Anda di halaman 1dari 18

Jenis-Jenis Pengelasan

1. Shielded Metal Arc Welding ( SMAW )

SMAW adalah salah satu jenis pengelasan yang menggunakan loncatan electron
( busur listrik ) sebagai sumber panas untuk pencairan logam. Suhu busur dapat
mencapai 3300 º C , jauh diatas titik lebur baja , sehingga dapat mencairkan baja
secara serta merta/cepat ( instant ).
SMAW dapat menggunakan arus listik bolak balik ( AC = alternating current )
maupun arus searah ( DC = direct current ) . Jika arus bolak balik yang digunakan
tidak ada kutup kutup, sebaliknya apabila arus searah yang digunakan maka
digunakan kutup kutup + dan – . Kondisi ini disebut polaritas .
Terdapat dua jenis polaritas untuk pengelasan, yakni straight  polarity / polaritas
lurus, dimana elektroda bermuatan ( – ) dan bahan induk bermuatan (+), dan
polaritas terbalik, dimana elektroda bermuatan + dan bahan induk bermuatan – .
Elektroda dibuat dengan karakter khusus, ada elektroda yang  hanya menggunakan
pada mesin las AC, ada yang menggunakan DC Polaritas lurus atau lazim disebut
DCSP ( Direct Current Straight Polarity ) atau juga disebut DCEN (Direct Current
Electrode  Negative), ada yang menggunakan DC Polaritas terbalik atau DCRP
(Direct Current Reverse Polarity) atau juga disebut DCEP (Direct Current Electrode
Positive).
Adapun secara skematis SMAW dapat digambarkan sebagai berikut
Mesin las dapat digerakkan oleh mesin diesel atau oleh transformer (inverter) .Pada
umumnya cakupan arus mesin las antara 20 hingga 500 Amper CC.DC (constant
current), dengan tegangan antara 14 hingga 40 V , CV DC (constant voltage).
Pendingin mesin dapat berupa minyak atau udara.
Transformer menggunakan arus masuk bolak balik bertegangan 220,380 atau 415
Volt untuk kemudian dirubah menjadi arus searah bertegangan 14 hingga 40 V.
Sebelum digunakan mesin las harus diperiksa dengan teliti untuk meyakinkan
bahwa semua poolnya dalam keadaan baik . Kemudian sewaktu digunakan harus
dikalibrasi untuk mengetahui konsistensi besarnya arus dengan penunjukan yang
ada  pada  pengendali digital dengan menggunakan tang amper pada kabel yang
menghubungkan elektroda.
SMAW menggunakan electrode batang (stick electrode) yang bersalut. Untuk
mengetahui sifat mekanis bahan las maka oleh AWS (American Welding Society)
dibuat sistim identifikasi yang tertulis pada coating. Jika ditinjau dari kekuatan tarik
bahan elektroda maka jenis jenis stick electrode ini dapat dikelompokkan menjadi:
 Kelompok E 60…….. yang berkuat tarik 60.000 psi
 Kelompok E 70…….. yang berkuat tarik 70.000 psi
 Kelompok E 80…….. yang berkuat tarik 80.000 psi
 Kelompok E 90…….. yang berkuat tarik 90.000 psi
 Kelompok E 100…… yang berkuat tarik 100.000 psi
 Kelompok E 110…… yang berkuat tarik 110.000 psi
 Kelompok E 120…… yang berkuat tarik 120.000 psi
Masing masing elektroda memiliki karakteristik khusus sesuai dengan maksud dan
tujuan dibuatnya .
2. Gas Metal Arc Welding ( GMAW )

GMAW (Gas Metal Arc Welding) merupakan proses penyambungan dua buah logam
atau lebih yang sejenis dengan menggunakan bahan tambah yang berupa kawat
gulungan dan gas pelindung melalui proses pencairan. Gas pelindung dalam proses
pengelasan ini berfungsi sebagai pelindung dari proses oksidasi, yaitu pengaruh
udara luar yang dapat mempengaruhi kualitas las. Gas yang digunakan dalam
proses pengelasan ini dapat menggunakan gas argon, helium, argon+helium dsb.
Penggunaan gas juga dapat mempengaruhi kualitas las itu sendiri.
Proses pengelasan GMAW merupakan pengelasan dengan proses pencairan
logam. Proses pencairan logam ini terbentuk karena adanya busur las yang
terbentuk diantara kawat las dengan benda kerja. Ketika kawat las didekatkan
dengan benda kerja maka terjadilah busur las ( menghasilkan panas) yang mampu
mencairkan kedua logam tersebut (kawat las + benda kerja), sehingga akan mencair
bersamaan dan akan membentuk suatu sambungan yang tetap.
Dalam proses ini gas pelindung yang berupa gas akan melindungi las dari udara luar
hingga terbentuk suatu sambungan yang tetap. Proses pengelasan GMAW
menggunakan arus searah (DC) dengan posisi elektroda pada kutub positif, hal ini
sering disebut sebagai polaritas terbalik. Polaritas searah jarang digunakan dalam
proses pengelasan dikarenakan dalam proses ini transfer logam tidak terjadi secara
sempurna.
3. Gas Tungsten Arc Welding (GTAW)

