material. Pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati, penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada yang pihak-pihak yang telah
membantu.Semoga amal kebajikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat pahala dan
mendapat amal yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Setelah mengikuti kegiatan praktikum ini, semua mahasiswa diharapkan menjadi calon
tenaga kerja yang profesional, handal berwawasan industri serta mampu mandiri menyongsong
era globalisasi yang tidak terelakkan lagi.

Artinya mampu mengusai dan mengimplementasikan semua apa yang didapat selama
di bangku kuliah dan mengikuti praktikum ini, berhasil mewujudkan dalam dunia kerja nyata di
lapangan.Terlepas dari semua itu, kita menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenaitu dengan tangan terbuka kita
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kita dapat memperbaiki laporan ini.

Bengkalis,28 Desember 2022

Kelompok 5

iii
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………………………….. i
SURAT PENGESAHAN ……………………………………………………………………... ii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………..iv
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..1
1. Latar Belakang …………………………………………………………………………1
2. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………...2
3. Maksud dan Tujuan …………………………………………………………………… 2
BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………………………………….. 3
1. Prinsip Kerja las GMAW ………………………………………………………………3
2. Cacat Pengelasan ……………………………………………………………………….7
BAB III PEMBAHASAN …………………………………………………………………… 16
1. Peralatan dan Bahan …………………………………………………………………...17
2. Prosedur K3 ……………………………………………………………………………18
3. Proses Pembuatan 2G ………………………………………………………………….19
BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………………….22
1. Kesimpulan …………………………………………………………………………..22
2. Saran ………………………………………………………………………………….22
3. Daftar Pustaka ………………………………………………………………………..22

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemajuan dunia kelautan(maritim) adalah suatu hal yang tidak bisa dihindari.
Keterbatasan daratan menampung manusia dengan segala fasilitasnya menuntut dunia untuk
memfokuskan perhatian ke laut. Lautan yang begitu luas dengan kekayaan alamnya yang
melimpah merupakan tantangan bagi manusia, dan dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya,
manusia memanfaatkan kekayaan alam yang terkandung di dalam lautan. Indonesia sebagai
negara kepulauan yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan pulau kecil sangat potensial
dalam pengembangan bidang maritim. Misalnya kapal laut, kapal laut merupakan sarana yang
paling penting dalam transportasi laut,sehingga laut bukan lagi jurang pemisah antara pulau yang
satu dengan pulau yang lain.

Jasa transportasi laut telah dimanfaatkan sejak dulu. Terbukti dengan kemampuan pelaut-
pelaut kita menjelajahi dunia dengan segala keterbatasan perahu Pinisi. Pengembangan
perdagangan juga memanfaatkan jasa transportasi laut. Hal ini disebabkan karena penggunaan
kapal laut jauh lebih murah dibandingkan dengan jasa dirgantara, yang kapasitas muatnya yang
lebih banyak.

Pemenuhan kebutuhan akan kapal laut tidak bisa ditunda lagi. Semakin ketatnya
persaingan dibidang ekonomi, sosial, politik, dan pertahanan keamanan merupakan motivasi bagi
kita untuk meningkatkan kemampuan didalam mendesain suatu kapal, agar kapal yang
direncanakan dalam pengoperasiannya layak teknis dan layak ekonomis serta mampu bersaing
dengan negara lain.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana prosedur Pemubuatan Sekat ?
2. Bagaimana proses Perhitungan Displasment ?
3. Bagaimana proses Perhitungan Trim Dan Keolengan ?
4. Bagaimana proses Perhitungan Kebocoran ?
5. Bagaimana Perhitungan Stabilitas ?

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Untuk mengetahui Pemilihan Sekat.
2. Untuk mengetahui Besar displasment kapal.
3. Untuk mengetahui Besar Trim Dan Keolengan Kapal.
4. Untuk mengetahui Kebocoran Kapal.
5. Untuk mengetahui Stabilitas Kapal.

