Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
METODE LAS
Disusun Oleh
( 051.0017.00054 )
Dosen Pembimbing :
UNIVERSITAS TRISAKTI
2020
Pengertian Las
Las adalah sebuah sambungan setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan
energi panas baik sumbernya dari panas aliran listrik maupun api dari pembakara gas.
Pengelasan semakin banyak dengan adanya kemajuan teknologi, baik proses pengelasan yang
menggunakan bahan tambah atau filler maupun yang tanpa bahan tambah.
1. Pengelasan Cair :
Pengelasan cair adalah sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan cara
memanaskan bagian yang akan disambung hingga mencair dengan sumber
panas dari energi listrik atau api dari pembakaran gas baik menggunakan
bahan tambahan atau tanpa bahan tambahan. Berikut ini contoh las cair :
Las Gas :
Proses pengelasan dengan menggunakan gas asetelin ( C2H2 ) sebagai
bahan bakar, prosesnya adalah membakar bahan bakar yang telah dibakar
gas dengan oksigen (O2 ) sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu
sebesar 3.500 C yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.
Las Termit :
Pengelasan dengan menggunakan termit ( besioksida dengan bubuk
alumunium ). Metode ini dilaksanan dengan bahan yang sederhana dan
menghasilkan sambungan yang baik. reaksinya sebagai berikut.
Fe2O3 + 2 Al 2 Fe + Al2O3 + 850 kJ
2. Pengelasan Tekan :
Pengelasan tekan adalah sebuah proses pengelasan yang dilakukan dengan
cara material dipanaskan kemudian ditekan hingga material tersambung
menjadi satu, berikut ini contoh las tekan :
1. Las Ledakan.
2. Las Gesek.
3. Las Tempa.
4. Las Tekan Gas.
3. Pematrian :
Sebuah cara menyambung dua logam dengan sumber panas dengan
menggunakan bahan tambah yang mempunyai titik cair lebih rendah, pada
proses pematrian ini logam induk tidak ikut mencair. Perbedaan antara
pengelasan dan pematrian adalah jika pada pengelasan logam induk dan
elektroda ( logam pengisi ) keduanya ikut mencair atau melting, sedangkan
pada pematrian yang mencair hanya bahan tambah atau filler metalnya
sedangkan logam induk tidak karena mempunyai temperatur leleh yang
lebih tinggi, berikut ini contoh Pematrian :
1. Soldering.
2. Brasing.
Proses Pengelasan Berdasarkan Sumber Energi :
1. Energi Listrik.
Sumbernya berasal dari busur listrik yang terjadi saat elektroda atau kawat las
menyentuh benda kerja karena adanya pertukaran ion.
Contoh : Las SMAW, Las GMAW, Las SAW.
2. Energi Kimia.
Proses pengelasan yang sumber panasnya dihasilkan dari bahan bakar gas dengan
udara yang sifatnya eksotemik.
Contoh : Explosion Welding (EXW) dan Las Termit.
3. Energi Mekanik.
Sumber panas pengelasan ini dihasilkan dari adanya gesekan dan tekanan.
Contoh : Friction Stir Welding (FSW).
Jenis-Jenis Pengelasan :
1. Shielded Metal Arc Welding ( SMAW ).
SMAW adalah salah satu jenis pengelasan yang menggunakan loncatan electron
( busur listrik ) sebagai sumber panas untuk pencairan logam. Suhu busur dapat
mencapai 3300 º C , jauh diatas titik lebur baja , sehingga dapat mencairkan baja
secara serta merta/cepat ( instant ).
Terdapat dua jenis polaritas untuk pengelasan, yakni straight polarity / polaritas lurus,
dimana elektroda bermuatan ( – ) dan bahan induk bermuatan (+), dan polaritas
terbalik, dimana elektroda bermuatan + dan bahan induk bermuatan – .
Elektroda dibuat dengan karakter khusus, ada elektroda yang hanya menggunakan
pada mesin las AC, ada yang menggunakan DC Polaritas lurus atau lazim disebut
DCSP ( Direct Current Straight Polarity ) atau juga disebut DCEN (Direct Current
Electrode Negative), ada yang menggunakan DC Polaritas terbalik atau DCRP (Direct
Current Reverse Polarity) atau juga disebut DCEP (Direct Current Electrode
Positive).
