Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

PERGANTIAN PELUMAS MESIN SEPEDA MOTOR HONDA


BEAT
DI BENGKEL 5523 MOTOR
Jln. Rawa Cikencana, Kp. Cilenga Ds. Selawangi Kec. Sariwangi Kab.
Tasikmalaya

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang PKL


pada Jurusan Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

Oleh :
AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301

TEKNIK DAN BISNIS SEPEDA MOTOR


TEKNIK OTOMOTIF
SMK AL–HUDA SARIWANGI
TASIKMALAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN I

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PERGANTIAN PELUMAS MESIN SEPEDA MOTOR HONDA BEAT
DI BENGKEL 5523 MOTOR
Jln. Rawa Cikencana, Kp. Cilenga Ds. Selawangi Kec. Sariwangi Kab.
Tasikmalaya

AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301

Telah disetujui dan disahkan di Tasikmalaya sebagai Laporan Sidang PKL


Pada Tanggal

Menyetujui
Ketua Prodi, Pembimbing,

Herman Pelani Abd. Ajij, S.Pd Anisa Akbalilah, SE


NUPTK. 1946 7616 6320 0052 NUPTK. 8655 7686 6913 0152

Mengetahui,

Kepala, Ketua Pokja PKL,


SMK Al-Huda Sariwangi

Drs. H. Ahmad Sopandi, M.Pd Muhammad Ari Irawan, S.Kom


NIP. 19660625 198610 1 001 NUPTK. 7056 7606 6120 0033
LEMBAR PENGESAHAN II

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PERGANTIAN PELUMAS MESIN SEPEDA MOTOR HONDA BEAT
DI BENGKEL 5523 MOTOR
Jln. Rawa Cikencana, Kp. Cilenga Ds. Selawangi Kec. Sariwangi Kab.
Tasikmalaya

AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301

Telah disetujui dan disahkan di Tasikmalaya sebagai Laporan Sidang PKL


Pada Tanggal

Menyetujui,

Pimpinan/Kepala Instansi, Pembimbing,

Awang Hermawan Awang Hermawan


LEMBAR PENGUJIAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN


PERGANTIAN PELUMAS MESIN SEPEDA MOTOR HONDA BEAT DI
BENGKEL 5523 MOTOR
Jln. Rawa Cikencana, Kp. Cilenga Ds. Selawangi Kec. Sariwangi Kab.
Tasikmalaya

AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301

Telah diuji dan disetujui sebagai Laporan Sidang PKL


Pada Tanggal

Mengetahui,

Penguji I

...................................................
NIP/NUPTK.
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunianya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada
kita semua, sehingga saya dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
juga menyelesaikan laporan ini dengan baik guna memenuhi syarat Uji Sertifikasi
Praktik Kerja Lapangan serta kelengkapan bukti belajar sebagai bukti pertanggung
jawaban atas kegiatan PKL di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI).

Laporan PKL ini kami buat berdasarkan pengalaman dan berbagai data yang
kami peroleh selama melaksanakan kegiatan PKL di Bengkel 5523 Motor.
Penyusunan laporan ini kami buat sedemikian rupa sehingga dapat diterima dan
dipahami oleh pembimbing serta dapat menjadi acuan belajar bagi adik-adik kelas
yang nantinya juga akan melaksanakan PKL dan menyusun laporan PKL.

Dengan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, kami tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Abdul Muchlis, S.Kom. selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-
Huda.
2. Bapak Drs. H.Ahmad Sopandi, M.pd. selaku Kepala Sekolah SMK Al-Huda
Sariwangi.
3. Yth. Bapak Awang Hermawan selaku pemilik bengkel sekaligus pembimbing
saya di bengkel.
4. Bapak Herman Pelani Abd Ajij S.Pd, selaku ketua Prodi Jurusan Teknik dan
Bisnis Sepeda Motor di SMK Al-Huda Sariwangi.
5. Yth. Bu Anisa Akbalilah, SE, pembimbing kami dalam melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan.
6. Kedua Orang Tua kami yang telah mendukung, membimbing, mengarahkan
dan medoakan kami.
7. Dan semua pihak terlibat yang telah membantu, memberi kritik saran dan
memberi dorongan demi terwujudnya penyusunan laporan ini.

i
Semoga dengan tersusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
bagi pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk karena itu dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi masukan untuk
kami supaya menjadi lebih baik di masa mendatang.

Akhir kata dari penyusun mengucapkan terima kasih atas segala dukungan,
arahan, bimbingan dan bantuan dari pihak pihak terkait sehingga laporan ini
dapat tersusun.

Tasikmalaya, 26 Oktober 2020

Penyusun,

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN I
LEMBAR PENGESAHAN II
LEMBAR PENGUJIAN
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...................................................................................1
C. Manfaat Penyusunan Laporan...................................................................2
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................2
E. Waktu dan Tempat PKL............................................................................2

F. Kerangka Laporan......................................................................................2

BAB II PROFIL PERUSAHAAN......................................................................4


A. Sejarah Singkat Perusahaan.......................................................................4
B. Visi dan Misi Perusahaan..........................................................................4
C. Perkembangan Perusahaan .......................................................................4
D. Struktur Organisasi....................................................................................5

E. Deskripsi Kerja..........................................................................................5
F. Jenis Produksi/Jasa Perusahaan.................................................................5

BAB III PEMBAHASAN KEGIATAN PKL....................................................6


A. Landasan Teori..........................................................................................6
B. Implementasi............................................................................................24
C. Hasil yang Diperoleh...............................................................................25

D. Agenda Harian.........................................................................................25

BAB IV PENUTUP............................................................................................30
A. Simpulan..................................................................................................30
B. Saran .......................................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32

iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Pelumas merk Honda.........................................................................6


Gambar 3.2 Pendinginan dan pelumasan pada mesin sepeda motor.....................7
Gambar 3.3 Sistem dry-sump dengan penggunananya pada rangka...................11
Gambar 3.4 Pelumasan sistem basah (wet sump) dari mesin 4 silinder..............12
Gambar 3.5 Indikator mutu pelumas pada kemasan............................................21
Gambar 3.6.............................................................................................................9
Gambar 3.7 ............................................................................................................9
Gambar 3.8...........................................................................................................10
Gambar 3.9...........................................................................................................10
Gambar 3.10.........................................................................................................11

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Struktur organisasi bengkel.................................................................5