2
BAB II
LANDASAN TEORI
2. 1 Pengertian

Teori bangunan kapal adalah suatu teori yang menguraikan hubunganhubungan interaksi
antara kapal dengan air. Jadi teori kapal ini membahas tentang sifat-sifat kapal diatas air, seperti
keseimbangan, stabilitas, tanpa menghiraukan gerakan kapal itu sendiri.

2. 2 Ukuran Utama Kapal


A. Panjang Kapal

A.Peralatan Las GMAW

 Mesin las.
Mesin utama yang digunakan untuk proses pengelasan GMAW, terdapat banyak
komponen listrik yang berguna untuk mengkonfersi energi listrik menjadi panas serta
banyak lagi fungsi lainnya.
 Tabung Gas.
Berfungsi sebagai tempat penampung dari gas pelindung (CO2, Ar, He).
 Welding Gun.
Alat keluarnya gas dan kawat las untuk mengelas, jika ditekan dan didekatkan pada
benda kerja maka busur las akan menyala.
 Gulungan kawat las.
Tempat kawat las digulung, biasanya gulungan ini dimasukkan kedalam alat yang
bernama wire feeder. Untuk diameter kawat las GMAW antara o,6 sampai 1,6 mm. Yang
umum digunakan biasanya 1,2 mm.

 Wire Feeder.

3
@twi

Wire feeder terdapat pengatur motor penarik, ampere dan voltase yang berfungsi untuk
mengatur kecepatan keluarnya kawat las.

 Kabel Kawat Las.


Tempat keluarnya atau jalannya kawat las dari wire feeder ke ujung welding Gun.

Parameter pengelasan GMAW :


Yang dapat mempengaruhi hasil lasan saat mengelas proses Gas Shielded Arc Welding adalah.

 Voltase.
 Ampere.
 Kecepatan Las.
 Mode Transfer.

4
 Kecepatan Kawat Las.

Pada Las GMAW terdapat dua jenis pembagian berdasarkan jenis gas pelindung yaitu Proses
Pengelasan MAG dan Proses Las MIG berikut ini penjelasannya.

Proses Pengelasan MAG (Metal Active Gas):


Proses Las MAG adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas pelindung CO2 saat
proses pengelasan berlangsung. Namun kelemahan gas ini tidak dapat digunakan untuk jenis
pengelasan GMAW spray transfer, jika ingin menggunakan jenis spray transfer maka harus
dilakukan pencampuran gas CO2 dengan gas Helium atau gas Argon.

Proses Pengelasan Metal Inert Gas:


MIG Welding adalah jenis pengelasan GMAW yang menggunakan gas pelindung Argon dan
Helium, karena penggunaan gas inert atau mulia ini maka disebut dengan pengelasan MIG
(Metal Inert Gas). Untuk jenis pengelasan ini biasanya digunakan untuk material non logam
seperti Alumunium, stainless steel, paduan nikel tinggi dan beberapa material lainnya.

Baca juga : Pengertian Proses Las FCAW adalah

Jenis & Fungsi Gas Pelindung pada Las GMAW:

1. Gas CO2.
Untuk penggunaan gas pelindung ini biasanya untuk aplikasi pengelasan logam atau baja
karbon rendah. Gas pelindung CO2 ini tidak dapat digunakan untuk metal transfer jenis
spray, pada penggunaannya harus dilakukan pencampuran dengan gas pelindung yang
lain seperti Argon dan Helium.
2. Gas Inert (Helium dan Argon).
Untuk pengelasan GMAW dengan gas argon dan helium biasanya untuk pengelasan
bahan non logam seperti stainless steel dan alumunium. Pada penggunaan gas ini dapat
menghasilkan las lasan dengan sifat mekanik yang baik dan penetrasi yang lebih dalam
jika dibandingkan dengan shielding gas CO2.

Jenis Metal Transfer Pada Pengelasan GMAW :


Pada pengelasan GMAW terdapat empat macam yaitu :

 Spray.
– Untuk Arus Pengelasan lebih dari 220 A.
– Voltase Lebih dari 26 V.
– Deposit pengelasan tinggi, Material Tebal, Pengelasan Datar dan tidak Menggunakan
CO2.
 Globular.
– Untuk Proses Las MAG.
– Menggunakan Gas CO2, kedalaman penetrasi antara Spray dan Dip (Short Circuit).
 Short Circuit (Dip).
– Arus las kurang dari 200 A.

