Anda di halaman 1dari 110

CASTING

A Arief Rusardi NI (12-2015-183)


Fahmi M Ihsan (12-2015-143)
Muhammad Akbar (12-2015-132)
Praska Haruka (12-2015-113)
Pembahasan
Dasar-dasar metal casting
Pola
Inti
Cope and Drag
Cetakan Pasir
Cara-cara pengecoran khusus
Pemeriksaan hasil pengecoran
THE FUNDAMENTALS OF METAL
CASTING
Definisi
Casting (pengecoran) adalah proses dimana logam
cair mengalir secara gravitasi ke dalam cetakan di
mana cairan tersebut membeku dalam bentuk
rongga cetakan.
Prinsip pengecoran tampaknya sederhana:
melelehkan logam, tuangkan ke dalam cetakan dan
biarkan membeku.
Casting ingots & Casting of the shape
a. Ingot casting :
Terkait dengan industri logam dasar,
sederhana dalam bentuk dan ditunjukan
untuk selanjutnya membentuk kembali oleh
proses seperti rolling atau Forging.

b. Shape Casting :
Melibatkan produksi dari geometri yang
lebih kompleks dan lebih dekat dengan
bentuk yang diinginkan pada bagian yang
dirancang atau produk.
Keuntungan
Kelebihan proses pengecoran :
Waktu produksi lebih cepat terutama untuk
produksi massal
Membuat Produk dalam bentuk yang sulit

Biaya produksi rendah

Membuat produk dengan dimensi yang besar dan

sulit
Tidak ada bahan yang terbuang
Kekurangan
Keterbatasan sifat mekanik
Sulit untuk membuat produk dengan dimensi
yang sangat kecil
Butuh tenaga ahli
Ketelitian rendah
Sifat bahan dari produk tidak seragam
Sifat-sifat bahan terbatas
Membutuhkan energi panas yang tinggi
Peralatan yang banyak
Tingkat-tingkat proses yang rumit
Sejarah Proses Pengecoran
Proses pengecoran adalah salah satu teknik proses
produksi yang sudah tua. Teknik pengecoran sudah dikenal
semenjak manusia mengenal atau menemukan temperatur
tinggi untuk peleburan logam.
Peninggalan tertua produk pengecoran berasal dari Asia
Barat sekitar 3000 tahun SM berupa senjata dan benda-
benda budaya.
Logam pertama yang di cor adalah :
- paduan tembaga
- perunggu ( Pb-sn)
- Emas
Pengembangan Tungku pemanas :
- api unggun dan di teruskan ke tanur cerobong
Cetakan : menggunakan pasir dengan campuran tanah liat
sebagai pengikat, dan pola terbuat dari kayu
Urutan Proses Pengecoran
Mold (Cetakan)
Mold berisi cavity (rongga) dimana sebuah
geometri akan menentukan bentuk bagian cor.
Ukuran sebenarnya dan bentuk cavity harus
dirancang sedikit besar untuk memungkinkan
penyusutan yang terjadi pada logam selama
pemadatan dan pendinginan.
Mold terbuat dari berbagai bahan, termasuk
pasir, plester, keramik, dan logam.
Two forms of mold
(a) open mold (b) closed mold
Casting process categories (berdasarkan
tipe cetakan yang digunakan)

An expandable mold :
Cetakan yang telah terisi Logam cair yang sudah
didinginkan harus dihancurkan untuk mendapatkan
hasil cetakannya. Cetakan ini terbuat dari pasir,
plester, dan bahan semacam itu, yang bentuknya
dipertahankan dengan menggunakan pengikat
berbagai jenis.
A permanent mold :
Dapat digunakan berulang-ulang untuk
menghasilkan coran banyak. Ini terbuat dari logam
yang dapat menahan suhu tinggi dari proses
pengecoran
Sand Casting Molds
Heating
Heating furnaces digunakan untuk memanaskan
logam sampai suhu cair cukup untuk dituangkan
pada casting.
Energi panas yang dibutuhkan adalah
penjumlahan dari :
1. Panas untuk menaikkan suhu sampai titik
leleh.
2. Panas fusion untuk mengubahnya dari padat
ke cair.
3. Panas untuk menaikkan logam cair ke suhu
yang diinginkan untuk penuangan.
EXAMPLE :
Solution :