Tabel 3.1 Tabel 3.1 Indeks standar SAE...........................................................18
Tabel 3.2 Indeks mutu oli berdasarkan API......................................................20
Tabel 3.3 Agenda Harian...................................................................................26

v
vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyelenggaran Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan pendidikan
sistem ganda untuk menjamin kesesuaian materi yang ada di sekolah dan
yang ada di dunia usaha/ ampong . Dan mengingat semakin berkembang dan
canggihnya dunia ampong menjadikan persaingan di dunia kerja semakin
ketat. Untuk itu kita diharapkan sebelum terlanjur langsung didunia kerja kita
harus mempunyai kemampuan dan keterampilan. Setiap tahun penjualan
sepeda motor di Indonesia selalu meningkat secara signifikan. Seiring dengan
perkembangan tersebut maka kita harus mengetahui hal-hal penting yang ada
pada sepeda motor terutama tentang pelumasan pada sepeda motor. Tanpa
adanya pengetahuan tentang pelumasan sepeda motor, maka akan membuat
sepeda motor yang kita miliki akan rusak.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan
pelumasan pada sepeda motor sebagai bahan materi laporan PKL. Maka dari
itu, penulis mengambil judul “Pergantian pelumas mesin sepeda motor Beat”

B. Maksud dan Tujuan


2. Maksud
Maksud Penulis mengambil judul “Pergantian pelumas mesin sepeda
motor Beat” yaitu untuk mengetahui, fungsi, macam-macam jenis
pelumasan, cara kerja, dan perawatan.

2. Tujuan
a. Mampu mengetahui bagaimana cara kerja pelumas pada sepeda motor.
b. Mampu mengetahui macam-macam jenis pelumas pada sepeda motor.
c. Mampu Mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap pelumas pada
sepeda motor.
d. Mampu mengetahui pelumas pada sepeda motor.

e. Mampu mengetahui fungsi pelumas pada sepeda motor.

1
C. Manfaat Penyusunan Laporan
1. Mengasah keterampilan serta ilmu pengetahuan.
2. Menambah wawasan serta gagasan-gagasan seputar dunia usaha serta
industri.

3. Meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga dalam mendidik dan melatih


tenaga kerja yang handal dan berkualitas.

D. Metode Pengumpulan Data


Dalam pengumpulan data, penulis melakukan metode pengumpulan data
dengan 4 (empat) cara,yaitu :
1. Metode Wawancara atau Interview
Cara pengumpulan data pada metode ini adalah dengan
mengadakan tanya jawab secara langsung dengan sumber data atau
responden.
2. Metode Literatur
Cara pengumpulan data dengan jalan mengambil data atau mencari
referensi dari buku-buku yang berkaitan dengan topik yang digunakan
sebagai bahan data.
3. Metode Observasi
Cara pengumpulan data dengan mengadakan
pengamatan/penelitian secara langsung pada proses kegiatan yang
dijadikan data.
4. Metode Konsultasi
Cara pengumpulan data dengan melakukan konsultasi pada semua
pihak yang dapat membantu penyusunan laporan PKL.

E. Waktu dan Tempat PKL


Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan mulai tanggal 22 juni
sampai dengan 22 september 2020 yang bertempat di Bengkel 5523 Motor.

F. Kerangka Laporan

2
Laporan Praktik Kerja Lapangan disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian
awal laporan, bagian isi laporan dan bagian akhir laporan.
1. Bagian awal laporan terdiri dari : Halaman Judul, Halaman Pengesahan I
dari pihak sekolah, Halaman Pengesahan II dari pihak Instansi, Halaman
Pengujian, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar dan Daftar Tabel.
2. Bagian Isi terdiri dari :
- BAB I Pendahuluan : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Manfaat,
Metode Pengumpulan Data, Waktu dan Tempat PKL, dan Kerangka
Laporan.
- BAB II Profil Perusahaan : Sejarah perusahaan, Visi dan Misi
Perusahaan, Perkembangan Perusahaan, Struktur Organisasi
Perusahaan, dan Deskripsi Kerja.
- BAB III Pembahasan Kegiatan PKL : Landasan teori, Implementasi,
Hasil yang diperoleh, dan Agenda Harian.
3. Bagian Akhir Laporan terdiri dari :
- BAB IV : Penutup : Simpulan dan Saran
- Daftar Pustaka
- Lampiran-Lampiran

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan


Bengkel 5523 Motor didirikan pada tahun 2015 yang beralamat di jalan
Rawa Cikencana, ampong Cilenga desa Selawangi kecamatan Sariwangi
kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. Bergerak pada bidang jasa otomotif
meliputi perawatan, perbaikan dan penjualan suku cadang sepeda motor
berbagai merk.
Bengkel ini berorientasi pada kepuasan pelanggan, baik perawatan,
perbaikan maupun suku cadang dengan mementingkan kualitas serta
keasliannya. Bengkel ini hanya memiliki satu pemilik yang sekaligus menjadi
mekanik di bengkel tersebut.

B. Visi dan Misi Bengkel 5523 Motor


1. Visi
“Menjadi pusat referensi bengkel motor yang menyediakan spare
part dan jasa servis yang mengutamakan pada kepuasan pelanggan
didukung dengan peralatan canggih dan tenaga ahli yang kompeten serta
pelayanan yang optimal dan terpercaya..”
2. Misi
 Memberi solusi terbaik pada penyediaan suku cadang terbaik dan
referensi yang terpercaya.
 Memberikan pelayanan terbaik dan standar mutu pada pelanggan
dengan menjalankan proses kerja terbaik sehingga tercapai kepuasan
pelanggan.

C. Perkembangan Perusahaan

4
Perkembangan Bengkel 5523 Motor dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan yang sangat pesat terbukti sejak berdirinya bengkel sampai
sekarang dan konsumennya semakin meningkat.

D. Struktur Organisasi

Pimpinan

Awang Hermawan

Mekanik

Awang Hermawan

Tabel 2.1 Struktur organisasi bengkel

E. Deskripsi Kerja
Pimpinan : bertugas bertanggung jawab akan keamanan dan tata tertib di
dalam bengkel
Mekanik : bertugas memperbaiki motor yang rusak

Praktikan : bertugas membantu mekanik dalam memperbaiki motor yang


rusak.

F. Jenis Produksi/Jasa Perusahaan


Jenis produksi pada Bengkel 5523 Motor adalah perbengkelan. Jenis jasa
yang ditawarkan adalah :
 Perawatan dan pemeliharaan berkala sepeda motor.
 Perbaikan sepeda motor.
 Penjualan suku cadang semua tipe motor.

