Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Las Listrik

Las listrik adalah proses pengelasan yang memanfaatkan sumber panas dari energi
listrik. Ketika terhubung dengan listrik, energi diterima mesin las dan diubah
menjadi energi panas.
Saat kutub elektroda dan benda yang akan dilas bertemu, terjadilah pertukaran ion
yang menimbulkan terjadinya busur listrik.
Fungsi Las Listrik
Proses pengelasan ini dilakukan untuk mencapai beberapa fungsi. Adapun
fungsinya ialah seperti di bawah ini:
Mencapai kekuatan maksimal. Proses las dengan energi listrik mampu
menyambung dua logam untuk mencapai kekuatan hasil las yang paling tidak
sama kualitasnya dengan logam induk. Untuk mendapatkan hasil tersebut, proses
pengelasan harus dilakukan dengan benar dan sesuai dengan prosedur.
Membuat sambungan permanen. Proses pengelasan akan menciptakan hasil yang
permanen apabila pada saat perbaikan dilakukan pemotongan mekanik maupun
thermal.
Secara kualitas, proses pengelasan yang menggunakan energi listrik ini akan
berbeda dengan sambungan hasil pengelasan rivet yang hasilnya masih bisa
dibongkar dengan mudah.
Cara Kerja Las Listrik
Proses pengelasan dengan energi listrik ini akan menghasilkan busur listrik pada
saat ujung elektroda bersentuhan dengan bagian pada logam induk.
Adanya aliran listrik tersebut akan menimbulkan terjadinya sebuah arus pendek
yang selanjutnya diterima mesin las dan dialihkan menjadi energi panas.
Energi panas yang dihasilkan dari proses tersebutlah yang nantinya digunakan
untuk melelehkan elektroda serta logam induk yang akan disambung.
Jenis-Jenis Las Listrik
Las listrik ada berbagai macam jenis dan disesuaikan dengan kebutuhan
pengelasan logam yang akan dilakukan. Untuk pembagian jenisnya, las listrik
terdapat empat jenis, yakni:
Las busur listrik
Las terak listrik
Las gas listrik
Las resistensi listrik
Las Busur Listrik serta Fungsinya
Las busur listrik merupakan salah satu jenis yang cukup banyak digunakan. Las
jenis ini pun masih dibagi menjadi dua tipe, yaitu las elektroda terumpan dan las
elektroda tak terumpan.
Perbedaan dari kedua tipe ini meskipun keduanya tergolong jenis busur listrik
terletak pada elektrodanya. Pada tipe elektroda terumpan, elektroda akan mencair
selama proses pengelasan dan menjadi logam pengisi.
Sementara itu, pada proses elektroda tak terumpan, elektroda tidak ikut mencair
karena hanya digunakan untuk menghasilkan busur listrik.
1. Las Elektroda Tak Terumpan
Proses pengelasan yang melibatkan proses elektroda tak terumpan masih dibagi
lagi menjadi dua jenis, yaitu las TIG dan plasma arc welding. Berikut
penjelasannya lebih detail untuk masing-masing proses:
Las TIG
Las Tungsten Inert Gas atau yang lebih populer dengan sebutan las TIG
merupakan salah satu jenis las listrik elektorda tak terumpan dengan material
elektroda yang dipakai adalah jenis wolfram.
Disebut juga sebagai las GTAW, atau terkadang las argon, proses pengelasan jenis
ini menghasilkan titik lebur yang tinggi daripada jenis logam lain yang biasa
dipakai.
Walaupun titik lebur pada las TIG bisa mencapai 3.410 derajat Celcius, namun
tungsten bisa meleleh apabila dipakai dalam waktu yang lama serta jika ujungnya
tidak dibentuk runcing.
Mempertimbangkan hal tersebut, maka proses pengelasan TIG harus benar-benar
memperhatikan bentuk dari ujung tungsten yang digunakan.
Jika tungsten meleleh dan ikut menyatu dengan logam las, maka hal tersebut dapat
menimbulkan cacat las tungsten inclusion. Akibatnya, hasil pengelasan nantinya
harus diperbaiki kembali.
Plasma Arc Welding
Plasma Arc Welding memiliki sistem yang sama dengan las TIG karena memakai
tungsten yang berfungsi sebagai elektroda. Tungsten tersebut diletakkan pada
nozzle yang berguna sebagai pusat busur plasma.
Selama proses pengelasan berlangsung, tungsten diarahkan ke area yang akan
dilas dan bekerja dengan kecepatan tinggi. Gas inert seperti argon atau helium
dipakai dalam proses ini untuk melindungi logam cair.
2. Jenis Las Elektroda Terumpan
Meskipun las elektroda terumpan prosesnya tidak terlalu berbeda jauh dengan
jenis tak terumpan, namun las ini juga terdiri dari beberapa jenis.
Manual Metal Arc Welding
Pada jenis ini elektroda berfungsi sebagai penghasil busur dan bahan pengisi
logam. Elektroda yang terdiri dari filler dan flux pada proses pengelasan akan
terbakar.
Sedangkan filler menyatu dengan logam induk dan meleleh menjadi logam las.
Flux berfungsi melindungi logam cair dan setelah padat berubah menjadi slag.
Submerged Arc Welding
SAW merupakan las listrik elektroda terumpan yang gulungan kawat lasnya
diumpankan secara terus menerus untuk menghasilkan busur listrik maupun
logam pengisi.
Flux berfungsi sebagai pelindung logam ketika mencair dan menutupi proses
pengelasan.
MAG dan MIG
Menjalankan sistem yang sama dengan SAW, las MAG dan MIG mengumpankan
kawat listrik secara kontinyu yang nantinya akan mencair menjadi weld metal.
Pada proses ini, ada dua gas yang digunakan sebagai pelindung logam. Gas inert
digunakan dalam las MIG sedangkan gas karbon dioksida dipakai pada proses las
MAG.
Flux Core Arc Welding
Las FCAW bekerja seperti las GMAW namun menggunakan jenis kawat las yang
berbeda. Pada las FCAW, kawat bagian tengahnya berisi flux atau biasa disebut
juga dengan istilah tubular.
Las listrik ini menggunakan dua jenis perlindungan. Shelf shielding yang
memakai flux dan gas shielding yang menggunakan kombinasi flux serta gas
pelindung lain.

Anda mungkin juga menyukai