Sehingga didapat Energi panas yang dibutuhkan pada saat


proses heating di furnace, yakni untuk mencapai temperatur yang
diinginkan pada proses penuangan yaitu : 3.335.x 10^6 Joule
Penuangan cairan metal
Setelah pemanasan, logam tersebut siap untuk
dituangkan. Penuangan logam cair ke dalam
cetakan, termasuk aliran melalui sistem saluran
dan masuk ke rongga, merupakan langkah
penting dalam proses casting.
Langkah ini untuk menjadi sukses, logam harus
mengalir ke seluruh wilayah cetakan, termasuk
yang paling penting rongga utama. Sebelum
logam cair berubah fasa menjadi padat
Faktor-faktor yang mempengaruhi
operasi penuangan meliputi:
Suhu penuangan suhu logam cair seperti yang akan
dituankan ke dalam cetakan.

Laju kecepatan penuangan laju kecepatan volumetrik


dimana logam cair dituangkan ke dalam cetakan.
Apabila lambat logam akan menajadi dingin dan
membekukan sebelum mengisi rongga. Apabila cepat
aliran turbulensi.

Aliran Turbulensi ditandai oleh variasi yang tidak


menentu dalam besar dan arah kecepatan seluruh
fluida. Aliran ini gelisah dan tidak teratur yang
menyebabkan cacat pada inti (core), dianjurkan aliran
halus seperti dalam aliran laminar.
Solidification and Cooling
Phase diagram for alloy
system
Eutectic Alloys
Solidification Time
Total. Solidification Time time required for the
casting to solidify after pouring.
POLA

Pola digunakan untuk pembuatan cetakan (terutama cetakan pasir)


dimana mengubah gambar teknik menjadi suatu produk 3
dimensi yang mirip dengan produk yang akan di cor.
Bahan pola sangat mempengaruh kualitas dari pola tersebut:
1. Kayu
2. Logam, dibuat untuk produksi massal dan dapat menjamin
ketelitian ukuran
3. Plastik
4. Lilin
Hal Penting dalam pembuatan pola

1. bagaimana membuat pola yang mudah


2. bagaimana supaya kedudukan inti dapat stabil (ada telapak inti yang tepat
pada pola)
3. bagaimana cara pembongkaran cetakan dengan mudah
4. menetapkan arah Kup dan Drag
5. Menentukan bagian yang di buat oleh cetakan utama dan bagian inti
6. menetapkan tambahan untuk penyusutan, tambahan untuk pemesinan,
7. kemiringan pola,.
8. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan
9. penempatan inti harus mudah. Tempat inti pada cetakan di buat dengan teliti
10. sistem saluran harus di buat sempurna untuk mendapatkan aliran logam cair
yang optimum
Pada pola terdapat :

Bagian utama
Bagian inti
Bagian saluran masuk atau tuang
Bagian untuk tambahan/ riser.
Bagian finishing.
Pembuatan pola

Pembuatan pola adalah membuat bentuk nyata dari


sebuah gambar teknik, dengan memperhitungkan
berbagai persyaratan dalam pengecoran, karena
itu pemeriksaan pola harus di perhatikan.
Pengertian gambar dari referensi pola : Yang harus di
perhatikan dari Perincian gambar, yaitu bahan
coran, jumlah produksi, macam pola, tambahan
penyusutan, tambahan penyelesaian proses
pemesinan, permukaan pisah, bentuk dan posisi
telapak inti, perlakuan panas lanjutan,
Pemeriksaan Pola
1. Pemeriksaaan dengan penglihatan : Pandangan
samping, pandangan depan, pemeriksaaan
dengan perbandingan, secara visual dari seluruh
permukaan pola
2. Pemeriksaan Ukuran : jangka sorong, jangka ukur,
dan alat ukur lainnya.
KEMIRINGAN POLA
Kemiringan pola perlu di pertimbangkan untuk pemudahan dalam pengangkatan
pola dari cetakan:
Jenis-jenis Pola berdasarkan bentuk nya:

Pola tetap : pola yang dapat di pakai berulang-ulang


biasanya terbuat dari logam dan kayu.