5
BAB III
PEMBAHASAN

A. Landasan Teori
1. Pengertian Pelumas

Gambar 3.1 Pelumas Merk Honda

Pelumas atau yang disebut dengan oli merupakan bagian tak


terpisahkan dari kendaraan bermotor. Tanpa pelumas, motor secanggih
apapun dipastikan tidak akan bisa bekerja. Pelumas sangat menentukan
kemampuan kerja sebuah mesin, baik otomotif maupun dentic . Salah
memilih pelumas bisa berakibat fatal. Bila mutu pelumas jelek dan
tercemar, mesin bisa rontok dalam waktu dekat. Pemilihan dan
penggunaan pelumas yang tepat akan sangat membantu kelancaran kerja
dan keawetan sebuah mesin.
Mengapa mesin sangat membutuhkan pelumas? Jawaban yang
paling sederhana adalah untuk mengatasi gesekasan dua permukaan
logam yang bergerak satu sama lain. Fungsi pelumas adalah

6
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar
keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, maka mesin
bisa rontok.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang
untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta
pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini sejak ditemukannya
minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan
dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan dentic saat ini
yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern
saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas dentic minyak
pelumas di dalam mesin lebih kecil, dentic e operasi lebih tinggi dan
juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.

2. Pengertian pelumasan

Gambar 3.2 Pendinginan dan pelumasan pada mesin sepeda motor

Pelumasan adalah proses memberikan lapisan minyak pelumas di


antara dua permukaan yang bergesek. Semua permukaan komponen
motor yang bergerak seharusnya selalu dalam keadaan basah oleh bahan
pelumas. Fungsi utama pelumasan ada dua, yaitu mengurangi gesekan
(friksi) dan sebagai pendingin. Bila terjadi suatu keadaan luar biasa,
dimana sistem pelumasan tidak bekerja, maka akan terjadi gesekan
langsung antara dua permukaan yang mengakibatkan timbulnya keausan
dan panas yang tinggi. Bahan pelumas didalam mesin bagaikan lapisan

7
tipis (film) yang memisahkan antara permukaan logam dengan
permukaan logam lainnya yang saling meluncur sehingga antara logam-
logam tersebut tidak kontak langsung. Selain seperti yang di terangkan
diatas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal) pada cincin
torak yang dapat menolong memperbesar kompresi motor.
Perlu diketahui bahwa sistem pelumasan untuk sepeda motor 4
langkah (4Tak) berbeda dengan sistem pelumasan mobil meskipun sama
– sama menggunakan mesin 4 langkah. Karena pelumasan pada mobil
antara ruang bakar, transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat
sistem kering seperti halnya motor matic. Pada sistem pelumasan mesin
sepeda motor 4 langkah (4Tak) hanya menggunakan satu macam oli
untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari
komponen ruang bakar, komponen kopling dan komponen transmisi.
Oleh sebab itu spesifikasi oli pada sepeda motor dan mobil banyak
berbeda.

Pada sepeda motor 4 langkah pun sistem pelumasan antara


transmisi manual dan transmisi otomatis (CVT) ada yang berbeda karena
struktur mesinnya. Jika speda motor manual pelumas melumasi mesin
sekaligus transmisi sedangkan sepeda motor matic pelumas ruang mesin
dan transmisi terpisah. Pada motor 4 langkah biasanya pelumas di simpan
di bak kruk as (crankcase) dan dialirkan ke seluruh komponen motor
dengan bantuan pompa oli dan biasanya disebut wet sump sistem. Tetapi
ada juga motor yang menyediakan bak penampung pelumas secara
terpisah di luar mesin motor atau biasa di sebut Dry sump sistem.

3. Tujuan pelumas dan pelumasan


Pelumas dan pelumasan memegang peranan penting dalam desain
dan operasi semua mesin otomotif. Umur dan service yang diberikan oleh
motor tergantung pada perhatian yang kita berikan pada pelumas dan
pelumasannya. Pada motor bakar, pelumasan bahkan lebih sulit
dentic pada mesin-mesin lainnya, karena di sini terdapat panas

8
terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat ledakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumas dan pelumasan setiap peralatan
mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan
daya. Tujuan lain dari pelumas dan pelumasan pada motor bakar adalah :
a. Menyerap dan memindahkan panas.
b. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan
tidak bocor dari ruang pembakaran.
c. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian
yang bergerak.

4. Fungsi pelumas dan pelumasan


a. Mengurangi gesekan
Mesin sepeda motor terdiri dari beberapa komponen, terdapat
komponen yang diam dentic yang bergerak. Gerakan komponen
satu dengan yang lain akan menimbulkan gesekan, dan gesekan akan
mengurangi tenaga, menimbulkan keausan, menghasilkan kotoran
dan panas. Guna mengurangi gesekan maka antara bagian yang
bergesekan dilapisi oli pelumas (oil film).
b. Sebagai peredam
Piston, batang piston dan poros engkol merupakan bagian mesin
menerima gaya yang berfluktuasi, sehingga saat menerima gaya
tekan yang besar memungkinkan menimbulkan benturan yang keras
dan menimbulkan suara berisik. Pelumas berfungsi untuk melapisi
antara bagian tersebut dan meredam benturan yang terjadi sehingga
suara mesin lebih halus.
c. Sebagai anti karat

Sistem pelumas berfungsi untuk melapisi logam dengan oli,


sehingga mencegah kontak langsung antar logam dengan udara
maupun maupun air dan terbentuknya karat dapat dihindari.

5. Prinsip kerja pelumasan

9
Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol,
pelumas dipercikkan dan ditekan oleh pompa oli ke dinding silinder dan
kepala silinder untuk melumasi dinding silinder motor dan juga untuk
melumasi perangkat katup dan poros bumbungan. Disamping ditekan
dibagian kepala silinder, oli ini juga ditekan kebagian poros engkol
melalui saluran yang ada guna melumasi bantalan peluru pada ujung
besar batang torak dan bagian ujung kecil batang torak guna melumasi
pena torak. Ring oli yang dipasang pada piston bertugas meratakan dan
membersihkan oli pada dinding silinder tersebut. Oleh karena itu pada
sepeda motor empat langkah dilengkapi dengan ring oli. Setelah oli ini
melumasi komponen tersebut maka akan kembali kebagian bak engkol.

6. Macam-macam sistem pelumasan


Sistem pelumasan pada kendaraan baik mobil atau sepeda motor 4
langkah dapat kita kelompokkan menjadi 3 macam yaitu :
a. Jenis percik (splash type)
Pada jenis ini stang seher dilengkapi dengan sendok yang berada
pada ujung bagian bawah dari stang seher. Sehingga saat mesin
berputar, maka sendok pemercik akan memercikan oli yang di bak
oli ke dinding silinder dan bearing. Jenis ini memiliki konstruksi
yang sangat sederhana , namun sulit untuk melumasi bagian – bagian
yang memiliki celah lebih sempit . Karena itu sistem pelumasan tipe
ini sudah tidak lagi digunakan.
b. Jenis tekanan ( pressure feed type )
Pada jenis ini sistem pelumasan menggunakan pompa oli yang
berguna untuk mensirkulasikan minyak pelumas. Jenis inilah yang
sekarang digunakan pada kendaraan baik mobil ataupun sepeda
motor.
Adapun pompa oli yang digunakan ada bermacam – macam yaitu :
 model roda gigi ( gear type )
 model trocoid

10
c. Jenis kombinasi

Pada sistem pelumas tipe ini adalah penggabungan dari sistem


pelumas jenis percik dan jenis tekanan.

