Anda di halaman 1dari 8

ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

PERBAIKAN METODE PENGELASAN SMAW (SHIELD METAL ARC


WELDING) PADA INDUSTRI KECIL DI KOTA MEDAN

Ahmad Bakhori
Program Stud Teknik Mesin, Fakultas Teknik UISU
ahmad.bakhori@ft.uisu.ac.id

Abstrak
Pertumbuhan Industri kecil (bengkel las) di kota Medan dapat dikatakan ada maju mundurnya terlihat dengan
adanya yang menutup usahanya. Dari keadaan ini dimungkinkan salah satu penyebabnya adalah ketidak
mampuan bersaing. Dari 40 macam lebih jenis pengelasan, yang sering digunakan industri kecil di kota medan
adalah pengelasan dengan metode Shiel Metal Arc Welding (SMAW) karaena pada umumnya konstruksi yang
di kerjakan dengan las adalah baja karbon rendah. Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana,
tetapi sebenarnya banyak masalah didalamnya yang memerlukan pemecahan dengan berbagai macam
pengetahuan, oleh sebab itu, tiori pengelasan menjadi sangat penting, dalam merancang suatu konstruksi
dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang tata cara pengelasannya, cara pemeriksaannya,
bahan las, elektroda las yang akan dipergunakan, arus pengelasa, karena kesalahan dalam proses pengelasan
akan menyebabkan hasil pengelasan buruk dan tidak berkuwalitas yang dapat menyebabkan kerugian sangat
besar. Las SMAW sering disebut las listrik, las elektroda, las stick, las MMA. Energi panas yang digunakan
untuk mencairkan logam berasal dari busur listrik pada elektroda. Temperatur busur listrik dari elektroda
mampu mencapai 6000°C . Fleksibilitas penggunaan dilapangan maupun didalam bengkel merupakan
keunggulan utama dibanding proses las lainnya. Keunggulan lainnya antara lain Harga mesin las cukup
murah, Bisa digunakan untuk mengelas berbagai macam logam tergantung dari kesediaan jenis elektroda.
Kekurangan dari proses las ini antara lain efisiensi rendah (65%), membutuhkan skill operator yang cukup
tinggi, waktu pengelasan cukup lama karena pengelasan selalu terputus untuk penggantian elektroda sekaligus
pengupasan terak las. Arus pengelasan terbatas sesuai dengan kemampuan elektroda.

Kata-kata Kunci: Industri Kecil, Las SMAW, Konstruksi Las, Elektroda.