5
– Voltase pengelasan kurang dari 24 V.
– Untuk Pengelasan yang tipis.
 Pulsed.
– Rentang frekuensi sekitar 50-300 pulse/detik.
– Digunakan untuk Root atau akar las

Untuk lebih jelasnya Anda dapat melihat gambar yang lebih detail dibawah ini, pada gambar
tersebut dapat terlihat perbedaan perpindahan metal pada GMAW. Untuk merubahnya Anda
dapat menyetting pada mesin las.

Kawat Las GMAW :


Untuk kawat las GMAW diklasifikasikan dengan kode ER XXS-X yang mempunyai pengertian
sebagai berikut.

 Kode ER : Electrode atau Welding Rod.


 Kode XX : Kekuatan tarik dari kawat las x 1000 psi, misalnya jika diisi 70 berarti
70×1000 psi.
 Kode S : Solid Wire, artinya bentuk dari kawat las GMAW adalah Solid atau tidak
berongga.
 Kode X : kode dari komposisi kimia kawat las.

Fungsi Las GMAW:


Pengelasan ini fungsinya sama dengan jenis proses lainnya yaitu menyambung 2 logam atau
lebih untuk mendapatkan kekuatan sambungan yang sesuai dengan syarat keberterimaan, namun
yang membedakan adalah las GMAW termasuk dalam proses las semiotomatis.

Sehingga waktu pekerjaan lebih cepat karena kawat lasnya dalam bentuk wire roll atau kawat
yang digulung, sepanjang proses las kita tidak perlu sering mengganti seperti proses las SMAW.

Kelebihan dan kekurangan Las GMAW :


Kelebihan Las GMAW:

6
1. Pengelasan GMAW mempunyai efisiensi pengelasan yang tinggi, karena tidak perlu
sering mengganti kawat las.
2. Dapat digunakan untuk semua jenis material dan posisi pengelasan.
3. Tidak menghasilkan kerak atau slag sehingga tidak perlu proses pembersihan yang
banyak.

Kekurangan GMAW:

1. Sering terjadi burnback saat pengelasan berlangsung.


2. Jika gas pelindung tidak keluar sempurna maka dapat terjadi cacat porosity.
3. Set up pengelasan yang harus lebih detail agar hasil las lasan maksimal.
4. Busur tidak stabil.

2.2 Jenis cacat las


Berikut ini adalah macam-macam jenis cacat las beserta gambar dan penjelasan tentang
penyebab cacat las di setiap jenis proses pengelasan cara-cara mengatasinya.

1. CACAT LAS SLAG INCLUSION (SI)


Pengertian slag adalah terak, cacat las ini kemungkinan besar terjadi pada jenis proses
pengelasan yang memiliki terak seperti SMAW dan FCAW.
Seharusnya slag itu melindungi hasil pengelasan dari udara dan ketika dia tertinggal
didalam/terjebak maka itu menjadikan cacat las slag inclusion.
Pada Proses GMAW juga ada teraknya, namanya silica. Silica ini bisa menjadi penyebab
terjadinya slag inclusion.
Jika terjadi di area surface luar maka ini bisa dengan mudah untuk di perbaiki, tetapi jika terjadi
didalam maka ini merupakan cacat las yang tidak dapat ditolerir.

SMAW
Penyebab cacat las slag inclusion pada SMAW adalah penggunaan ampere yang rendah, kurang
bersih ketika menghilangkan terak sebelum proses penyambungan.

