Disusun Oleh :
Nama : Giyanto
NIS : 14.02.4 5
Prog. Keahlian : Teknik Pengelasan
SMK N 1 JEPON
Tahun Pelajaran 2016/2017
i
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Prakerin ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing Laporan
SMK N 1 Jepon pada :
Hari : Selasa
Tanggal : 20 September 2016
ii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada awalnya pengembangan teknologi las, pengelasan hanya
dipergunakan untuk sambungan permanen dan reparasi–reparasi yang kurang
penting. Tetapi setelah mengalami pengalaman praktek yang cukup lama
maka sekarang ini penggunaan las dapat menjangkau pada pekerjaan hampir
menggunakan bahan baku logam. Selama saya melakukan Praktek Kerja
Industri saya tahu salah satu pembuatan Teralis Cendela adalah produk yang
terbuat dari baja segi empat, yang digunakan sebagai pengaman yang
biasanya terletak pada cendela rumah. Selain itu, produk ini juga bisa
dijadikan penghias rumah.
2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan Laporan ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai persyaratan untuk mengikuti Ujian Laporan Prakerin.
b. Sebagai bukti tertulis atas kegiatan Praktek Kerja Industri yang telah
dilaksanakan oleh penulis pada program di Dunia Usaha / Dunia Industri.
c. Sebagai penerapan ilmu dan kompetensi keahlian yang telah diperoleh
penulis pada program teknik pengelasan di SMK N 1 Jepon.
d. Memberikan gambaran tentang melaksanakan kegiatan Praktek Kerja
Industri (PRAKERIN).
v
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Pengertian Pengelasan
Mengelas adalah menyambung dua bagian logam secara permanen
dengan menggunakan tenaga panas. Tenaga panas diperlukan untuk
memanaskan bahan dasar yang akan disambung dan kawat sebagai pengisi.
vi
Sambungan Sudut
Sambungan Pipa
Sambungan Tumpul
Sambungan T
4. Peralatan Las
Mesin Las
a. Mesin Las Arus AC
Mesin las merupakan bagian terpenting dari peralatan las busur.
Mesin las AC memerlukan sumber dari peralatan balik fase tunggal
dengan sebuah transfometer. Arus input diperkecil tegangannya menjadi
arus. Output sekitar 36 sampai 70 volt, tetapi kuat arus besar sekitar 200–
500 A.
b. Mesin Las Arus DC.
Mesin ini mengubah arus AC yang masuk menjadi DC keluar dengan
bantuan rectikler. Bekerjanya tenang dan biasanya mempunyai pengatus
tunggal untuk menyetel arus yang keluar.
c. Mesin Las AC – DC
Mesin las ini merupakan gabungan dari mesin arus bolak – balik dan
arus searah, dengan mesin ini lebih banyak kemungkinan pemakaiannya
karena arus yang keluar dapat dipilih AC atau DC dengan hanya
mengubah posisi handle pada mesin tersebut.
vii
5. Perlengkapan Las
a. Kabel Las
Inti penghantar arus ini biasanya terbuat dari tembaga yang dipintal,
dibungkus, dengan isolator dan diberi penguat, agar tidak mudah patah,
kabel ini harus lentur tidak kaku dan tidak mengganggu gerakan kerja.
b. Pemegang Elektroda
Digunakan untuk menjepit elektroda, alat ini terdiri dari mulut
penjepit dan pegangan yang di bungkus.
c. Klem Masa
Klem masa digunakan untuk menghubungkan klem masa ke benda
kerja.
d. Palu Las dan Sikat Kawat
Digunakan untuk membersihkan terak dan percikan las pada benda
kerja.
e. Tang Penjepit
Digunakan untuk m enjepit atau memindahkan benda panas.
f. Topeng Las
Digunakan untuk melindungi mata dan wajah dari sinar ultraviolet.
g. Kacamata Pengaman
Untuk melindungi mata operator saat membersihkan benda kerja
sebelum dan sesudah pengelasan.
h. Pakaian Las
Digunakan untuk melindungi tubuh operator yang tidak dapat
ditangkai dengan alat keselamatan kerja yang termasuk pakaian las.
i. Kamar Las
Ini sangat penting karena orang yang berada disekitarnya tidak
terganggu dari cahaya las.
j. Elektroda
viii
Elektroda yang digunakan manual adalah jenis elektroda yang terbungkus
fluks.
