Ahmad Bakhori
Program Stud Teknik Mesin, Fakultas Teknik UISU
ahmad.bakhori@ft.uisu.ac.id
Abstrak
Pertumbuhan Industri kecil (bengkel las) di kota Medan dapat dikatakan ada maju mundurnya terlihat dengan
adanya yang menutup usahanya. Dari keadaan ini dimungkinkan salah satu penyebabnya adalah ketidak
mampuan bersaing. Dari 40 macam lebih jenis pengelasan, yang sering digunakan industri kecil di kota medan
adalah pengelasan dengan metode Shiel Metal Arc Welding (SMAW) karaena pada umumnya konstruksi yang
di kerjakan dengan las adalah baja karbon rendah. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana,
tetapi sebenarnya banyak masalah didalamnya yang memerlukan pemecahan dengan berbagai macam
pengetahuan, oleh sebab itu, tiori pengelasan menjadi sangat penting, dalam merancang suatu konstruksi
dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang tata cara pengelasannya, cara pemeriksaannya,
bahan las, elektroda las yang akan dipergunakan, arus pengelasa, karena kesalahan dalam proses pengelasan
akan menyebabkan hasil pengelasan buruk dan tidak berkuwalitas yang dapat menyebabkan kerugian sangat
besar. Las SMAW sering disebut las listrik, las elektroda, las stick, las MMA. Energi panas yang digunakan
untuk mencairkan logam berasal dari busur listrik pada elektroda. Temperatur busur listrik dari elektroda
mampu mencapai 6000°C . Fleksibilitas penggunaan dilapangan maupun didalam bengkel merupakan
keunggulan utama dibanding proses las lainnya. Keunggulan lainnya antara lain Harga mesin las cukup
murah, Bisa digunakan untuk mengelas berbagai macam logam tergantung dari kesediaan jenis elektroda.
Kekurangan dari proses las ini antara lain efisiensi rendah (65%), membutuhkan skill operator yang cukup
tinggi, waktu pengelasan cukup lama karena pengelasan selalu terputus untuk penggantian elektroda sekaligus
pengupasan terak las. Arus pengelasan terbatas sesuai dengan kemampuan elektroda.
III. Pengujian dan Pemeriksaan Daerah Las. pengelasan diuji tanpa perusakan untuk mendeteksi
kerusakan hasil las dan cacat dalam.
Hasil pengelasan pada umumnya sangat
bergantung pada keterampilan juru las. 3.1 Juru Las / Welder.
Kerusakan.hasil las baik di permukaan maupun di Seorang pekerja di bidang pengelasan, untuk
bagian dalam sulit dideteksi dengan metode dapat mencapai tingkat jabatan sesuai dengan yang
pengujian sederhana. Selain itu karena struktur telah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia
yang dilas merupakan bagian integral dari seluruh Kompetensi Tenaga Juru Las (Welder), dapat
badan material las maka retakan yang timbul akan diperoleh dengan melalui jalur pengalaman kerja,
menyebar luas dengan cepat bahkan mungkin bisa namun diperlukan waktu yang cukup lama. Untuk
menyebabkan kecelakaan yang serius. Untuk mempercepat waktu ini bisa ditempuh cara lain
mencegah kecelakaan tersebut pengujian dan ialah memakai jalur pendidikan dan pelatihan.
pemeriksaan daerah-daerah las sangatlah penting. Kebutuhan akan personel pemegang jabatan tenaga
Tujuan dilakukan pengujian adalah untuk Juru Las (Welder) yang mempunyai Kompetensi
menentukan kualitas produk-produk atau Kerja Standar di industri makin dirasakan karena
spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan sifat industri yang padat teknologi dan padat
pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah modal, sehingga pemegang jabatan tenaga Juru Las
hasil pengujian itu relatif dapat diterima menurut (Welder) yang mempunyai resiko kecelakaan
standar-standar kualitas tertentu atau tidak dengan tinggi haruslah memenuhi syarat. Kompetensi
kata lain tujuan pengujian dan pemeriksaan adalah personel ini merupakan persyaratan minimal yang
untuk menjamin kualitas dan memberikan harus dipenuhi oleh pemegang jabatan tenaga Juru
kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Untuk Las.
program pengendalian prosedur pengelasan,
pengujian dan pemeriksaan dapat diklasifikasikan 3.2 Pembahasan
menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengujian Suatu proyek atau produk banyak dikerjakan
dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama dilapangan, maka sebaiknya memilih SMAW. Hal
atau setelah pengelasan. ini mengingat proses kerja dilapangan
Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan membutuhkan tingkat fleksibiltas fungsi alat dan
sebelum pengelasan meliputi: pemeriksaan proses pengelasan yang tinggi.Faktor yang
peralatan las, material pengelasan yang akan mempengaruhi las adalah prosedur pengelasan
digunakan; pengujian verifikasi prosedur yaitu suatuperencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang harus sesuai dengan prosedur penelitian yang meliputi cara pembuatan
pengelasan yang memadai; dan pengujian konstruksi las yang sesuai rencana dan spesifikasi
kualifikasi juru las sesuai dengan ketrampilan juru dengan menentukan semua hal yang diperlukan
las. Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan dalam pelaksanaan tersebut. Faktor produksi
standar pengelasan meliputi pemeriksaan pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses
kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan
las pada setiap sambungan. Pengujian/pemeriksaan pelaksanaan, persiapan pengelasan (meliputi:
yang dilakukan selama proses pengelasan meliputi: pemilihan mesin las, penunjukan juru las,
pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh).