Gas tungsten arc welding (GTAW) adalah proses las busur yang menggunakan
busur antara tungsten elektroda (non konsumsi) dan titik pengelasan. Proses ini
digunakan dengan perlindungan gas dan tanpa penerapan tekanan. Proses ini dapat
digunakan dengan atau tanpa penambahan filler metal. GTAW telah menjadi sangat
diperlukan sebagai alat bagi banyak industri karena hasil las berkualitas tinggi dan
biaya peralatan yang rendah.
Prinsipnya Panas dari busur terjadi diantara elektrode tungsten dan logam induk
akan meleburkan logam pengisi ke logam induk di mana busurnya dilindungi oleh
gas mulia (Ar atau He).
Las listrik TIG (Tungsten Inert Gas = Tungsten Gas Mulia) menggunakan elektroda
wolfram yang bukan merupakan bahan tambah. Busur listrik yang terjadi antara
ujung elektroda wolfram dan bahan dasar merupakan sumber panas, untuk
pengelasan. Titik cair elektroda wolfram sedemikian tingginya sampai 3410° C,
sehingga tidak ikut mencair pada saat terjadi busur listrik.
Tangkai listrik dilengkapi dengan nosel keramik untuk penyembur gas pelindung
yang melindungi daerah las dari luar pada saat pengelasan.
Sebagian bahan tambah dipakai elektroda tanpa selaput yang digerakkan dan
didekatkan ke busur yang terjadi antara elektroda wolfram dengan bahan dasar.
Sebagai gas pelindung dipakai gas inert seperti argon, helium atau campuran dari
kedua gas tersebut yang pemakainnya tergantung dari jenis logam yang akan dilas.
Pembakar las TIG terdiri dari :
 Penyedia arus
 Pengembali air pending
 Penyedia air pendingin
 Penyedia gas argon
 Lubang gas argon ke luar
 Pencekam elektroda
 Moncong keramik atau logam
 Elektroda tungsten
 Semburan gas pelindung
4. Submerged Arc Welding ( SAW )

SAW adalah salah satu jenis las listrik dengan proses memadukan material yang
dilas dengan cara memanaskan dan mencairkan metal induk dan elektroda oleh
busur listrik yang terletak diantara metal induk dan elektroda. Arus dan busur lelehan
metal diselimuti (ditimbun) dengan butiran flux di atas daerah yang dilas.
SAW tidak membutuhkan tekanan dan bahan pengisi (filler metal) dipasok secara
mekanis terus ke dalam busur lsitrik yang terbentuk diantara ujung filler elektroda
dan metal induk yang ditimbun oleh fluks. Elektroda pada proses SAW terbuat dari
metal padat (solid). Prinsip pada pengelasan ini hampir sama dengan pengelasan
pada SMAW. Bedanya dengan SMAW adalah pada SAW flux tidak di bungkus ke
elektroda, menggunakan elektroda kontinu, arus lebih tinggi sehingga dapat
digunakan untuk mengelas benda yang lebih tebal hanya dengan langkah yang
sedikit.
Faktor yang perlu diperhatikan sebelum pengelasan SAW :
 Komposisi kimia dan properti mekanikal lasan yang diharapkan
 Ketebalan material yang akan dilas
 Cara pengelasan
 Posisi pengelasan yang dibuat
 Frekuensi atau volume pengelasan yang diinginkan
SAW dapat dioperasikan dengan 3 cara:
 Semi otomatik (filler dipasok dengan tangan welder)
 Automatic (filler dipasok oleh mesin)
 Dengan mesin (welding travel secara manual dan juga digunakan unruk
elektroda diameter kecil)
5. Flux-Cored Arc Welding

