01 November 2016
ISSN 2502-4922
Yassyir Maulana
Program Studi Teknik Mesin, Universitas Islam Kalimantan MAB
Jl. Adhyaksa No.2 Kayutangi Banjarmasin
Email : yasir_industri@yahoo.co.id
ABSTRAK
Proses pendinginan dilakukan terhadap hasil pengelasan baja ST 37, menggunakan
media pendingin air kelapa, air garam serta oli bekas. Proses ini berguna untuk
memperbaiki kekuatan tarik dari hasil pengelasan ST 37 tanpa mengubah komposisi
kimia secara menyeluruh. Proses ini mencakup pengelasan dan di ikuti oleh
pendinginan dengan kecepatan tertentu untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan,
dari proses pendinginan tersebut didapatkan nilai kekuatan tarik yang berbeda-beda
antara media pendingin yang digunakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variasi air pendingin terhadap kekuatan tarik benda.
Dari hasil penelitian di ketahui bahwa semua benda hasil pengelasan yang sudah
didinginkan di uji nilai kekuatan tariknya, masing- masing media pendingin mempunyai
nilai kekuaran tarik berbeda. Dari 3 media pendingin yang digunakan dapat terlihat,
bahwa media pendingin yang bagus adalah media pendingin oli bekas, ini terlihat dari
rata-rata kekuatan tarik nya yaitu 53,415 kg/mm2. Sedangkan untuk media pendingin
yang menghasilkan kekuatan tarik terandah adalah media pendingin air kelapa dengan
rata-rata pengujian tariknya adalah 49,764 kg/mm2
1|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
baja ST 37. Dengan tiga macam media tetap dan pengelasan mesti dihentikan
pendingin diharapkan akan memberikan setelah sebatang elektroda habis, puntug
data atau informasi sehingga kekuatan elektroda terbuang dan waktu juga
tarik dari Baja ST 37 menjadi lebih kuat. terbuang untuk mengganti-ganti elektroda
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk yang baru. Terak (slag) yang terbentuk
mengetahui pengaruh variasi media harus dihilangkan dari lapisan las yang
pendingin air terhadap kekuatan tarik sebelumnya.
pasca pengelasan.
Arus Pengelasan
Pengelasan Arus pengelasan adalah besarnya
Las dalam bidang konstruksi aliran atau arus listrik yang keluar dari
sangat luas penggunaannya meliputi mesin las. Besar kecilnya arus pengelasan
konstruksi jembatan, perkapalan, industri dapat diatur dengan alat yang ada pada
karoseri dll. Disamping untuk konstruksi mesin las. Arus las harus disesuaikan
las juga dapat untuk mengelas cacat logam dengan jenis bahan dan diameter elektroda
pada hasil pengecoran logam, yang di gunakan dalam pengelasan.
mempertebal yang aus [4]. Secara Penggunaan arus yang terlalu kecil
sederhana dapat diartikan bahwa akan mengakibatkan penembusan atau
pengelasan merupakan proses penetrasi las yang rendah, sedangkan arus
penyambungan dua buah logam sampai yang terlalu besar akan mengakibatkan
titik rekristalisasi logam baik terbentuknya manik las yang terlalu lebar
menggunakan bahan tambah maupun dan deformasi dalam pengelasan.
tidak dan menggunakan energi panas
sebagai pencair bahan yang dilas.
Tabel 1. Hubungan Diameter Elektroda
Shielded Metal Arc Welding (SMAW) dengan Arus Listrik
Las SMAW merupakan proses las
busur manual dimana panas pengelasan Diameter
Arus (Ampere)
dihasilkan oleh busur listrik antara Elektroda (mm)
elektroda terumpan berpelindung flux 2,5 60-90
dengan benda kerja [2]. 2,6 60-90
Keuntungan dari las SMAW 3,2 80-130
adalah jenis las yang paling sederhana dan 4,0 150-190
paling serba guna, karena mudah dalam 5,0 180-250
mengangkut peralatan dan
perlengkapannya. Hal tersebut membuat
Elektroda
proses pengelasan SMAW mempunyai Pengelasan dengan menggunakan
aplikasi refinery piping hingga pipeline, las busur listrik memerlukan kawat las
dan bahkan pengelasan untuk dibawah (Elektroda) yang terdiri dari suatu inti
laut, guna untuk memperbaiki lokasi yang terbuat dari suatu logam di lapisi oleh
bisa terjangkau oleh sebatang elektroda. lapisan yang terbuat dari campuran zat
Sambungan-sambungan pada daerah kimia, selain berfungsi sebagai
dimana pandangan mata terbatas masih pembangkit, elektroda juga sebagai bahan
bisa dilas dengan cara membengkokkan tambah.
elektroda. Elektroda terdiri dari dua jenis
Kelemahan dari las SMAW adalah bagian yaitu bagian yang bersalut (fluks)
proses pengelasan ini mempunyai dan tidak bersalut yang merupakan
karakteristik dimana laju pengisiannya pangkal untuk menjepitkan tang las.
lebih rendah dibandingkan proses Fungsi fluks atau lapisan elektroda dalam
pengelasan GTAW. Panjang elektroda las adalah untuk melindungi logam cair
2|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
METODE PENELITIAN
Dimana :
Alat dan Bahan
σ = Tegangan (N/mm2)
a. Alat Uji
F = Gaya (N)
Peralatan penelitian berupa sarana
A = Luas Penampang (mm2)
peralatan yang digunakan dalam
pembuatan spesimen maupun
Regangan yang dipergunakan pada
pengambilan data. Alat-alat yang
kurva diperoleh dengan cara membagi
digunakan antara lain :
perpanjangan panjang ukur dengan
1. Alat uji tarik : Mesin uji tarik
panjang awal. Persamaannya yaitu :
2. Alat perlakuan panas : Tang penjepit,
wadah berisi air
(2)
3|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
Keterangan Dimensi
(mm)
d = diameter benda uji 10
D = diameter gagang 15
benda uji
R = Radius 5
n = lebar radius 4,4
Lo = Panjang Spesimen 50
4|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
100 57.446
47.346
50
0
Benda Uji 1 Benda Uji 2
5|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
50.958
55
56 50
54 50.958 45
52 Benda Uji 1 Benda Uji 2
50
48
Benda Uji 1 Benda Uji 2
Gambar 7. Grafik Uji Tarik
Pengelasan Dengan Media
Pendingin Oli Bekas
6|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
7|
Jurnal Teknik Mesin UNISKA Vol. 02 No. 01 November 2016
ISSN 2502-4922
REFERENSI
[1] Amanto, H. dan Daryanto, Ilmu
Bahan, Jakarta, Bumi Aksara, 1999
8|