Mesin las dapat digerakkan oleh mesin diesel atau oleh transformer (inverter) .Pada
umumnya cakupan arus mesin las antara 20 hingga 500 Amper CC.DC (constant
current), dengan tegangan antara 14 hingga 40 V , CV DC (constant voltage).
Pendingin mesin dapat berupa minyak atau udara. Transformer menggunakan arus
masuk bolak balik bertegangan 220,380 atau 415 Volt untuk kemudian dirubah
menjadi arus searah bertegangan 14 hingga 40 V.
Sebelum digunakan mesin las harus diperiksa dengan teliti untuk meyakinkan bahwa
semua poolnya dalam keadaan baik . Kemudian sewaktu digunakan harus dikalibrasi
untuk mengetahui konsistensi besarnya arus dengan penunjukan yang ada pada
pengendali digital dengan menggunakan tang amper pada kabel yang menghubungkan
elektroda.
Dalam proses ini gas pelindung yang berupa gas akan melindungi las dari udara luar
hingga terbentuk suatu sambungan yang tetap. Proses pengelasan GMAW
menggunakan arus searah (DC) dengan posisi elektroda pada kutub positif, hal ini
sering disebut sebagai polaritas terbalik. Polaritas searah jarang digunakan dalam
proses pengelasan dikarenakan dalam proses ini transfer logam tidak terjadi secara
sempurna.
Gas tungsten arc welding (GTAW) adalah proses las busur yang menggunakan busur
antara tungsten elektroda (non konsumsi) dan titik pengelasan. Proses ini digunakan
dengan perlindungan gas dan tanpa penerapan tekanan. Proses ini dapat digunakan
dengan atau tanpa penambahan filler metal. GTAW telah menjadi sangat diperlukan
sebagai alat bagi banyak industri karena hasil las berkualitas tinggi dan biaya
peralatan yang rendah.
Prinsip : Panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan logam induk akan
meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh gas
mulia (Ar atau He).
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda
wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara ujung
elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk pengelasan. Titik
cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C, sehingga tidak ikut
mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung
yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan
didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau campuran dari
kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Pembakar las TIG terdiri dari :
1) Penyedia arus
2) Pengembali air pendingi,
3) Penyedia air pendingin,
4) Penyedia gas argon,
5) Lubang gas argon ke luar,
6) Pencekam elektroda,
7)Moncong keramik atau logam,
8) Elektroda tungsten,
9) Semburan gas pelindung.
SAW tidak membutuhkan tekanan dan bahan pengisi (filler metal) dipasok secara
mekanis terus ke dalam busur lsitrik yang terbentuk diantara ujung filler elektroda dan
metal induk yang ditimbun oleh fluks. Elektroda pada proses SAW terbuat dari metal
padat (solid). Prinsip pada pengelasan ini hampir sama dengan pengelasan pada
SMAW. Bedanya dengan SMAW adalah pada SAW flux tidak di bungkus ke
elektroda, menggunakan elektroda kontinu, arus lebih tinggi sehingga dapat
digunakan untuk mengelas benda yang lebih tebal hanya dengan langkah yang sedikit.
Flux cored arc welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las GMAW,
yaitu menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara kontinyu dari
sebuah gulungan. Elektroda diumpankan melalui gun atau torch sambil menjaga
busur yang terbentuk diantara ujung elektroda dengan base metal. FCAW
menggunakan elektroda dimana terdapat serbuk flux di dalam batangnya. Butiran-
butiran dalam inti kawat ini menghasilkan sebagian atau semua shielding gas yang
diperlukan. Jadi berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh gas pelindung berasal
dari sumber luar. FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung tambahan, tergantung
dari jenis elektroda, logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan yang dikerjakan.
Ada dua jenis variasi FCAW yang memiliki kegunaan berbeda-beda tergantung dari
metode gas pelindung.
1. Butt Joint.
Sambungan butt joint adalah jenis sambungan tumpul, dalam aplikasinya jenis
sambungan ini terdapat berbagai macam jenis kampuh atau groove yaitu V groove
(kampuh V), single bevel, J groove, U Groove, Square Groove.
Sambungan Tee ini banyak yang menyebutnya dengan sambungan fillet, padahal
dalam pengelasan fillet merupakan jenis pengelasan. Yang termasuk pengelasan fillet
atau fillet weld adalah sambungan Tee, Lap dan Corner.