I. Pendahuluan karena bangunan dan mesin yang dibuat dengan


teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih
Dalam perkembangan teknologi industri saat sederhana dalam proses pembuatanya. Lingkup
ini, tidak dapat mengesampingkan pentingnya penggunaan teknik pengelasan dalam bidang
penggunaan logam. Logam adalah sebagai konstruksi sangat luas, meliputi perkapalan,
komponen utama untuk memproduksi suatu jembatan, rangka baja, pipa saluran, perumahan
barang, mulai dari kebutuhan yang paling kenderaan dan lain sebagainya. Di samping itu
sederhana seperti alat-alat rumah tangga hingga proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi
konstruksi bangunan dan konstruksi permesinan. misalnya untuk mengisi lubang-lubang pada coran,
Hal ini menyebabkan pemakaian bahan-bahan membuat lapisan keras pada perkakas,
logam seperti besi baja cor, baja, alumunium dan mempertebal bagian-bagian yang sudah aus dan
lainnya menjadi semakin meningkat. Sehingga lain-lain. Pengelasan bukan tujuan utama dari
dapat dikatakan tanpa pemanfaatan logam, konstruksi, tetapi merupakan sarana untuk
kemajuan peradaban manusia tidak mungkin mencapai pembuatan yang lebih baik. Karena itu
terjadi. Perkembangan zaman yang disertai oleh rancangan las harus betul-betul memperhatikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu kekuatan dari
(IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era sambungan dan memperhatikan sambungan yang
globalisasi dan keterbukaan yang menuntut setiap akan dilas, sehingga hasil dari pengelasan sesuai
individu untuk ikut serta didalamnya, sehingga dengan yang diharapkan. Dalam memilih proses
sumber daya manusia harus menguasai IPTEK pengelasan harus dititik beratkan pada proses yang
serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang
kehidupan. Pengelasan merupakan bagian tak ada pada konstruksi. Dalam hal ini dasarnya adalah
terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan industri kuwalitas, efisiensi yang tinggi, biaya yang murah,
karena memegang peranan utama dalam rekayasa penghematan tenaga dan penghematan energi
dan reparasi produksi logam. Hampir tidak sejauh mungkin.
mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa Mutu dari hasil pengelasan ini di samping
melibatkan unsur pengelasan. tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga
Pada area industrialisasi dewasa ini teknik sangat tergantung dari persiapan sebelum
pengelasan telah banyak dipergunakan secara luas pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah
pada penyambungan batang-batang pada proses penyambungan antara dua bagian logam
konstruksi bangunan baja dan konstruksi mesin. atau lebih dengan menggunakan energi panas.
Luasnya pengguanaan teknologi ini disebabkan
14 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
Pada tulisan ini akan menunjukkan Alip (1989) adalah suatu aktifitas menyambung
pengetahuan tentang pengelasan dimana dua bagian benda atau lebih dengan cara
pengetahuan pengelasan yang dimaksud adalah memanaskan atau menekan atau gabungan dari
khusus pengelasan dengan busur listrik elektroda keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu
berselaput ( fluks ) atau disebut juga dengan istilah seperti benda utuh. Penyambungan bisa dengan
las listrik Shiel Metal Arc Welding (SMAW). Hal atau tanpa bahan tambah (filler metal) yang sama
ini sangat erat hubungannya dengan arus listrik, atau berbeda titik cair maupun strukturnya.
ketangguhan, cacat las, serta retak yang pada Pengelasan dapat diartikan dengan proses
umumnya mempunyai pengaruh yang fatal penyambungan dua buah logam sampai titik
terhadap keamanan dari konstruksi yang dilas. rekristalisasi logam, dengan atau tanpa
Maka dari itu untuk mengusahakan terhadap hasil menggunakan bahan tambah dan menggunakan
pengelasan yang baik dan berkualitas akan energi panas sebagai pencair bahan yang dilas.
diperlukan banyak hal pengetahuan tentang las dan Pengelasan juga dapat diartikan sebagai ikatan
juga memperhatikan sifat-sifat bahan yang akan tetap dari benda atau logam yang dipanaskan.
dilas. Untuk itu penulis sangat mendukung dalam Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian
rangka memperoleh hasil pengelasan yang baik benda sampai mencair dan membiarkan membeku
