Oleh :
AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301
AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301
Menyetujui
Ketua Prodi, Pembimbing,
Mengetahui,
AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301
Menyetujui,
AGUNG PERMANA
NIS : 10.18.3301
Mengetahui,
Penguji I
...................................................
NIP/NUPTK.
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji serta syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa, atas
rahmat dan karunianya yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin kepada
kita semua, sehingga saya dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan
juga menyelesaikan laporan ini dengan baik guna memenuhi syarat Uji Sertifikasi
Praktik Kerja Lapangan serta kelengkapan bukti belajar sebagai bukti pertanggung
jawaban atas kegiatan PKL di Dunia Usaha/Dunia Industri (DU/DI).
Laporan PKL ini kami buat berdasarkan pengalaman dan berbagai data yang
kami peroleh selama melaksanakan kegiatan PKL di Bengkel 5523 Motor.
Penyusunan laporan ini kami buat sedemikian rupa sehingga dapat diterima dan
dipahami oleh pembimbing serta dapat menjadi acuan belajar bagi adik-adik kelas
yang nantinya juga akan melaksanakan PKL dan menyusun laporan PKL.
Dengan ini, penulis menyadari bahwa laporan ini tidak dapat tersusun dengan
baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak terkait. Oleh karena itu, kami tidak
lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Bapak Abdul Muchlis, S.Kom. selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Al-
Huda.
2. Bapak Drs. H.Ahmad Sopandi, M.pd. selaku Kepala Sekolah SMK Al-Huda
Sariwangi.
3. Yth. Bapak Awang Hermawan selaku pemilik bengkel sekaligus pembimbing
saya di bengkel.
4. Bapak Herman Pelani Abd Ajij S.Pd, selaku ketua Prodi Jurusan Teknik dan
Bisnis Sepeda Motor di SMK Al-Huda Sariwangi.
5. Yth. Bu Anisa Akbalilah, SE, pembimbing kami dalam melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan.
6. Kedua Orang Tua kami yang telah mendukung, membimbing, mengarahkan
dan medoakan kami.
7. Dan semua pihak terlibat yang telah membantu, memberi kritik saran dan
memberi dorongan demi terwujudnya penyusunan laporan ini.
i
Semoga dengan tersusunnya laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan
bagi pembaca. Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk karena itu dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar menjadi masukan untuk
kami supaya menjadi lebih baik di masa mendatang.
Akhir kata dari penyusun mengucapkan terima kasih atas segala dukungan,
arahan, bimbingan dan bantuan dari pihak pihak terkait sehingga laporan ini
dapat tersusun.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN I
LEMBAR PENGESAHAN II
LEMBAR PENGUJIAN
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................iv
DAFTAR TABEL................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Maksud dan Tujuan...................................................................................1
C. Manfaat Penyusunan Laporan...................................................................2
D. Metode Pengumpulan Data........................................................................2
E. Waktu dan Tempat PKL............................................................................2
F. Kerangka Laporan......................................................................................2
E. Deskripsi Kerja..........................................................................................5
F. Jenis Produksi/Jasa Perusahaan.................................................................5
D. Agenda Harian.........................................................................................25
BAB IV PENUTUP............................................................................................30
A. Simpulan..................................................................................................30
B. Saran .......................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32
iii
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaran Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan pendidikan
sistem ganda untuk menjamin kesesuaian materi yang ada di sekolah dan
yang ada di dunia usaha/ ampong . Dan mengingat semakin berkembang dan
canggihnya dunia ampong menjadikan persaingan di dunia kerja semakin
ketat. Untuk itu kita diharapkan sebelum terlanjur langsung didunia kerja kita
harus mempunyai kemampuan dan keterampilan. Setiap tahun penjualan
sepeda motor di Indonesia selalu meningkat secara signifikan. Seiring dengan
perkembangan tersebut maka kita harus mengetahui hal-hal penting yang ada
pada sepeda motor terutama tentang pelumasan pada sepeda motor. Tanpa
adanya pengetahuan tentang pelumasan sepeda motor, maka akan membuat
sepeda motor yang kita miliki akan rusak.
Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk menjadikan
pelumasan pada sepeda motor sebagai bahan materi laporan PKL. Maka dari
itu, penulis mengambil judul “Pergantian pelumas mesin sepeda motor Beat”
2. Tujuan
a. Mampu mengetahui bagaimana cara kerja pelumas pada sepeda motor.
b. Mampu mengetahui macam-macam jenis pelumas pada sepeda motor.
c. Mampu Mengetahui kelebihan dan kekurangan setiap pelumas pada
sepeda motor.
d. Mampu mengetahui pelumas pada sepeda motor.
1
C. Manfaat Penyusunan Laporan
1. Mengasah keterampilan serta ilmu pengetahuan.
2. Menambah wawasan serta gagasan-gagasan seputar dunia usaha serta
industri.