3. Corner Joint.
Corner Joint mempunyai desain sambungan yang hampir sama dengan T Joint, namun
yang membedakannya adalah letak dari materialnya. Pada sambungan ini materialnya
yang disambung adalah bagian ujung dengan ujung. Ada dua jenis corner joint, yaitu
close dan open.
Sambungan Close corner adalah jika material 1 ditumpuk pada atas material 2,
sedangan open corner adalah sambunga plat yang saling bertemu pada bagian ujung.
4. Lap Joint ( Sambungan Tumpang ).
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot atau seam. Karena
materialnya ini ditumpuk atau disusun sehingga sering digunakan untuk aplikasi pada
bagian body kereta dan cenderung untuk plat plat tipis. Jika menggunakan proses las
SMAW, GMAW atau FCAW pengelasannya sama dengan pengelasan fillet.
5. Edge Joint.
Edge joint diaplikasikan dengan cara menggabungkan 2 buah objek / benda las yang
dibentuk secara parallel. Kedua bagian tersebut juga dapat dibuat sejajar atau
memiliki flensing edge.
σ= ݐ
==Î AD = 0,707 t = t
Maka luas penampang yang mungkin putus :
A = L X Ad = L t
F= σݐ
F=2 σݐ
ૌg = ૌg =
A=2
Maka besar gaya yang mampu ditahan :
F=2 ૌg
Maka besar gaya yang mampu ditahan pada sistim sambungan sudut dan sisi paralel :
F = F 1 + F2
Xs= dan Y s =
Setelah titik berat diperoleh, tentukan jarak dari total gaya yang bekerja kesisi yang akan
dilas ( e dan e ).
Menentukan panjang La dan Lb yang akan dilakukan pengelasan :
Panjang total (L) yang akan dilas dapat dicari berdasarkan gaya total yang harus ditahan oleh
seluruh las tersebut.
F= ૌg ===Î L =
Dimana panjang total pengelasan sama dengan jumlah panjang yang akan dilas sisi bagian
atas ditambah sisi bagian bawah.
L = La + lb ‐‐‐‐Æ Lb = L – La
Agar terjadi kesetimbangan, maka besar momen yang diakibatkan gaya yang mampu ditahan
oleh hasil pengelasan sepanjang La terhadap letak titik pusat gaya harus sama dengan besar
momen yang terjadi yang diakibatkan oleh hasil pengelasan sepanjang Lb terhadap titik pusat
gaya. Besar momen yang terjadi untuk hasil pengelasan sepanjang La :
M1 = F1 σ1 dimana F1 =
M1 = σ1
M2 = F2 e2 dimana F2 =
M2 = e2
Agar supaya terjadi keseimbangan maka : M1 = M2
===Î e1 = e2
La e1 = Lb e2 dimana Lb = L – La
La e1 = ( L – La ) e2
La e1 = L e2 – La e2
La e2 + La e2 = Le2 ‐‐‐‐Æ La =
Σ ( ݐmak ) = ±½
ૌg ( mak ) = ½
Bila hasil pengelasan tersebut, dihitung terhadap tegangan geser yang terjadi maka :
A= 2 = = Lt
ૌg = ………………………………………… 1 )
= = ‐‐‐Æ σb = M dimana Z =
σb = Y=½
h
L=
b h³
Catatan :
Untuk harga ... ini diperhitungkan 2 kali., karena yang dilas pada kedua sisi ( bagian atas dan
bawah ), maka besar tahan momennya (Z) juga diperhitungkan dua kali.
====Î Z = 2= 2 = bh²
Dimana harga (b) dan (h) adalah lebar dan panjang penampang yang akan putus.
B= AD = t ‐‐‐‐‐Æ Z = tL²
H=L
Besar momen yang terjadi : M = F.e
Maka besar tegangan lengkung yang terjadi :
=
Σb = Î σb = . 2 )
Σb ( mak ) = ± ૌg ( mak ) =
Selanjutnya dihitung sesuai dengan harga masing‐masing. Untuk menentukan besar tegangan
yang akan diperlukan, pilihlah harga yang terbesar dari kedua tegangan maksimum tersebut
diatas.