Pola tidak tetap : pola yang hanya di pakai satu kali


bisanya terbuat dari platik atau stirofom, lilin
Pola susunan ;
MACAM_MACAM POLA
Pola tunggal : di buat menyatu dengan telapak inti, dan dengan
pertimbangan untuk penyusutan, dan kemiringan pola dan tambahan untuk
proses pemesinan.
Pola belahan : pola di belah pada bagian tengah menjadi dua bagian
sama besar, untuk mempermudah dalam pembuatan cetakan
Pola setengah : Pola ini untuk kup dan dragnya simetri,cetakan pada kup
dan dragnya hanya di buat dengan satu pola.
Pola belahan banyak : di buat untuk produk yang cukup sulit, untuk
memudahkan dalam penarikan pola dari cetakan ( biasanya terjadi
pergeseran, shg sering terjadi kesalahan ukuran)
Pola penarikan terpisah: pola ini dipakai untuk produk yang besar, pola ini
dibuat secara terbagi bagi untuk memudahkan dalam pengambilan dari
cetakan ( bagian tengah di ambil terlebih dahulu kemudian di ikuti oleh
bagian dalam dan pinggir.
Cara membuka pola
Penentuan tambahan penyusutan dalam
pembuatan pola

Pada saat pengecoran terjadi


penyusutan pada waktu
pembekuan, besarnya penyusutan
Tambahan
Penyusutan
Bahan
sering tidak sesuai dengan : bahan 8/1000 Besi cor, baja cor tipis
coran, bentuk, tempat, tebal coran,
ukuran dan kekuatan inti. 10/1000 Alumnium
Besarnya penyusutan tergantung dari
12/1000 Paduan Aluminium,
bahan coran , maka besarnya
penambahan untuk penyusutan ini 14/1000 Kuningan
dapat disarankan sbb:
16/1000 Baja (tebal lebih dari
10mm
20/1000 Baja yang sangat tebal
Bahan Pemisah antara pasir dan pola
Bahan pemisah ada berupa serbuk yang ditaburkan sebelum pasir di
ayakkan diatasnya, dengan adanya serbuk tersebut kemungkinan pasir
tidak menempel pada pola.
Bahan pemisah serbuk tersebut biasanya terbuat dari;
-serbuk grafit
- Bedak dan tepung
Bahan Pemisah cair : minyak tanah dan lilin
Pola dari plastik
Penentuan Tambahan ukuran pola untuk proses pemesinan

Dalam disain pola harus di buat kelebihan tebal bahan untuk


proses pemesinan. Kelebihan tebal berbeda-beda
tergantung kepada ;
1. bahan coran
2. ukuran
3. arah kup dan drag
4. keadaan pekerjaan mekanik
INTI

BERFUNGSI UNTUK MEMBUAT


RONGGA DALAM, PADA HASIL
PENGECORAN
Syarat Inti.
Harus memiliki kekuatan terhadap gesekan
Harus memiliki ketahanan terhadap temperatur
tinggi
Tidak mudah pecah
Pembuatan Inti

Inti bisa saja terbuat dari :


pasir dengan pengikat khusus seperti semen dan
kemudian dilakukan pengerasan
Logam, yang mampu keterulangannya relatif tinggi
Penempatan Inti TELAPAK INTI
Inti di tempat kan pada telapak inti, yang telah di
rencanakan pada saat pembuatan pola. Pada saat
pola di lepas dari cetakan, akan terdapat telapak
inti pada cetakan, selain untuk memegang inti telapak
inti juga diharapkan untuk menyalurkan gas dan
udara yang terjebak.
COPE DAN DRAG

Digunakan sebagai penampung pasir dan tempat di


lakukannya proses pengecoran
Cope dan Drag
COPE DAN DRAG
Terbuat dari :
Kayu

Logam
Skematik cetakan pasir
CETAKAN PASIR

Di mana logam cair masuk kedalam rongga cetakan


dengan pemanfaatan gaya grafitasi.
Jenis-jenis pasir cetak

Pasir gunung
Pasir pantai

Pasir sungai

Pasir silika

Jenis-Jenis Pengikat
1. Bentonit

2. Resin
Syarat-syarat pasir
memiliki sifat mampu bentuk yang tinggi
Memiliki kekuatan yang tinggi
Permeabilitas yang tinggi
Distribusi ukuran butir yang cocok
Tahan terhadap temperatur logam yang yang
dicairkan
Mampu untuk dipakai lagi
Memiliki harga yang murah
PENGUJIAN PASIR

