Anda di halaman 1dari 14

NAMA :

NIM :
SHIFT/KEL :

DASAR PERANCANGAN TEKNIK INDUSTRI


TAHUN AKADEMIK 2023

MODUL 2
“PENGELASAN”

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS KH BAHAUDIN MUDHARY MADURA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada perkembangan zaman seperti sekarang ini, disertai oleh teknologi yang
sangat pesat. Pada zaman era globalisasi ini, memberikan suatu tuntutan untuk
setiap individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga sumber daya manusia
(SDM) bisa menguasai teknologidan mampu untuk mengaplikasikannya.
Pengelasan (welding) adalah teknik penyamabungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa logam
penambah dan menghasilkan logam kontinyu (Siswanto, 2011)
Pengelasan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari
pertumbuhan suatu industri. Karena pengelasan tersebut memiliki peranan yang
sangat penting dan utama dalam rekayasa dan reparasi produksi logam. Dan
semua pembangunan pabrik hampir semuanya melibatkan unsur pengelasan.
Teknik pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pada
penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan baja dan konstruksi
mesin. Disamping itu, proses pengelasan dapat dipergunakan untuk mengisi
lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal
bagian-bagian yang sudah aus dan lainnya.dalam rancangan las harus betul-betul
memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan pada sambungan
dan memperhatikan sambungan yang akan di las agar dapat menghasilkan
pengelasan yang maksimal. Karena, pengelasan merupakan proses penyambungan
antara dua logam atau dengan menggunakan energi panas.

1.2 Tujuan
Dalam pembahasan ini, adapun tujuan laporan praktikum pengelasan yaitu:
1. Mahasiswa memahami dan mengetahu mesin las SMAW.
2. Mahasiswa memahami dan mengetahui pemilihan parameter pengelasan
mesin las SMAW.
3. Mahasiswa menghitung tegangan busur las dari mesin las SMAW.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pemotongan (Cutting)


Proses pemotongan (cutting) merupakan salah satu pekerjaan teknik yang
sering dilakukan oleh pekerja bengkel las dimanapun. Pelat dan pipa sudah
menjadi komponen febrikasi untuk semua kebutuhan konstruksi dalam
masyarakat. Dalam proses pemotongan dilapangan, umunya bengkel las masih
menggunakan metode yang sepenuhnya manual, yang mana hasil pemotongan
sangat tergantung kelurusan kerja tangan, baik untuk jenis pemotongan arah
translasi maupun arah rotasi pemotongan pipa.
Banyak kekurangan/kelemahan proses pemotongan yang dilakukan secara
manual, antara lain nilai presisi hasil pemotongan sangat rendah, kelurusan hasil
potongan cenderung menyimpang dari ukuran, konsumsi gas potong lebih besar,
dan biaya operasional lebih tinggi.
Mengerti prinsip pemotongan dengan baik akan membantu dalam proses
produksi yang ekonomis, prinsip pemotongan banyak digunakan pada
pembubutan, penyerutan, pengetaman, pemfris-an ataupun pengeboran,
komponen-komponen dibuat dengan membuang sebagian logam dalam bentuk
seripihan kecil. Dalam menganalisa proses pemotongan, dianggap bahwa serpihan
disobek dari benda kerja dengan gerakan menggeser melintasi bidang
kerja.(Zakwan Hilmy 2019)

