NIM : 191910101101
Proses manufaktur 2 (B)
Las adalah suatu metode penyambungan dua atau lebih batang logam yang disatukan dengan
kuat yang bersumber dari panas alarin listrik ataupun panas dari pembakaran gas.
Las busur listrik sering disebut dengan las listrik merupakan suatu proses penyambungan dua
atau lebih batang logam dengan menggunakan panas dari listik sebagai sumber dari
panasnya. Dengan proses energy panas yang di salurkan dari ujung-ujung bagian dari logam
yang akan di sambung hingga elektroda itu meleleh dan membuat kedua logam itu
menyambung dengan kuat.
Las listrik ini menggunakan sumber listrik yang cukup tinggi hingga menciptakan busur
nyala listrik (ARc) hingga dihasilkan suhu pengelasan yang sangat tinggi hingga 4000 derajat
Celsius. Las listrik ini bisa menggunakan listrik (DC/direct current) atau arus searah maupun
(AC/alternating current) atau arus bolak-balik, tengangan yang dipakai hanya 23 sampai 45
Volt AC atau DC. Sedangkan untukmencairkan logam pengelasan dibutuhkan arus hingga
500 Ampere, namun secara umum di gunakan hanya sebesar 80-200 Ampere.
Pembeda dari arc welding adalah comsumable dan non-consumable electrode. Consumable
electrode adalah menggunakan electrode yang bisa habis saat proses pengelasan berlangsung,
sedangkan non-cumable adalah electrode yang digunakan tidak akan habis saat pengelasan.
• Consumable electrode
Prinsip dasar dari non consumable electrode ini adalah dengan cara membuat busur
listrik yang digunakan untuk meleburkan material logam. Disini electrode tidak ikut
mencair dikarenakan titik lebur dari electrode lebih besar dari material. Menggunakan
gas pelindung sebagai penjaga agar logam las tidak terkontaminasi dengan udara.
Berikut adalah contoh dari Non consumable arc welding :
✓ Gas Tungsten Arc Welding
GTAW juga dikenal Las TIG menggunakan elektroda tungsten yang
menghasilkan busur listrik jika di tempelkan ke base metal.tetapi tungsten tidak
akan mencair, hanya membuat kawah panas dan bisa digunakan pengelasan
tanpa menggunakan bahan tambahan.
Pembentukan Busur Nyala Listrik
Sumber listrik dihubungkan dengan benda kerja sehingga kutup sumber yang satu terhubung
ke benda kerja yang berfungsi sebagai katoda. Kutup lainnya dihubungkan dengan elektroda
yang berfungsi sebagai anoda. Pada saat elektroda di dekatkan ke pada benda kerja akan
terjadi hubungan listrik antara kutup-kutup yang bersentuhan. Electron yang mengalir dengan
berkecepatan tinggi dari kutup katoda (benda kerja ke kutup anoda yang berupa electrode
melompati ruang antara katoda dan anoda. Aliran electron menimbulkan aliran iron positif
dari kutup anoda ke kutup anoda yaitu arus listik. Arus listrik yang melompati udara disebut
busur listrik. Semakin besar arus listrik maka semakin besar busur listrik.
Apabila arus listriknya mengalir besar butir-butir logamnya akan menjadi halus, ketika arus
listriknya terlalu besar maka butir-butir logamnya akan terbakar sehingga kampuh
sambungan menjadi rapuh
Besar kecilnya butiran logam elektroda juga di pengaruhi oleh komposisi dari bahan flux
yang dipakai pembungkus elektroda. Flux akan mencair saat pengelasan berlangsung dan flux
akan menutup lasan, Fluks yang tidak terbakar akan menjadi gas. Gas dan flux yang terbakar
akan melindungi cairan logam lasan agar tidak terkontaminasi udara atau oksidasi dan
memantapkan nyala listrik. Dengan adanya fluks pemindahan logam cair elektroda akan lebih
mudah dan stabil.
Perlindungan Terhadap Busur Nyala Listrik
Bagaimanapun proses dari pengelasan busur nyala listrik tidak hanya menggeser elektroda
sepanjang jalur sambungan. Pada suhu yang tinggi logam bisa memiliki kecenderungan
bereaksi dengan zat-zat yang terdapat pada udara, terutamanya adalah terdapat pada oksigen
dan nitrogen. Pada saat pengelasan jika terjadi kontak antara kawah lasan dengan udara
bebas, maka akan menurunkan kekuatan dan keuletan sambungan dari lasan tersebut.
Perlindungan terhadap busur nyala listik sangat di butuhkan karena apabila bersentuhan
dengan udara akan mengurangi mutu lasan, oleh karena itu lasan tidak boleh terken proses
oksidasi.