kiranya terwujud standar-standar dan teknik kembali, tetapi membuat lasan yang utuh dengan
pengelasan untuk membantu industri atau bengkel cara memberikan bahan tambah atau elektroda
las. pada waktu dipanaskan sehingga mempunyai
kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan
1.1 Perumusan Masalah sambungan las dipengaruhi beberapa faktor antara
Dalam hasil suatu pengelasan banyak lain: prosedur pengelasan, bahan, elektroda dan
kemungkinan-kemungkian terjadi masalah jenis kampuh yang digunakan.
kekurang sempurnaan. Kekurang sempurnaan ini Definisi pengelasan menurut American
sama dengan tidak berkuwalitas, antara lain Welding Society, 1989. Pengelasan adalah proses
penyebabnya adalah tidak dilakukannya prosedur penyambungan logam atau non logamyang
pengelasan sesuai dengan aturan. Di daerah Kota dilakukan dengan memanaskan material yang akan
Medan hampir setiap bengkel las terdapat disambung hingga temperatur las yang dilakukan
pengelasan dengan menggunakan metode SMAW secara : dengan atau tanpa menggunakan tekanan
(Shiel Metal Arc Welding ) dan kalau dilihat dari (pressure),hanya dengan tekanan (pressure), atau
prosesnya dapat dikatakan menggunakan dengan atau tanpa menggunakan logam pengisi
pengalaman yang turun – temurun artinya tidak di (filler). Menurut British Standards Institution,
lengkapi dengan juru las yang memiliki 1983. Pengelasan adalah proses penyambungan
kemampuan atau bersertifikat. Hal ini lah salah antara dua atau lebih material dalam keadaan
satu di mungkinkan penyebab bengkel las tersebut plastis atau cair dengan menggunakan panas (heat)
kurang berkuwalitas sehinga tidak dapat bersaing. atau dengan tekanan (pressure) atau keduanya.
Logam pengisi (filler metal) dengan temperatur
1.2 Tujuan dan Manfaat lebur yang sama dengan titik lebur dari logam
Tujuan dari tulisan ini adalah memperbanyak induk dapat atau tanpa digunakan dalam proses
refrensi tentang pengetahuan pengelasan dengan penyambungan tersebut.
metode SMAW (Shiel Metal Arc Welding ) baik
melalui persentase, Publikasi Prosiding, Jurnal 2.2 Las SMAW (Shielded Metal Arc Welding)
ilmiah dan lain – lain. Logam induk dalam pengelasan ini mengalami
Manfaat dari tulisan ini adalah : pencairan akibat pemanasan dari busur listrik yang
1. Menambah referensi bahan ajar untuk timbul antara ujung elektroda dan permukaan
mata kuliah Teknik Pengelasan. benda kerja. Busur listrik dibangkitkan dari suatu
2. Sebagai informasi bagi bengkel las untuk mesin las. Elektroda yang digunakan berupa kawat
yang dibungkus pelindung berupa fluks. Elektroda
meningkatkan kualitas hasil pengelasan.
ini selama pengelasan akan mengalami pencairan
3. Sebagai literatur pada penulis yang bersama dengan logam induk dan membeku
sejenisnya dalam rangka pengembangan bersama menjadi bagian kampuh las. Proses
teknologi khususnya bidang pengelasan. pemindahan logam elektroda terjadi pada saat
ujung elektroda mencair dan membentuk butir-
II. Tinjauan Pustaka butir yang terbawa arus busur listrik yang terjadi.
Bila digunakan arus listrik besar maka butiran
2.1 Pengertian Las logam cair yang terbawa menjadi halus dan
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche sebaliknya bila arus kecil maka butirannya menjadi
Industrie Norman) adalah ikatan metalurgi pada besar. Pola pemindahan logam cair sangat
sambungan logam atau logam paduan yang mempengaruhi sifat mampu las dari logam. Logam
dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila
Dengan kata lain, las merupakan sambungan pemindahan terjadi dengan butiran yang halus.
setempat dari beberapa batang logam dengan Pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh besar
menggunakan energy panas. Mengelas menurut kecilnya arus dan komposisi dari bahan fluks yang
Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 15
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
digunakan. Bahan fluks yang digunakan untuk
membungkus elektroda selama pengelasan mencair 4. Pengelasan dengan segala posisi.
dan membentuk terak yang menutupi logam cair
5. Elektroda tersedia dengan mudah dalam
yang terkumpul di tempat sambungan dan bekerja
banyak ukuran dan diameter.
sebagai penghalang oksidasi.
6. Perlatan yang digunakan sederhana, murah
dan mudah dibawa kemana-mana.
7. Tingkat kebisingan rendah.
8. Tidak terlalu sensitif terhadap korosi, oli &
gemuk.