2.2 Perakitan (Assembling)


Perakitan merupakan tahapan lanjutan dari proses febrikasi. Seluruh material
yang telah difibrikasi, baik pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes)
digabungkan dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih besar. Proses
ini didahului oleh proses sub assembling yang merupakan tahapan awal yang
fungsinya adalah untuk mengurangi volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan
sub 2
assembling meliputi antara lain penyambungan pelat, perakitan pelat dengan
konstruksi penguat (stifenner, girder, dan sebagainya), perakitan profil-profil, siku
(angle), yang akan membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan horizontal.
Proses pengerjaannya dilakukan dibengkel sub assembly, dalam proses ini
mempunyai 3 tahap yaitu: sub assembly merupakan proses penggabungan
komponen- komponen dari bengkel febrikasi menjadi blok-blok kecil (part
assembly). Komponen-komponen tersebut masih berupa pelat dengan potongan
lurus (paralel) maupun tidak lurus (non paralel), pelat yang telah dilengkungkan
dan lain- lainnyaseperti bagian-bagian pipa. Sebagai contoh proses pada sub
assembly ini adalah penggabungan antara merakit sekat, merakit web frame,
merakit pelat dengan pelat.
Perakitan komponen merupakan proses yang akan dilakukan pada alat bantu
peningkat keterampilan juru las SMAW sebelum uji fungsional. Berikut contoh
dari gambar 2.1 tentang perakitan pada mesin las SMAW.

Gambar 1.1 perakitan mesin las SMAW.


Pada gambar diatas menjelaskan tentang metode perakitan pengelasan listrik
serta sambungan mur dan baut. Dan perakitan tang las kabel las dan klem masa
pada mesin las. Pada tahap ini dilakukan juga uji alat yang telah dirakit apakah
sudah berfungsi dengan baik dengan fungsinya, jika ada yang tidak sesuai dengan
fungsinya maka akan dilakukan perbaikan dan akan dilakukan pengecekan secara
keseluruhan. Namun, jika tidak mengalami masalah pada fungsinya maka mesin
las bisa digunakan.

2.3 Shielded Metal Arc Welding (SMAW) Las Listrik Busur Terlindung
3
Logam induk dalam pengelasan ini mengalami pencairan akibat pemanasan
dari busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja.
Busur listrik dibangkitkan dari suatu mesin las. Elektroda yang digunakan berupa
kawat yang dibungkus pelindung berupa fluks. Elektroda ini selama pengelasan
akan mengalami pencairan bersama dengan logam induk dan membeku bersama
menjadi bagian kampuh las.
Jenis mesin las SMAW sebagai berikut:
1. Mesin las AC adalah mesin las yang menggunakan transformator (trafo)
sebagai sumber nyala pada busur listriknya.
2. Mesin las DC adalah jenis las listrik yang menggunakan arus pararel
untuk menghasilkan daya
3. Mesin las AC/DCadalah mesin las listrik ganda
Proses pemindahan logam elektroda terjadi pada saat ujung elektroda mencair
dan membentuk butir-butir yang terbawa arus busur listrik yang terjadi. Bila
digunakan arus listrik besar maka butiran logam cair yang terbawa menjadi halus
dan sebaliknya bila arus kecil maka butirannya menjadi besar. Pola pemindahan
logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari logam.(Ferry budhi susetyo
2013).
Logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan terjadi
dengan butiran yang halus. Pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus dan komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Bahan fluks yang
digunakan untuk membungkus elektroda selama pengelasan mencair dan
membentuk terak yang menutupi logam cair yang terkumpul di tempat sambungan
dan bekerja sebagai penghalang oksidasi. Berikut contoh gambar 2.2 tentang
pengelasan SMAW.

4
Gambar 1.2 pengelasan SMAW
Berikut ini beberapa langkah yang dapat diterapkan saat melakukan
pengelasan SMAW:
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menyiapkan peralatan safety atau peralatan keselamatan
3. Benda Kerja. Pastikan benda kerja bersih sebelum dilas.
4. Klem Benda Kerja. Letakkan klem sedekat mungkin dengan daerah yang
akan dilas.
5. Elektroda harus tersedia
6. Arus listrik harus sudah mengalir
7. Kebersihan tempat kerja

