Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN

PENGELASAN 2 F

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. R, Mursid, S.T., M.Pd.

Disusun Oleh:

M.DADANG SYAHPUTRA

(5222422001)

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR

Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan anugerah-Nya yang
telah memungkinkan saya menyelesaikan laporan praktik pengelasan ini.Studi ini merupakan
bagian dari tugas akhir kelas teknologi pengelasan. Kita ingin mengucapkan terima kasih kepada
dosen pengampu mata kuliah yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama praktek
dilakukan. Dalam laporan ini, pengalaman praktek umum, proses pengelasan, dan hasil dari proses
pengelasan.

Kami berharap laporan ini akan membantu pemahaman dan peningkatan kemampuan kami
dalam pengelasan. Selain itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua orang yang telah
memberikan bantuan dan dukungan. kelancaran praktek ini. Semoga laporan ini bermanfaat dan
menjadi referensi yang luar biasa.Akhir kata, laporan ini jauh dari sempurna.

Medan, 07 Desember 2023

Penulis

M.DADANG S
PENDAHULUAN

Pengelasan adalah teknik menyambung dua material logam dengan memanfaatkan panas
yang tinggi. Pengelasan 2F, yang dikenal sebagai fillet welding, merupakan salah satu metode yang
umum digunakan dalam berbagai industri.

Laporan ini akan membahas secara rinci tentang pengelasan 2F, termasuk prosesnya,
peralatan yang digunakan, dan tujuan utamanya. Pengelasan 2F merupakan salah satu metode
pengelasan yang umum digunakan dalam industri. Pada laporan ini, akan dibahas secara detail
tentang proses pengelasan 2F, termasuk teknik, peralatan, dan tujuan dari metode ini.
PERSIAPAN PENGELASAN

A. Kompetensi
Setelah melakukan praktek pengelasan, mahasiswa diharapkan mampu:

1. Menggunakan alat dan bahan pengelasan dengan benar.


2. Melakukan pengelasan sesuai dengan prosedur yang berlaku
3. Menganalisis pengaruh yang timbul pada benda kerja terhadap hasil pengelasan.

B. Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam melaksanakan praktik pengelasan antara lain:

1. Mesin Las Listrik


Mesin las listrik berperan sebagai sumber daya untuk menghasilkan panas yang
diperlukan dalam pengelasan. Dengan mengubah energi listrik menjadi panas melalui
busur listrik, mesin las memungkinkan peleburan logam dasar dan logam pengisi,
membentuk sambungan yang kuat. Fungsi ini esensial dalam menciptakan sambungan
logam yang tahan terhadap beban mekanis, serta memberikan kekuatan struktural
pada objek yang dilas.
2. Masker las atau Kacamata las

Kacamata las berfungsi melindungi mata dari sinar UV dan cahaya terang yang
dihasilkan saat pengelasan. Selain itu, kacamata las juga dirancang untuk melindungi
mata dari percikan logam panas dan debris yang dapat terjadi selama proses
pengelasan. Mereka membantu menjaga keamanan dan kenyamanan pengelas dengan
memberikan perlindungan yang diperlukan terhadap radiasi berbahaya dan potensi
bahaya fisik.
3. Plat besi
Plat besi pada pengelasan 1G berfungsi sebagai bahan dasar atau material yang akan
dihubungkan melalui proses pengelasan. Proses pengelasan 1G umumnya dilakukan
pada posisi datar, dan plat besi berperan sebagai substrat yang akan melekatkan dua
bagian atau lebih untuk membentuk sambungan yang kuat dan tahan terhadap beban
atau tekanan tertentu.
4. Palu terak
Palu terak digunakan dalam proses pengelasan 1G untuk membersihkan dan
menghilangkan terak, yaitu lapisan serpih yang terbentuk saat logam meleleh selama
pengelasan. Fungsi utama palu terak adalah memukul dan menghapus terak yang
terbentuk di permukaan hasil pengelasan, memungkinkan kita untuk mendapatkan
hasil yang lebih bersih dan berkualitas.

