13114003
JERRY AGUSTIAN
13114013
13114019
DENNIS SETIAWAN
13114023
Tanggal Praktikum
: 19 Oktober 2016
: 23 Oktober 2016
Nama Asisten
: Steven A.G.
13113035
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
LANDASAN TEORI
Jarak ujung elektroda dengan benda kerja harus dijaga konstan atau
stabil.
sempit. Hal ini diimbangi dengan kecepatan pengelasan yang juga harus
tinggi.
Gas hidrogen yang digunakan juga adalah hidrogen diatomik yang pada
temperatur 60000C terpecah menjadi bentuk atomnya yang dapat
menyerap panas dari busur listrik. Kemudian ketika mencapai benda
kerja, atom-atom hidrogen bergabung kembali membentuk hidrogen
diatomik dan melepaskan panas.
Las busur listrik yang elektrodanya ikut melebur saat pengelasan juga terbagi menjadi
beberapa macam yaitu :
1. Shielded Metal Arc Welding (SMAW)
(a) Gas Metal Arc Welding (b) Peralatan Gas Metal Arc Welding
Source :Kalpakjian, Serop, Stephen R. Schmid. 2009.Manufacturing Engineering and
Technology.New Jersey :Pearson
Prinsip kerjanya sama dengan GMAW, hanya saja flux yang digunakan
sudah dikemas menjadi satu dengan elektroda pengisinya. Flux nya
berada di tengah-tengah elektroda batang pengisinya.
Bentuk elektroda yang jauh lebih kecil membuat pengelasan ini bisa
dioperasikan pada material logam dengan ketebalan yang bervariasi
Electrogas Welding
Source :Kalpakjian, Serop, Stephen R. Schmid. 2009.Manufacturing Engineering and
Technology.New Jersey :Pearson
Electroslag Welding
Source :Kalpakjian, Serop, Stephen R. Schmid. 2009.Manufacturing Engineering and
Technology.New Jersey :Pearson
BAB 3
Pola pengelasan
Chamfer
BAB 4
ANALISIS
ketika
pengelasan
dilakukan
untuk
seluruh
bagian
BAB 4
ANALISIS
ditemukan adanya slag yang merupakan lelehan flux yang membeku. Slag ini
berbentuk gumpalan lelehan logam yang memadat. Slag dihilangkan dengan cara
memukulnya dengan palu, dengan arah pukulan yang membuat slag tergerus.
Benda kerja setelah disambung membentuk profil V diakibatkan selama proses
pengerjaa terjadinya pemuaian yang tidak merata.
Pada sambungan juga terlihat adanya retakan-retakan. Hal ini terjadi karena
proses pendinginan ataupun gradien temperatur tidak merata. Kemudian bisa
dilihat tebal tipisnya daerah penetrasi tidak merata, hal ini diakibatkan kecepatan
pengelasan yang tidak konstan. Kemudian daerah sekitar pengelasan juga terlihat
banyaknya percikan logam. Hal ini disebabkan karena arus yang terlalu besar
sehingga loncatan elektron terjadi secara besar-besaran dan acak.
BAB 4
ANALISIS
4.1
Menyiapkan benda kerja yaitu 4 plat baja persegi panjang serta peralatan
dan perlengkapan las busur listrik.
2.
Membuat chamfer pada 2 sudut dan 2 sisi pada sisi panjang plat baja
dengan mesin gerinda.
3.
Atur arus listrik tergantung ukuran elektroda dan ketebalan dari benda
kerja yang akan dilas. Kisaran besar arus yang dapat digunakan terdapat
dalam tabel yang tercantum di belakang karton pembungkus elektroda.
Dalam praktikum ini digunakan 70 A.
4.
Hubungkan kutub positif dengan elektroda dan kutub negatif dengan meja
yang terhubung dengan benda kerja (masing-masing menggunakan
penjepit).
5.
6.
Pasang sarung tangan. Dekatkan elektroda dengan plat yang akan dilas.
Saat hampir menyentuh permukaan plat, pasang pelindung muka.
7.
4.3
4.4
Elektroda menempel pada benda kerja, hal ini terjadi karena elektroda
terlalu dekat sehingga menempel saat baru akan memulai pengelasan.