Selain itu, jenis pelumasan pada sepeda motor 4 langkah ada dua
tipe sistem berdasarkan tempat penyimpanan, diantaranya :
a. Sistem Tempat Oli Kering (Dry-Sump System)

Gambar 3.3 Sistem dry-sump dengan penggunananya pada rangka

Sistem pelumasan ini lebih rumit dibandingkan dengan sistem


pelumasan basah. Pada sistem ini, pelumas ditampung terpisah
dalam tangki oli eksternal tambahan. Oil pump akan memopakan
pelumas tersebut ke seluruh komponen mesin, sekaligus memompa
oli keluar dari ruang crankcase pada mesin kembali menuju ke
tangki eksternal tersebut. Pada Sistem ini, kopling dan transmisi
dilumasi oleh cipratan oli dari pompa ke tangki oli. Disini oli
disemprotkan melalui ‘oil jet’ langsung ke komponen internal yang
penting untuk memastikan lubrikasi dan pendinginannya, misalnya
pada stang dan piston. Beberapa sistem juga menambahkan relief
valve yang dikontrol tekanan (oil pressure-controlling reliev valves)
untuk meyakinkan pelumasan tetap berjalan meskipun filternya
clogging (buntu) atau suhu oli terlalu rendah sampai tak bisa

11
mengalir melewati filter. Filter oli dan strainer screen diposisiskan
dalam sistem lubrikasi untuk menangkap kontaminan/perusuh
sebelum oli disalurkan kembali ke jalur pelumasan mesin.
Desain ini meminimalisir ruang yang diperlukan untuk
menampung oli dibagian bawah dari crankcase, sehingga mesin
dapat diposisikan lebih rendah dari sebelumnya. Desain ini sering
dimaksimalkan pada konfigurasi rute dan tangki penyimpan dengan
tujuan menurunkan dentic e oli tersebut.
b. Sistem Tempat Oli Basah (Wet sump system)

Keterangan gambar:

1 Oil delivery pipe to


cylinder head 4 Oil filter 7 Oil strainer

2 Inlet camshaft 5 Bypass valve 8 Oil pump

3 Exhaust camshaft 6 Pressure relief valve 9 Sump (oil pan)

Gambar 3.4 Pelumasan sistem basah (wet sump) dari mesin 4 silinder

Seluruh volume oli pada Mesin tipe “wet sump” ditampung


didalam crankcase (blok mesin) pada mesin tersebut. Pada sistem ini,
oli dipompa dari genangan di crankcase, dilewatkan strainer/screen

12
(semacam ayakan) atau filter oli, kemudian ditekan ke bagan
mekanisme dalam mesin untuk melumasi komponen noken-as,
temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan akhirnya di kembalikan ke
ruang kruk-as lewat ruang rantai kamrat. Oli dikembalikan dari
daerah yang dilumasi ini dan mengalir menuju penampungan oleh
gaya gravitasi.
Pelumasan untuk bagian silinder dan piston biasanya Cuma
mengandalkan gayungan atau cipratan kruk-as saja, tetapi untuk
motor modern seperti SUZUKI telah menggunakan sistem nozel
yang yang menyemprot langsung ke dinding silinder dan pelumas
akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat langkah hisap
maupun langkah usaha. Pelumasan untuk kopling dan transmisi
biasanya Cuma mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat mesin
bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan dari pompa oli.
Beberapa mesin tipe basah (wet-sump) hanya memakai strainer
screen saja, dan beberapa tipe lainnya mengkombinasikan dengan
sebuah filter tipe sentrifugal (melingkar), atau tipe filter kertas yang
konvensional.
Keuntungan sistem pelumasan basah :
 Konstruksinya sangat sederhana.
 Waktu untuk pemanasan mesin lebih cepat.
 Oli lebih mudah dikontrol.
 sirkulasi oli lebih cepat.

7. Komponen sistem pelumasan dan fungsinya


a. Oil pan/Carter
Oil pan atau biasa juga disebut carter adalah komponen berbentuk
bak yang diletakan dibagian bawah mesin tepat pada ruang engkol.
Fungsi oil pan adalah untuk menyimpan oli mesin.
b. Pompa Oli

13
Oil pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk
memompa oli mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin.
Pompa ini, bekerja secara rotary yang inputnya berasal dari poros
engkol mesin.
c. Filter Oli
Fungsi filter pasti sudah diketahui oleh anda. Pada sistem
pelumasan mengapa perlu diberikan filter, bukannya sistem ini
tertutup didalam mesin ?. Memang benar, sistem pelumas memiliki
sistem yang tertutup. Namun bukan berarti kotoran tidak bisa masuk
kedalam mesin. Kerak juga bisa terbentuk pada komponen mesin,
kerak yang disebabkan sisa pembakaran yang masuk ke ruang
engkol dibersihkan oleh oli dan kerak tersebut terkandung pada
aliran oli mesin. Sehingga perlu diberikan saringan agar kerak dan
kotoran didalam aliran oli tidak memasuki oil feed yang memiliki
diameter saluran kecil.
Kotoran dan kerak yang tersaring akan mengumpul lada element
filter sehingga perlu dilakukan penggantian oil filter secara rutin.
Umumnya penggantian oil filter mengikuti interval penggantian oli
mesin.
d. Oli Pressure Sensor
Sensor yang terletak pada saluran oli setelah pompa ini bertujuan
untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa. Sensor
ini bisa menandakan dua hal, yakni kesehatan pompa dan volume oli
mesin. Jika dentic oli pada dashboard menyala maka sensor oli
mendeteksi adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem
pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan
atau bahakan kurang dari standar pemakaian. Untuk itu, jika
dentic ini menyala kita perlu melakukan pengecekan oli mesin
melalui stik oli yang tersedia disekitar mesin. Jika volume oli normal
maka masalah diatas timbul pada pompa oli.
e. Oil feed