Pengujian kadar air


Pengujian Permeabilitas
Permeabilitas : Rongga antara butir-butir pasir, hal ini
sangat di perlukan didalam cetakan agar gas dari
logam cair yang mengalir dapat melepaskan diri
selama penuangan.
Pengujian distribusi besar butir
Pengujian tekanan
kadar air
Dalam pencampuran kondisi pasir tidak
kering dan harus memiliki kadar air
tertentu.
Pengaturan kadar air sangat
mempengaruhi kekuatan ikatan antar pasir
dengan pengikat.
Dan sangat mempengaruhi tingkat
permeability dari pasir
Kadar air
Pengaruh persentase kadar air
Semakin tinggi kadar air maka permeabiliti, kekuatan
tekan basah dan tekan kering, nya rendah
Semakin rendah kadar air, maka permeabiliti kekuatan
tekan basah dan tekan keringnya rendah.
Maka akan ada kadar air optimum. Untuk mendapatkan :
Permeabilitas
Kekuatan tekan basah (kekuatan pada saat penekanan pola
Kekuatan (pada saat di alir cair)
Cara Pengujian Kadar air
Menimbang campuran pasir
Pengeringan
Didinginkan
Ditimbang lagi
Lalu nyatakan perbedaan berat awal dan akhir,
perbedaan berat menyatakan besarnya kadar air
yang bebas.
Untuk pasir dengan pengikat lempung = 4%
Untuk pasir dengan pengikat bentonit = 2%
Uji Permeabilitas
Membuat spesimen (diameter 50 x50mm) dgn
memadatkan pasir dalam silinder pemadat.
Spesimen di pasang pada alat uji

Pengujian dilakukan dengan mencari perbedaan


tekanan dan waktu yang di perlukan untuk
melewatkan udara 2000cc melalui spesimen.
Permeabilitas akan mempengaruhi permukaan coran,
Permeabilitas yang terlalu kecil akan menyebabkan
porositas, tapi terlalu besar permeabilitas akan
menyebabkan permukaan coran akan kasar.
Pengaruh Permeabilitas
Permeabilitas akan mempengaruhi permukaan coran,
Permeabilitas yang terlalu kecil akan menyebabkan
porositas, tapi terlalu besar permeabilitas akan
menyebabkan kulit coran yang kasar dan terjadi
penetrasi (ketidak rataan permukaan)
Jadi sangat di perlukan harga permeabitas yang
optimum.
Distribusi besar butir
Pasir kering di masukan kedalam ayakan menurut
ukuran mesh.
Kemudian di goyang, maka tiap ayakan terdapat
ukuran pasir sesuai dengan mesh kemudian di
timbang.
Pengujian kekuatan
Spesimen berukuran dia. 50x50 mm.
Kemudian di padatkan dalam tabung spesimen.

Kemudian dikeluarkan, lalu di tekan hingga pecah.

Kekuatan cetakan berbeda-beda menurut jenis pasir,


pengikat dan kadar air.
Proses cetakan pasir
Penuangan
PRODUK
CARA-CARA PENGECORAN
KHUSUS
1.Pengecoran sentrifugal

Proses Pengecoran dilakukan dengan


menuangkan logam cair kedalam cetakan
yang berputar sehingga logam cair
mengalir masuk kedalam rongga cetakan
akibat pengaruh gaya sentripugal.
Dilihat dari proses
pengecorannya maka
yang paling cocok
adalah untuk
pengecoran berbentuk
sillinder atau melingkar
Cetakan
Cetakan yang di gunakan :
1. Cetakan Logam
2. Cetakan grafit
3. Cetakan pasir
Steps in permanent-mold casting
2 metoda

Vertikal dan Horizontal


Horizontal
Vertikal
Contoh Proses
Produk Vertikal
Produk Horizontal
2. Die Casting
Dalam hal ini logam cair di paksa masuk kedalam
cetakan logam dengan tekanan dan temperatur
tinggi dalam kecepatan tinggi.
Biasanya di gunakan untuk produk produk dari
logam-logam yang memiliki temperatur cair rendah
Bahan-bahan yang sering di cor
dengan Die casting
Alumunium Paduan
Tembaga Paduan