Tidak ada loncatan busur listrik, hal ini terjadi akibat elektroda terlalu
miring terhadap benda kerja sehingga loncatan busur listrik sulit terjadi.
Semakin pendek filler (elektroda), semakin besar dan merah api dari
loncatan busur listrik yang dihasilkan.
BAB 4
ANALISIS
12. Lakukan proses pengelasan yang sama di sisi balik dari kedua pelat
tersebut, dan kemudian untuk pelat-pelat lainnya.
13. Setelah semua proses pengelasan selesai dan semua lapisan slag telah
dikeruk dari pelat, lakukan proses quenching dengan menyirami pelat
dengan air selama beberapa waktu.
14. Setelah selesai, ambil kembali benda kerja akhir, bersihkan daerah kerja
praktikum, dan kembalikan alat-alat yang digunakan selama praktikum
kepada tempatnya.
Elektroda
dan
juga
dapat
non-consumable,
dibedakan
yang
dengan
juga
elektroda
berbeda
secara
menyimpang pada sambungan las dan juga lelehan yang terjadi terlalu
dalam sehingga terjadi HAZ yang sangat luas. Kecepatan pengelasan
yang terlalu lambat juga menyebabkan jumlah batang elektroda nonconsumable yang harus digunakan juga lebih banyak.
BAB 4
ANALISIS
Pada hasil pengelasan juga terdapat kerak hitam pada las. Dari
skema proses kerja las busur listrik pada bagian teratas terdapat
slag. Kerak hitam ini adalah slag. Slag perlu dihilangkan karena tidak
berguna. Cara menghilangkan slag dengan mengetuk slag tersebut
dengan palu sampai lepas dari hasil lasan.
Hasil benda kerja yang kami dapatkan juga terdapat lubang. Hal ini
disebabkan oleh ketidakrataan dalam pengelasan sehingga setiap
bagian benda kerja tidak mengalami proses yang seragam, ada
yang terlalu lama ada yang terlalu cepat prosesnya.
Besar
arus
juga
mempengaruhi
kenaikan
dari
4.4. Fenomena
Fenomena yang terjadi saat pengelasan adalah terjadi gumpalan
pada daerah yang tidak mengalami pengelasan. Hal ini disebabkan oleh
jarak antara elektroda dan benda kerja saat pelelehan dari benda kerja
yang terlalu besar. Karena pelelehan dari elektroda berupa bunga api
sehingga daerah pelelehannya besar. Agar tidak terjadi ini maka jarak
elektrodda dan bendda kerja diperkecil.
Fenomena lainnya adalah terjadi perubahan warna pada benda
kerja. Hal ini dikarenakan adanya HAZ (Heat Affected Zone). Panas
yang dihasilkan cukup tinggi untuk mengubah struktur dari benda kerja
dan mengubah warna dari benda kerja.
Setelah proses pengelasan, terdapat kerak hitam yang melapisi
hasil dari lasan. Kerak hitam ini adalah slag. Slag ini terdapat pada
permukaan lasan karena adanya fluks yang mencegah terjadinya slag
pada bagian dalam lasan.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
1. Prinsip kerja dari las busur listrik yakni suatu proses pengelasan dengan
memanfaatkan panas yang timbul akibat adanya beda potensial antara
elektroda yang terhubung dengan kabel (kutub positif) pada mesin las
dengan benda kerja yang terhubung dengan kabel (kutub negatif) pada
mesin las.
2. Tahapan proses pengelasan busur listrik adalah:
i.
ii.
iii.
iv.
v.
vi.
vii.
3. Parameter proses dalam proses pengelasan las busur listrik antara lain:
a. Arus yang digunakan
b. Kecepatan gerak pengelasan
c. Jarak antara ujung elektroda dengan benda kerja
d. Jenis material benda kerja yang akan di las
e. Jenis elektroda yang digunakan
5.2 Saran
1. Pastikan pada saat melakukan proses pengelasan tetap waspada. Karena
percikan api dari proses pengelasan dapat mengenai anggota tubuh seperti
mengenai kaki, meskipun tertutup dengan sepatu namun panas yang
ditimbulkan akan tetap dapat dirasakan.