F. Kerangka Laporan
2
Laporan Praktik Kerja Lapangan disusun dalam tiga bagian, yaitu bagian
awal laporan, bagian isi laporan dan bagian akhir laporan.
1. Bagian awal laporan terdiri dari : Halaman Judul, Halaman Pengesahan I
dari pihak sekolah, Halaman Pengesahan II dari pihak Instansi, Halaman
Pengujian, Kata Pengantar, Daftar Isi, Daftar Gambar dan Daftar Tabel.
2. Bagian Isi terdiri dari :
- BAB I Pendahuluan : Latar Belakang, Maksud dan Tujuan, Manfaat,
Metode Pengumpulan Data, Waktu dan Tempat PKL, dan Kerangka
Laporan.
- BAB II Profil Perusahaan : Sejarah perusahaan, Visi dan Misi
Perusahaan, Perkembangan Perusahaan, Struktur Organisasi
Perusahaan, dan Deskripsi Kerja.
- BAB III Pembahasan Kegiatan PKL : Landasan teori, Implementasi,
Hasil yang diperoleh, dan Agenda Harian.
3. Bagian Akhir Laporan terdiri dari :
- BAB IV : Penutup : Simpulan dan Saran
- Daftar Pustaka
- Lampiran-Lampiran
3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
C. Perkembangan Perusahaan
4
Perkembangan Bengkel 5523 Motor dari tahun ke tahun mengalami
perkembangan yang sangat pesat terbukti sejak berdirinya bengkel sampai
sekarang dan konsumennya semakin meningkat.
D. Struktur Organisasi
Pimpinan
Awang Hermawan
Mekanik
Awang Hermawan
E. Deskripsi Kerja
Pimpinan : bertugas bertanggung jawab akan keamanan dan tata tertib di
dalam bengkel
Mekanik : bertugas memperbaiki motor yang rusak
5
BAB III
PEMBAHASAN
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pelumas
6
“memisahkan” dua permukaan logam yang saling bergesekan itu agar
keausan dapat dikurangi. Jika tidak ada lapisan pelumas, maka mesin
bisa rontok.
Dulu, selama berabad-abad, orang menggunakan lemak binatang
untuk mengurangi gesekan pada bantalan roda gerobak atau kereta
pengangkut. Namun seratus tahun belakangan ini sejak ditemukannya
minyak bumi, perkembangan pelumas memasuki era baru. Hal ini sejalan
dengan perkembangan teknologi mesin otomotif dan dentic saat ini
yang menuntut kecepatan mesin yang lebih tinggi. Mesin-mesin modern
saat ini menghasilkan tenaga lebih besar, kapasitas dentic minyak
pelumas di dalam mesin lebih kecil, dentic e operasi lebih tinggi dan
juga menuntut interval pergantian pelumas yang lebih lama.
2. Pengertian pelumasan
7
tipis (film) yang memisahkan antara permukaan logam dengan
permukaan logam lainnya yang saling meluncur sehingga antara logam-
logam tersebut tidak kontak langsung. Selain seperti yang di terangkan
diatas, bahan pelumas juga berfungsi sebagai sekat (seal) pada cincin
torak yang dapat menolong memperbesar kompresi motor.
Perlu diketahui bahwa sistem pelumasan untuk sepeda motor 4
langkah (4Tak) berbeda dengan sistem pelumasan mobil meskipun sama
– sama menggunakan mesin 4 langkah. Karena pelumasan pada mobil
antara ruang bakar, transmisi dibuat berbeda dan koplingnya dibuat
sistem kering seperti halnya motor matic. Pada sistem pelumasan mesin
sepeda motor 4 langkah (4Tak) hanya menggunakan satu macam oli
untuk melumasi seluruh bagian komponen mesin motor mulai dari
komponen ruang bakar, komponen kopling dan komponen transmisi.
Oleh sebab itu spesifikasi oli pada sepeda motor dan mobil banyak
berbeda.
8
terutama di sekitar torak dan silinder, sebagai akibat ledakan dalam ruang
pembakaran. Tujuan utama dari pelumas dan pelumasan setiap peralatan
mekanis adalah untuk melenyapkan gesekan, keausan dan kehilangan
daya. Tujuan lain dari pelumas dan pelumasan pada motor bakar adalah :
a. Menyerap dan memindahkan panas.
b. Sebagai penyekat lubang antara torak dan silinder sehingga tekanan
tidak bocor dari ruang pembakaran.
c. Sebagai bantalan untuk meredam suara berisik dari bagian-bagian
yang bergerak.