BAB III
PROSES KERJA
1. Sejarah Industri
Bengkel las “SHODIKIN (Mas Brow)” yang terletak di Jalan Brondong
Lamongan. Berdiri sejak tahun 2012, pada awal berdiri tempatnya tidak
seperti sekarang ini, bengkel las berdiri tepat di bahu jalan di depan Pom
Bensin Brondong Lamongan. Bengkel tersebut dipimpin Bapak Shodikin dan
mempunyai modal yang cukup untuk membangun bengkel dan membeli alat
dan mesin las, dan berdirilah seperti saat ini. Bidang usaha yang dikerjakan
yaitu meliputi pembuatan pintu lipat, rolling door, tralis pagar, tralis besi, dan
masih banyak jenis dan macam produk yang dibuat di bengkel las
“SHODIKIN (Mas Brow)”. Bengkel ini mempunyai karyawan sebanyak 2
orang, yang bekerja sebagai “tukang” atau juru las.
ix
2. Daftar Fasilitas Industri
x
3. Proses Kerja
Dalam proses kerja, hal halnya meliputi :
a. Jenis Pekerjaan :
Pembuatan Teralis Jendela
c. Bahan :
1. Besi beton persegi
2. Plat strip
3. Dempul plastik
4. Cat besi dan tiner
5. Elektroda
d. Langkah Kerja
1. Memotong benda kerja yang terlebih dahulu sudah diukur.
xi
2. Rapihkan hasil potongan dengan menggunakan gerinda.
3. Buatlah rangka luar untuk acuan dengan menggunakan plat baja.
4. Rangkailah benda kerja dengan teliti.
5. Sambung benda kerja dengan cara di las.
6. Bersihkan terak yang menempel pada lasan dengan menggunakan palu.
7. Rapihkan lasan dengan menggunakan gerinda, dan berhati – hati di
saat penggerindaan.
8. Lakukan pendempulan pada lasan yang cacat kemudian di amplas.
9. Benda kerja di cat dengan warna sesuai keinginan pemesan dan di bor.
e. Hasil Kerja
1. Membuat tralis jendela sesuai dengan tepat waktu.
2. Membuat satu pagar / tralis membutuhkan waktu yang lama.
3. Tralis jendela juga berfungsi sebagai aksesoris rumah.
f. Keselamatan Kerja.
1. Memakai Wear pack
2. Memakai kacamata saat mengelas atau menggerinda.
3. Memakai sepatu
4. Memakai sepatu las
5. Berhati – hati pada benda panas.
xii
polaritas (sifat) pengutuban
Cara mengatur arus dengan cara memutar handel pada mesin las.
besarnya arus yang dipilih dapat dibaca pada skala arus yang terdapat pada
pesawat las. Pengaruh besar arus terlalu besar, maka elektroda akan
mencair terlalu cepat, akibatnya : permukaan las akan lebih besar
penembusan yang dalam akan terjadi under cut pengaruh besar arus terlalu
kecil, maka akan menyebabkan busur listrik sukar untuk menyala,
sehingga busur listrik yang terjadi tidak stabil. panas yang terjadi tidak
cukup untuk melelehkan elektroda dan bahan dasar, akibatya : rigi-rigi
lasnya kecil dan tidak rata penembusannya dangkal.
xiii
c. Pengaruh panjang busur
Panjang busur juga akan mempengaruhi hasil pengelasan :
a) Bila panjang busur tepat L=D, maka cairan elektroda akan mengalir
dan mengendap dengan baik. Sehingga akan menghasilkan rigi-rigi las
yang halus dan baik, serta percikan teraknya halus.
b) Bila busur terlalu panjang L>D, maka cairan elektroda akan mengalir
dan menyebar. Sehingga akan menghasilkan rigi-rigi las yang kasar,
tembusannya dangkal dan percikan teraknya kasar serta keluar dari
jalur las.
c) Bila busur terlalu pendek L<D, busur yang terjadi sukar dipelihara
sehingga sering terjadi pembekuan pada ujung elektroda yang
mengakibatkan rigi-rigi las tidak rata, tembusan las tidak baik dan
percikan teraknya kasar serta berbentuk bola.
xiv
elektroda digerakkan terlalu lambat, maka akan diperoleh rigi-rigi las
yang lebar dan kuat dengan penembusan yang dalam.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Setelah melakukan proses kerja, kita dapat mengetahui bagaimana cara
pembuatan tralis jendela maka dapat disimpulkan :
1. Membuat tralis jendela memerlukan biaya yang lumayan besar.
2. Pembuatan tralis jendela membutuhkan waktu yang cukup lama.
3. Kesulitan pada pembuatan tralis adalah membuat tralis yang siku dan
biasanya sukar pada proses pengamplasan.
4. Tralis jendela diciptakan untuk memberikan rasa aman kepada pemilik
rumah, dan juga sebagai aksesoris rumah.
2. Saran
Berdasarkan Laporan Prakerin dan Proses Kerja, ada beberapa saran
yang harus di perhatikan sebagai dasar untuk melakukan suatu pekerjaan
supaya dalam kegiatan Prakerin kita tidak canggung. Yang meliputi :
1. Kepada pembimbing dimohon monitoring tidak hanya 1 bulan sekali.
2. Kepada bengkel las cobalah lebih baik dalam bidang pengelasan.
3. Kepada karyawan bengkel las di harapkan lebih menerima dan memandu
para murid prakerin.
4. Murid diharapkan mematuhi peraturan kerja yang ada di dunia industri.
5. Bekerja sama dalam bekerja lebih mudah daripada kerja sendiri.
xv
DAFTAR PUSTAKA
xvi
GAMBAR KERJA
xvii
xviii