2. Cuci tangan dan basuh muka jika sudah selesai melakukan pengelasan.
Karena bisa jadi menyebabkan iritasi setelah melakukan praktikum las
busur listrik ini.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan :
1. Prinsip kerja dari pengelasan busur listrik yaitu melelehkan logam dengan
panas yang dihasilkan dari busur listrik yang terjadi karena adanya
perbedaan polaritas antara ujung elektroda dan benda kerja.
2. Tahapan proses pengelasan busur listrik :
a. Menyiapkan alat dan benda kerja
b. Membersihkan benda kerja
c. Membuat chamfer pada benda kerja
d. Menentukan arus yang akan digunakan yang disesuaikan dengan
ketebalan eletkroda dan jenis material yang digunakan.
e. Menghubungkan kutub listrik pada benda kerja dan elektroda
f. Memakai pelindung mata, masker, dan sarung tangan
g. Mengecek busur listrik
h. Melakukan pengelasan
3. Parameter pengelasan busur listrik yaitu :
a. Arus dan tegangan listrik yang digunakan
b. Kecepatan pengelasan
c. Polaritas listrik yang digunakan
d. Kebersihan permukaan
5.2 Saran :
5. Membersihkan permukaan benda kerja dengan sikat besi terlebih dahulu
untuk kualitas pengelasan yang lebih baik
6. Memastikan pelindung mata, masker, dan sarung tangan telah terpakai
agar keamanan lebih terjamin.
7. Membiasakan membuat lasan pada kedua ujung awal dan akhir jaur
pengelasan sehingga deformasi benda kerja dapat dihindari.
BAB 5
5.1 Kesimpulan:
1. Las busur listrik adalah proses pengelasan yang menggunakan panas dari
loncatan busur listrik antara elektroda dan benda kerja yang memiliki beda
potensial.
2. Tahapan-tahapan proses las busur listrik:
i.
ii.
Membuat chamfer pada 2 sudut dan 2 sisi pada sisi panjang plat baja
dengan mesin gerinda.
iii.
Atur arus listrik tergantung ukuran elektroda dan ketebalan dari benda
kerja yang akan dilas. Kisaran besar arus yang dapat digunakan
terdapat dalam tabel yang tercantum di belakang karton pembungkus
elektroda. Dalam praktikum ini digunakan 70 A.
iv.
yang
terhubung
dengan
benda
kerja
(masing-masing
menggunakan penjepit).
v.
vi.
vii.
3. Parameter proses:
filler, sambungan kedua plat lebih tertutupi (lebih sedikit/tidak ada celah),
namun berpotensi menimbulkan tumpukan slag.
5.2 Saran:
Sebaiknya kapasitas MCB dinaikkan sehingga tidak mati tiba-tiba dan tidak
menghambat proses pengelasan.
BAB 5
Kesimpulan
1. Prinsip kerja las busur listrik adalah las busur listrik menciptakan panas
dengan menimbulkan sebuah busur listrik diantara benda kerja dengan
ujung elektroda. Busur listrik ini dibentuk dengan mengalirkan arus listrik
ke benda kerja dan elektroda yang terpisah. Tegangan listrik yang
sangat tinggi akan menyebabkan arus listrik dari kedua benda yang
terpisah itu loncat yang tertampak sebagai sebuah busur listrik. Panas
yang dihasilkan oleh busur listrik (sekitar 30000 derajat celcius)
kemudian digunakan untuk memanaskan dan melelehkan logam benda
kerja dan menyatukan logam-logam yang terpisah.
2. Tahapan proses dari proses pengelasan las busur listrik adalah sebagai
berikut :
a. Gunakan topeng pelindung, sarung tangan, dan alat-alat
keamanan lainnya sebelum melakukan proses pengelasan.
b. Siapkan benda kerja dan lakukan proses chamfering 45 derajat
pada seluruh sisi.
c. Jepitkan jepitan kabel kutub negatif pada meja kerja.
d. Jepitkan elektroda non-consumable pada pemegang elektroda.
e. Nyalakan generator arus dan atur arus yang mengalir hingga 5070 Ampere.
f. Lakukan pemeriksaan apakah arus listrik telah mengalir pada
elektroda dengan mendekatkan elektroda pada meja kerja.
g. Jika terjadi busur listrik, maka arus telah mengalir dan proses
pengelasan siap dilakukan.
h. Biarkan benda kerja mendingin untuk beberapa saat dan keruk
lapisan slag yang terbentuk diatas sambungan las.
i.