9
Minyak pelumas diisikan pada bak engkol. Dari bak engkol,
pelumas dipercikkan dan ditekan oleh pompa oli ke dinding silinder dan
kepala silinder untuk melumasi dinding silinder motor dan juga untuk
melumasi perangkat katup dan poros bumbungan. Disamping ditekan
dibagian kepala silinder, oli ini juga ditekan kebagian poros engkol
melalui saluran yang ada guna melumasi bantalan peluru pada ujung
besar batang torak dan bagian ujung kecil batang torak guna melumasi
pena torak. Ring oli yang dipasang pada piston bertugas meratakan dan
membersihkan oli pada dinding silinder tersebut. Oleh karena itu pada
sepeda motor empat langkah dilengkapi dengan ring oli. Setelah oli ini
melumasi komponen tersebut maka akan kembali kebagian bak engkol.
10
c. Jenis kombinasi
Selain itu, jenis pelumasan pada sepeda motor 4 langkah ada dua
tipe sistem berdasarkan tempat penyimpanan, diantaranya :
a. Sistem Tempat Oli Kering (Dry-Sump System)
11
mengalir melewati filter. Filter oli dan strainer screen diposisiskan
dalam sistem lubrikasi untuk menangkap kontaminan/perusuh
sebelum oli disalurkan kembali ke jalur pelumasan mesin.
Desain ini meminimalisir ruang yang diperlukan untuk
menampung oli dibagian bawah dari crankcase, sehingga mesin
dapat diposisikan lebih rendah dari sebelumnya. Desain ini sering
dimaksimalkan pada konfigurasi rute dan tangki penyimpan dengan
tujuan menurunkan dentic e oli tersebut.
b. Sistem Tempat Oli Basah (Wet sump system)
Keterangan gambar:
Gambar 3.4 Pelumasan sistem basah (wet sump) dari mesin 4 silinder
12
(semacam ayakan) atau filter oli, kemudian ditekan ke bagan
mekanisme dalam mesin untuk melumasi komponen noken-as,
temlar (pelatuk), batang klep (katup) dan akhirnya di kembalikan ke
ruang kruk-as lewat ruang rantai kamrat. Oli dikembalikan dari
daerah yang dilumasi ini dan mengalir menuju penampungan oleh
gaya gravitasi.
Pelumasan untuk bagian silinder dan piston biasanya Cuma
mengandalkan gayungan atau cipratan kruk-as saja, tetapi untuk
motor modern seperti SUZUKI telah menggunakan sistem nozel
yang yang menyemprot langsung ke dinding silinder dan pelumas
akan di sapu ke bawah oleh ring piston pada saat langkah hisap
maupun langkah usaha. Pelumasan untuk kopling dan transmisi
biasanya Cuma mengandalkan cipratan pelumas saja pada saat mesin
bekerja, tetapi ada juga yang mengambil pelumasan dari pompa oli.
Beberapa mesin tipe basah (wet-sump) hanya memakai strainer
screen saja, dan beberapa tipe lainnya mengkombinasikan dengan
sebuah filter tipe sentrifugal (melingkar), atau tipe filter kertas yang
konvensional.
Keuntungan sistem pelumasan basah :
Konstruksinya sangat sederhana.
Waktu untuk pemanasan mesin lebih cepat.
Oli lebih mudah dikontrol.
sirkulasi oli lebih cepat.
13
Oil pump merupakan sebuah pompa hidrolis yang digunakan untuk
memompa oli mesin untuk dinaikan ke seluruh komponen mesin.
Pompa ini, bekerja secara rotary yang inputnya berasal dari poros
engkol mesin.
c. Filter Oli
Fungsi filter pasti sudah diketahui oleh anda. Pada sistem
pelumasan mengapa perlu diberikan filter, bukannya sistem ini
tertutup didalam mesin ?. Memang benar, sistem pelumas memiliki
sistem yang tertutup. Namun bukan berarti kotoran tidak bisa masuk
kedalam mesin. Kerak juga bisa terbentuk pada komponen mesin,
kerak yang disebabkan sisa pembakaran yang masuk ke ruang
engkol dibersihkan oleh oli dan kerak tersebut terkandung pada
aliran oli mesin. Sehingga perlu diberikan saringan agar kerak dan
kotoran didalam aliran oli tidak memasuki oil feed yang memiliki
diameter saluran kecil.
Kotoran dan kerak yang tersaring akan mengumpul lada element
filter sehingga perlu dilakukan penggantian oil filter secara rutin.
Umumnya penggantian oil filter mengikuti interval penggantian oli
mesin.
d. Oli Pressure Sensor
Sensor yang terletak pada saluran oli setelah pompa ini bertujuan
untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang keluar dari pompa. Sensor
ini bisa menandakan dua hal, yakni kesehatan pompa dan volume oli
mesin. Jika dentic oli pada dashboard menyala maka sensor oli
mendeteksi adanya lebihan atau kekurangan tekanan pada sistem
pelumas. Ini bisa menandakan bahwa volume oli mesin berlebihan
atau bahakan kurang dari standar pemakaian. Untuk itu, jika
dentic ini menyala kita perlu melakukan pengecekan oli mesin
melalui stik oli yang tersedia disekitar mesin. Jika volume oli normal
maka masalah diatas timbul pada pompa oli.
e. Oil feed
14
Fungsi oil feed sebenarnya hanya sebagai jalur oli. Jalur ini secara
default sudah terbentuk saat pembuatan blok mesin bersama water
jacket. Hal ini karena letak oil feed ini berada didalam blok silinder.