Gambar diatas menggambarkan perlindungan busur nyala listrik dan kawan lasan pada
pengelasan busur nyala listrik dengan metode elektroda terbungkus, fluks yang digunakan
pada pengelasan ini akan menghasilkan gas dan terak. Gas berfungsi untuk melindungi
kawah dari udara bebas sedangkan terak melindungi sambungan lasan dari oksidasi akibat
terhubung dengan udara.
Parameter Pengelasan
• Arus Pengelasan
Pengelasan las arus bolak balik (AC) tidak ada kutup positif dan negative keduanya
sama sebab penyambungannya di bolak balik hasilnya tetap sama. Masing masing
dari kutupnya akan mendapatkan panas 50% dan akibat dari adanya penetrasi normal.
• Kecepatan pengelasan
Kecepatan pengelasan adalah kecepatan dari elektroda waktu proses pengelasan.
Kecepatan pengelasan sangat bergantung pada keterampilan welder. Jenis salutan
elektroda,dimensi ukuran elektroda,material yang akan dilas, geometri dari kampuh
las dan prosedur dan kualifikasi las. Kecepatan dari pengelasan berbanding lurus
dengan arus yang diberikan mesin las. Pengelasan yang cepat memerlukan arus yang
besar. Sehingga semakin cepat langkah pengelasan dalam pengelasan semakin kecil
panas yang ditimbulkan sehingga akan didapatkan cara mengatur panjang nyala
busur, mengatur kecepatan pengelasan dan pemakaian elektroda atau feeding secara
sesuai dengan kecepatan lembur elektroda.
• Polaritas Listrik
Polaritas dibagi menjadi 2 yaitu :
• Polaritas lurus
Polaritas lurus merupakan apabila material dasar dihubungkan dengan kutup (+)
dan elektrodenya kutup (-). Dengan cara ini busur listik bergerak dari electrode
ke material dasar sehingga tumbukan dasar berada pada dasar material dasar
yang berakibat 2/3 panas berada di dasar dan 1/3 panas berapa pada elektroda.
Pada cara ini menghasilkan logam dasar mencair lebih banyak dari pada
elektroda seingga hasil las mempunyai penetrasi yang dalam, sehingga baik
digunakan dalam pengelasan yang lambat serta manik las yang sempit dan
untuk pelat yang tebal.
• Polaritas balik
Polaritas balik merupakan proses pengelasan cara ini material dasar
dihubungkan dengan katup (-) dan elektrodanya dihubungkan pada kutup (+),
sehingga busur listrik bergerak ke material dasar ke elektroda dan tumbuan
electron dihubungkan dengan kutup negative (-) dan elektrodanya dihungkan
pada kutup positif(+) , sehingga busur listrik bergerak pada material dasar ke
elektroda dan tumbukan electron di elektroda yang berakibat 2/3 panas berada
di elektroda dam 1/3 panas pada material dasar.
Cara ini menghasilkan pencairan elektroda lebih banyak sehingga memiliki
penetrasi yang dangkal, serta baik digunakan untuk type plat yang tipis dengan
manic las yang lebar.
• Penembusan (penetrasi)
Penembusan atau penetrasi dalam pengelasan adalah untuk mengsilkan sabungan
yang baik. Kedalaman penembusan atau penetrasi yang baik sangat dipengaruhi
jenis,salutan,elektroda,polaritas arus yang di pakai, besar atau kecilnya arus las,
kecepatan dalam mengelas dan posisi pengelasan.
• Diameter elektroda
Diameter elektroda untuk pengelasan SMAW,tungsten untuk las TIG yang harus di
perhatikan adalah besar kecilnya ampere yang dipakai, hal tersebut berhubungan
dengan laju peleburan atau laju penimbunan dan kedalaman penetrasi.biasanya
elektroda yang akan di pakai sudah di rekomendasikan besarnya batasan amperenya,
posisi pengelasan dan polaritas yang dipakai.
• Dampak Bakar
Dampak bakar merupakan tingkat kedalaman penembus atau penetrasi jalur lasan
terhadap bidang kerja yang akan disambung. Kekuatan sambungan las ditentukan oleh
dampak bakar kedalaman dampak bakar sangat dipengaruhi oleh sifat dari fluks,
polaritas listrik, besar kecilnya arus, tegangan busur dan kecepatan pengelasan.
PERALATAN BUSUR NYALA LISTRIK
• Mesin Las
Mesin las meruapakan latak untuk pengatur arus dan tegangan listirik yang akan
dimanfaatkan untuk menghasilkan nyala busur listrik. Sumber listik dari mesin las ini
bisa dari AC atau DC,
✓ Mesin las AC
Dalam mesin las AC tidak ada kutup negative ataupun negative semua sama di
bolak balik. Mesin las tegangan AC menggunakan arus rendah dan arus tinggi
missal 30V-180 A. apabila menggunakan listrik dari PLN (220v) digunakan
traformator step down atau penurun tegangan.mesin las AC biasanya tidak stabil
sehingga awal penyulutannya susah beda dengan mesin las DC lebih mudah untuk
penyulutan awal. Mesin las AC lebih sering menggunakan elektroda terbungkus
(dengan fluks) dan lebih hemat digunakan dalam pengelasan plat plat tipis.
