Anda di halaman 1dari 25

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Mesin Power Press

Mesin Power Press adalah peralatan yang mempunyai prinsip kerja

kerja penekanan dengan melakukan pemotongan, pembentukan atau

gabungan dari keduanya.

Gambar 2.1 Mesin Power Press

Mesin power press khususnya jenis hidraulik merupakan mesin

yang didesain untuk proses deep drawing dengan bahan plat-plat logam

dengan hasil yang akurat. Pada umumnya dimensi ini dapat dikatakan

besar dibanding mesin-mesin produksi lain yang ada di perusahaan ini.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


9

Dimensi yang penting terletak pada tinggi mesin itu dan biasanya dapat

mencapai 3-4 meter. Ketinggian itu tergantung dari besarnya tonase mesin

tersebut yang berpengaruh pada produk yang dipress.

(gambar mesin 35 ton, 45 ton , 60ton dan 110 ton)

Penggunaan tenaga hidrolik pada mesin power press dapat

dikatakan cukup tepat karena pada prinsipnya gerakan dari silinder

hidraulik cukup akurat. Hal ini dibuktikan bahwa silinder dapat bergerak

dan bekerja dengan tepat pada jarak yang kita kehendaki. Selain itu tenaga

yang dihasilkan dalam gerakannya juga cukup besar sehingga dapat

melakukan proses press sesuai yang diinginkan.

2.1.1 Prinsip Kerja Mesin Power Press

Pada proses produksi pembuatan komponen-komponen kendaraan,

dari raw material sampai keluar menjadi barang jadi, material tersebut

harus melewati berbagai tahapan proses. Salah satunya adalah proses

pengepresan.

Pada dasarnya proses pengepresan atau stamping menggunakan

teknik tumbukan yaitu dengan menekan atau menumbuk suatu material

(blank material) pada suatu mesin menjadi bentuk yang diinginkan. Yang

dimana mesin press adalah mesin yang menompang sebuah landasan dan

sebuah penumbuk, sebuah sumber tenaga, dan suatu mekanisme yang

menyebabkan penumbuk bergerak lurus dan tegak menuju landasannya.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


10

Untuk menghasilkan kualitas pengepresan yang baik, perlu adanya alat-

alat pendukung dalam melakukan proses produksi

2.1.2 Bagian-bagian Mesin Power Press

Gambar 2.2 Bagian-bagian Mesin Power press

Gambar 2.3 Bagian-bagian Elektrikal Power press

UNIVERSITAS MERCU BUANA


11

2.1.3 Jenis-jenis Mesin Power Press

Mesin power press diklasifikasikan menjadi beberapa macam

menurut proses pengerjaan yang dilakukan, yaitu : Step Forming,

Combination Forming dan Progressive Forming.

1. Step Forming

Prinsip kerja dari mesin ini dijalankan secara manual oleh satu

operator. Operator akan meletakkan logam pada dies (cetakan) pada

mesin, kemudian menginjak foot step yang berguna untuk

menggerakkan mesin satu kali proses. Logam hasil pengepresan akan

tertiup angin dari blower yang kemudian akan masuk ke cerobong dan

jatuh ke boks.

Gambar 2.4 Step Forming

2. Combination Forming

Prinsip kerja dari mesin ini dijalankan secara otomatis. Operator hanya

akan mempersiapkan bahan dan boks untuk logam hasil pengepresan.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


12

Gambar 2.5 Combination Forming

3. Progressive Forming

Prinsip kerja dari mesin ini dijalankan secara otomatis. Operator hanya

akan mempersiapkan bahan dan boks untuk logam hasil pengepresan.

Gambar 2.6 Progressive Forming

UNIVERSITAS MERCU BUANA


13

2.1.4 Alat-alat Pendukung Mesin Power Press

Untuk menghasilkan kualitas pengepresan yang baik, perlu adanya

alat-alat pendukung dalam melakukan proses produksi. Alat-alat

pendukung mesin press antara lain Dies, Uncoiller, NC Roll Feeder dan

Scrap Cutter.

