Anda di halaman 1dari 7

Posisi Pengelasan 1G-4G plat

Posisi pengelasan atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan gerakan arah dari
pada elektroda sewaktu mengelas. Adapun pisisi mengelas terdiri dari empat macam
yaitu:
Posisi di Bawah Tangan, Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang
dilakukan pada permukaan rata/datar dan dilakukan dibawah tangan. Kemiringan elektroda
las sekitar 10 - 20 terhada garis vertikal dan 70 - 80 terhadap benda kerja.

Posisi Datar (Horisontal), Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga


mengelas merata dimana kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda
mengikuti horisontal. Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5 - 10 terhada
garis vertikal dan 70 - 80 kearah benda kerja.

Posisi Tegak (Vertikal), Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah
pengelasannya keatas atau kebawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling
sulit karena bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil
dengan kemiringan elektroda sekitar 10 - 15 terhada garis vertikal dan 70 - 85 terhadap
benda kerja.

Posisi di Atas Kepala (Over Head), Posisi pengelasan ini sangat sukar dan
berbahaya karena bahan cair banyak berjatuhan dapat mengenai juru las, oleh karena itu
diperlukan perlengkapan yang serba lengkap antara lain: Baju las, sarung tangan, sepatu
kulit dan sebagainya. Mengelas dengan posisi ini benda kerja terletak pada bagian atas juru
las dan kedudukan elektroda sekitar 5 - 20 terhada garis vertikal dan 75 - 85 terhadap
benda kerja.

MILD STEEL DIATUR DALAM AWS A5.1


Dua digit pertama menunjukan Kekuatan tariknya dalam kilo- pound-square inch ( Ksi )
E6010 = kekuatan tarik nya nya 60 ksi, (60000 psi),
E7018 = kekuatan tarik nya nya 70 ksi, (70000 psi),

Digit ketiga adalah Posisi pengelasan


Exx1x untuk semua posisi

Exx2x untuk posisi flat dan horizontal


Exx3x hanya untuk posisi flat

Contoh : Elektroda E6010


E = Elektroda
60 = Kekeuatan Tarik
1 = Posisi Pengelasan
10 = tipe coating dan arus

Posisi Pengelasan
sumber gambar by google

LOW ALLOY STEEL DIATUR PADA AWS A5.5


Empat digit pertama sama pembacaanya dengan kode untuk mild steel
Diikuti dengan garis (dash) dan huruf serta angkasebagai sebagai unsur paduan
A ditambahkan unsur carbon molybdenum
B ditambahkan unsur chromium molybdenum
C ditambahkan unsur nickel steel
D ditambahkan unsur manganese molybdenum molybdenum
G ditambahkan unsur lainnya
R akhir kode mengindikasikan ketahanan terhadap serapan uap uap (moisture pickup) (80%
humidity, , 80F, 9 jam)
Contoh:
Kode kawat las : E7018-H8R
E7018-H8R artinya kekuatannya 70ksi, mengandung mengandung iron powder iron oxide iron
powder iron oxide, mengandung sedikit hidrogen (low hydrogen), ketahanan terhadap uap air dan
untuk dipakai pada pada pengelasan pengelasan mild steel.
Kode Kawat Las : E8018-B2H4R
E8018-B2H4R artinya kekuatannya 80ksi , mengandung, iron powder iron oxide, dipadu dengan
chrome moly serta low hydrogen, ketahanan terhadap uap air serta digunakan untuk mengelas
paduan baja chrome moly

STAINLESS STEEL DIATUR DALAM AWS A5.4


Tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel
Kemudian diikuti dengan garis dan 2 angka

Angka 15 = lapisannya mengandung CaO,TiO2& arusnya DCRP.

Angka 16 = lapisannya mengandung TiO & K2O & arusnya DCRP atau AC.

Angka 17 = lapisannya mengandung CaO, TiO2 K2O SiO O SiO2& arusnya DCRP atau
AC.. Bead lasnya halus dan pelepasan slagnya sangat mudah

3.6 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Pengelasan


Besarnya arus pengelasan yang diperlukan tergantung pada diameter elektroda, tebal bahan
yang dilas, jenis elektroda yang digunakan, geometri sambungan, diameter inti elektroda, posisi
pengelasan. Daerah las mempunyai kapasitas panas tinggi maka diperlukan arus yang tinggi.
Arus las merupakan parameter las yang langsung mempengaruhi penembusan dan kecepatan
pencairan logam induk. Makin tinggi arus las makin besar penembusan dan kecepatan
pencairannya. Besar arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las bila arus terlalu rendah maka
perpindahan cairan dari ujung elektroda yang digunakan sangat sulit dan busur listrik yang
terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi tidak cukup untuk melelehkan logam dasar, sehingga
menghasilkan bentuk rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan kurang dalam. Jika
arus terlalu besar, maka akan menghasilkan manik melebar, butiran percikan kecil, penetrasi
dalam serta peguatan matrik las tinggi.

(a).

(b)

Gambar 3.2 (a) hasil las bila arus terlalu kecil,(b) hasil las bila arus terlalu besar
(Putri F, Pengaruh Besar Arus Listrik Dan Panjang Busur Api Terhadap Hasil
Pengelasan, Jurnal)

3.7 Pengaruh Panjang Busur Pada Hasil Las


Panjang busur (L) yang normal adalah kurang lebih sama dengan diameter (D) kawat inti
elektroda.

a.

Bila panjang busur api las tepat (L = D), maka cairan


elektroda akan mengalir dan mengendap, serta membentuk kampuh dengan baik.
Hasilnya :
- Rigi-rigi las yang halus dan baik
- Tembusan las yang baik
- Perpaduan dengan bahan dasar baik
- Percikan teraknya halus

Gambar 3.3 Panjang Busur (L) = Diameter (D) (Putri F, Pengaruh Besar Arus Listrik Dan
Panjang Busur Api Terhadap Hasil Pengelasan, Jurnal)
b.

Bila panjang busur api las terlalu panjang (L > D), maka
timbul bagian bagian yang berbentuk bola dan mengakibatkan percikan percikan dari
cairan elektroda.
Hasilnya :
- Rigi-rigi las kasar
- Tembusan las dangkal
- Percikan percikan dari cairan elektroda

Gambar 3.4 Panjang Busur (L) > Diameter (D) (Putri F, Pengaruh Besar Arus Listrik Dan
Panjang Busur Api Terhadap Hasil Pengelasan, Jurnal)
c. Bila panjang busur api las terlalu panjang (L < D), maka akan berakibat cepat terjadinya
pembekuan ujung elektroda pada pengelasan.
Hasilnya :
- Rigi-rigi las tidak merata
- Tembusan las tidak baik
- Percikan teraknya kasar

Gambar 3.5 Panjang Busur (L) < Diameter (D) (Putri F, Pengaruh Besar Arus Listrik Dan
Panjang Busur Api Terhadap Hasil Pengelasan, Jurnal)

Anda mungkin juga menyukai