7
GMAW
Silica menyerupai terak pada SMAW, warnanya bening. Jika melakukan tumpukkan las dan
silica tidak dibersihkan terlebih dahulu, maka kemungkinan slag akan terjadi. Setting mesin las
juga sangat penting untuk menentukan jenis pengelasan GMAW, terutama kesesuaian antara
voltase dan kecepatan kawat las.
FCAW
Slag inclusion kemungkinan akan terjadi karena tipe kawat las berbentuk flux core, tapi
kemungkinan itu kecil karena tipe las FCAW menggunakan ampere yang sangat besar.
GTAW
Tidak ada.
2. CACAT LAS TUNGSTEN INCLUSION (TI)
Tungsten inclusion adalah sebuah cacat las yang hanya ada di proses las GTAW saja. Tungsten
Inclusion disebabkan oleh patahnya ujung tungsten saat pengelasan GTAW dan tertinggal
didalam deposit hasil las.
Tungsten GTAW memiliki titik lebur yang lebih tinggi dibanding material besi baja, jadi ketika
dia patah maka tungsten tidak akan ikut lebur, dia tertinggal didalam desposit las
menjadi tungsten inclusion.

Gambar Tungsten inclusion


Penyebabnya adalah setting ampere sangat tinggi dibarengi dengan pengasahan tungsten yang
terlalu runcing. Sedikit saja menyentuh base material, maka akan patah ujung tungstennya.
Teknik pengelasan yang benar jadi solusi kunci utama.
Bukan hanya karena faktor pengelasan yang salah, tetapi model mesin TIG yang tidak
menggunakan high frekuensi juga berperan menjadi penyebab. Karena harus
menggores tungsten untuk menyalakan mesin las.
3. CACAT LAS POROSITY (P)
8
Bentuk dari cacat las porosity adalah lubang-lubang kecil pada deposit hasil lasan di base
material yang menyerupai kropos atau sarang semut.

Gambar porosity
Penyebab utama cacat las porosity pada las SMAW berbeda dengan Las argon/CO. Berikut
penjelasannya
SMAW
Banyak faktor yang menyebabkan porosity di SMAW, diantaranya adalah
1. Banyaknya kadar air didalam elektroda atau elektroda lembab.
2. Rusak/hilangnya sebagian lapisan flux karena buruknya penyimpanan elektroda.
3. penggunaan ampere yang sangat rendah.
4. Arc length yang terlalu jauh saat pengelasan.
GMAW, FCAW dan GTAW
Pada ketiga proses ini, penyebab terjadinya porosity paling utama adalah hilangnya gas
pelindung karena pengaruh gangguan angin, human eror lupa membuka gas pelindung dan jenis
gas pelindung yang tidak sesuai.
4. CACAT LAS CLUSTER POROSITY (CP)
Penyebabnya sama seperti cacat las porosity diatas, tetapi bentuk cluster porosity adalah lebih
dari satu lubang dalam satu area.

G
ambar cluster porosity

9
Cacat las porosity/cluster porosity bisa terjadi di bagian root ataupun di bagian capping.
Termasuk ke dalam cacat las yang tidak bisa di tolerir.
Cara mengatasi cacat cluster porosity adalah selain kawat las dan gas yang harus diperhatikan,
anda harus pastikan material terbebas dari kotoran minyak atau oli saat proses pengelasan terjadi.
5. CACAT LAS CRACK/RETAK (C)
Terjadinya retak pada daerah lasan atau pada daerah HAZ. Umumnya dikarenakan oleh
pendinginan cepat setelah dilas. Pada baja karbon, kelebihan unsur karbon juga bisa menjadi
penyebab.

Umumnya di semua proses pengelasan bisa terjadi crack. Cacat pengelasan cracking terbagi
menjadi 2 jenis yaitu
1. Hot crack dan
2. Cold crack.
Hot crack
Biasanya itu berupa Crater Crack(cr) atau dengan bahasa lain cacat las crater adalah retak yang
terjadi pada ujung lasan ketika berhenti pada saat melakukan pengelasan. Daerah yang
berpotensi retak paling besar adalah pas saat kawat las berhenti.

Cold Crack
Cold cracking adalah cacat pengelasan yang sering terjadi pada daerah HAZ yaitu retak pada
saat proses pendinginan. Cacat las cold cracking disebabkan oleh pendinginan cepat dan
pengelasan yang dilakukan pada sambungan yang menopang berat.