Flux cored arc welding (FCAW) merupakan las busur listrik fluk inti tengah /
pelindung inti tengah. FCAW merupakan kombinasi antara proses SMAW, GMAW
dan SAW. Sumber energi pengelasan yaitu dengan menggunakan arus listrik AC
atau DC dari pembangkit listrik atau melalui trafo dan atau rectifier. FCAW adalah
salah satu jenis las listrik yang memasok filler elektroda secara mekanis terus ke
dalam busur listrik yang terbentuk di antara ujung filler elektroda dan metal induk.
Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan karbon dioxida CO2. Biasanya,
pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan
pengelasan biasa disebut dengan super anemo.
Flux cored arc welding atau las busur berinti flux mirip dengan proses las GMAW,
yaitu menggunakan elektroda solid dan tubular yang diumpankan secara kontinyu
dari sebuah gulungan. Elektroda diumpankan melalui gun atau torch sambil menjaga
busur yang terbentuk diantara ujung elektroda dengan base metal. FCAW
menggunakan elektroda dimana terdapat serbuk flux di dalam batangnya. Butiran-
butiran dalam inti kawat ini menghasilkan sebagian atau semua shielding gas yang
diperlukan. Jadi berlawanan dengan GMAW, dimana seluruh gas pelindung berasal
dari sumber luar. FCAW bisa juga menggunakan gas pelindung tambahan,
tergantung dari jenis elektroda, logam yang dilas, dan sifat dari pengelasan yang
dikerjakan.
Ada dua jenis variasi FCAW yang memiliki kegunaan berbeda-beda tergantung dari
metode gas pelindung.
 Gas Shielded (FCAW-G).
 Self-shielded (FCAW-SS).
Berdasarkan metode pembuatan fluks dibedakan menjadi
 Self shielding FCAW (Pelindungan sendiri) , yaitu melindungi las yang
mencair dengan gas dari hasil penguapan dan reaksi inti fluks
 Gas shielding FCAW (perlindungan gas) = dual gas, yaitu melindungi las yang
mencair selain dengan gas sendiri juga ditambah gas pelindung dari luar sistem.
Kedua jenis pelindung di atas sama2 menghasilkan terak las yang memadai untuk
melindungi metal las yang akan beku. Perbedaannya terletak pada tambahan sistem
pemasok gas dan welding torch (welding gun).
Berdasarkan cara pengoperasiannya, FCAW dibedakan menjadi :
 Semi otomatik / semi automatic
 Otomatik / machine otomatik
Sifat-sifat utama (Principal features) FCAW dalam proses pengelasan
 Produktivitas yang kontinu dari pasokan elektroda las
 Sifat metalurgy las yang dapat dikontrol dari pemilihan fluks
 Pembentukan manik las yang cair dapat ditopang oleh slag yang tebal dan
kuat
Pelindung gas umumnya menggunakan gas CO2 atau campuran CO2 dengan
Argon. Namun dengan keberadaan oksigen kadang akan menimbulkan problem
baru yaitu dengan porosity yang dihasilkan reaksi CO2 dan oxygen yang ada di
udara sekitar lasan, sehingga perlu memilih fluks yang mengandung zat yang
bersifat pengikat oxygen atau deoxydizer.
Jenis – Jenis Sambungan LAS
1. Sambungan T (Tee Joint)

Sesuai namanya, T joint adalah jenis sambungan yang berbentuk menyerupai huruf
T. Tipe sambungan ini banyak sekali diaplikasikan untuk konstruksi atap, konveyor,
dan beberapa jenis konstruksi lainnya. Sambungan T dibuat dengan memotong 2
bagian pada sudut 90° dengan satu bagian yang terletak di tengah bagian lainnya
secara tegak lurus yang membentuk huruf T.

Contoh Tee Joint

Sambungan Las T Joint

2. Butt Joint

Merupakan sambungan yang dibentuk dengan cara menyatukan ujung pada kedua
bagian. Pada sambungan las butt joint, bedua bagian objek yang ingin dilas
diletakkan pada bidang yang sama dan saling berdampingan. Secara
pengaplikasian, sambungan butt joint ini adalah sambungan yang paling sederhana
yang digunakan untuk menyatukan objek las.

Butt joint biasanya digunakan pada bahan dengan tebal 3/16 In. Sambungan ini
tidak disarankan untuk digunakan pada logam yang bekerja untuk beban tinggi.

