Anda di halaman 1dari 7

Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar

(2023)

PERBANDINGAN KEKUATAN TARIK HASIL LAS SMAW


TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA BAJA SS400
Muh Fathul Hidayat Dewardin
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Makassar
fathulkosongtiga@gmail.com

Samnur
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Makassar
samnur@unm.ac.id

Badaruddin Anwar
Program Studi Pendidikan Teknik Mesin, Universitas Negeri Makassar
badaruddin.anwar@unm.ac.id

Abstrak - Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang dilaksanakan di


laboratorium Balai Latihan Kerja Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbandingkan kekuataan tarik hasil pengelasan SMAW terhadap proses pendinginan air dan
udara pada baja SS400. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengelasan SMAW
menggunakan pendinginan udara dan pendinginan air, sedangkan variabel terikatnya adalah
kekuatan tarik. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 10 buah yang
dibagi dua kelompok. Kelompok pertama sebanyak 5 buah dilas menggunakan pendinginan
udara, dan kelompok kedua dilas menggunakan pendinginan air. Kemudian dilakukan
pengujian tarik untuk mengetahui nilai kekuatan tarik dari masing-masing kelompok yang
diuji. Hasil pengujian tarik sampel menggunakan pendinginan udara memiliki nilai kekuatan
tarik rata-rata 50.054,2 N sedangkan hasil pengujian tarik sampel menggunakan pendinginan
air memiliki nilai kekuatan tarik rata-rata 48.132,6 N. Berdasarkan analisis data yang
dilakukan, data berdistribusi normal dan kelompok sampelnya homogen, sehingga dilakukan
uji T. Berdasarkan nilai tabel t menunjukkan nilai t tabel sebesar 2,306 pada taraf signifikansi
0.05 dan nilai t hitung sebesar 13,74. Hal ini berarti nilai t hitung lebih besar dari pada t tabel
(H1 diterima dan H0 ditolak) sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan
yang signifikan kekuatan tarik hasil pengelasan terhadap proses pendinginan pada baja
SS400.

Kata kunci : Kekuatan Tarik, Las SMAW, Proses Pendinginan, Baja SS400

Abstrac - This type of research is an experimental research carried out in the Makassar
Vocational Training Center laboratory. This study aims to determine the comparison of the
tensile strength of SMAW welding results to the water and air cooling process on SS400
steel. The independent variable in this study was SMAW welding using air cooling and water
cooling, while the dependent variable was tensile strength. The number of samples used in
this study were 10 which were divided into two groups. The first group of 5 pieces were
welded using air cooling, and the second group was welded using water cooling. Then a
tensile test was carried out to determine the tensile strength value of each group tested. The
results of the sample tensile test using air cooling have an average tensile strength value of
50,054.2 N while the results of the sample tensile test using water cooling have an average
tensile strength value of 48,132.6 N. Based on the data analysis performed, the data is
normally distributed and the sample group homogeneous, so a T test was carried out. Based
on the value of the t table, it showed a t table value of 2.306 at a significance level of 0.05
Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar
(2023)

and a calculated t value of 13.74. This means that the calculated t value is greater than the t
table (H1 is accepted and H0 is rejected) so that it can be concluded that there is a significant
difference in the tensile strength of the weld results to the cooling process on SS400 steel.

Keywords : Tensile Strength, SMAW Welding, Quenching Process, SS400 Steel.