2.1.4.1 Dies

Adalah suatu cetakan yang digerakkan oleh mesin press untuk

menekan atau mengepres bahan atau material untuk menghasilkan barang

yang sesuai.

Gambar 2.7 Dies

Dies merupakan alat bantu pembentukan atau pemotongan produk dari

bahan dasar lembaran (sheet) atau gulungan (hoop) yang

pengoperasiannya digerakan dengan mesin press, apakah mechanical press

machine atau hydraulics press machine. Tujuan dari pembuatan pressing

dies adalah untuk membuat komponen secara masal dengan ukuran dan

UNIVERSITAS MERCU BUANA


14

bentuk yang sama dalam waktu yang relatif singkat sehingga dapat

menghemat waktu pengerjaan dan menghemat biaya produksi.

Berdasarkan cara kerjanya, dies dikelompokan menjadi dua jenis,

yaitu :

1. Single Operation Dies.

Merupakan konstruksi dies yang mempunyai sebuah proses pada die

set-nya dan hanya menghasilkan sebuah part dalam sekali stroke. Part

yang dihasilkan dapat berupa hasil blank, part setengah jadi atau finish

goods part. Single operation dies dibagi menjadi empat macam yaitu :

a. Cut Off Die

Dipergunakan hanya untuk proses potong dengan tujuan cutting

blank, separating atau scrap cutting.

b. Cut Off and Through Blanking Die

Proses blank cutting, hanya saja hasil pemotongan akan jatuh ke

bagian bawah dari die melewati lubang pada bolster mesin dan

masuk ke tempat penampungan.

c. Drop Through Die

Konstruksi dies seperti ini pada umumnya untuk proses blanking

dan untuk membuang scrap pada proses pierching.

d. Inverted Die

Die dimana hasil blank akan jatuh ke bawah die tetapi kembali ke

atas pada posisi yang sama pada saat pemotongan.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


15

2. Multiple Operation Dies.

Merupakan dies yang didesain untuk bekerja pada dua atau lebih

operasi dalam sekali stroke. Konstruksi dies ini lebih rumit sebab harus

dicari kesesuaian die height dari proses-proses tersebut. Bila die

height-nya tidak sama maka part yang dihasilkan tidak sesuai dengan

spesifikasi yang diinginkan dari gambar produknya. Multiple operation

dies dibagi menjadi tiga macam yaitu :

a. Compound Dies

Merupakan gabungan dua atau lebih proses yang berhubungan

menjadi satu, dimana dua atau lebih proses dirancang terdapat

pada satu dies dan waktu prosesnya dilakukan serentak.

b. Combination Dies

Gabungan dari dua atau lebih proses pada satu die set yang tidak

sejajar pemakaiannya. Dalam sekali stroke dihasilkan jumlah part

sesuai dengan jumlah proses yang ada pada satu die set.

c. Progressive Dies

Dies terdiri dari banyak proses atau multiple station yang saling

berhubungan yang berasal dari material yang sama.

Menggunakan coil feeder sebagai penggerak coil secara otomatis.

Part yang diproses dari awal akan menempel terus pada lembaran

plat sampai dengan proses terakhir.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


16

2.1.4.2 Uncoiller

Adalah mesin pemutar hoop iron yang digunakan untuk

menyalurkan gulungan hoop iron ke mesin power press.

Gambar 2.8 Hoop Iron

Uncoiller terdiri dari motor penggerak, unit control dan kontruksi

mesin itu sendiri.

Unit kontrol terdiri dari saklar, magnetik kontaktor dan limit

switch.

Gambar 2.9 Uncoiller

UNIVERSITAS MERCU BUANA


17

2.1.4.3 NC Roll Feeder

Adalah mesin penarik hoop iron setelah hoop iron selesai melalui

tahap pengepresan

Gambar 2.10 NC Roll Feeder

Spesifikasi NC Roll Feeder yang digunakan adalah :

Type : NCR3A 401

Merk : DATE NC

Roll Feeder terdiri dari slide of base, unit NC Roll Feeder dan

Control panel.