10
6. CACAT LAS UNDERFILL (UF)
Underfill merupakan jenis cacat pengelasan karena kurangnya pengisian logam las pada jalur
lasan. Penyebab dari underfill terjadi karena ampere terlalu rendah dibarengi dengan travel
speed terlalu tinggi dan wide bead tidak sesuai sehingga jalur lasan belum cukup terisi.

Underfill ada beberapa jenis, diantara:


 Lack of Fusion (lof)
 Incomplete Fusion (if)
 Lack of Inter-run Fusion (loif)
 Concavity (c)
 Suck Back (sb)
Lack of Fusion (lof) dan Incomplete Fusion (if)
Kedua cacat las ini memiliki penyebab yang sama yaitu penggunaan ampere yang rendah yang
mengakibatkan logam pengisi tidak fusi secara sempurna terhadap base material.

Solusinya adalah melakukan pengelasan yang sesuai dengan WPS atau petunjuk welding
engineer. Besarnya ampere disesuaikan dengan ukuran elektroda atau petunjuk WPS bisa juga
disesuaikan dengan jenis dan ketebalan plat.

11
Lack of Inter-run Fusion (loif)
Cacat las lack of inter-run fusion adalah dimana lajur lasan sebelumnya tidak menyatu dengan
lajur las setelahnya, mengakibatkan profile lasan berbentuk parit ditengah.

Concavity (c) dan Suck Back (sb)


Cacat las concavity dan suck back adalah ketika telah selesai melakukan pengalasan maka logam
lasan akan menyusut ditarik kedalam melawan gravitasi.

Perbedaanya dimana antara suck back dan concavity? Perbedaanya di area, kalau concavity itu
bisa satu jalur lasan penuh, nah suck back cuma satu area kecil saja.
7. CACAT LAS UNDERCUT (UC)
Cacat undercut sering sekali terjadi di semua proses las listrik. Terutama pada welder/juru las
junior. Penyebabnya cacat undercut adalah penggunaan ampere yang sangat tinggi dibarengi
dengan gerakan travel speed pengelasan yang sangat cepat dan tidak memberi kesempatan filler
metal mengisi lajur las dengan sempurna.

Akibatnya pinggir jalur las base material tergerus berbentuk coakan. Nah, jika coakan ini
berbentuk tajam dan tergerus dalam, maka tidak ada toleransi kecuali di repair.
Tapi kalau tidak dalam dan tajam maka itu masih dalam batas toleransi.
8. CACAT LAS BURN THROUGH (BT)

12
Penyebab cacat las burn-trough terjadi ketika pengelasan mencapai pada temperatur yang sangat
tinggi sehingga menyebabkan logam deposit las membakar area pengelasan dan membentuk
gumpalan lelehan yang melorot/jeblos mengikuti gravitasi.

Bentuknya bisa berbentuk lubang besar atau berbentuk tetesan air yang membeku (icicles).
Jika terjadi disisi root atau capping maka akan terlihat, tapi jika berada didalam logam las, hanya
bisa di lihat dengan tes radiografi/x-ray. Didalam uji x-ray, burn-through terlihat seperti bintik-
bintik gelap yang dikelilingi oleh kawah berwarna terang.
9. CACAT LAS OVERLAP (OL)
Cacat las overlap dikenal juga dengan nama cold lap adalah kondisi ketika didalam pengelasan
logam pengisi (filler atau elektroda) tidak melebur sempurna pada logam dasar.

Proses terjadinya dimana busur listrik tidak mampu melelehkan logam dasar (base material)
sehingga menyebabkan cairan menggenang diatas logam dasar tanpa ikatan (tidak fusi).
Penyebab dari cacat pada sambungan las ini banyak di karenakan oleh penggunaan ampere
rendah sedangkan suhu metal dalam keadaan dingin.
10. CACAT LAS EXCESSIVE REINFORCEMENT (EXCESS)

13
Bentuk dari cacat las excess adalah ketika area logam las memiliki ketinggian melebihi dari yang
ditentukan oleh kode standart atau tidak sesuai WPS asli .