14
Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara
default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water
jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.
Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini
terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi
saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin
seperti turbocharger atau oil cooler.
f. Oil jet
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi
menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet
ini mirip dentic dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil
yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat. Biasanya oil
jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk
menyemburkan oli kebagian piston dan connecting rod. Selain itu
dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang
digunakan untuk melumasi rantai timming.
g. PCV Valve
Pada kendaraan lawas, uap oli dari mesin langsung dibuang begitu
saja ke udara. Akibatnya menimbulkan suatu polusi tertentu. PCV
atau Positive crankcase ventilation fungsinya untuk menyalurkan uap
oli dari dalam mesin ke dalam saluran intake tanpa terjadinya
kebocoran oli. Artinya terdapat sebuah PCV valve yang akan terbuka
saat tekanan udara didalam crank case atau ruang engkol meningkat.
Tekanan ini diperoleh karena ada sebagian oli yang menguap karena
kepanasan dan denti tekanan kompresi yang sedikit bocor melalui
celah ring piston. Tekanan udara tersebut kemudian dilewatkan ke
komponen oil separator untuk memisahkan oli mesin yang terbawa
pada PCV valve. Barulah udara tersebut disalurkan kedalam saluran
intake untuk kemudian masuk ke ruang bakar untuk melalui proses
pembakaran mesin. Sehingga polusi tetap stabil.
h. Oil atau Lubricant

15
Komponen terakhir yang cukup penting adalah oil atau lubricant
sebagai media pelumas. Oli mesin haruslah memiliki daya lekat serta
memiliki sifat yang licin. Selain itu oli mesin juga harus memiliki
ukuran partikel kecil dan tidak mudah menguap. Karena oli harus
bisa masuk ke celah-celah kecil untuk melapisi komponen mesin.
Untuk itu, saat ini banyak ditemui oli sintetis dengan berbagai
campuran zat aditif yang tentunya bisa meningkatkan performa
mesin. Namun, perlu diingat juga oli memiliki batas pemakaian.
Sehingga sebagus apapun oli yang dipakai pada mesin kendaraan
kita, juga perlu diganti sesuai intervalnya.

8. Jenis-jenis pelumas
a. Oli mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari
minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah
dengan zat – zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah
biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan
langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis
umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral
sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke
celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
b. Oli sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang denti dari
bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa
ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli
sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang
paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang
paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis
cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan

16
oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli
sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif
dibandingkan dengan oli mineral.

9. Bahan dasar dan aditif pada oli


Bahan dasar pelumas adalah base oil, yang didapat dari crude oil
(minyak mentah). Tapi tidak semua crude oil bisa diolah menjadi base
oil. Hanya minyak mentah dari jenis parafinik saja yang menghasilkan
base oil untuk bahan dasar pelumas. Sayangnya, minyak mentah jenis ini
sangat terbatas kandungannya di perut bumi.
Untuk mendapatkan pelumas yang sesuai dengan spesifikasi yang
dibutuhkan mesin, ke dalam base oil ditambahkan aditif. Aditif
merupakan senyawa-senyawa kimia (chemical compound) dalam
formulasi tertentu yang ditambahkan ke dalam base oil untuk
mendapatkan pelumas sesuai spesifikasi yang ditentukan. Komposisi
base oil dalam pelumas berkisar 80% dan komposisi aditif sekitar 30%.
Fungsi aditif bermacam-macam, antara lain untuk membersihkan
mesin, mengurangi gesekan, meminimalkan keausan, mencegah karat,
meningkatkan indeks kekentalan pelumas sehingga pelumas tetap mudah
mengalir pada suhu rendah dan tidak encer pada suhu tinggi. Pelumas
yang baik sudah mengandung aditif, karenanya pelumas yang baik tidak
memerlukan tambahan aditif.

10. Klasifikasi mutu pelumas


a. Klasifikasi berdasarkan Kekentalan
Kekentalan adalah besarnya tahanan dalam suatu pengaliran
minyak pelumas, jadi derajat kekentalan adalah menunjukkan
kekentalan minyak pelumas, oli cenderung menjadi encer dan mudah
mengalir ketika panas dan cenderung menjadi kental saat kondisi
dingin.

17
Kekentalan dinyatakan dengan angka yang disebut dengan indeks
kekentalan. Apabila indeks kekentalannya rendah oli cenderung
encer, jika indeks kekentalannya tinggi maka oli cenderung kental.
Derajat kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE
(Society Automotif Mesin), sedang untuk menentukan derajat
kekentalan haruslah diketahui denti- denti sebagai berikut
1) Besar beban yang harus di dukung oleh minyak.
2) Temperatur operasi.
3) Luas bidang gesek.
4) Kecepatan gerakan.
Klasifikasi ditunjukan dalam Huruf “W” artinya “winter”,
kemampuan oli tersebut dalam beradaptasi pada suhu rendah dan
tinggi. Tingkat SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas-kelas
suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya, jadi SAE
rendah (oli encer) tidak dentic dengan mutu yang lebih baik
dibandingkan oli dengan angka SAE yang tinggi (oli kental).
Indeks Keterangan
SAE 10 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 20
SAE 30 Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
SAE 50 Digunakan pada motor yang bekerja pada temperature
tinggi
Tabel 3.1 Indeks standar SAE
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
1) Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE
10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll.
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat
kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relative
sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang
banyak digunakan adalah pelumas multi grade.

18
2) Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Pelumas multi grade ditandai dengan dua angka SAE
misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang
relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi
terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-
50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila
pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas
akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50
menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50. Dibanding dengan pelumas mono grade, maka
pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku, panas tidak
cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja
pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok
dipakai untuk semua mesin.
b. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas
Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standart
API (American Petroleum Institute). American Petroleum
Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang
diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai
dengan kerja mesin. Standar kategori pelumas di dasarkan kepada
proteksi oksidasi, proteksi keausan, high temperature engine
deposit, foaming, pembentukan asam, pembentukan kerak,
perlindungan korosi yang berujung kepada konsumsi bahan bakar
yang efisien, performa mesin dan emisi yang rendahKlasifikasi
API biasanya tercantum pada kemasan oli mesin untuk
menambah tingkatan SAE sehingga pemilihan akan lebih mudah
dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan.
Perlu diingat kekentalan / SAE bukanlah satu-satunya hal
yang mendukung kinerja dan perawatan mesin, akan tetapi
kualitas kandungan additif yang pada oli tersebutlah yang lebih

19
menentukan baik tidaknya untuk perawatan mesin. Jadi selain
kekentalan, hal yang juga perlu diperhatikan adalah mutunya.
Klasifikasi API terbagi menjadi dua yaitu klasifikasi API
untuk mesin bensin dan klasifikasi API untuk mesin diesel.
Namun dalam pembahasan ini kita hanya membahas klasifikasi
API untuk mesin bensin.
Untuk klasifikasi API mesin yang berbahan bakar bensin,
pelumas biasanya menggunakan kode yang berawalan huruf S.
Kode huruf S merupakan kependekan dari kata Spark yang berarti
percikan api lalu huruf dibelakangnya menunjukkan urutan
pengembangan pelumas. Artinya setiap muncuk kategori yang
baru, sudah pasti memenuhi klasifikasi oli sebelumnya.