PENDAHULUAN banyak tersedia di pasaran dalam bentuk


Pengelasan adalah proses penyambungan plat, lembaran, flat, batang, bagian, dll.
dua atau lebih bahan logam dengan cara Baja SS 400 lebih umum digunakan di
melebur sebagian logam induknya. industri karena kemampuan mesin dan
Pengelasan dewasa ini tidak dapat kemampuan lasnya. (gustiawan, 2022)
dipisahkan dari proses penyambungan
logam karena pengelasan memiliki peran Pengelasan dapat dibagi menjadi tiga
penting dalam industri desain. Pengelasan kelompok menurut klasifikasi metode
sangat dibutuhkan oleh masyarakat luas kerjanya, yaitu pengelasan cair,
karena banyak kelebihannya dibanding pengelasan tekanan dan mematri.
metode penyambungan logam lainnya. Pengelasan cair adalah metode pengelasan
Metode pengelasan memiliki keunggulan yang menggunakan energi panas untuk
kekuatan tinggi, penggunaan yang mudah memanaskan benda yang akan disambung
dan efek yang baik. Konstruksi bangunan hingga melebur. Metode pengelasan yang
logam saat ini melibatkan banyak elemen paling banyak digunakan adalah las busur
las, terutama di bidang teknik, karena cair (las busur) dan las gas. Ada 4 jenis las
sambungan las adalah salah satu busur, yaitu las busur elektroda, las busur
sambungan berteknologi tinggi yang gas shielded tungsten, las busur logam
secara teknis membutuhkan tukang las (TIG, MIG, las busur CO2), las busur
untuk mendapatkan sambungan berkualitas bebas gas dan las busur terendam. Salah
tinggi. Meluasnya penggunaan teknik ini satu jenis elektroda las busur adalah las
karena bangunan baja dan mesin yang SMAW (shielded metal arc welding).
dibuat dengan teknik penyambungan ini (proxsis.east, 2017)
memiliki struktur yang lebih ringan dan
lebih sederhana dalam pembuatannya, SMAW adalah las busur nyala listrik yang
sehingga secara keseluruhan menjadi lebih menggunakan busur sebagai sumber panas
murah (W. Harsono, 2000). logam cair untuk perlindungan. Jenis ini
paling banyak digunakan dari semua
Pengelasan terdapat berbagai jenis logam pekerjaan las. Pengelasan SMAW bekerja
yang digunakan sebagai media dengan mendekatkan salah satu ujung
penyambung, salah satunya yang sering elektroda ke benda kerja, menghasilkan
digunakan adalah baja SS 400. Plat baja panas listrik (busur) yang melelehkan
adalah plat baja yang ketebalannya rplatif benda kerja dan ujung elektroda luka
kecil dibandingkan panjang dan lebarnya. secara bersamaan. Pengelasan busur
Plat baja gulung memiliki karakteristik membutuhkan penggunaan kabel khusus
pengelasan dan pembentukan yang mudah. dengan inti logam yang dilapisi lapisan
Dalam struktur baja, plat baja banyak kimia. Elektroda ini berfungsi sebagai
digunakan dalam konstruksi jembatan, konduktor dan bahan yang berkontribusi
industri, dll. Plat baja ss 400/Standar pada keseluruhan proses pengelasan.
Industri Jepang JIS G 3101 – Baja untuk Mereka sering digunakan pada suhu antara
penggunaan struktur umum merupakan 1500 dan 1600 derajat Celcius.
baja karbon rendah yang paling umum
digunakan di industri. Jenis bahan ini Alas penjepit tang las menahan fluks, yang
menghangatkan dan melindungi logam
dari dunia luar serta menciptakan atmosfer
Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar
(2023)