Apakah cacat ini berbahaya? ya, karena terlalu tinggi surface pengelasan itu akan membuat
rawan terjadi retak/patahan di pangkalnya. Ini biasanya terjadi karena skill welder/juru las yang
kurang berpengalaman dalam teknik pengelasan.
11. CACAT LAS MISALIGNMENT
Misalignment merupakan jenis cacat las dimana plat mengalami perubahan bentuk/deformasi.
Cacat misalignment terbagi 2 yaitu : distorsi dan hight low.
Distorsi (am)
Cacat las distorsi disebut juga dengan angular misalignment, dimana material mengalami
bengkok akibat panas yang berlebih. Buruknya persiapan awal pada saat fitting menjadi
penyebab utamanya.

High Low (lm)


Cacat las hight low disebut juga dengan linier misalignment, keadaan dimana material menjadi
tinggi rendah tidak sejajar. Penyebabnya sama dengan cacat las distorsi yaitu persiapan
pengelasan yang kurang baik terutama di fitting plat.

12. CACAT LAS POOR STOP/START


Dikenal dengan cacat las startstop, cacat terjadi paling sering di pengelasan SMAW dimana
proses pengelasan ini perlu berkali-kali refil elektroda untuk menghasilkan jalur las yang
panjang. Buruknya kualitas sambungan ini disebut sebagai cacat start stop.

14
Solusinya adalah meningkatkan skill teknik pengelasan juru las dan mengecek seluruh aliran
listrik terutama kabel stang holder dan kabel massa pada mesin las.
13. CACAT LAS SPATTER
Spatter disebut juga dengan percikan las/logam panas yang menempel pada base material. Jika
terlalu banyak maka daerah bekas spatter akan mengalami crack.

Solusinya adalah menyesuaikan setting mesin yaitu antara ampere dan travel speed pengelasan.
Untuk las SMAW kesalahan pemilihan polaritas mesin juga bisa menjadi penyebab
banyaknya spatter.
14. CACAT LAS ARC STRIKE (AS)
Cacat las arc strike adalah ketika seorang juru las tanpa sengaja menyentuh stang elektroda
ke base metal sehingga terjadi goresan lasan.

15
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Peralatan dan Bahan


Dalam pekerjaan pengelasan dibutuhkan alat-alat yang menunjang kesehatan serta
keselamatan kerja. Dalam proses pengelasan dibutuhkan alat yang diverifikasi sebagai peralatan
utama dan peralatan bantu. Peralatan utama merupakan alat-alat yang memang berhubungan
secara langsung dengan proses pengelasan. Jika ada salah satu alat yang dikategorikan sebagai
peralatan utama tidak tersedia, maka sudah pasti tidak dapat dilakukan proses pengelasan. Yang
termasuk peralatan utama dalam proses pengelasan di antaranya:
● Mesin Las ● Gulungan kawat las
● Kabel kawat las ● Welding gun
● Tabung gas ● Bruss
● Wire feeder ● Plat dengan sudut 30◦

3.2 Prosedur keselamatan kerja Las


Pada proses pengelasan las listrik terdapat hal-hal yang perlu di perhatikan seorang welder
dan semua pihak yang terkait didalamnya terutamadalam keselamatan kesehatan kerjanya, hal-
hal tersebut diantaranya: ¾Memakai apron yang berbahan dasar kulit hewan/kain yang tebal
yang berlapisatau baju dan celana panjang yang berbahan dasar kain levis untuk
melindungitubuhnya dari percikan bunga api dan efek radiasi sinar ultra violet dan ultramerah
yang dapat membahayakan keselamatan kesehatan kerjanya.

1.Menggunakan sarung tangan dan sarung lengan tangan, kedua alat ini berfungsi hampir sama
dengan apron yaitu melindungi dari percikan bungaapi dan efek radiasi sinar ultra violet dan
ultra merah yang ditimbulkan olehlas listrik dan untuk memudahkan pemegangan elektroda.

2.Helm las listrik, helm ini dilengkapi dengan dua kaca hitam dan putih atausatu kaca hitam yang
berfungsi untuk melindungi kulit muka dan mata dariefek radiasi sinar ultra violet dan ultra
merah yang dapat merusak kulitmaupun mata, dimana sinar yang ditimbulkan oleh las listrik
tidak bolehdilihat langsung dengan mata telanjang sampai dengan jarak minimal 16meter.