Zn paduan

Magnsium paduan

Timbal

Rata-rata logam yang memiliki titik cair rendah


Hasil
Dengan Die casting, dapat menghasilkan prosuk
dengan ketelitian yag tinggi, produk yang tipis dan
permukaan coran yang halus dan rata.
Proses Die casting
Proses
Produk
DEFECT
Some defects in casting quality
Misruns
Logam sudah berubah menjadi fasa padat sebelum
benar-benar mengisi rongga cetakan.
Penyebab umum termasuk (1) fluiditas logam cair tidak
cukup, (2) temperatur penuangan adalah rendah (3)
menuangkan dilakukan untuk memperlambat (4)
penampang rongga cetakan terlalu tipis.
Some defects in casting quality
(continue)
Cold Shut,
terjadi ketika sebagian dari
aliran logam fasanya tidak
seragam pada saat perubahan
fasa, sehingga mengakibatkan
kebocoran pada produk.

Cold Shot
terjadi logam dituangkan ke
cetakan terjadi selama
menuangkan, tetesan padat
dari logam yang dibentuk
menjadi terperangkap dalam
casting.
Some defects in casting quality
(continue)
Shrinkage Cavity
Depresi pada permukaan atau kekosongan internal
dalam pengecoran disebabkan oleh penyusutan
solidifikasi yang membatasi jumlah logam cair yang
tersedia di wilayah terakhir yang membeku.
Some defects in casting quality
(continue)
Microporosity
Hal ini mengacu pada mold cavity yang kecil di seluruh
casting yang disebabkan oleh penyusutan solidifikasi
lokal dari logam cair dalam struktur dendrit.
Biasanya berhubungan dengan paduan.
Some defects in casting quality
(continue)
Hot Tearing
Hal ini terjadi ketika casting tertahan dari konstruksi
selama tahap akhir pemadatan atau tahap awal
pendinginan setelah pemadatan
Defects found in sand casting
Sand blow
Terdiri dari balon berbentuk rongga
gas yang disebabkan oleh
pelepasan gas selama menuangkan

Pin holes
Sebuah cacat mirip dengan sand
blow melibatkan pembentukan
banyak rongga gas kecil pada atau
sedikit di bawah permukaan casting

Sand wash
Kontur terjadi akibat erosi yang
terdapat dalam permukaan bagian
cor akhir
Defects found in sand casting (continue)

Scabs
Penetration
Mold Shift
Core Shift
Mold Crack
PEMERIKSAAN HASIL PENGECORAN
Tujuan pemeriksaan :
1. Untuk menjaga kualitas, salah satu cara yaitu
memisahkan produk yang gagal
2. Penekanan biaya dengan mengetahui produk
yang cacat.
3. Penyempurnaan teknik, dengan melakukan
penelitian dan melihat hasil.
Beberapa jenis pemeriksaan
hasil pengecoran.
1. Pemeriksaan rupa
2. Pemeriksaan cacat dalam, luar
3. Pemeriksaan bahan dan proses
4. Pemeriksaan dengan merusak
5. Sebelum di cor
6. setelah di cor

Hasil dari pemeriksaan di laporkan ke bagian


perencana teknik, sebagai bahan pertimbangan
untuk mempertahankan kualitas.
Pemeriksaan Rupa
Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara penglihatan,
pengukuran dgn alat.
Pemeriksaan ini hanya melihat cacat permukaan
seperti porositas, retak, ukuran yang tidak sesuai
dengan rencana, letak lubang yang tidak sentris,
bagian sendi yang retak atau pecah, penyusutan
permukaan, dsb
Pemeriksaan dalam
Dilakukan untuk mengetahui rongga gas, lubang
jarum, rongga penyusutan dalam, retakan, inklusi.
Pemeriksaan di lakukan dengan alat :
1. Magnetik
2. sinar radiografi
3. Ultrasonic
Pengujian Bahan

Pengujian kekerasan
Pengujian tarik
Pengujian komposisi kimia (spectrometri)
Pengujian struktur mikro

Anda mungkin juga menyukai