2.4 Elektroda Las


Desain yang tepat, material yang baik dan
teknik yang baik adalah tiga factor untuk
menjamin pengelasan yang bagus. Bila salah satu
Gambar 1. Proses Pengelasan SMAW dari faktor ini tidak ada, hasil yang memuaskan
tidak dapat dicapai. Untuk melaksanakan
pengelasan dengan kualitas yang dipersyaratkan
adalah penting untuk dimengerti sifat-sifat dari
tiap-tiap material las (elektrode las, kawat, fluks).
Pemilihan logam pengisi las berupa elektroda las /
filler metal electrode sebagai logam pengisi dalam
proses pengelasan sangat berpengaruh dalam
menentukan mutu hasil pengelasan, begitu juga
fluks dan gas sebagai pelindung (shielding).
Berkaitan dengan sifat mekanis logam las yang
dikehendaki maka apabila salah dalam pemilihan
akan menyebabkan kegagalan pengelasan.

Pemilihan logam pengisi banyak ditentukan


oleh keterkaitannya dengan:
· Jenis proses las yang akan digunakan.
Gambar 2. Mesin Las SMAW
· Jenis material yang akan di las.
· Desain sambungan las.
· Perlakuan panas (preheat, post heat)

Agar dapat memilih elektroda / filler metal


yang tepat sesuai dengan standar / code, dan dapat
menghasilkan sambungan las yang dapat diterima
sesuai dengan persyaratan standar / code maka
logam pengisi yang dipilih sesuai dengan sifat
logam induknya. Fungsi, jenis, klasifikasi,
karakteristik dan pengujian dari elektroda / filler
metal pada proses pengelasan SMAW, GMAW,
FCAW, GTAW dan SAW harus mendapatkan
jaminan dari perusahaan pembuat logam pengisi
tersebut dalam bentuk sertifikat atau data
spesifikasi teknik Setiap logam yang dipanaskan
mengalami pemuaian dan ketika pendinginan akan
mengalami penyusutan.
Fenomena ini menyebabkan adanya ekspansi
Gambar 3. Mesin Las SMAW dan konstraksi pada logam yang dilas. Ekspansi
dan konstraksi pada logam yang dilas ini menurut
2.3 Keuntungan las SMAW istilah metalurgi dinamakan distorsi. Elektroda
1. Dapat dipakai dimana saja, diluar, dibengkel untuk pengelasan SMAW ada berbagai macam
& didalam air. (dipengaruhi oleh jenis fluks-nya, antara lain: Type
2. Satu set dapat mengelas berbagai macam tipe Cellulose, Type Rutile, Type Acid dan Type Basic
dari material mild steel ke copper alloy Perbedaan dari ke-empat jenis elektroda diatas
dengan rectifier. adalah pada lelehan elektroda selama proses
pengelasan berlangsung, seperti Gambar 4.
3. Set-up yang cepat dan sangat mudah untuk
diatur.

16 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
pengelasan yang dipilih harus sudah ditentukan
dalam tahap perencanaan kontruksi. Dalam
pemilihan ini sebaiknya dibicarakan diantara tiga
yaitu pihak perencana, pihak pelaksana, dan pihak
peneliti dilaboratorium dengan titik berat pada
pelaksan. Dalam penentuan ini dengan sendirinya
harus dipertimbangkan juga alat yang digunakan.
Dalam menentukan alat-alat, disamping
menentukan mesin lasnya sendiri, hal yang Juga
tidak kalah pentingnya adalah penentuan alat
perakit. Alat perakit ini adalah alat-alat khusus
yang memegang dengan kuat bagian-bagian yang
akan dilas sehingga hasil pengelasan mempunyai
bentuk yang tepat, jadi pemilihan alat Bantu yang
tepat akan menentukan ketelitianbentuk akhir dan
akan mengurangi waktu pengelasan.