16
3.Memakai sepatu las, untuk melindungi kaki dari percikan bunga api, hal initidak terlalu penting
apabila welder telah menggunakan celana panjang
yang berbahan dasar kain tebal seperti kain levis serta memakai sepatu safetyyang standar untuk
pengelasan, tetapi tidak ada salahnya jika digunakan

4.Respirator (alat bantu pernafasan), untuk menjaga pernafasan agar tetapstabil pada saat
melakukan proses pengelasan las listrik dari asap las, danuntuk melindungi asap dan debu yang
beracun masuk ke paru-paru, hal ini boleh tidak dilakukan apabila kamar las telah mempunyai
sistem pembuangan asap dan debu-debu beracun (blower) yang baik, tetapi tidakada salahnya
jika digunakan, karena pernafasan sangat penting dalam prosesmetabolisme manusia.

5.Hal yang perlu lainnya seperti “kamar las”, agar welder dapat bekerja tanpa angguan apapun
yang mengelilinginya dan dapat berkonsentrasi denganmaksimal, kamar las juga berfungsi agar
orang-orang disekelilingnya tidakterganggu oleh yang diakibatkan oleh las listrik.

6.Mesin las listrik dibersihkan dari kotoran dan debu setelah selesaidigunakan agar kotoran dan
bebu tidak mengendap didalam mesin laslistrik. ¾ Melakukan perawatan khusus (shut down)
secara berkala agarmesin dapat berfungsi standart.

7.Sebaiknya tidak melakukan penggerindaan disekitar mesin las listrik,karena hal tersebut akan
menyebabkan serbuk-serbuk besi masuk kedalammesin las listri

3.3 Proses pembuatan 2G

Cara Mengelas Posisi 2G.

Pada posisi pengelasan 2G, material diletakkan dengan tegak dan pengelasannya horizontal. Pipa
tidak bisa diputar, sehingga juru las yang harus berputar untuk mengelas mengelilingi pipa
tersebut.Pada dasarnya parameter pengelasan dan ukuran elektroda yang digunakan adalah sama
dengan 1G. Yang membedakannya ada pada pengisian dan finishing setiap layernya lebih dari
satu.Kecepatan pengelasan pada posisi horizontal bisa lebih cepat. Tujuannya agar logam logam
las yang cair tidak meluber agar mencegah lasannya tidak melebar. Jika mengayun, maka arah
ayunan yang bisa dilakukan yaitu ke atas dan ke bawah.

17
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dalam Kerja las kita harus mengetahui prinsip kerja mesin GMAW dan peralatan yang di
gunakan untuk menggunakan mesin GMAW dan memahami cara prosedur penyambungan 2G
dan keselamatan kerja las kita harus memperhatikan agar terhindar yang namanya bahaya.

4.2 Saran

Sebaiknya pembaca harus teliti untuk membaca laporan ini,di karenakan sangat penting di
dunia industri atau lapangan kerja.

18
DAFTAR PUSTAKA
Sukaini, Tarkina, dan Fandi, 2013, Teknik Las SMAW, Kementerian Pendidikan& Kebudayaan,
Malang.Andrew D. Althouse, Carl H. Turnquist, dkk. 2013. Modern Welding, 11thEdition. The
Goodheart-Willcox Co., Inc. H53X+CC Tinley Park, Illinois, USA.Sonawan, H, 2003, Las
Listrik SMAW dan Pemeriksaan Hasil Pengelasan,Alfabeta,
Bandung.http://makalahpengelasansmaw.blogspot.com/2016/09/makalah-
pengelasansmaw.htmlhttp://www.academia.edu/29496513/pengelasan_makalah.docxhttps://
www.pengelasan.net/pengelasan-adalah/https://www.pengelasan.net/alat-keselamatan-kerja-las/
https://www.indo-blogger.com/2017/07/mengelas-plat-besi-tipis-tidak- bolong.html

19

Anda mungkin juga menyukai