pelindung. Fluks membuat logam cair dan Load cell menggunakan sistem peralatan
seimbang berkat busur penstabilnya. Pada pemrosesan data. Karena bagaimanapun
proses pengelasan suhu tinggi digunakan juga untuk mendapatkan hasil tes ini faktor
untuk melelehkan logam dasar atau logam manusia sangat dominan.
pengisi menjadi paduan yang homogen.
Ahli metalurgi menggunakan proses ini TEORI PENGELASAN
untuk mengubah struktur logam, yang Definisi pengelasan menurut DIN
kemudian memerlukan periode cooldown (Deutsche Industrie Norman) adalah
untuk mengubah sifat mekaniknya. Proses ikatan metalurgi pada sambungan logam
ini juga menghasilkan sifat baru pada atau logam paduan yang dilaksanakan
aspek fisik material. pada keadaan lumer atau cair. Dengan kata
lain, las merupakan sambungan setempat
Perubahan struktur mikro logam dari beberapa batang logam dengan
mengubah elastisitas, kekuatan, kekerasan, menggunakan energi panas. Mengelas
ketangguhan, dan ketahanan material menurut alip (1989) adalah suatu aktifitas
terhadap aus. Banyak sifat mekanik menyambung dua bagian benda atau lebih
lainnya yang dapat diubah dengan metode dengan cara memanaskan atau melelehkan
pendinginan cepat atau lambat. Penting atau gabungan keduanya sedemikian rupa
untuk memahami bagaimana perubahan hingga menyatu seperti benda utuh.
proses pendinginan mempengaruhi sifat Penyambungan bisa dengan atau tanpa
asli dari logam induk. Dalam proses bahan tambahan (filter metal) yang sama
pengelasan, beberapa orang biasanya atau berbeda titik cair maupun strukturnya.
menggunakan media pendingin untuk (dzikri, 2020)
menjaga agar sampel hasil pengelasannya
tetap dingin. Ini termasuk air, air laut dan LAS SHIELDED METAL ARCH
solusi berbasis garam. Metode populer WELDING (SMAW)
lainnya adalah menggunakan baja karbon Pengelasan yang sering digunakan dalam
rendah, karena relatif murah dan mudah dunia kontruksi secara umum adalah
dibentuk. Ini sangat berguna untuk pengelasan dengan menggunakan metode
membuat alat pertanian, suku cadang pengelasan dengan busur nyala logam
otomotif, dan peralatan rumah tangga. terlindung atau biasa disebut Shielded
(SUARSANA, 2017) Metal Arc Welding (SMAW). Metode
SMAW banyak digunakan pada masa ini
Orang juga biasa menggunakan plat, baut, karena penggunaannya lebih praktis, lebih
dan profil yang terbuat dari baja karbon mudah pengoperasiannya, dapat digunakan
rendah. Uji tarik adalah salah satu uji untuk segala macam posisi pengelasan dan
material yang paling banyak dilakukan di lebih efisien. Mesin las SMAW menurut
industri. Karena tes ini dianggap paling arusnya dibedakan menjadi tiga macam
mudah dan banyak data yang bisa yaitu mesin las arus searah atau Direct
didapatkan dari tes ini. Hal-hal yang dapat Current (DC), mesin las arus bolak balik
diperoleh dari uji tarik ini antara lain atau Alternating Current (AC) dan mesin
kekuatan tarik ultimit, kekuatan luluh atau las arus ganda yang merupakan mesin las
titik luluh, pemanjangan, kekenyalan, dan yang dapat digunakan untuk pengelasan
pengurangan luas. Dengan berkembangnya dengan arus searah (DC) dan pengelasan
teknologi, saat ini mesin uji tarik dengan arus bol ak-balik (AC). (Azwinur,
dilengkapi dengan perangkat elektronik 2020)
yang memudahkan dalam menganalisis
data yang diperoleh. Load cell adalah PENGUJIAN TARIK
perangkat elektronik yang digunakan Pengujian tarik dilakukan untuk
sebagai add-on dalam mesin uji tarik. mengetahui kekuatan tarik dari sambungan
Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar
(2023)

logam yang telah dilas.Karena mudah Teknik pengumpulan data yang digunakan
dilakukan dan menghasilkan tegangan dalam penelitian ini adalah dengan cara
seragam (uniform) pada penampang, serta pengukuran langsung pada objek yang
pada umumnya sambungan logam yang diteliti. Objek yang diteliti diberi
telah dilas mempunyai kelemahan untuk perlakuan pengelasan kemudian diukur
menerima tegangan tarik. Kekuatan tarik sesuai dengan pengujian yang dibutuhkan,
sambungan las sangat dipengaruhi oleh yakni dengan alat uji tarik yang telah
sifat logam induk, daerah HAZ, sifat melalui proses Pengelasan las SMAW
logam las, geometri serta distribusi menggunakan dua jenis kondisi elektroda,
tegangan dalam sambungan. Dalam hal tersebut dilakukan untuk memperoleh
pengujian, spesimen uji diberi beban data yang akurat dan selanjutnya di
dengan kenaikan beban sedikit demi analisis dengan teknik analisis data untuk
sedikit hingga spesimen uji tersebut patah. hasil pengujian.

METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN


Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif Jenis penelitian ini merupakan penelitian
yang dimana dalam pendekatannya adalah eksperimen yang dilaksanakan di
eksperimental. Penelitian eksperimen laboratorium Balai Latihan Kerja
dapat didefinisikan sebagai metode Makassar. Penelitian ini bertujuan untuk
sistematis guna membangun hubungan mengetahui perbandingkan kekuataan tarik
yang mengandung fenomena sebab akibat. hasil las SMAW terhadap proses
Penelitian eksperimen merupakan metode perbandingan pada baja SS400 yang
inti dari model penelitian yang kelompok menggunakan pendinginan air dan
data X1 Dibandingkan kelompok data X2 pendinginan udara. Nilai yang diperoleh
menggunakan pendekatan kuantitatif. pada hasil perbandingan kekuatan tarik
Dalam metode eksperimen, peneliti harus hasil pengelasan SMAW pada baja SS400
melakukan tiga persyaratan yaitu kegiatan dari masing-masing kelompok X1 dan X2
mengontrol, kegiatan memanipulasi, dan yang diukur dapat dilihat pada tabel.
observasi (McMillan dan Schumacher Tabel Data hasil normal tanpa pengelasan
2001) yang dikutip oleh (Mujtahidin pada baja SS400
2022). Normal tanpa
pengelasan
VARIABEL DAN DESAINPENELITIAN No Sample
Variabel penelitian ini yaitu variable W T
Fm (kN) L (mm)
independen dan variabel dependen (mm) (mm)
Desain penelitian ini adalah penelitian
yang bersifat komparatif yang bertujuan 1 I 48.037 98 12,5 10
untuk mengetahui Perbandingan Kekuatan
Tarik Hasil Las SMAW Terhadap Proses Tabel Data hasil pengelasan SMAW
Pendinginan Pada Baja SS400. menggunakan Baja SS400 (Pendinginan
Udara)
POPULASI DAN SAMPEL X1 (Hasil uji tarik dengan
Populasi penelitian yaitu baja SS400. No Sampel pendinginan udara)
Adapun sampel penelitian adalah Baja Fm(kN) L(mm) W(mm) T(mm)
SS400 yang dipotong sesuai ukuran yang
telah ditentukan sebanyak 10 potong dan 1 I 50.765 98 12,5 10
dibentuk dengan sambungan kampuh V. 2 II 50.311 98 12,5 10