(1) Persiapan Sisi Las


Setelah pentuan proses pengelasan. Maka
geometri sambungan harus ditentukan dengan
memperhatikan tingkatan teknikdari bagian
Gambar 4. Lelehan elektroda pembuatan, sifat kemampuan dan pengerjaanya
dan kemungkinan penghematan yang akhirnya
tertuju pada bentuk alur pada umumnya untuk
Keterangan gambar :
pengelasan pelat dengan tebal sampai dengan 6
a. Type Cellulose
mm digunakan alur persegi, untuk pelat dengan
b. Type Rutile
tebal 6 mm sampai 20mm digunakan alur V
c. Type Acid
tunggal dan yang lebih tebal dengan alur V
d. Type Basic
ganda atau U tunggal atau ganda dan lain
sebagainya.
Pemilihan jenis elektroda akan mempengaruhi
kualitas dan hasil lasan, untuk itu, selain pemilihan (2) Posisi Pengelasan Dan Alat Pemegang
jenis fluks, pemilihan elektroda harus disesuaikan pengelasan yang terbaik dilihat dari sudut
dengan material yang akan dilas. kualitas sambungan dan efesiensi pengelasan
adalah posisi datar. Karena itu dalam
2.5 Prosedur dan Teknik Pengelasa menentukan urutan perakitan,harus
Prosedur pengelasan adalah suatu perencanaan mengusahakan sejauh mungkin mengunakan
untuk pelaksanaan pengelasan yang meliputi cara posisi datar yaitu:
pembuatan kontruksi las yang sesuai dengan a. memungkinkan pelaksanaan pengelasan
rencana dan spesifikasinya dengan menentukan posisi datar sebanyak-banyaknya.
semua hal yang diperlukan dalam pelaksanaan b. menahan dan menghalang I perubahan
tersebut. Karena itu mereka yang menentukan bentuk yang terjadi karena pengelasan
prosedur pengelasan harus mempunyai atau memberikan perubahan bentuk
pengetahuan dalam teknologi las, dapat mulauntuk mendapatkan kecepatan
menggunakan pengetahuan tersebut dan mengerti bentuk yang lebih tinggi.
tentang efesiensi dan ekonomi dari aktivitas c. memperbaiki efesiensi dengan
produksi. Untuk setiap pelaksanaan pekerjaan memudahkan pelaksanaan pengelasan
harus dibuat prosedur tersendiri secara terperinci atau memungkinkan pengelasan otomatik
termasuk menentukan alat yang diperlukan yang dalam produksi besar-besaran.
sesuai dengan rencana pembuatan dan kualitas
produksi. Prosedur pengelasan akan memberikan (3) Las Ikat Dan Perakitan
hasil yang baik bila sebelumnya telah dibuat Bagian-bagian yang telah dipersiapkan
Rencana tentang jadwal pembuatan, proses kemudian distel untuk dirakit. Dalam
pembuatan, alat-alat yang diperlukan, bahan- penyetelan Ini Seringkali bagian-bagian harus
bahan, urutan pelaksanaan, persiapan pengelasan, dihubungkan satu sam lain, dengan lasan
perlakuan setelah pengelasan, pengaturan pendek-pendek pada tempat-tempat yang
pekerjaan dan lain-lainnya. dinamakan las ikat. Karena sifatnya sementara
Dalam memilih proses pengelasan harus dititik maka sering sekali las ikat ini dilakasanakan
beratkan pada proses yang paling sesuai untuk dengan sembarangan sehingga terjadi retak-
tiap-tiap sambungan las yang ada pada konstruksi. retak dan ronga halus yang akhirnya akan
Dalam hal ini tentu dasarnya adalah efesiensi yang menurunkan mutu lasan. Karena las ikat juga
tinggi, biaya yang murah, penghematan tenaga dan mempengaruhi kualitas maka dianjurkan agar
penghematan energi sejauh mungkin. Proses las ikat juga harus dilaksanakan dengan baik
Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 17
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
dan oleh juru las yang mempunyai kualifikasi 2) Kesalahan yang tidak dapat dilihat dengan mata
yang sama dengan juru las yang akan (internal defect).
melaksanakan seluruh pengelasan. Kalau hal a. Dasar concave (cekung)
ini tidak dapat dipenuhi maka sebaiknya b. Dasar berlubang-lubang
tempat-tempat yang nantinya tidak di las. Las c. Lelehan dasar
ikat juga biasanya menggunakan elektroda d. Incomplete penetration
yang sama jenisnya dengan elektroda untuk e. High low (tinggi rendah)
pengelasan yang sebenarnya. f. Retak kaki burung (bird claw crack)
g. Perubahan bentuk
(4) Pemeriksaan Dan Perbaikan Alur