3. Parameter proses dari las busur listrik adalah besar arus listrik, jenis
elektroda yang digunakan, jenis material benda kerja yang digunakan,
dan kecepatan pengelasan.
Saran
1. Karena hasil akhir benda kerja memiliki banyak bagian yang tidak
disambung oleh las, selain memperlambat gerakan tangan selama
proses pengelasan dilakukan, arus listrik yang digunakan untuk proses
pengelasan dapat dinaikan.
2. Dapat digunakan sebuah vise atau penjepit benda kerja agar benda
kerja tidak bergerak selama proses pengelasan. Benda kerja bergerak
akibat pemuaian yang relatif besar karena temperatur pengelasan yang
sangat tinggi.
3. Elektroda permanen dapat digunakan agar proses pengelasan tidak
perlu berhenti akibat elektroda yang habis dan juga mengurangi sampah
yang dihasilkan dari puntung elektroda.
4. Masker penutup hidung dan mulut sebaiknya diwajibkan agar tidak
menghirup gas-gas yang terbentuk akibat proses pengelasan dan juga
slag yang dapat terbang ke arah muka saat melakukan melakukan
proses pengikisan slag.
5. Praktikan sebaiknya menggunakan sarung tangan karet untuk
menghindari risiko terjadinya kesetrum saat melakukan proses
pengelasan.
6. Benda kerja yang akan dilas dapat lebih divariasikan sehingga praktikan
juga dapat mengetahui berbagai jenis sambungan las dan teknik
pengelasan yang dapat digunakan menggunakan las busur listrik.
BAB 5
5.1. Kesimpulan
1. Prinsip kerja las busur listrik adalah dengan memanfaatkan arus
yang besar untuk menghasilkan lompatan listrik untuk melakukan
proses las. Lompatan listrik ini menghasilkann panas yang besar
dan menciptakan bunga api yang melelehkan elektroda dan benda
kerja.
2. Tahapan proses las busur listrik adalah chamfering benda kerja,
pemilihan besar arus, pengelasan, lalu pembersihan slag
3. Parameter proses pada las busur listrik adalah kecepatan gerak dari
proses pengelasan, jarak antara elektroda dan benda kerja, dan
besar arus yang digunakan.
5.2. Saran
1. Agar proses pengelasan yang didapatkan baik sebaiknya dilakukan
proses chamfering pada benda kerja.
2. Sebelum dilakukan proses pengelasan sebaiknya tes apakah ada
bunga api yang dihasilkan agar proses pengelasan dapat dilakukan.
3. Setelah dilakukan pengelasan sebaiknya hasil benda kerja dipukul
untuk menghilangkan slag pada benda kerja agar hasil yang
didapatkan baik.
1. Tuliskan nama dan fungsi dari komponen las busur listrik yang digunakan pada
praktikum dengan lengkap!
Pelindung muka, berfungsi untuk melindungi mata
2. Terangkan prosedur kerja yang telah dilakukan pada las busur listrik, secara
singkat saja !
Siapkan benda kerja yaitu pelat baja Buat chamfer pada 2 sudut dan 2 sisi pada
sisi panjang plat baja dengan mesin gerinda. Atur arus listrik tergantung ukuran
elektroda dan ketebalan dari benda kerja yang akan dilas. Hubungkan kutub positif
dengan elektroda dan kutub negatif dengan meja yang terhubung dengan benda kerja
(masing-masing menggunakan penjepit). Nyalakan mesin las. Pasang sarung tangan.
Dekatkan elektroda dengan plat yang akan dilas. Saat hampir menyentuh permukaan
plat, pasang pelindung muka. Lakukan proses pengelasan busur listrik.