TEKNIK PENGUMPULAN DATA 3 III 50.534 98 12,5 10


4 IV 50.389 98 12,5 10
Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar
(2023)

5 V 48.272 98 12,5 10 Varians

∑ 250.271
Parameter-parameter yang terdapat pada
Tabel Data hasil pengelasan SMAW tabel digunakan untuk menghitung nilai
menggunakan Baja SS400 (Pendinginan Air)
rata-rata, data dari kelompok bahan yang
X2 (Hasil uji tarik dengan pendingan air) diuji. Secara lengkap cara dan hasil
No Sample penelitian selanjutnya dilakukan sistem
T
Fm (kN) L (mm) W (mm) pengujian persyaratan, yakini uji
(mm)
normalitas, uji homogenitas dan uji T.
1 I 49.103 98 12,5 10
Berdasarkan pengujian tarik yang
2 II 48.104 98 12,5 10 dilakukan di BLKI Makassar, data yang di
peroleh dari hasil pengujian tarik
3 III 49.717 98 12,5 10 pengelasan masing-masing kelompok
memiliki 5 sampel dan di peroleh hasil
4 IV 46.981 98 12,5 10 sebagai berikut:
1. Pengelasan SMAW dengan proses
5 V 46.758 98 12,5 10
pendinginan udara dengan besar nilai
∑ 240.663 kekuatan tarik spesimen1 50.765,
spesimen2 50311, spesimen3 50.534,
Keterangan: spesimen4 50.389, spesimen5 48.272.
Fm = Gaya Maksimum 2. Pengelasan SMAW dengan proses
pendinginan air dengan besar nilai
L = Panajang awal sampel kekuatan tarik spesimen1 49.103,
W = Lebar sampel spesimen2 48.104, spesimen3 49.717,
spesimen4 46.981, spesimen5 46.758.
T = Tinggi sampel Berdasarkan hasil perhitungan Uji
Normalitas tersebut maka untuk
Tabel Data nilai kekuatan tarik hasil membuktikan adanya kesamaan varian
pengelasan SMAW dari masing-masing sekelompok-kelompok di lakukan Uji
kelompok X1 dan X2 homogenitas pada sampel, dengan mencari
Fhitung maka di lakukan pembagian dari
Besar nilai kekuatan tarik varians terbesar dan terkecil sehingga
sambungan las (σm) (N/mm2)
Subjek mendapatkan jumlah varians 1,63055
eksperimen Pendinginan selanjutnya dengan Hasil perhitungan di
Pendingan Air
Udara varians, menunjukkan bahwa datanya
X1 X2 berdistribusi normal dan kelompok
S1 50.765 49.103
sampelnya homogen, sehingga dapat
dilakukan uji T.
S2 50.311 48.104
Berdasarkan dari nilai n - 1 = 8 pada tabel
S3 50.534 49.717 t menunjukkan nilai t tabel sebesar 2,306
S4 50.389 46.981 pada taraf signifikansi 0.05, hal ini berarti
nilai t hitung > t tabel = 13,74 > 2,306 (H1
S5 48.272 46.758 diterima dan H0 ditolak) sehingga dapat
Σ 242.665 304.172 ditarik kesimpulan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan kekuatan tarik
Rata-rata X ₁ = 50.054,2 X ₂ = 48.132,6 hasil pengelasan terhadap proses
Standar S1 = 1011,153 S2 = 1291,174 pendinginan pada baja SS400, sebab
Deviasi 2 perlakuan panas pada setiap proses
S1 = 1.022.430 S22 = 1.667.1310
Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar
(2023)

pendinginan logam dalam keadaan padat Agar diperoleh hasil penelitian yang lebih
untuk mengubah sifat-sifat dari fisis logam baik. pada proses Pengelasan harus
tersebut. Pengelasan SMAW terhadap diperhatikan faktor-faktor yang
proses pendinginan udara memiliki mempengaruhi hasil sambungan las, dan
kekuatan tarik lebih besar dengan rata-rata untuk peneliti selanjutnya penentuan juru
ketuatan tarik 50.054,2 N, sedangkan las yang betul-betul berkompeten
kekuatan tarik hasil pengelasan SMAW dibidangnya.
terhadap proses pendinginan air dengan
rata-rata kekuatan tarik 48.132,6 N. DAFTAR PUSTAKA
Alip, M., 1989, Teori dan Praktik Las,
Kemampuan suatu jenis media dalam Departemen Pendidikan dan
mendinginkan spesimen bisa berbeda- Kebudayaan.
beda, media pendingin merupakan suatu
substansi yang berfungsi dalam Arifin, S. , 1997, Las Listrik dan Otogen,
menentukan kecepatan pendinginan yang Ghalia Indonesia, Jakarta.
dilakukan terhadap material yang telah
diuji dalam perlakuan panas. Kekuatan Author ilham mutu, 2020.
tarik yang dihasilkan oleh media pendingin https://www.labmutu.com/2020/0
memiliki perbedaan kapasitas pendingin 9/uji-t-adalah.html.
dari masing-masing media pendingin. Diakses 08 Agustus 2022.
Dimana pada penelitian ini nilai kekuatan
tarik pada sampel yang ditarik normal Azwinur, d. (2020). Pengaruh arus
memiliki nilai dengan rata-rata 48.037 pengelasan SMAW terhadap
N/mm2 sedangkan nilai tertinggi yaitu kekuatan sambungan las double lap
dengan menggunakan media pendinginan joint pada material AISI 1050 .
udara dengan nilai rata-rata sebesar Journal of Welding Technology, 1-
50.054,2 N/mm2, nilai rata-rata ini diambil 2.
dari 5 sampel yang memiliki nilai yang Dowling E, Norman. 1999. Mechanical
berbeda-beda yang telah diterangkan pada Behavior Of Materials.
tabel 4.7. Sedangkan media pendinginan 2ndadition.Printed
air memiliki nilai rata-rata sebesar in the united states of America.
48.132,6 N/mm2, dimana nilai rata-rata ini
juga diambil dari 5 sampel yang berbeda- Dirjosisworo, S.H., Dr. Soedjono, 1994.
beda juga. Sejarah dan Azas-Azas Penologi.
Bandung: CV. AMRICO
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dzikri, a. (2020). pengelasan menurut din
bahwa data yang di peroleh dari hasil (deutsche industrie norman). itenas
pengujian ini nilai kekuatan tarik tertinggi library, 6-7.
yaitu dengan media pendinginan udara
Hakim. L., (2020)., Pengaruh Pengelasan
dengan nilai rata-rata sebesar 50.054,2
Smaw Terhadap Kekuatan Impak
N/mm2, nilai rata-rata ini diambil dari 5
Danhardness Dengan Variasi
sampel yang memiliki nilai yang berbeda-
Arus 80, 90, Dan 100 Pada Baja
beda yang telah diterangkan pada tabel
Stainles 308. Piston, 4(2), 44-50
4.7. Sedangkan media pendinginan air
memiliki nilai rata-rata sebesar 48.132,6 Maulana, Y. (2016). Analisis Kekuatan
N/mm2, dimana nilai rata-rata ini juga Tarik Baja St37 Pasca Pengelasan
diambil dari 5 sampel yang berbeda-beda dengan Variasi Media Pendingin
juga. Menggunakan Smaw. Journal
article // Al Jazari, 5-8.
SARAN
Muh Fathul Hidayat Dewardin, Samnur, Badaruddin Anwar
(2023)