No Klasifikasi API Penggunaan dan kualitas oli


1 SA Minyak murni tanpa bahan tambahan (additive) dan dipakai
untuk motor atau mesin yang beroperasi di bawah kondisi
ringan dan sudah tidak diproduksi lagi.
2 SB Untuk mesin operasi ringan, minyak yang berisi anti
oksidasi dan anti lecet yang dipakai pada motor atau mesin
yang beroperasi dengan perlindungan yang minimum.
3 SC Untuk mesin kendaraan buatan tahun 1964- 1967, minyak
ini memberikan kemampuan dalam mengontrol lapisan
temperatur yang rendah dan tinggi, ketahanan, karat dan
korosi mengandung ditergent, dispersant, anti oksidan, dll
4 SD Untuk mesin kendaraan buatan tahun 1968- 1990, digunakan
untuk mesin operasi dengan temperature tinggi atau kondisi
lainnya yang mengandung detergent-dispersent, resisting
agent, anti-oksidan, dll
5 SE Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1971 ke
atas, minyak ini memberikan perlindungan lebih terhadap
oksidasi minyak, lapisan mesin temperatur tinggi dan
rendah, karat dan korosi mengandung lebih banyak
detergent-dispersent, resisting agent, anti-oksident, dll
6 SF Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke
atas, minyak ini memberikan perlindungan yang baik
terhadap oksidasi yang tinggi, putaran mesin yang cepat
7 SG Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1989 ke

20
atas, minyak ini memberikan perlindungan yang baik
terhadap oksidasi yang tinggi, putaran mesin yang cepat
8 SH Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke
atas, memiliki kemampuan lebih dari SG dalam
mengendalikan deposit, oksidasi pelumas, keausan mesin,
karat dan korusi.
9 SJ Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke
atas, memiliki kemampuan lebih dari SH dalam penguapan
pelumas lebih sedikit, dan ditambahkan 0,1 % berat
kandungan fosfor.
10 SL Spesifikasi baru yang dikeluarkan pertamina untuk mesin
kendaraan buatan tahun 2001 ke atas, dan mempunyai
kemampuan diatas API service sebelumnya.
11 SM Grade API SM terlampau encer, bila dipaksakan beresiko
bisa menyebabkan selip pada sistem transmisi. Hal ini di
karenakan kandungan zat anti frictionnya terlampau tinggi
Tabel 3.2 Indeks mutu oli berdasarkan API

21
2. 3. SAE 5W-30 : Multigrade dengan
kekentalan bernilai 5 pada suhu 0C dan
1. bernilai pada suhu mesin stabil.
2. Energy Conserving : Penggunaan pelumas
ini dapat menghemat penggunaan BBM
3. kendaraan tersebut.
1. API SL : Untuk bensin, kualitas lebih
tinggi dari SJ, lebih rendah dari SM
Gambar 3.5 Indikator mutu pelumas pada kemasan

Selain klasifikasi standar pelumas dari API, ada juga klasifikasi


standar menurut JASO. JASO singkatan dari Japan Automobile
Standart Organization. Adalah suatu badan organisasi yang
berasal dari jepang bertugas mengeluarkan standar level oli yang
didasarkan terhadap kandungan phospor dalam oli (standar ini
dibuat oleh Jepang untuk memenuhi tuntutan teknologi di sepeda
motor yang di dalamnya terdapat kopling).
Terdapat beberapa klasifikasi pelumas dari JASO, yaitu :
1) JASO MA (Gesekan Tinggi)
Oli yang khusus digunakan pada mesin yang menggunakan
gesekan besar seperti kopling basah. Ada di tipe cub dan
sport. Untuk sekarang sudah ada JASO MA2. Merupakan
regenererasi /pembaruan dari JASO MA, Oli yang memiliki
kode JASO MA2 mempunyai daya lumas dan kemampuan
anti slip kopling yang lebih baik dari JASO MA.
2) JASO MB (Gesekan Rendah)
Khusus untuk mesin dengan gesekan lebih kecil. Seperti
kopling kering pada matic.
11. Memilih pelumas
Perhatikan tingkat mutu dan kekentalannya. Saat ini banyak sekali
jenis dan merk pelumas yang beredar di pasar, masing-masing
menawarkan kelebihan. Karenanya tak jarang banyak pengguna pelumas

22
yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya.
Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan
pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan
urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata
mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu sepeda
motor sering berganti-ganti merk dan jenis pelumas, sesuai saran dan
“kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih
pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya
harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh
pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas
dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-
mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum
berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar
bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin
bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada
juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin
bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya
tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat
digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel
(dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu
menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin
bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik
otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat
akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada
dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu
pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
12. Gangguan pada pelumas
a. Perubahan warna

23
 Warna merah berarti minyak tercampur bensin.
 Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan.
 Warna susu berarti bercampur dengan air.
 Warna coklat berarti bercampur dengan karbon.
b. kondisi yang mengotori oli pelumas
 Kotoran karbon dari pembakaran mesin.
 Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke mesin oleh oleh udara
atau bahan bakar.
 Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan
mesin, menjadi bercampur dengan oli.
 Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran
melalui ring-ring piston kedalam ruang engkol.
 Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui mesin.
c. Kondisi yang terasa pada saat mesin hidup
 Mesin terasa tidak stabil karena tingkat kekentalan sudah
mengurang.
 Apabila saringan oli bocor dapat mengakibatkan mengurangnya
oli di dalam mesin.
 Bila pompa oli tidak berfungsi dapat mengakibatkan hal yang
fatal yaitu turun mesin karena gesekan yang terjadi sangat keras
pada komponen yang bergesekan.
 Tercampur dengan bahan material
 Tercampur dengan air
13. Perawatan sistem pelumasan
 Ganti pelumas secara berkala sesuai anjuran pabrikan motor.
 Ganti filter oli secara berkala sesuai anjuran pabrikan motor
 Menggunakan pelumas sesuai spesifikasi yang dianjurkan pabrikan
motor.
14. Cara pemeriksaan pelumas motor
 Tempatkan kendaraan ditempat yang rata.