5. Tang besi
Tang besi pada pengelasan digunakan untuk menjepit dan memegang benda kerja
atau material yang akan dilas. Ini memastikan bahwa material tetap stabil dan
terpasang dengan baik selama proses pengelasan, membantu kita mencapai hasil yang
lebih presisi dan kuat. Tang besi memudahkan untuk mengakses area yang perlu dilas
dan mendukung kestabilan keseluruhan selama proses pengelasan.
6. Sikat terak
Sikat terak digunakan dalam proses pengelasan 1G untuk membersihkan terak yang
terbentuk setelah pengelasan. Terak adalah lapisan logam yang mencair dan
membeku kembali selama proses pengelasan. Sikat terak membantu menghilangkan
terak yang menempel pada sambungan las, memastikan hasil pengelasan lebih bersih
dan kuat. Membersihkan terak juga dapat meningkatkan estetika dan kekuatan
sambungan las.

7. Kawat las (elektroda)


Kawat las pada pengelasan 1G berfungsi sebagai bahan pengisi yang dilelehkan untuk
menggabungkan dua atau lebih benda kerja yang akan dielas. Kawat las ini
memberikan material tambahan yang diperlukan untuk membentuk sambungan logam
yang kuat dan tahan terhadap tekanan atau beban tertentu.
8.Baju las (Apron)

Baju las pada pengelasan berfungsi untuk melindungi bagian dada dan perut operator
dari percikan logam panas, percikan busur listrik, dan debris yang dapat terjadi
selama proses pengelasan. Ini membantu mencegah luka bakar atau cedera serius
pada area tersebut, menjaga keselamatan operator selama bekerja dengan mesin
pengelasan.
8. Colokan listrik (cok sambung)
Colokan listrik pada pengelasan berfungsi sebagai sumber daya untuk menyuplai
energi ke mesin las atau peralatan pengelasan. Ini memungkinkan aliran listrik yang
diperlukan untuk memanaskan elektroda atau bahan pengelas, menciptakan busur
listrik, dan memfasilitasi proses penggabungan logam selama pengelasan. Colokan
listrik sangat penting dalam mendukung operasional mesin las dan memastikan
keberhasilan proses pengelasan.

9. Gerinda tangan

Gerinda tangan berfungsi untuk memotong bahan plat besi untuk pengelasan dan juga
dapat digunakan untuk meratakan kembali plat besi yang telah dilas jika tidak sesuai.
10. Sarung tangan
Sarung tangan pada pengelasan berfungsi untuk melindungi tangan dari panas yang
dihasilkan selama proses pengelasan, serta untuk mencegah terkena percikan logam
panas dan debris yang dapat menyebabkan luka bakar atau cedera. Selain itu, sarung
tangan dapat memberikan perlindungan terhadap paparan bahan kimia dan benda
tajam selama pekerjaan pengelasan. Sarung tangan khusus pengelasan biasanya
terbuat dari bahan tahan panas dan tahan api untuk memberikan perlindungan yang
optimal.
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Pengelasan 2F, atau fillet welding, adalah metode pengelasan yang digunakan untuk
menyambung dua material logam pada sudut tertentu, membentuk sambungan fillet. Metode ini
sering digunakan dalam konstruksi struktural, fabrikasi, dan berbagai aplikasi industri.

Dalam pengelasan 2F, seorang pengelas bekerja pada posisi horizontal dengan material
yang diletakkan pada bidang datar. Hal ini memungkinkan penyatuan material secara efisien dan
kuat.

Dalam struktur fabrikasi dan konstruksi, pengelasan 2F memiliki peran vital dalam
menciptakan sambungan yang kuat dan tahan terhadap beban mekanis. Kemampuan metode ini
untuk menangani sudut sambungan membuatnya sangat berguna dalam proyek proyek yang
melibatkan material logam. Seiring perkembangan teknologi, terdapat tren dan inovasi dalam
pengelasan 2F. Pembahasan akan mencakup perkembangan terkini, seperti penggunaan robotik
atau teknologi las terbaru, yang dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas pengelasan dan
mencakup pentingnya keterampilan dan pelatihan bagi para pengelas. Pemahaman mendalam
tentang teknik pengelasan dan penanganan peralatan merupakan faktor kunci untuk menghasilkan
sambungan yang berkualitas.