Selain inner oil jet, biasanya juga ada outer oil jet. Outer oil jet ini
terbentuk seperti pipa biasa yang umumnya berbahan logam. Fungsi
saluran ini yakni menghubungkan oli ke komponen luar mesin
seperti turbocharger atau oil cooler.
f. Oil jet
Jika oil feed fungsinya sebagai jalur oli, oil jet berfungsi
menyemprotkan oli dari dalam saluran oli. Jika dilihat, maka oil jet
ini mirip dentic dimana ujung oil jet memiliki lubang cukup kecil
yang akan memancarkan oli saat tekanan oli meningkat. Biasanya oil
jet ditemui pada bagian bawah silinder mesin, fungsinya untuk
menyemburkan oli kebagian piston dan connecting rod. Selain itu
dibagian timming chain juga biasanya ada sebuah oil jet yang
digunakan untuk melumasi rantai timming.
g. PCV Valve
Pada kendaraan lawas, uap oli dari mesin langsung dibuang begitu
saja ke udara. Akibatnya menimbulkan suatu polusi tertentu. PCV
atau Positive crankcase ventilation fungsinya untuk menyalurkan uap
oli dari dalam mesin ke dalam saluran intake tanpa terjadinya
kebocoran oli. Artinya terdapat sebuah PCV valve yang akan terbuka
saat tekanan udara didalam crank case atau ruang engkol meningkat.
Tekanan ini diperoleh karena ada sebagian oli yang menguap karena
kepanasan dan denti tekanan kompresi yang sedikit bocor melalui
celah ring piston. Tekanan udara tersebut kemudian dilewatkan ke
komponen oil separator untuk memisahkan oli mesin yang terbawa
pada PCV valve. Barulah udara tersebut disalurkan kedalam saluran
intake untuk kemudian masuk ke ruang bakar untuk melalui proses
pembakaran mesin. Sehingga polusi tetap stabil.
h. Oil atau Lubricant
15
Komponen terakhir yang cukup penting adalah oil atau lubricant
sebagai media pelumas. Oli mesin haruslah memiliki daya lekat serta
memiliki sifat yang licin. Selain itu oli mesin juga harus memiliki
ukuran partikel kecil dan tidak mudah menguap. Karena oli harus
bisa masuk ke celah-celah kecil untuk melapisi komponen mesin.
Untuk itu, saat ini banyak ditemui oli sintetis dengan berbagai
campuran zat aditif yang tentunya bisa meningkatkan performa
mesin. Namun, perlu diingat juga oli memiliki batas pemakaian.
Sehingga sebagus apapun oli yang dipakai pada mesin kendaraan
kita, juga perlu diganti sesuai intervalnya.
8. Jenis-jenis pelumas
a. Oli mineral
Oli mineral terbuat dari oli dasar (base oil) yang diambil dari
minyak bumi yang telah diolah dan disempurnakan dan ditambah
dengan zat – zat aditif untuk meningkatkan kemampuan dan
fungsinya. Beberapa pakar mesin memberikan saran agar jika telah
biasa menggunakan oli mineral selama bertahun-tahun maka jangan
langsung menggantinya dengan oli sintetis dikarenakan oli sintetis
umumnya mengikis deposit (sisa) yang ditinggalkan oli mineral
sehingga deposit tadi terangkat dari tempatnya dan mengalir ke
celah-celah mesin sehingga mengganggu pemakaian mesin.
b. Oli sintetis
Oli Sintetis biasanya terdiri atas Polyalphaolifins yang denti dari
bagian terbersih dari pemilahan dari oli mineral, yakni gas. Senyawa
ini kemudian dicampur dengan oli mineral. Inilah mengapa oli
sintetis bisa dicampur dengan oli mineral dan sebaliknya. Basis yang
paling stabil adalah polyol-ester (bukan bahan baju polyester), yang
paling sedikit bereaksi bila dicampur dengan bahan lain. Oli sintetis
cenderung tidak mengandung bahan karbon reaktif, senyawa yang
sangat tidak bagus untuk oli karena cenderung bergabung dengan
16
oksigen sehingga menghasilkan acid (asam). Pada dasarnya, oli
sintetis didesain untuk menghasilkan kinerja yang lebih efektif
dibandingkan dengan oli mineral.
17
Kekentalan dinyatakan dengan angka yang disebut dengan indeks
kekentalan. Apabila indeks kekentalannya rendah oli cenderung
encer, jika indeks kekentalannya tinggi maka oli cenderung kental.