24
 Apabila kendaraan habis perjalanan/panas, tunggu 30 menit.
 Apabila kendaraan dalam kondisi dingin, hidupkan 1-3 menit
kemudian matikan.
 Kendurkan kemudian tarik batang pengukur dan bersihkan dengan
kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
 Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
 Periksa volume pelumas, harus pada level F dan L pada batang
pengukur.
 Periksa kekentalan pelumas dengan jari tangan.
 Periksa perubahan warna pelumas mesin.

15. Pergantian berkala pelumas pada sepeda motor


Pergantian ini dikhususkan pada sepeda motor matic terutama
Honda Beat karena menyesuaikan dengan judul laporan. Pergantian
pelumas pada mesin dilakukan setiap kelipatan 4000 Km sesuai buku
servis atau tiga bulan sekali mana yang lebih dahulu tercapai. Namun jika
motor sering digunakan untuk menempuh jarak jauh maka rekomendasi
pergantian adalah setiap 2000-2500 Km atau dua bulan sekali mana yang
lebih dahulu dicapai. Selain pelumas mesin, adapun pelumas gigi reduksi
yang harus diganti setiap kelipatan 8000 Km.

B. Implementasi kerja
1. Keselamatan kerja
a. Sebelum memulai kerja, sebaiknya setiap siswa memahami dan
mematuhi serta melaksanakan tata tertib bengkel.
b. Menggunakan pakaian yang sesuai dengan standar keselamatan yang
dianjurkan bengkel.
c. Menggunakan alat yang sesuai dengan fungsinya.
d. Membongkar, merawat, merakit, dan memasang sesuai dengan
prosedur.
e. Meletakkan komponen komponen yang sudah terbongkar pada
tempat yang telah disediakan.

25
f. Apabila ada kesulitan tanya pada instruktur.
g. Menjaga lingkungan kerja tetap bersih dan rapih, agar tidak
menggangu ketika sedang melakukan pekerjaan.

2. Pergantian pelumas pada sepeda motor Beat


a. Peralatan
 Kunci ring 12 atau kunci shock 12
 Kain lap kering
 Tang
 Corong
 Wadah
b. Langkah kerja
 Pastikan motor sudah di standar tengah (standar 2).
 Buka penutup oli menggunakan tang, posisinya berada di kanan
motor dekat kipas mesin.
 Siapkan wadah, bisa memakai ember atau yang lainnya untuk
menampung sisa oli. Kemudian tempatkan dibawah lubang
keluar oli mesin tersebut.
 Buka baut pembuangan oli menggunakan kunci ring/shock 12.
Letak baut dan pembuangan oli pada Honda Beat berada di
samping kiri sebelah standar tengah termasuk filter oli.
disebelah kanan bawah bak engkol pun ada pembuangan oli.
 Tunggu hingga cucuran oli tersebut berhenti.
 Jangan lupa buka dan bersihkan juga filter oli.
 Setelah dalam mesin bersih, oli sudah tidak menetes lagi pasang
kembali baut pembuangan dengan kunci ring/shock 12 dengan
rapat.
 Pasang corong kemudian tuangkan oli perlahan-lahan, awas
jangan sampai tumpah, karena takaran tersebut sudah pas untuk
mesin.

26
 Kemudian pasang kembali penutup oli menggunakan tang dan
bersihkan mesin menggunakan lap kering.

C. Hasil Yang Diperoleh


Selama berada di dunia kerja, penulis mengetahui banyak hal diantaranya :
a. Dapat mengetahui sistem pelumasan pada kendaraan sepeda motor.
b. Dapat mengetahui komponen sistem pelumasan pada sepeda motor
Honda Beat.
c. Mengetahui jenis jenis pelumas .
d. Dapat mengetahui standar mutu pelumas.

D. Agenda Harian
Berikut ini adalah agenda harian yang dilakukan penulis selama
melaksanakan praktik kerja lapangan.
Program keahlian : Teknik Otomotif
Tempat : Bengkel 5523 Motor
Nama Siswa : Agung Permana
Paket Keahlian : Teknik dan Bisnis Sepeda Motor

No Hari/Tanggal Uraian Singkat Kegiatan


 Pengenalan lingkungan bengkel
1 Rabu, 24 Juni 2020
 Ganti lampu sein depan motor Beat
2 Kamis, 25 Juni 2020 Membersihkan injeksi motor Mio GT
3 Jum’at, 26 Juni 2020 Libur
4 Sabtu, 27 Juni 2020 Sakit
5 Minggu, 28 Juni 2020 Mengganti handel rem
6 Senin, 29 Juni 2020 Mengganti kanvas kopling otomatis
7 Selasa, 30 juni 2020 Mengganti minyak rem
8 Rabu, 01 Juli 2020 Membersihkan saringan udara
9 Kamis, 02 Juli 2020 Mengganti bearing gear
10 Jumat, 03 Juli 2020 Libur
11 Sabtu, 04 Juli 2020 Membenarkan komstir

27
12 Minggu, 05 Juli 2020 Sakit
13 Senin, 06 Juli 2020 Ganti rantai
14 Selasa, 07 Juli 2020 Ganti piringan
15 Rabu, 08 Juli 2020 Ganti gearbox
16 Kamis, 09 Juli 2020 Ganti oli seal
17 Jum’at, 10 Juli 2020 Libur
18 Sabtu, 11 Juli 2020 Service CVT
19 Minggu, 12 Juli 2020 Ganti v-belt
20 Senin, 13 Juli 2020 Ganti oli garden
21 Selasa, 14 Juli 2020 Ganti kampas rem
22 Rabu, 15 Juli 2020 Ganti roller CVT
23 Kamis, 16 Juli 2020 Ganti lampu belakang
24 Jum’at, 17 Juli 2020 Libur
25 Sabtu, 18 Juli 2020 -
 Ganti kampas rem Vario
26 Senin, 20 Juli 2020
 Ganti master rem Vario
27 Selasa, 21 Juli 2020 Membersihkan karburator motor Grand
28 Rabu, 22 Juli 2020 Memperbaiki gigi 3 yang rontok motor Cina
 Ganti kampas otomatis motor Legenda
29 Kamis, 23 Juli 2020
 Ganti oli motor Legenda
30 Jum’at, 24 Juli 2020 Libur
 Ganti lampu depan
31 Sabtu, 25 Juli 2020  Ganti lampu sein
 Kontrol
 Ganti ban luar depan motor Vario
32 Minggu, 26 Juli 2020
 Ganti oli motor Vario
33 Senin, 27 Juli 2020 Ganti oli motor Beat
34 Selasa, 28 Juli 2020 Ganti oli motor Mio
35 Rabu, 29 Juli 2020 Ganti rem tromol motor Mio J
36 Kamis, 30 Juli 2020 Ganti lampu depan motor Beat
37 Jum’at, 31 Juli 2020 Libur
38 Sabtu, 01 Agustus 2020 Membersihkan karburator motor Kharisma