Berikut beberapa jenis pengelasan pada butt joint adalah :


Sambungan Las Butt Joint

3. Lap Joint

Adalah sambungan yang terdiri dari dua benda kerja / objek las yang saling
bertumpukan (tumpeng tindih). Pengaplikasian sambungan ini biasanya cenderung
untuk objek berbentuk plat tipis seperti body kereta. Lap joint bisa di aplikasikan
oada salah satu sisi saja atau pada kedua sisi agar kekuatan las lebih baik..

Beberapa jenis pengelasan lap joint adalah sebagai berikut :

Sambungan Las Lap Joint

4. Corner Joint (Sambungan Sudut)

Corner Joint adalah sambungan yang dibentuk dari dua buah benda kerja / objek
dengan cara lasnya membentuk sudut berbentuk huruf “L. Hampir sama dengan Tee
Joint, bedanya sambungan ini dibentuk pada ujung objek lainnya.

Berikut adalah beberapa jenis corner joint :

Sambungan Las Corner Joint

 
5. Edge Joint

Edge joint diaplikasikan dengan cara menggabungkan 2 buah objek / benda las
yang dibentuk secara parallel. Kedua bagian tersebut juga dapat dibuat sejajar atau
memiliki flensing edge.

Jenis-jenis pengelasan pada edge joint adalah :

Sambungan Las Edge Joint


6
5
4 7

3
2

9
1
2,6 mm

1
Cara Memulai Nyala Las Busur Listrik
Berdasarkan Gambar 2 ini, andaperlumemulai nyala

busurlistrikdengantujuanuntukmemastikanapakahalat las

tersebuttelahberfungsidenganbaikatautidak. Adapun

teknikpelaksanaannyadapatandalakukandengancaraberikut:

1. Hubungkan kabel massa dengan bahanbaja. Adapun teknik


pemasangan anda lakukan seperti syarat pada Tahap II

2. Silahkan anda pasang elektroda pada tangkai/stang las

3. Pastikan elektroda tegak lurus terhadap permukaan pelat


baja

4. Lakukan Scratching, yaitu dengan cara mengetuk elektroda


pada pelat sampai timbul busur listrik. Segera kemudian
anda tarik agar elektroda tidak lengket pada bahan
5. Selanjutnya anda lakukan beberapa kali scratching, dengan
kombinasi posisi elektroda yang tegak lurus maupun miring,
Apabilasetelahbeberapa kali percobaan,

andatidakmenemukankendalaselamamemulai nyala busurlistrik,

halitumenandakanandatelahdapatmelakukanpengelasanpenuh (full

welding) pada pelatbaja.
Cara MelakukanPengelasanPenuh
Masih menurut Gambar 2, langkah-langkahuntukmelakukanpengelasanpenuh

pada pelatdapatandalakukansesuaiurutanberikut:

1. Saat nyala busurlistrikterjadi,


posisielektrodaandatahandenganjarak nyala samadengan
diameter elektroda

2. Selanjutnyaelektrodaandatarikkeatashinggatinggi nyala 2x
diameter elektroda,
haliniandalakukangunamemanaskanpelatbaja

3. Setelahpelatpanas, kemudianandakembalikanjarak nyala


pada posisisemula, yaitu 1x diameter elektroda

4. Kemudianelektrodaandamiringkanhinggamembentuksudut
5 s/d 10º

5. Arahkanpengelasansecaraperlahansesuaijalur yang
telahandatentukan, dengansyaratlebarjalur las
samadengantinggi nyala, yaitumaksimal 2x diameter
elektroda

6. Hentikanpengelasanapabilaselaputelektrodatelahhabis,
kemudianandagantidengan yang baru

7. Anda
dapatmelanjutkanpengelasandengancaramundursekitar1
centimeterdarititikakhirpengelasansebelumnya,
sehinggamenumpu (overlap) pada las sebelumnya.
Sampaipengelasan pada bahantersebuttelahandaselesaikan, kemudian
pada tahapselanjutnya agar posisi las tetapbisasepertisemula,
yakniberadadibawahtangan. Maka yang
perluandarubahadalahposisipelatbaja,
adapuntekniknyadapatandagunakanalatbantukerjaberupa chain
block atau hoizt crane bilaada.

Macam-
MacamBentukAyunan/
GerakKawat Las
Bentukayunankawat las

atauelektrodapentingandaketahuidalampelaksanaanpengelasan,

sebabberkaitandenganlebarjalur las, yaitumaksimal 2x diameter elektroda yang

kitapakai. Anda perhatikanGambar berikutiniadalahjenis-

jenisbentukayunanelektroda, yang umumkitatemui pada

pelaksanaanfabrikasibaja.

Anda mungkin juga menyukai