Bentuk dan alur turut menentukan mutu lasan, Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
karena itu pemeriksaan terhadap ketelitian perubahan bentuk pada pengelasan antara lain :
bentuk ukuranya juga harus dilakukan pada Karena masukan panas dan karena penahan atau
saat sebelum pengelasan, dalam hal ini yang penghalang pada sambungan las. Langkah-langkah
penting adalah besarnya celah akar, yang harus pencegahan dan penanganan perubahan bentuk
sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan. pada hasil lasan dengan langkah awal meluruskan
Kalau celah akar lebih besar dari pada semua bagian las yang akan dilas, serta
spesifikasi maka harus diadakan perbaikan pengurangan masukan panas pada logam lasan
seperlunya. Cara perbaikannya tergantung dari dengan mengurangi panjang lasan dan memilih
pada celah dan jenis sambunganya. bentuk kampuh. Untuk menunjang keberhasilan
pelaksanaan pengelasan, diperlukan berbagai alat
(5) Pembersihan Alur bantu yang berguna untuk menunjang kelancaran
Kotoran-kotoran sperti karat, terak, minyak dan proses pengelasan antara lain Palu Las, Penjepit
gemuk, debu, air dan lain sebagainya bila dan Sikat Baja. Untuk menjamin kelancaran dan
bercampur dengan logam. Las dapat keselamatan pada pengelasan maka harus
menimbulkan cacat las seperti retak, lubang diperhatikan penggunaan alat keselamatan kerja
halus dan lain sebagainya yang dapat pengelasan dan pencegahan bahaya pada waktu
membahayakan kontruksi. Karena itu kotoran mengelas seperti Pelindung mata, Pelindung muka,
kotoran tersebut harus dibersihkan sebelum Pelindung pernafasan, Baju Las (Apron), Sepatu
pelaksanaan pengelasan yang sebelumnya juga Las dan Sarung Tangan Las. Pencegahan bahaya
harus dibersihkan juga sebaik-baiknya. Cara las yang harus dilakukan yang diakibatan oleh
pembersihan kotoran tersebut ada dua macam beberapa hal pada proses pengelasan yaitu : a.
yaitu cara mekanik dengan menggunakan sikat Sinar ultraviolet, b. Cahaya tampak dan c. Sinar
kawat baja, penyemprotan pasir dan lain infra merah. Pada proses pengelasan busur manual
sebaginya, disamping itu juga cara yang menggunakan arus listrik sebagai pembangkit
penyemprotan dengan apipada daerah yang busur dapat menimbulkan terjadinya kecelakaan
akan dilas dengan tujuan menguapkan akibat dari sengatan listrik yang dapat
api,membakar minyak dan gemuk, mengakibatkan kematian, untuk itu perlu diketahui
menghembus terak dan merupakan pemanasan hal-hal yang dapat mengakibatkan terjadinya
mula. Langkah-langkah pengelasan adalah kecelakaan tersebut:
Pengaturan mesin las, Pengaturan arus listrik,
Persiapan mengelas da Penyalaan busur. Pada a. Menggunakan sarung tangan, sepatu dan baju
pengelasan ada beberapa faktor yang las yang berisolasi.
mempengaruhi keberhasilan pengelasan antara b. Apabila berkeringat hendaknya
lain, Tinggi Busur, Kecepatan Pengelasan, menghentikan proses pengelasan.
Mematiakan busur dan Pembersih terak. c. Mesin las yang terpasang harus dilengkapi
dengan penurun tegangan otomatis.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada d. d.Harus menggunakan pemegang elektroda
pengelasan adalah : (holder) dan kabel las yang berisolator
1) Kesalahan yang supervisial (dapat dilihat sempurna.
dengan mata) e. Pemegang elektroda (holder) harus diletakkan
a. Undercutting (trkikis) pada tempat yang berisolator.
b. Weaving fault (bentuk rigi las tidak rata) f. Penggunaan ground untuk setiap pemasangan
c. Surface porosity mesin las.
d. Fault of electrode change (kesalahan g. Penggantian elektroda pada saat melakukan
penggantian elektroda) pengelasan harus dilakukan secara hati-hati.
e. Weld spatter (percikan-percikan las) h. Dalam keadaan tidak terpakai mesin las harus
f. Rigi las terlalu tinggi (overlap) dimatikan.
g. Rigi las terlalu lebar
h. Rigi las tidak beraturan
i. Rigi las terlalu tipis (cekung)
j. Retak longitudinal permukaan
k. Retak transversal (melihat sumbu)
18 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