✓ Mesin las searah DC
Arus listrik yang diperoleh dari pengelasan DC adalah arus searah untuk
menyalakan busur listrik. Arus searah diperoleh dari mesin berupa dynamo atau
motor listrik searah. Dynamo dapat digerakkan oleh motor listrik,motor bensin,
mesin yang digunakan harus mempunyai penyearah arus. Penyearah arus berfungsi
sebagai pengubah arus listrik dari AC ke DC
Prinsip kerja mesin las busur nyala listrik
Mesin las listrik dapat mengatur tegangan yang dibutuhkan untuk pengelasan. Tegangan dari
PLN berkisar dari 220-250 Volt. Pada umumnya dalam pengelasan yang di butuhkan adalah
arus yang besar tetapi tegangan yang rendah 180 A – 30 V. oleh karena itu mesin las
berfungsi sebagai pengatur tegangan dan arus dalam pengelasan.
• Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput yang menjepit elektroda dengan pemegang elektroda,
pemegang elektroda terdiri dengan mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus
dengan bahan penyekat. pada saat selesai pengelasan bagian pegangan yang tidak
berhubungan dengan kabel akan digantungkan pada gantungan fiber atau kayu.holder
elektroda harus di sekat terhadap arus dan kontruksinya dibuat agar tidak
menyalurkan panas ke tangan operator.
• Elektroda (Electrode)
Elektroda yang digunakan dalam las busur nyala listrik ini dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu :
✓ Elektroda polos
Sesuai namanya, elektroda polos merupakan elektroda yang tidak menggunakan
flux, sehingga menggunakan kawat yang ditarik. dan dapat di ketahui jenis
elektroda ini tidak dapat mencegah masuknya udara ke kawah lasan, yang
berakibat lasannya tidak kuat atau rapuh. Busur api yang dihasilkan tidak stabil
dan cenderung terputus-putus, penyulutannya pun sangat sulit dilakukan. Proses
pengelasan banyak menimbulkan banyak percikan, dampak bakar yang dangkal
dan tidak ada terak dan gas yang melindungi hasil lasan.
Keuntungan memakai elektroda polos yaitu jalur las dapat dilihat dengan jelas
dan penyusutan lasan relative kecil. Elektroda ini cocok digunakan untuk
pengelasan dengan arus yang rendah dan beban yang relative kecil.
✓ Elektroda inti
Elektroda inti sangat tidak tahan terhadap suhu udara yang lembab, pengelasan
dengan menggunakan elektroda inti sangat kuat tetapi penyusutannya sangat
tinggi dari pada elektroda polos. Apabila dibandingkan dengan elektroda
terbungkus , elektroda ini memiliki daya leleh yang rendah, sehingga penggunaan
dari elektroda ini hanya saat waktu istimewa saja. Elektroda inti bisa di gunakan
mesin las AC ataupun DC.
✓ Elektroda terbungkus
Elektroda terbungkus memiliki sifat sebagai berikut :
o Mudah disulut
o Busur nyala listrik yang dihasilkan lebih stabil,
o Kawah dari lasan terlindungi dengan baik oleh fluks
Elektroda terbungkus mempunya kekuatan dan keuletan yang sangat tinggi .
kekurangan daari elektroda terbungkus merupakan penyusutannya sangat tinggi
pada daerah sambungan las dan kesulitan dalam mengamati jalur sambungan
lasan
Pengkodean Elektroda Terbungkus
Pengelompokan elektroda terbungkus yang telah ditetapkan oleh AWS (American welding
society) dan JIS ( standart industri jepang ) ditungkan pada kode huruf dan angka
Menurut AWS
Ditandai dengan kode EXXXX
• Selaput elektroda jenis E 6027, E 7014, E7018, E 7024 dan E 7028 mengandung
serbuk besi sehingga meningkatkan efisiensi pengelasan.
• Biasanya naiknya selaput elektroda berbanding lurus dengan presentase serbuk besi.
Dengan bertambahnya selaput elektroda dan serbuk besi maka akan memerlukan
ampere yang lebih tinggi.
Elektroda Hydrogen Rendah
• Selaput hydrogen jenis ini biasanya mengandung kadar hydrogen yang rendah kurang
dari 0,5%, sehingga deposit las dapat bebas dari porositas
• Elektroda ini biasa di pakai pengelasan dengan mutu yang tinggi, bebas porositas,
missal : pengelasan bejana dan pipa yang bertekanan tinggi
• Jenselaput is-jenis elektroda hydrogen rendah misalnya E 7015, E 7016 dan E 7018.