C.HASIL

Dalam pengelasan ini, tiap mahasiswa mendapat 4 buah elektroda, yang akan digunakan
dalam praktek pengelasan. Besar arus yang digunakan yaitu 85 A dengan metode ditarik dan
digoyang menyerupai huruf “U” dan kemiringan elektroda dalam pengelasan antara 5 sampai 10
derajat dan untuk melakukan pengelasan 1F, bahan plat besi dibuat menyerupai huruf “T” yang
terbalik dan dimiringkan sebesar 45 derajat. Untuk hasil pengelasan 1F ini masih kurang karena
banyak alasan, seperti belum pernah mengelas sama sekali dan kurangnya waktu belajar mengelas
sewaktu di SMK

B. Pelaksanaan

Praktek Pengelasan Dalam laporan praktek ini, pengelasan dilakukan di workshop Teknik
Mesin Universitas Negeri Medan, adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan praktek pengelasan
2F adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa datang tepat waktu sesuai dengan jadwal mata kuliah pengelasan (13.50 WIB)
2. Diawali dengan doa bersama sebelum memulai praktek pengelasan.
3. Dosen memberikan pengarahan tentang materi pengelasan 2F dan melakukan absensi.
4. Mahasiswa meminjam alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktek pengelasan 2F.
5. Mahasiswa memotong bahan, yaitu plat besi dengan ukuran yang telah ditentukan oleh dosen.
6. Dosen mencontohkan/mempraktekkan cara pengelasan 2F.
7. Setelah melihat contoh dari dosen, mahasiswa melakukan pengelasan pengelasan secara
bergantian dan dengan menggunakan alat keselamatan untuk melindungi diri dari celaka (human
error)
8. Bagi yang belum bisa atau hasil pengelasannya jelek, maka disarankan untuk mengulang
kembali dengan meratakan kembali plat baja yang sudah dilas dengan menggunakan gerinda
tangan.
9. Sebelum jadwal praktek pengelasan berakhir, dosen menilai hasil pengelasan para mahasiswa.
10. Mahasiswa mengembalikan alat dan bahan yang dipinjam ke tempatnya semula dengan
lengkap.
11. Mahasiswa melakukan kebersihan sebelum jadwal praktek pengelasan berakhir.
12. Dosen memberikan kesimpulan tentang praktek pengelasan dan sebelum pulang ditutup dengan
doa bersama (16.30 WIB

LAMPIRAN
KESIMPULAN

Dengan mempertimbangkan berbagai aspek pengelasan 2F, dapat disimpulkan bahwa


penerapan metode ini memberikan kontribusi positif dalam mencapai tujuan teknis dan struktural
dalam proyek konstruksi dan fabrikasi. Kesimpulan akan menekankan keberhasilan pengelasan 2F
dalam menciptakan sambungan yang kokoh dan dapat diandalkan.

Pada akhir laporan ini, penting untuk menekankan pentingnya keamanan, keterampilan
pengelas, dan peralatan yang baik dalam menjalankan pengelasan 2F. Keselamatan kerja dan
kualitas hasil pengelasan harus selalu menjadi fokus utama dalam setiap proyek pengelasan.
Semoga laporan ini dapat memberikan wawasan yang berguna tentang pengelasan 2F dan
mendukung pemahaman yang lebih baik bagi pembaca.

Namun, selama praktik ini, beberapa tantangan dihadapi, seperti pengendalian panas saat
pengelasan untuk mencegah terjadinya cacat seperti retak atau deformasi. Oleh karena itu, penting
untuk terus mengasah keterampilan teknis dalam menghadapi permasalahan seperti

PENUTUP
Dalam praktek pengelasan 2F ini, telah memberikan wawasan yang berharga dalam
menangani material logam, memahami sifat-sifat termalnya, dan mengatasi potensi tantangan yang
muncul selama proses pengelasan. Kepatuhan terhadap standar keselamatan kerja dalam
lingkungan industri ini sangat penting, serta pentingnya memahami peraturan yang berlaku.
Selain itu, kolaborasi tim dan komunikasi yang efektif memiliki peran krusial dalam
mencapai hasil yang optimal. Kami memahami bahwa kerjasama yang baik antara semua anggota
tim menjadi fondasi keberhasilan dalam menyelesaikan proyek pengelasan ini.

Dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh selama praktek ini, saya berharap
dapat terus mengembangkan diri dalam dunia pengelasan dan memberikan kontribusi positif dalam
industri ini. Terima kasih atas kesempatan ini dan semoga laporan praktek ini dapat memberikan
gambaran yang komprehensif tentang pengalaman kami dalam pengelasan 2F

Anda mungkin juga menyukai