2.4 Pengecatan
Pengecatan adalah sebuah proses untuk membuat lapisan cat tipis (cair atau
bubuk) diatas sebuah benda dan kemudian membuat lapisan cat ini mengeras
dengan cara mengeringkannya.fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi
kontak dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih
melindungi besi terhadap korosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi
dengan pengecatan. Berikut beberapa kegunaannya cat, seperti: perlindungan
benda yang di cat, perbaikan penampilan luar dan tujuan membedakan warna.
Berikut prinsip dari pengecatan manual adalah:
a. Posisi tangan saat memegang spray gun5pada saat melakukan pengecatan,
posisi tangan kiri memegang slang untuk mencegah slang menyentuh
benda kerja dan tangan kanan memegang spray gun, ini sih tergantung
kalo orangnya kidal dibalik saja.
b. Sudut spray gun pada permukaan benda kerja; Posisi pengecatan yang
baik harus tegak lurus terhadap permukaan benda kerja untuk
menghasilkan ketebalan permukaan cat yang merata.
c. Jarak pengecatan; Jarak pengecatan akan mempengaruhi kualitas
pengecatan. Semakin dekat sray gun terhadap permukaan part yang akan
dicat akan mengakibatkan ketebalan cat yang tidak merata, bila semakin
jauh jarak pengecatan akan mengakibatkan penempelan cat pada part
tidak maksimal. Jarak pengecatan yang ideal sebesar 25-30 cm untuk
logam dan 15-20 cm untuk cat plastik.
d. Lebar parttern; merupakan daerah permukaan yang terkena cat pada saat
penyemprotan. Semakin besar sudut semprot maka semakin lebar pattern
yang dihasilkan sebaliknya semakin kecil sudut semprot maka semakin
sempit pattern yang dihasilkan. Lebar pattern dapat diatur secara vertikal
atau horizontal.
e. Overlapping; merupakan teknik pengecatan pada permukaan benda kerja
sehingga penyemprotan yang pertama akan menyambung dengan
penyemprotan yang kedua.

6
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan untuk praktikum pengelasan modul dua yaitu sebagai berikut:
3.1.1 Alat
Alat yang digunakan untuk proses pengelasan modul dua yaitu sebagai
berikut:
a. Mesin las (power source)
b. Palu dan sikat las
c. Sarung tangan
d. Kacamata khusus las
e. Gerinda
f. Spidol
g. Penggaris siku
h. Meteran
i. Stop kontak
j. Stopwatch
k. Bahan
l. Bahan-bahan yang digunakan saat praktikum yaitu
m. Besi cor
n. Plat besi
o. Cat besi
p. Tiner
q. Kertas

7
3.2 Prosedur Praktikum
Prosedur praktikum memiliki beberapa tahapan yang dilakukan saat
praktikum pengelasan sebagai berikut:
a. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Memakai semua alat pelindung yang lengkap
c. Mengukur besi cor dan plat besi
d. Memotong besi cor menggunakan gerinda
e. Menyiapkan mesin las dan menekan tombol power
f. Mengatur arus tegangan yang diperlukan pengelasan
g. Pasangkan elektroda pada setang las
h. Sambungkan plat besi pada klem masa
i. Setang las di arahkan ke plat besi sampai adanya interaksi
j. Susun besi cor yang sudah di potong membentuk modul yang sudah
disepakati
k. Lakukan proses pengelasan dengan perlahan
l. Bersihkan sisa elektroda yang menggumpal dengan menggunakan palu las
m. Sikat bagian yang di las menggunakan sikat las
n. Jika berlubang las kembali sampai bagian yang berlubang tertutup sempurna
o. Susun kembali ssesuai dengan prosedur yang sudah disepakati
p. Amplas bagian-bagian permukaaan yang kasar atau menggumpal
q. Setelah selesai, lalukaknlah pengecetan pada produk yang sudah dirakit
menurut modul dua
r. Letakkan pot bunga pada rakitan rak besi yang sudah jadi.

8
3.3 Flowchart
3.2.1 Flowchart Praktikum
Pada flowchart praktikum ini menjelaskan tetang langkah-langkah yang
akan dilakukan pada saat praktek.