Derajat kekentalan minyak pelumas dinyatakan dengan SAE
(Society Automotif Mesin), sedang untuk menentukan derajat
kekentalan haruslah diketahui denti- denti sebagai berikut
1) Besar beban yang harus di dukung oleh minyak.
2) Temperatur operasi.
3) Luas bidang gesek.
4) Kecepatan gerakan.
Klasifikasi ditunjukan dalam Huruf “W” artinya “winter”,
kemampuan oli tersebut dalam beradaptasi pada suhu rendah dan
tinggi. Tingkat SAE hanyalah sebagai pembeda atau kelas-kelas
suatu oli mesin berdasarkan tingkat sifat kekentalannya, jadi SAE
rendah (oli encer) tidak dentic dengan mutu yang lebih baik
dibandingkan oli dengan angka SAE yang tinggi (oli kental).
Indeks Keterangan
SAE 10 Encer sekali, digunakan untuk sistem hidrolis
SAE 20
SAE 30 Umumnya digunakan untuk kendaraan
SAE 40
SAE 50 Digunakan pada motor yang bekerja pada temperature
tinggi
Tabel 3.1 Indeks standar SAE
Dalam pelumas dikenal dua tingkat kekentalan yaitu :
1) Pelumas dengan kekentalan tunggal (mono grade)
Monograde ditandai dengan satu angka SAE misalnya SAE
10, SAE 30, SAE 40, SAE 90, dll.
Pelumas mono grade hanya memiliki satu tingkat
kekentalan. Pelumas kategori ini memiliki rentang yang relative
sempit atau kecil terhadap perubahan temperatur. Kini yang
banyak digunakan adalah pelumas multi grade.
18
2) Pelumas dengan kekentalan ganda (multi grade)
Pelumas multi grade ditandai dengan dua angka SAE
misalnya SAE 10W-40, SAE 20W-50, dll
Pelumas multi grade memiliki rentang kekentalan yang
relatif luas atau lebar, sehingga lebih fleksibel beradaptasi
terhadap perubahan temperatur. Contohnya pelumas SAE 20W-
50. Huruf W pada SAE 20W-50 menunjukkan bahwa bila
pelumas dipakai pada suhu rendah (W=winter/dingin), pelumas
akan bersifat seperti pelumas SAE 20. Sementara angka 50
menunjukkan bahwa pada suhu tinggi (panas) pelumas bersifat
seperti SAE 50. Dibanding dengan pelumas mono grade, maka
pelumas multi grade bisa disebut “dingin tidak beku, panas tidak
cair”. Karena sifatnya yang fleksibel mempertahankan kinerja
pada berbagai tingkatan suhu, maka pelumas ini relatif cocok
dipakai untuk semua mesin.
b. Klasifikasi Berdasarkan Kualitas
Kualitas oli mesin diklasifikasikan sesuai dengan standart
API (American Petroleum Institute). American Petroleum
Institute adalah sebuah lembaga resmi di Amerika Serikat yang
diakui di seluruh dunia, yang membuat kategori pelumas sesuai
dengan kerja mesin. Standar kategori pelumas di dasarkan kepada
proteksi oksidasi, proteksi keausan, high temperature engine
deposit, foaming, pembentukan asam, pembentukan kerak,
perlindungan korosi yang berujung kepada konsumsi bahan bakar
yang efisien, performa mesin dan emisi yang rendahKlasifikasi
API biasanya tercantum pada kemasan oli mesin untuk
menambah tingkatan SAE sehingga pemilihan akan lebih mudah
dilihat dari perbandingan kondisi pengoperasian kendaraan.
Perlu diingat kekentalan / SAE bukanlah satu-satunya hal
yang mendukung kinerja dan perawatan mesin, akan tetapi
kualitas kandungan additif yang pada oli tersebutlah yang lebih
19
menentukan baik tidaknya untuk perawatan mesin. Jadi selain
kekentalan, hal yang juga perlu diperhatikan adalah mutunya.
Klasifikasi API terbagi menjadi dua yaitu klasifikasi API
untuk mesin bensin dan klasifikasi API untuk mesin diesel.
Namun dalam pembahasan ini kita hanya membahas klasifikasi
API untuk mesin bensin.
Untuk klasifikasi API mesin yang berbahan bakar bensin,
pelumas biasanya menggunakan kode yang berawalan huruf S.
Kode huruf S merupakan kependekan dari kata Spark yang berarti
percikan api lalu huruf dibelakangnya menunjukkan urutan
pengembangan pelumas. Artinya setiap muncuk kategori yang
baru, sudah pasti memenuhi klasifikasi oli sebelumnya.
20
atas, minyak ini memberikan perlindungan yang baik
terhadap oksidasi yang tinggi, putaran mesin yang cepat
8 SH Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1993 ke
atas, memiliki kemampuan lebih dari SG dalam
mengendalikan deposit, oksidasi pelumas, keausan mesin,
karat dan korusi.