Untuk menghitung kekuatan dari sambungan las sudut sisi paralel yang mendapat
pembebanan eksentrik ini, yaitu dengan meninjau 2 macam tegangan yang akan terjadi :
a. Tegangan geser akibat pembebanan langsung.
b. Tegangan geser akibat momen lengkung.
ૌg = dimana :
A = A1 + + =2 A2 = Î ૌg1
Xs= dan Y s =
Ambil sebagian kecil luas ( dA), lalu tarik garis dari (dA) keletak titik berat yang
telah diperoleh tadi, maka didapatlah jarak (r) untuk luas yang kecil tersebut
terhadap titik beratnya.
Hitung gaya geser untuk luas yang kecil tersebut :
Df = ૌg dA
Besar momen yang terjadi yang diakibatkan gaya (dF) terhadap titik beratnya adalah : Jadi
besar momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu :
dM = dF r = ૌg dA r
===Î dm = r dA r =
Jadi besar Momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu :
M=Fe=
= Ix + A x²
Oleh karena terdiri dari dua bagian yaitu bagian atas dan bawah maka momen kelembaman
polarnya :
= 2()
= 2A ( )
ૌgA = + +2 Cos 0
Dimana : Cos 0
Sambungan las sudut melintang dan sisi sudut paralel dengan pembebanan eksentrik.
Untuk menghitung kekuatan dari sambungan las sudut melintang dan las sudut las sisi paralel
yang mendapat pembebanan eksentrik ini, yaitu dengan meninjau 2 macam tegangan yang
akan terjadi :
a. Tegangan geser akibat pembebanan langsung.
b. Tegangan geser akibat momen lengkung.
Tegangan geser akibat pembebanan langsung :
ૌg1 = dimana :
A1 = luas penampang sisi bagian atas.
=
A2 = luas penampang sisi bagian
bawah.
=
A3 = luas penampang las
melintang.
A = A1 + A2 + A3 =
==Î ૌg1 =
Xs= dan Y s =
Ambil sebagian kecil luas ( dA), lalu tarik garis dari (dA) keletak titik berat yang
telah diperoleh tadi, maka didapatlah jarak (r) untuk luas yang kecil tersebut
terhadap titik beratnya.
Hitung gaya geser untuk luas yang kecil tersebut :
dF = ૌg dA
Besar momen yang terjadi yang diakibatkan gaya (dF) terhadap titik beratnya adalah : Jadi
besar momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu :
dM = dF r = ૌg dA r
Dimana : = = konstan ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ ‐ > ૌg = r
= = = = => dM = r dA r = dA r2
Jadi besar momen yang harus dilawan untuk seluruh luas pengelasan yaitu :
M=Fe= dA r2 = dA r2
Ig = Ixx + Iyy
Ixx = Ix + A y²
Iyy = Iy + Ax²
Momen inersia terhadap sumbu X :
Ixx = Ix + Xy² = b² + A₁ + A₂
Momen inersia terhadap sumbu Y :
Iyy = A₁ L² + A₂ L² + A₁ + A₂ +A
Dimana : A1 = luas bagian yang akan putus pada sisi paralel bagian atas.
=
A2 = luas bagian yang akan putus pada sisi paralel bagian atas.
=
Pada kondisi ini dimana : A₁ = A₂ dan X₁ = X₂
x1 = x2 = jarak dari bagian yang dilas sisi paralel atas dan bawah ke pusat titik
berat ( sumbu Y ).
x3 = jarak dari bagian yang dilas melintang kepusat titik berat ( sumbu Y ).
Catatan : Biasanya untuk mempermudah perhitungan, luasnya diambil yaitu :
A₁ = t l ; A₂ = t l dan A₃ = t b
ૌgA = ‐ + +2 Cos 0
Dimana : Cos 0 =
Dalam tabel dibawah ini, diberikan macam‐macam jenis pembebanan serta besar tegangan
dalam las tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://docplayer.info/33695841-Sambungan-las-6-1-perhitungan-kekuatan-
sambungan-las-sambungan-tumpu-butt-joint.html
2. https://www.slideshare.net/rumahbelajar/bab-09-kekuatan-sambungan-las
3. https://www.scribd.com/document/366014082/Rumus-Sambungan-Las
4. https://www.pengelasan.net/sambungan-las/
5. https://www.pengelasan.net/pengelasan-adalah/
6. https://murakabi.co.id/blog/2019/10/15/jenis-pengelasan/