Mulai

Modul pengelasan II

Mempersiapkan mesin las SMAW Tahap


Elektroda dan besi cor dan plat besi persiapan

Mempersiapkan alat pelindung diri


yang akan digunakan saat praktikum

Mengukur besi cor dan plat besi yang akan di potong Tahap

Melakukan proses pengelasan pada pelaksanaa dan

besi cor dan plat besi pengambilan

Mengamati waktu yang dihasilkan


dalam proses pengelasan

Melakukan perhitungan het-input

Perakitan Tahap pengolahan


data
Menganalisa keseluruhan

Kesimpulan dan saran


Tahap
Laporan resmi kesimpulan

Selesai
Gambar 1.3 flowchart9praktikum
3.2.2 Flowchart Pengolahan data
Flowchart berikut tentang langkah-langkah pengolahan data praktikum
pengelasan modul II

Mulai

Menentukan waktu
dan hasil pengelasan

Penentuan nilai Hit-Input

Perancangan rak bunga

Kesimpulan dan saran

Selesai

Gambar 1.4 flowchart pengolahan da

10
REFERENSI

Ady saputra ismy. (2019). PelatihanAutomatic Pipe Gas Bagi Pekerja


Bengkel Las di Manunasah Mesjid KecamatanBlang Mangat Kota
Lhokseumawe. Jurusan Teknik Mesin Negeri Lhokseumawe.
Budi santoso, Trinova, (2015). PENGARUH KUAT ARUS LISTRIK
PENGELASAN TERHADAP KEKUATAN TARIK DAN
STRUKTUR MIKRO LAS SMAW DENGAN ELEKTRODA
E7016. Teknik Mesin,
Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang
Ferry budhi susetyo. (2013). STUDI KARAKTERISTIK PENGELASAN
SMAW PADA BAJA KARBON RENDAH ST 42 DENGA
ELEKTRODA
E7018. Jurusan Teknik Mesin Universitas Jakarta
Syahrani Awal, Naharuddin.(2018). ANALISIS KEKUATAN TARIK,
KEKERASAN, DAN STRUKTUR MIKRO PADA
PENGELASAN SMAW STAINLESS STEEL 312 DENGAN
VARIASI ARUS LISTRIK.
Jurusan Teknik Mesin.
Zakwan Hilmy. (2019). METODE ISTIMASI KEBUTUHAN RAW
MAREIALS UNTUK PEMBUATAN TOWER GANGWAY
PROJECT SHELL VITO
DI PT.KARIMUN SEMBAWANG SHIPYARD. Teknik perkapalan, teknik
sains dan teknologi, unversitas Indonesia

11
FORMAT LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN
(pengantar)
1.1 Latar Belakang
(pengantar)
1.2 Tujuan Praktikum
(pengantar)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


(pengantar)
SESUAI BAB IV
(MINIMAL 5 Lembar)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


(pengantar)
3.1 Alat dan Bahan
(pengantar)
3.1.1 Alat
(pengantar)
3.1.2 Bahan
(pengantar)
3.2 Flowchart
(pengantar)
3.2.1 Flowchart Praktikum
(pengantar)
3.2.2 Flowchart Pengambilan Data
(pengantar)
3.2.3 Flowchart Pengolahan Data
(pengantar)
3.3 Prosedur Pelaksanaan Praktikum 12
(pengantar)
BAB IV PEMBAHASAN DAN PENGOLAHAN DATA
(pengantar)
4.1 Identifikasi mesin las SMAW
(pengantar)
4.1.1 Spesifikasi Mesi Las SMAW
4.1.2 Bagian dan Kegunaan Mesin Las SMAW
4.2 Identifikasi Elektroda
(pengantar)
4.2.2 Bagian dan Kegunaan Elektroda
4.3 Pemilihan Parameter Pengelasan Mesin Las SMAW
(pengantar)
4.3.1 Arus
4.3.2 Polaritas
4.3.3 Kecepatan Las
4.4 Heat-Input
(pengantar)
4.4.1 Perhitungan Matematis Heat-Input
4.5 Analisa

BAB V KESIMPULAN
(pengantar)
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

13

Anda mungkin juga menyukai