Gambar 2.11 Control Panel

UNIVERSITAS MERCU BUANA


18

Deskripsi metode operasi yang ada di control panel :

1. Selector switch mode operasi

Mode operasi pada NC Roll Feeder dapat diatur antara manual,

remote dan auto dengan mengaturnya melalui selector switch ini.

MANU Æ Mesin dioperasikan mode manual, dimana tombol R, F

dan 1F dapat digunakan.

REMOTE Æ Mesin dioperasikan mode remote, dimana remote

control box (optional) dapat digunakan.

AUTO Æ Mesin dioperasikan mode auto, dimana material hoop

iron yang ditarik mesin ini sesuai dengan settingan yang telah

ditentukan.

2. Push Button pada mode manual operasi

R switch button Æ Dalam mode manual, NC Roll Feeder akan

menarik hoop iron dengan arah mundur selama R switch button

ditekan.

F switch button Æ Dalam mode manual, NC Roll Feeder akan

menarik hoop iron dengan arah maju selama F switch button

ditekan.

1F switch button Æ Dalam mode manual, NC Roll Feeder akan

menarik hoop iron 1 cycle seperti kondisi mode auto.

3. Selector switch mode operasi valve

Mode operasi valve dapat diatur antara open, close dan auto.

Open Æ Dalam mode open, feed roller membuka.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


19

Close Æ Dalam mode close, feed roller menutup.

Auto Æ Dalam mode auto, feed roller membuka dan menutup

secara otomatis sesuai dengan sinyal yang diterima NC Roll Feeder

dari cam switch.

4. Deskripsi tombol-tombol

Variasi nilai settingan dapat dilakukan melalui tombol-tombol. Ini

digunakan ketika menentukan parameter, dll.

0 to 9 Æ Tombol 0 – 9 digunakan untuk menentukan nilai

parameter.

CL Æ Clear key, digunakan untuk menghapus nilai yang

dimasukkan dan kembali ke nilai sebelumnya.

ENT Æ Decision Key, digunakan untuk menetapkan nilai settingan

yang dimasukkan.

atau Æ Increase Key, digunakan untuk mengurangi atau

menambahkan settingan yang akan dimasukkan.

5. Tombol ACC (Acceleration)

Tombol acceleration digunakan untuk mengatur nilai percepatan

dari feed roller.

6. Tombol SPD (Speed)

Tombol speed digunakan untuk melihat nilai kecepatan feed yang

dimasukkan ketika mode setting.

7. Tombol LEN (Length)

UNIVERSITAS MERCU BUANA


20

Tombol length digunakan untuk melihat jarak feed yang

dimasukkan ketika mode setting.

8. Tombol SEL

Tombol SEL digunakan untuk tampilan display antara monitoring

servo, alarm, dan parameter setting.

Gambar 2.12 Display

2.1.4.4. Scrap Cutter

Adalah mesin yang bekerja untuk memotong hoop iron yang telah

melalui proses pengepresan. Scrap cutter terdiri dari motor penggerak

pisau, unit kontrol dan kontruksi mesin itu sendiri.

Untuk motor penggerak pisau menggunakan motor induksi, unit

kontrol terdiri dari saklar dan magnetik kontaktor.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


21

Gambar 2.13 Scrap Cutter

2.2 PMD (Press Malfunction Detector)

PMD (Press Malfunction Detector) adalah suatu tranduser yang

mengolah sinyal masukan dari sensor-sensor yang terpasang dan kemudian

menyalurkan sinyal hasil olahan tadi ke sistem transmisi berikutnya, yaitu

ke PLC pada mesin power press.