28
39 Minggu, 02 Agustus 2020 Ganti oli seal motor Beat
40 Senin, 03 Agustus 2020 Ganti masterm rem motor Jupiter MX
41 Selasa, 04 Agustus 2020 Ganti roller motor Beat
42 Rabu, 05 Agustus 2020 Ganti water pump motor vario
43 Kamis, 06 Agustus 2020 Ganti fuel pump motor Beat
44 Jum’at, 07 Agustus 2020 Libur
45 Sabtu, 08 Agustus 2020 Ganti fiber kopling motor Cina
46 Minggu, 09 Agustus 2020 Ganti laher motor supra x 125
47 Senin, 10 Agustus 2020 Ganti shockbreaker motor Mio
48 Selasa, 11 Agustus 2020 Ganti gear depan belakang motor Jupiter Z
49 Rabu, 12 Agustus 2020 Ganti ban luar depan belakang motor Vario
50 Kamis, 13 Agustus 2020 Ganti laher gear motor Jupiter MX
51 Jum’at, 14 agustus 2020 Libur
52 Sabtu, 15 Agustus 2020 Izin
53 Minggu, 16 Agustus 2020 Izin
54 Senin, 17 Agustus 2020 Izin
55 Selasa, 18 Agustu 2020 Izin
56 Rabu, 19 Agustus 2020 Izi
57 Kamis, 20 Agustus 2020 Izin
58 Jum’at, 21 Agustus 2020 Libur
59 Sabtu, 22 Agustus 2020 Izin
60 Minggu, 23 Agustus 2020 Izin
61 Senin, 24 Agustus 2020 Ganti saklar lampu Mio
62 Selasa, 25 Agustus 2020 Ganti busi motor Beat
63 Rabu, 26 Agustus 2020 Ganti rem cakram motor Tiger
64 Kamis, 27 Agustus 2020 Ganti karet seal shockbreaker beat
65 Jum’at 28 Agustus 2020 Libur
 Servis CVT
66 Sabtu, 29 Agustus 2020
 Ganti v-belt motor Beat
67 Minggu, 30 Agustus 2020 Ganti air radiator motor Vario
68 Senin, 31 Agustus 2020 Ganti packing blok magnet motor Revo
69 Selasa, 01 September 2020 Ganti rumah roller motor Mio

29
70 Rabu, 02 September 2020 Ganti speedometer motor Mio
71 Kamis, 03 Agustus 2020 Ganti kabel kopling motor Satria Fu
72 Jum’at, 04 Agustus 2020 Libur
73 Sabtu, 05 Agustus 2020 Ganti packing blok seher motor Cina
74 Minggu, 06 September 2020 Membenarkan perselahan motor Cham
75 Senin, 07 September 2020 Ganti laher depan motor Revo
76 Selasa, 08 September 2020 Ganti kabel gas motor Spin
77 Rabu, 09 September 2020 Ganti kunci kontak motor Smash
78 Kamis, 10 September 2020 Ganti kunci kontak motor Supra
79 Jum’at, 11 September 2020 Libur
80 Sabtu, 12 September 2020 Ganti ban luar motor Mio
81 Minggu, 13 September 2020 Ganti suspensi belakang motor Beat
82 Senin, 14 September 2020 Ganti oli
83 Selasa, 15 September 2020 Ganti master rem
84 Rabu, 16 September 2020 Ganti oli motor Supra
85 Kamis, 17 September 2020 Sakit
86 Jum’at, 18 September 2020 Libur
87 Sabtu, 19 September 2020 Ganti kiprok motor Revo
88 Minggu, 20 September 2020 Ganti oli motor Beat
89 Senin, 21 September 2020 Ganti lampu rem motor Mio
90 Selasa, 22 September 2020 Sakit
Tabel 3.3 Agenda Harian

30
BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan
Pelumasan merupakan sistem yang sangat penting dalam kinerja mesin,
karena sistem pelumasan berfungsi untuk meredam gesekan atau melemaskan
mesin pada saat mesin menyala, karena apabila tidak adanya system
pelumasan akan terjadinya getaran yang kencang bila mesin di hidupkan.
Namun gejala yang sering terjadi adalah kerusakan yang sangat fatal
bahkan mesin bisa sampai over houl akibat oli yang tidak mengalir ke atas
yang di sebab kan oli rusaknya pompa oli atau berkurang nya oli karena
terjadi kebocoran.

Dengan berakhirnya pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan serta


berdasarkan uraian di atas maka dengan rendah hati saya memberanikan diri
untuk mengemukakan saran-saran yang bersifat positif yang sekiranya dapat
berguna dan bermanfaat untuk semua pihak.

Adapun saran-saran tersebut yaitu :


1. Bagi Sekolah
a. Diharapkan bagi pihak sekolah dapat memberikan pengarahan yang
maksimal kepada siswa/i mengenai ruang lingkup Dunia Usaha/Dunia
Industri agar menjadi gambaran.
b. Diharapkan pihak sekolah dapat menjalin kerja sama dengan Dunia
usaha/Dunia industri mengenai siswa yang akan melaksanakan PKL agar
PKL yang akan datang siswa mudah diterima oleh pihak DU/DI terkait.

31
c. Pembekalan sebelum PKL harus lebih matang, serta dilengkapi dengan
pembekalan kedisiplinan saat siswa di DU/DI.
2. Bagi instansi
a. Diharapkan pihak instansi dapat memberikan pekerjaan sesuai dengan
kemampuan siswa yang dimiliki serta diharapkan dapat memberikan
ilmu tambahan mengenai pekerjaan yang dilaksanakan di instansi.
b. Semua pihak di instansi diharapkan terus mempertahankan rasa
kekeluargaan yang erat dan harmonis.
c. Diharapkan pihak instansi memberikan kesempatan PKL lagi untuk
siswa/i periode berikutnya.
d. Diharapkan semua pihak di instansi terus menjaga rasa solidaritas dan
kebersamaan dengan baik.

32
DAFTAR PUSTAKA

http://dickyprasetya347.blogspot.com/2014/12/laporan-prakerin.html
http://prakerinsmk01.blogspot.com/2016/06/laporan-prakerin-roby-jaya-
motor-lemah.html
https://epaper.myedisi.com/bse/11000/index_70.html#page=62
https://otomotifnet.gridoto.com/read/231069930/pahami-pelumasan-mesin-
skutik-yuk-ikuti-petunjuk
https://www.autoexpose.org/2017/08/komponen-sistem-pelumas-pada-
mesin.html

33
LAMPIRAN-LAMPIRAN

34

Anda mungkin juga menyukai