penyimpanan elektrode pengelasan; pemeriksaan (Wiryosumarto, 2000). Pengelasan berdasarkan
las ikat; pemeriksaan kondisikondisi pengelasan klasifikasi cara kerja dapat dibagi dalam tiga
terpending (arus listrik, tegangan listrik, kecepatan kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan
proses pengelasan, urutan proses pengelasan, dsb.); dan pematrian. Pengelasan cair adalah suatu cara
pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum dilakukan pengelasan dimana benda yang akan disambung
pemanasan; danpemeriksaan status sumbing- dipanaskan sampai mencair dengan sumber energi
belakang. Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan panas.
setelah proses pengelasan meliputi: pemeriksaan Cara pengelasan yang paling banyak digunakan
temperatur pemanasan dan tingkat pendinginan adalah pengelasan cair dengan busur (las busur
sesudah proses pemanasan dan pelurusan; listrik) dan gas. Jenis dari las busur listrik ada 4
pemeriksaan visual pada ketelitian ukuran; dan yaitu las busur dengan elektroda terbungkus, las
pemeriksaan pada bagian dalam dan permukaan busur gas (TIG, MIG, las busur CO2), las busur
hasil las yang rusak. Ada beberapa klasifikasi tanpa gas, las busur rendam. Jenis dari las busur
metode pengujian daerah lasan diantaranya dengan elektroda terbungkus salah satunya adalah las
pengujian merusak / destruktif (DT) dan pengujian SMAW (Shielding Metal Arc Welding). Mesin las
tidak merusak / non-destruktif (NDT). Dalam SMAW menurut arusnya dibedakan menjadi tiga
pengujian destruktif, sebuah spesimen atau batang macam yaitu mesin las arus searah atau Direct
uji dipotongkan dari daerah las atau sebuah model Current (DC), mesin las arus bolakbalik atau
berukuran penuh dari daerah las yang diuji Alternating Current (AC) dan mesin las arus ganda
dilakukan perubahan bentuk dengan dirusak untuk yang merupakan mesin las yang dapat digunakan
menguji sifat-sifat mekanik dan penampilan daerah untuk pengelasan dengan arus searah (DC) dan
las tersebut. Dalam pengujian non-destruktif, hasil pengelasan dengan arus bolak-balik (AC). Mesin
las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik
Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 19
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
cair bahan induk tinggi dan kapasitas besar, untuk - Industri kecil yang bergerak pada pekerjaan
pemegang elektrodanya dihubungkan dengan pengelasan di harapkan berpedoman pada
kutub negatif dan logam induk dihubungkan atuaran yang ada dan mempekerjakan yang
dengan kutub positif, sedangkan untuk mesin las telah mendapat pendidikan dan pelatihan atau
DC polaritas terbalik (DC+) digunakan bila titik yang di sebut dengan juru las.
cair bahan induk rendah dan kapasitas kecil, untuk
pemegang elektrodanya dihubungkan dengan 4.2 Saran
kutub positif dan logam induk dihubungkan - Sebaiknya ada perhatian pemerintah khusus
dengan kutub negatif. Pilihan ketika menggunakan untuk industry kecil bengkel las dalam
DC polaritas negatif atau positif adalah terutama mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap
ditentukan elektroda yang digunakan. Beberapa pekerja bengkel las yang ada di kota Medan.
elektroda SMAW didisain untuk digunakan hanya
DC- atau DC+. Elektroda lain dapat menggunakan
keduanya DC- dan DC+. Elektroda E7018 dapat Daftar Pustaka
digunakan pada DC polaritas terbalik (DC+).
Pengelasan ini menggunakan elektroda E7018 [1] G.Archele, Dipl-Ing, 1985, Kalkulation
dengan diameter 3,2 mm, maka arus yang und Wirtshaftlichkeit in der Schweiss
digunakan berkisar antara 115-165 Amper. Dengan Technik, DVS, Dusseldorf.
interval arus tersebut, pengelasan yang dihasilkan [2] Juergen-Klaus Matthes, 2002, Schweiss
akan berbeda-beda (Soetardjo, 1997). Technik, Fachbuchverlag Leipzig im Carl
Hanser Verlag, Muenchen Wien.
IV. Kesimpulan Dan Saran [3] Prof. Dr. Ir. Harsono Wiryosumarto, Prof.
Dr. Toshie Okumura, 2000, Teknologi
4.1 Kesimpulan Pengelasan Logam, PT Pradnya Paramita,
- Suatu proyek atau produk banyak dikerjakan Jakarta.
dilapangan, maka sebaiknya memilih SMAW, [4] PMS, 1978, Teknik Bengkel 2. PMS
Hal ini mengingat proses kerja dilapangan Bandung Taufiq Rochim, Proses
membutuhkan tingkat fleksibiltas fungsi alat Pemesinan. HEDSP, Bandung
dan proses pengelasan yang tinggi.