Gambar 2.14 PMD (Press Multi Detector)

UNIVERSITAS MERCU BUANA


22

Fitur-fitur yang ada pada PMD (Press Malfunction Detector) :

1. Mampu melakukan deteksi hingga enam parameter, penghitung dan

menampilkan spm secara serempak

2. Tiga puluh kombinasi tersedia dengan memilih satu dari lima fungsi

deteksi untuk setiap channel

3. Tiga timing waktu tersedia dari rotary cam, dan deteksi timing waktu

dapat diatur

4. Membuat penghitung signal output dapat dilakukan dengan sekali

tekan

5. SPM menampilkan strokes per minute dari proses pengepresan

6. Tampilan counter enam digit dan mode untuk fungsi yang lain dapat

ditampilkan dengan satu kali press

7. Output tambahan (R2 output) menyediakan dua counter output yang

tidak sama, ketika counter mencapai nilai set awal untuk kendali

perangkat tambahan

8. Fungsi back up tersedia untuk mempertahankan nilai settingan, dll.

Untuk + 250 jam setelah power off dan tidak perlu disetting ulang

UNIVERSITAS MERCU BUANA


23

2.2.1 Bagian-bagian PMD (Press Malfunction Detector)

Gambar 2.15 PMD (Press Malfunction Detector)

Bagian-bagian PMD (Press Malfunction Detector)

1. Indikator Settingan operasi

Indikator yang menandakan settingan operasi, seperti : function setting,

misfeed, ejection, counter, input signal A/B, preset count, count

channel, S.P.M.

2. Tombol untuk memilih settingan operasi atau monitoring

Tekan tombol ini untuk memilih settingan operasi, dan apabila ditekan

ketika sedang beroperasi maka fungsinya adalah sebagai monitoring

switch.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


24

3. Mode settingan operasi

Setiap mode settingan operasi sudah ditentukan , misal untuk settingan

operasi end material = 2.

4. Tombol shift

Tombol ini untuk setting channel atau digit pada display.

5. Tombol Up / Down

Tombol ini untuk mengganti angka pada display.

6. Tombol untuk run atau set up

Tombol ini untuk memberikan deteksi output pada setiap channel.

7. Tombol Reset

Tombol ini untuk mengembalikan posisi dari setting unit mode ke

mode operasi.

8. Indikator Stop output

Ketika stop output terdeteksi maka indikator ini menyala merah.

9. Indikator Auxiliary output

Ketika ada signal pada auxiliary output maka indikator ini menyala

merah.

10. Indikator channel station

Ketika ada sinyal pada input terminal, indikator channel station

menyala.

11. Signal input jacks

Lubang untuk masukan dari sensor.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


25

12. Timing Indikator

Indikator untuk posisi cam switch.

13. Tombol Reset Counter

Tombol untuk mereset counter.

14. Display

Display menampilkan settingan mode, function, settingan sudut, preset

value , dll. Untuk function setting ada enam nomor yang dapat dipilih.

Masing-masing nomor mewakili mode deteksi sensor yang terpasang.

0 Æ bypass (inoperative mode)

1 Æ Buckling detection

Untuk fungsi buckling detection, sensor yang digunakan adalah sensor

deteksi logam.

2 Æ End of material

Untuk fungsi End of material, sensor yang digunakan adalah photo

sensor.

3 Æ Mis-feed detection

Untuk fungsi Mis-feed detection, sensor yang digunakan adalah

proximity sensor.

4 Æ Ejection detection

Untuk fungsi Ejection detection, sensor yang digunakan adalah photo

sensor.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


26

2.2.2 Mode Awal PMD (Press Malfunction Detector)

Gambar 2.16 Mode awal PMD (Press Malfunction Detector)

Pada mode awal atau settingan dari pabrik, dapat dilihat di gambar 2.11 :

1. Function Setting

CH 1, 2, 3 Æ 1, berarti untuk CH 1, 2, dan 3 digunakan untuk fungsi

buckling detection (ON detection)

CH 4 Æ 2, berarti untuk CH 4 digunakan untuk fungsi End of Material

(OFF detection)

CH 5 Æ 3, berarti untuk CH 5 digunakan untuk fungsi Mis-feed detection

(Timing ON detection)

CH 6 Æ 0, berarti untuk CH 6 di bypass.

2. Mis-feed Timing : 60º ̴ 90º

Timing ON detection pada posisi rotary switch ON 60º ̴ 90º.

3. Ejection Timing

Timing ON detection pada posisi rotary switch ON 200º ̴ 30º.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


27

4. Counter Timing

Counter menghitung pada posisi stroke 320º.