III. Pengujian dan Pemeriksaan Daerah Las. pengelasan diuji tanpa perusakan untuk mendeteksi
kerusakan hasil las dan cacat dalam.
Hasil pengelasan pada umumnya sangat
bergantung pada keterampilan juru las. 3.1 Juru Las / Welder.
Kerusakan.hasil las baik di permukaan maupun di Seorang pekerja di bidang pengelasan, untuk
bagian dalam sulit dideteksi dengan metode dapat mencapai tingkat jabatan sesuai dengan yang
pengujian sederhana. Selain itu karena struktur telah ditetapkan pada Standar Nasional Indonesia
yang dilas merupakan bagian integral dari seluruh Kompetensi Tenaga Juru Las (Welder), dapat
badan material las maka retakan yang timbul akan diperoleh dengan melalui jalur pengalaman kerja,
menyebar luas dengan cepat bahkan mungkin bisa namun diperlukan waktu yang cukup lama. Untuk
menyebabkan kecelakaan yang serius. Untuk mempercepat waktu ini bisa ditempuh cara lain
mencegah kecelakaan tersebut pengujian dan ialah memakai jalur pendidikan dan pelatihan.
pemeriksaan daerah-daerah las sangatlah penting. Kebutuhan akan personel pemegang jabatan tenaga
Tujuan dilakukan pengujian adalah untuk Juru Las (Welder) yang mempunyai Kompetensi
menentukan kualitas produk-produk atau Kerja Standar di industri makin dirasakan karena
spesimen-spesimen tertentu, sedangkan tujuan sifat industri yang padat teknologi dan padat
pemeriksaan adalah untuk menentukan apakah modal, sehingga pemegang jabatan tenaga Juru Las
hasil pengujian itu relatif dapat diterima menurut (Welder) yang mempunyai resiko kecelakaan
standar-standar kualitas tertentu atau tidak dengan tinggi haruslah memenuhi syarat. Kompetensi
kata lain tujuan pengujian dan pemeriksaan adalah personel ini merupakan persyaratan minimal yang
untuk menjamin kualitas dan memberikan harus dipenuhi oleh pemegang jabatan tenaga Juru
kepercayaan terhadap konstruksi yang dilas. Untuk Las.
program pengendalian prosedur pengelasan,
pengujian dan pemeriksaan dapat diklasifikasikan 3.2 Pembahasan
menjadi tiga kelompok sesuai dengan pengujian Suatu proyek atau produk banyak dikerjakan
dan pemeriksaan dilakukan yaitu sebelum, selama dilapangan, maka sebaiknya memilih SMAW. Hal
atau setelah pengelasan. ini mengingat proses kerja dilapangan
Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan membutuhkan tingkat fleksibiltas fungsi alat dan
sebelum pengelasan meliputi: pemeriksaan proses pengelasan yang tinggi.Faktor yang
peralatan las, material pengelasan yang akan mempengaruhi las adalah prosedur pengelasan
digunakan; pengujian verifikasi prosedur yaitu suatuperencanaan untuk pelaksanaan
pengelasan yang harus sesuai dengan prosedur penelitian yang meliputi cara pembuatan
pengelasan yang memadai; dan pengujian konstruksi las yang sesuai rencana dan spesifikasi
kualifikasi juru las sesuai dengan ketrampilan juru dengan menentukan semua hal yang diperlukan
las. Pemeriksaan untuk verifikasi pemenuhan dalam pelaksanaan tersebut. Faktor produksi
standar pengelasan meliputi pemeriksaan pengelasan adalah jadwal pembuatan, proses
kemiringan baja yang dilas, dan pemeriksaan galur pembuatan, alat dan bahan yang diperlukan, urutan
las pada setiap sambungan. Pengujian/pemeriksaan pelaksanaan, persiapan pengelasan (meliputi:
yang dilakukan selama proses pengelasan meliputi: pemilihan mesin las, penunjukan juru las,
pemeriksaan tingkat kekeringan dan kondisi pemilihan elektroda, penggunaan jenis kampuh).
penyimpanan elektrode pengelasan; pemeriksaan (Wiryosumarto, 2000). Pengelasan berdasarkan
las ikat; pemeriksaan kondisikondisi pengelasan klasifikasi cara kerja dapat dibagi dalam tiga
terpending (arus listrik, tegangan listrik, kecepatan kelompok yaitu pengelasan cair, pengelasan tekan
proses pengelasan, urutan proses pengelasan, dsb.); dan pematrian. Pengelasan cair adalah suatu cara
pemeriksaan kondisi-kondisi sebelum dilakukan pengelasan dimana benda yang akan disambung