9 SJ Digunakan untuk mesin kendaraan buatan tahun 1997 ke
atas, memiliki kemampuan lebih dari SH dalam penguapan
pelumas lebih sedikit, dan ditambahkan 0,1 % berat
kandungan fosfor.
10 SL Spesifikasi baru yang dikeluarkan pertamina untuk mesin
kendaraan buatan tahun 2001 ke atas, dan mempunyai
kemampuan diatas API service sebelumnya.
11 SM Grade API SM terlampau encer, bila dipaksakan beresiko
bisa menyebabkan selip pada sistem transmisi. Hal ini di
karenakan kandungan zat anti frictionnya terlampau tinggi
Tabel 3.2 Indeks mutu oli berdasarkan API
21
2. 3. SAE 5W-30 : Multigrade dengan
kekentalan bernilai 5 pada suhu 0C dan
1. bernilai pada suhu mesin stabil.
2. Energy Conserving : Penggunaan pelumas
ini dapat menghemat penggunaan BBM
3. kendaraan tersebut.
1. API SL : Untuk bensin, kualitas lebih
tinggi dari SJ, lebih rendah dari SM
Gambar 3.5 Indikator mutu pelumas pada kemasan
22
yang bingung memilih pelumas yang sesuai untuk kebutuhan mesinnya.
Sayangnya, tak semua pemakai pelumas memahami dasar penggunaan
pelumas. Biasanya pemilik kendaraan pasrah saja dan mempercayakan
urusan yang satu ini kepada para mekanik di bengkel. Apapun kata
mekanik mereka terima begitu saja. Karena tak heran jika satu sepeda
motor sering berganti-ganti merk dan jenis pelumas, sesuai saran dan
“kepentingan” mekanik. Lalu bagaimana sebenarnya cara memilih
pelumas yang baik untuk mesin kendaraan?
Minyak pelumas terdiri dari berbagai jenis. Dalam penggunaannya
harus disesuaikan dengan persyaratan mesin yang telah ditentukan oleh
pembuat mesin. Karena itu kenalilah mesin anda dan ketahuilah pelumas
dengan spesifikasi apa yang direkomendasikan untuk digunakan. Mesin-
mesin diesel berbahan bakar solar seperti truk atau angkutan umum
berbeda kebutuhan pelumasnya dengan mobil yang berbahan bakar
bensin. Karena itu ada pelumas yang dirancang khusus untuk mesin
bensin, ada pula yang dirancang khusus untuk mesin diesel. Tapi ada
juga pelumas yang dapat digunakan untuk keduanya, untuk mesin bensin
bensin sekaligus mesin diesel. Pelumas yang pada spesifikasinya
tercantum kode ganda misalnya SG/CD, berarti pelumas tersebut dapat
digunakan untuk mesin bensin (dengan spesifikasi SG) dan mesin diesel
(dengan spesifikasi CD). Penyebutan kode SG terlebih dahulu
menyatakan bahwa pelumas tersebut lebih diutamakan untuk mesin
bensin.
Pelumas sangat menentukan kemampuan kerja sebuah mesin, baik
otomotif maupun industri. Pemilihan dan penggunaan pelumas yang tepat
akan sangat membantu kelancaran kerja dan keawetan sebuah mesin.
Salah memilih pelumas bisa berakibat fatal. Dalam memilih pelumas ada
dua hal yang harus diperhatikan dengan seksama yaitu : klasifikasi mutu
pelumas (API Service) dan tingkat kekentalan pelumas (SAE).
12. Gangguan pada pelumas
a. Perubahan warna
23
Warna merah berarti minyak tercampur bensin.
Warna kelabu berarti bercampur serbuk bantalan.
Warna susu berarti bercampur dengan air.
Warna coklat berarti bercampur dengan karbon.
b. kondisi yang mengotori oli pelumas
Kotoran karbon dari pembakaran mesin.
Debu dan kotoran yang terbawa masuk ke mesin oleh oleh udara
atau bahan bakar.
Bagian yang halus dari logam, merupakan hasil dari keausan
mesin, menjadi bercampur dengan oli.
Bahan bakar liar dan pembakaran menghasilkan kebocoran
melalui ring-ring piston kedalam ruang engkol.
Kondensasi / pengembunan air dari udara yang melalui mesin.
c. Kondisi yang terasa pada saat mesin hidup
Mesin terasa tidak stabil karena tingkat kekentalan sudah
mengurang.
Apabila saringan oli bocor dapat mengakibatkan mengurangnya
oli di dalam mesin.
Bila pompa oli tidak berfungsi dapat mengakibatkan hal yang
fatal yaitu turun mesin karena gesekan yang terjadi sangat keras
pada komponen yang bergesekan.
Tercampur dengan bahan material
Tercampur dengan air
13. Perawatan sistem pelumasan
Ganti pelumas secara berkala sesuai anjuran pabrikan motor.