5. Input signal A/b switching

Input signal AAAbAA berarti CH 1, 2, 3, 4, dan 5 ON detection

sedangkan untuk channel 4 OFF detection.

6. Preset Count

Preset count 00000 berarti tidak disetting.

7. Count Channel

Count channel 0 0 berarti tidak disetting.

8. Stroke per minute (S.P.M)

Stoke per minute (S.P.M) 000 berarti tidak disetting.

2.2.3 Cara Setting Function Mode

Cara setting dari PMD (Press Malfunction Detector) dapat dilihat pada

contoh berikut :

UNIVERSITAS MERCU BUANA


28

Untuk mengatur settingan pada PMD sesuai dengan ketentuan

diatas , dapat dilakukan seperti berikut :

Tabel 2.1 Daftar langkah settingan PMD

Setelah langkah di atas selesai, cek kembali semua settingan dan

PMD dalam keadaan siap jalan.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


29

2.2.3.1 Cara untuk mengubah settingan

Untuk mengubah settingan, ikuti langkah di bawah ini :

1. Tekan tombol Function select/Monitor dan pilih operation setting

untuk diubah.

2. Tekan Shift up/down untuk mengubah nilai.

3. Tekan Function select/Monitor key sampai semua lampu indikator

operation setting off

2.2.4 Daftar Abnormal pada PMD (Press Malfunction Detector)

Keabnormalisasian pada PMD dapat saja terjadi walaupun kita

sudah yakin benar dalm pemasangan dan pensettingan. Berikut daftar

abnormal yang ada pada PMD :

Tabel 2.2 Daftar Abnormal pada PMD

UNIVERSITAS MERCU BUANA


30

2.3 Ejection Detector Sensor

Ejection Detector Sensor digunakan untuk mendeteksi metal case

setelah melalui proses pengepresan. Sensor yang digunakan adalah sensor

cahaya atau photo sensor, ada juga yang menyebutnya photo switch. Photo

sensor terdiri dari bagian transmitter (pemancar cahaya) dan bagian

receiver (penerima cahaya). Photo sensor bekerja berdasarkan ada

tidaknya cahaya (berasal dari transmitter) yang diterima oleh bagian

receiver.

Ada dua jenis switching dari sensor ini, yaitu dark on dan light on.

1. Dark On : sensor akan menyala jika tidak ada cahaya yang diterima

oleh receiver.

2. Light On : sensor akan menyala jika ada cahaya yang diterima oleh

receiver.

Gambar 2.17 Ejection Detector Sensor

Metode penginderaan sensor ini menggunakan metode through-

beam sensor, yaitu Objek atau item akan terdeteksi bila memotong garis

pancaran cahaya yang berasal dari emitter menuju receiver.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


31

Gambar 2.18 Prinsip kerja through-beam sensor

2.4 End Material Sensor

Sensor End material digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

material pada mesin power press. Sensor yang digunakan adalah sensor

cahaya atau photo sensor. Sensor yang dipakai tidak menggunakan

reflector, sehingga transmitter dan receiver berada pada satu unit.

Gambar 2.19 Sensor Deteksi Material

Metode penginderaan sensor ini menggunakan metode diffuse-

reflective sensor, mendeteksi adanya benda ketika benda tersebut

memantulkan cahaya yang dipancarkan pengirim atau transmitter ke

bagian penerima atau receiver sensor itu sendiri.

UNIVERSITAS MERCU BUANA


32

Gambar 2.20 Prinsip kerja through-beam sensor

2.5 Rotary Cam Switch

Rotary Cam Switch didesain untuk mengontrol langkah putaran

shaft dari suatu mesin dan juga memastikan bukan hanya safety pada

mesin, tapi juga kehandalan, putaran tinggi dan getaran untuk mesin-mesin

otomatis. Dikhususkan untuk mesin press dan semua mesin produksi yang

otomatis.

Gambar 2.21 Rotary Cam Switch

Ada dua tipe rotary cam switch :

1.Rotary cam switch dengan limit switch

2.Rotary cam switch dengan proximity switch

UNIVERSITAS MERCU BUANA

Anda mungkin juga menyukai