pemanasan; danpemeriksaan status sumbing- dipanaskan sampai mencair dengan sumber energi
belakang. Pengujian/pemeriksaan yang dilakukan panas.
setelah proses pengelasan meliputi: pemeriksaan Cara pengelasan yang paling banyak digunakan
temperatur pemanasan dan tingkat pendinginan adalah pengelasan cair dengan busur (las busur
sesudah proses pemanasan dan pelurusan; listrik) dan gas. Jenis dari las busur listrik ada 4
pemeriksaan visual pada ketelitian ukuran; dan yaitu las busur dengan elektroda terbungkus, las
pemeriksaan pada bagian dalam dan permukaan busur gas (TIG, MIG, las busur CO2), las busur
hasil las yang rusak. Ada beberapa klasifikasi tanpa gas, las busur rendam. Jenis dari las busur
metode pengujian daerah lasan diantaranya dengan elektroda terbungkus salah satunya adalah las
pengujian merusak / destruktif (DT) dan pengujian SMAW (Shielding Metal Arc Welding). Mesin las
tidak merusak / non-destruktif (NDT). Dalam SMAW menurut arusnya dibedakan menjadi tiga
pengujian destruktif, sebuah spesimen atau batang macam yaitu mesin las arus searah atau Direct
uji dipotongkan dari daerah las atau sebuah model Current (DC), mesin las arus bolakbalik atau
berukuran penuh dari daerah las yang diuji Alternating Current (AC) dan mesin las arus ganda
dilakukan perubahan bentuk dengan dirusak untuk yang merupakan mesin las yang dapat digunakan
menguji sifat-sifat mekanik dan penampilan daerah untuk pengelasan dengan arus searah (DC) dan
las tersebut. Dalam pengujian non-destruktif, hasil pengelasan dengan arus bolak-balik (AC). Mesin
las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik
Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 19
ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)
cair bahan induk tinggi dan kapasitas besar, untuk - Industri kecil yang bergerak pada pekerjaan
pemegang elektrodanya dihubungkan dengan pengelasan di harapkan berpedoman pada
kutub negatif dan logam induk dihubungkan atuaran yang ada dan mempekerjakan yang
dengan kutub positif, sedangkan untuk mesin las telah mendapat pendidikan dan pelatihan atau
DC polaritas terbalik (DC+) digunakan bila titik yang di sebut dengan juru las.
cair bahan induk rendah dan kapasitas kecil, untuk
pemegang elektrodanya dihubungkan dengan 4.2 Saran
kutub positif dan logam induk dihubungkan - Sebaiknya ada perhatian pemerintah khusus
dengan kutub negatif. Pilihan ketika menggunakan untuk industry kecil bengkel las dalam
DC polaritas negatif atau positif adalah terutama mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap
ditentukan elektroda yang digunakan. Beberapa pekerja bengkel las yang ada di kota Medan.
elektroda SMAW didisain untuk digunakan hanya
DC- atau DC+. Elektroda lain dapat menggunakan
keduanya DC- dan DC+. Elektroda E7018 dapat Daftar Pustaka
digunakan pada DC polaritas terbalik (DC+).
Pengelasan ini menggunakan elektroda E7018 [1] G.Archele, Dipl-Ing, 1985, Kalkulation
dengan diameter 3,2 mm, maka arus yang und Wirtshaftlichkeit in der Schweiss
digunakan berkisar antara 115-165 Amper. Dengan Technik, DVS, Dusseldorf.
interval arus tersebut, pengelasan yang dihasilkan [2] Juergen-Klaus Matthes, 2002, Schweiss
akan berbeda-beda (Soetardjo, 1997). Technik, Fachbuchverlag Leipzig im Carl
Hanser Verlag, Muenchen Wien.
IV. Kesimpulan Dan Saran [3] Prof. Dr. Ir. Harsono Wiryosumarto, Prof.
Dr. Toshie Okumura, 2000, Teknologi
4.1 Kesimpulan Pengelasan Logam, PT Pradnya Paramita,
- Suatu proyek atau produk banyak dikerjakan Jakarta.
dilapangan, maka sebaiknya memilih SMAW, [4] PMS, 1978, Teknik Bengkel 2. PMS
Hal ini mengingat proses kerja dilapangan Bandung Taufiq Rochim, Proses
membutuhkan tingkat fleksibiltas fungsi alat Pemesinan. HEDSP, Bandung
dan proses pengelasan yang tinggi.

20 Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017


ISSN : 2598–3814 (Online), ISSN : 1410–4520 (Cetak)

Buletin Utama Teknik Vol. 13, No. 1, September 2017 21

Anda mungkin juga menyukai