Ganti filter oli secara berkala sesuai anjuran pabrikan motor
Menggunakan pelumas sesuai spesifikasi yang dianjurkan pabrikan
motor.
14. Cara pemeriksaan pelumas motor
Tempatkan kendaraan ditempat yang rata.
24
Apabila kendaraan habis perjalanan/panas, tunggu 30 menit.
Apabila kendaraan dalam kondisi dingin, hidupkan 1-3 menit
kemudian matikan.
Kendurkan kemudian tarik batang pengukur dan bersihkan dengan
kain lap, kemudian masukkan kembali dengan tepat.
Tarik kembali batang pengukur kemudian perhatikan :
Periksa volume pelumas, harus pada level F dan L pada batang
pengukur.
Periksa kekentalan pelumas dengan jari tangan.
Periksa perubahan warna pelumas mesin.
B. Implementasi kerja
1. Keselamatan kerja
a. Sebelum memulai kerja, sebaiknya setiap siswa memahami dan
mematuhi serta melaksanakan tata tertib bengkel.
b. Menggunakan pakaian yang sesuai dengan standar keselamatan yang
dianjurkan bengkel.
c. Menggunakan alat yang sesuai dengan fungsinya.
d. Membongkar, merawat, merakit, dan memasang sesuai dengan
prosedur.
e. Meletakkan komponen komponen yang sudah terbongkar pada
tempat yang telah disediakan.
25
f. Apabila ada kesulitan tanya pada instruktur.
g. Menjaga lingkungan kerja tetap bersih dan rapih, agar tidak
menggangu ketika sedang melakukan pekerjaan.
26
Kemudian pasang kembali penutup oli menggunakan tang dan
bersihkan mesin menggunakan lap kering.
D. Agenda Harian
Berikut ini adalah agenda harian yang dilakukan penulis selama
melaksanakan praktik kerja lapangan.
Program keahlian : Teknik Otomotif
Tempat : Bengkel 5523 Motor
Nama Siswa : Agung Permana
Paket Keahlian : Teknik dan Bisnis Sepeda Motor
27
12 Minggu, 05 Juli 2020 Sakit
13 Senin, 06 Juli 2020 Ganti rantai
14 Selasa, 07 Juli 2020 Ganti piringan
15 Rabu, 08 Juli 2020 Ganti gearbox
16 Kamis, 09 Juli 2020 Ganti oli seal
17 Jum’at, 10 Juli 2020 Libur
18 Sabtu, 11 Juli 2020 Service CVT
19 Minggu, 12 Juli 2020 Ganti v-belt
20 Senin, 13 Juli 2020 Ganti oli garden
21 Selasa, 14 Juli 2020 Ganti kampas rem
22 Rabu, 15 Juli 2020 Ganti roller CVT
23 Kamis, 16 Juli 2020 Ganti lampu belakang
24 Jum’at, 17 Juli 2020 Libur
25 Sabtu, 18 Juli 2020 -
Ganti kampas rem Vario
26 Senin, 20 Juli 2020
Ganti master rem Vario
27 Selasa, 21 Juli 2020 Membersihkan karburator motor Grand
28 Rabu, 22 Juli 2020 Memperbaiki gigi 3 yang rontok motor Cina
Ganti kampas otomatis motor Legenda
29 Kamis, 23 Juli 2020
Ganti oli motor Legenda
30 Jum’at, 24 Juli 2020 Libur
Ganti lampu depan
31 Sabtu, 25 Juli 2020 Ganti lampu sein
Kontrol
Ganti ban luar depan motor Vario
32 Minggu, 26 Juli 2020
Ganti oli motor Vario
33 Senin, 27 Juli 2020 Ganti oli motor Beat
34 Selasa, 28 Juli 2020 Ganti oli motor Mio
35 Rabu, 29 Juli 2020 Ganti rem tromol motor Mio J
36 Kamis, 30 Juli 2020 Ganti lampu depan motor Beat
37 Jum’at, 31 Juli 2020 Libur
38 Sabtu, 01 Agustus 2020 Membersihkan karburator motor Kharisma
28
39 Minggu, 02 Agustus 2020 Ganti oli seal motor Beat
40 Senin, 03 Agustus 2020 Ganti masterm rem motor Jupiter MX
41 Selasa, 04 Agustus 2020 Ganti roller motor Beat
42 Rabu, 05 Agustus 2020 Ganti water pump motor vario
43 Kamis, 06 Agustus 2020 Ganti fuel pump motor Beat
44 Jum’at, 07 Agustus 2020 Libur
45 Sabtu, 08 Agustus 2020 Ganti fiber kopling motor Cina
46 Minggu, 09 Agustus 2020 Ganti laher motor supra x 125
47 Senin, 10 Agustus 2020 Ganti shockbreaker motor Mio
48 Selasa, 11 Agustus 2020 Ganti gear depan belakang motor Jupiter Z
49 Rabu, 12 Agustus 2020 Ganti ban luar depan belakang motor Vario
50 Kamis, 13 Agustus 2020 Ganti laher gear motor Jupiter MX