Mujtahidin, Mujtahidin, and M. Luthfi Sugiyono, 2010.Metode Penelitian


Oktarianto. "Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
Pendidikan Dasar: Kajian Dan R Dan
Perspektif Filsafat Ilmu."
Terampil: Jurnal Pendidikan dan D. Bandung :Alfabeta.
Pembelajaran Dasar 9.1 (2022): Untung Budiarto, d. (2019). Analisa
95-106 Perbandingan Kekuatan Tarik,
Prayitno, D. (2018). PENGARUH KUAT Tekuk, dan Mikrografi Pada
ARUS LISTRIK PENGELASAN Sambungan Las Baja SS 400
TERHADAP KEKERASAN Akibat Pengelasan FCAW (Flux-
LAPISAN LASAN PADA BAJA Cored Arc Welding) dengan
ASTM A316. Jurnal Dinamika Variasi Jenis Kampuh dan Posisi
Vokasional Teknik Mesin, 2-3. Pengelasan. jurnal teknik
perkapalan, 3-5
proxsis.east. (2017). Retrieved from jenis
jeis pengelasan: Wahyuddin, dkk. 2015. ReSearcher
https://surabaya.proxsisgroup.com/ Pengantar Penelitian.
jenis-jenis-pengelasan/ Lamongan: Pustaka
Jingga
Saputra, L. I. (2019)., Analisa
Perbandingan Kekuatan Tarik, Wirjosumarto, Harsono, and Toshie
Impak, dan Mikrografi Pada Okumura. Teknologi pengelasan
Sambungan Las Baja SS 400 logam. Pradnya Paramita
Pengelasan SMAW (Shielded dengan Bantuan Association for
Metal Arc Welding) Akibat International Technical
dengan Variasi Jenis Kampuh dan Promotion, 1979.
Posisi Pengelasan., Jurnal Teknik Wiyosumarto H., Okumura T. 2000.
Perkapalan, 7(4), 215-226 Teknologi Pengelasan Logam.
SUARSANA. (2017). PENGETAHUAN Jakarta. Pradya Paramita
MATERIAL TEKNIK. Zainal, M. (2018)., Analisis Perbandingan
simdos.unud, 7-10. Kualitas Las SMAW Kampuh V
Sudjana. 1996. Metode dengan Uji Bending pada Baja
Statistika.Bandung: Tarsito. ST37., Teknologi, 19(1), 45-56

Anda mungkin juga menyukai