51 Jum’at, 14 agustus 2020 Libur
52 Sabtu, 15 Agustus 2020 Izin
53 Minggu, 16 Agustus 2020 Izin
54 Senin, 17 Agustus 2020 Izin
55 Selasa, 18 Agustu 2020 Izin
56 Rabu, 19 Agustus 2020 Izi
57 Kamis, 20 Agustus 2020 Izin
58 Jum’at, 21 Agustus 2020 Libur
59 Sabtu, 22 Agustus 2020 Izin
60 Minggu, 23 Agustus 2020 Izin
61 Senin, 24 Agustus 2020 Ganti saklar lampu Mio
62 Selasa, 25 Agustus 2020 Ganti busi motor Beat
63 Rabu, 26 Agustus 2020 Ganti rem cakram motor Tiger
64 Kamis, 27 Agustus 2020 Ganti karet seal shockbreaker beat
65 Jum’at 28 Agustus 2020 Libur
Servis CVT
66 Sabtu, 29 Agustus 2020
Ganti v-belt motor Beat
67 Minggu, 30 Agustus 2020 Ganti air radiator motor Vario
68 Senin, 31 Agustus 2020 Ganti packing blok magnet motor Revo
69 Selasa, 01 September 2020 Ganti rumah roller motor Mio
29
70 Rabu, 02 September 2020 Ganti speedometer motor Mio
71 Kamis, 03 Agustus 2020 Ganti kabel kopling motor Satria Fu
72 Jum’at, 04 Agustus 2020 Libur
73 Sabtu, 05 Agustus 2020 Ganti packing blok seher motor Cina
74 Minggu, 06 September 2020 Membenarkan perselahan motor Cham
75 Senin, 07 September 2020 Ganti laher depan motor Revo
76 Selasa, 08 September 2020 Ganti kabel gas motor Spin
77 Rabu, 09 September 2020 Ganti kunci kontak motor Smash
78 Kamis, 10 September 2020 Ganti kunci kontak motor Supra
79 Jum’at, 11 September 2020 Libur
80 Sabtu, 12 September 2020 Ganti ban luar motor Mio
81 Minggu, 13 September 2020 Ganti suspensi belakang motor Beat
82 Senin, 14 September 2020 Ganti oli
83 Selasa, 15 September 2020 Ganti master rem
84 Rabu, 16 September 2020 Ganti oli motor Supra
85 Kamis, 17 September 2020 Sakit
86 Jum’at, 18 September 2020 Libur
87 Sabtu, 19 September 2020 Ganti kiprok motor Revo
88 Minggu, 20 September 2020 Ganti oli motor Beat
89 Senin, 21 September 2020 Ganti lampu rem motor Mio
90 Selasa, 22 September 2020 Sakit
Tabel 3.3 Agenda Harian
30
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Pelumasan merupakan sistem yang sangat penting dalam kinerja mesin,
karena sistem pelumasan berfungsi untuk meredam gesekan atau melemaskan
mesin pada saat mesin menyala, karena apabila tidak adanya system
pelumasan akan terjadinya getaran yang kencang bila mesin di hidupkan.
Namun gejala yang sering terjadi adalah kerusakan yang sangat fatal
bahkan mesin bisa sampai over houl akibat oli yang tidak mengalir ke atas
yang di sebab kan oli rusaknya pompa oli atau berkurang nya oli karena
terjadi kebocoran.
31
c. Pembekalan sebelum PKL harus lebih matang, serta dilengkapi dengan
pembekalan kedisiplinan saat siswa di DU/DI.
2. Bagi instansi
a. Diharapkan pihak instansi dapat memberikan pekerjaan sesuai dengan
kemampuan siswa yang dimiliki serta diharapkan dapat memberikan
ilmu tambahan mengenai pekerjaan yang dilaksanakan di instansi.
b. Semua pihak di instansi diharapkan terus mempertahankan rasa
kekeluargaan yang erat dan harmonis.
c. Diharapkan pihak instansi memberikan kesempatan PKL lagi untuk
siswa/i periode berikutnya.
d. Diharapkan semua pihak di instansi terus menjaga rasa solidaritas dan
kebersamaan dengan baik.
32
DAFTAR PUSTAKA
http://dickyprasetya347.blogspot.com/2014/12/laporan-prakerin.html
http://prakerinsmk01.blogspot.com/2016/06/laporan-prakerin-roby-jaya-
motor-lemah.html
https://epaper.myedisi.com/bse/11000/index_70.html#page=62
https://otomotifnet.gridoto.com/read/231069930/pahami-pelumasan-mesin-
skutik-yuk-ikuti-petunjuk
https://www.autoexpose.org/2017/08/komponen-sistem-pelumas-pada-
mesin.html
33
LAMPIRAN-LAMPIRAN
34