pencairan
Pasir
Inti cetakan
cor
Ciri dari proses pengecoran
• Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak
• Terjadi perpindahan panas selama pembekuan
dan pendinginan dari logam dalam cetakan
• Pengaruh material cetakan
• Pembekuan logam dari kondisi cair
Terminologi Pengecoran dengan Cetakan Pasir
Terminologi
Cavity (rongga cetakan), merupakan ruangan tempat logam cair yang
dituangkan kedalam cetakan.
Core (inti), fungsinya adalah membuat rongga pada benda coran. Inti
dibuat terpisah dengan cetakan dan dirakit pada saat cetakan akan
digunakan.
Sprue (Saluran turun), merupakan saluran masuk dari luar dengan posisi
vertikal. Saluran ini juga dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan
penuangan yang diinginkan
Pouring basin, merupakan lekukan pada cetakan yang fungsi utamanya
adalah untuk mengurangi kecepatan logam cair masuk langsung dari ladle
ke sprue.
A. Pasir
Kebanyakan pasir yang digunakan dalam pengecoran adalah pasir silika
(SiO2). Pasir merupakan produk dari hancurnya batu-batuan dalam jangka
waktu lama. Alasan pemakaian pasir sebagai bahan cetakan adalah karena
murah dan ketahanannya terhadap temperature tinggi. Ada dua jenis pasir
yang umum digunakan yaitu naturally bonded (banks sands) dan synthetic
(lake sands).
B. Jenis Cetakan Pasir
Ada tiga jenis cetakan pasir yaitu green sand, cold-box dan no-bake
mold. Cetakan yang banyak digunakan dan paling murah adalah jenis
green sand mold (cetakan pasir basah). Kata “basah” dalam cetakan pasir
basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab
ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan
pasir adalah skin dried. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih
dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu
kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada
pengecoran produk-produk yang besar.
C. Pola
Pola merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat
dibuat dari kayu, plastic/polimer atau logam. Pemilihan material pola
tergantung pada bentuk dan ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah
produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan.
Jenis-jenis pola
1.Pola tunggal (one pice pattern / solid pattern)
Biasanya digunakan untuk bentuk produk yang sederhana dan
jumlah produk sedikit. Pola ini dibuat dari kayu dan tentunya tidak
mahal.
2. Pola terpisah (spilt pattern)
Terdiri dari dua buah pola yang terpisah sehingga akan diperoleh
rongga cetak dari masing-masing pola. Dengan pola ini, bentukproduk
yang dapat dihasilkan rumit dari pola tunggal.
3. Match-piate pattern
Jenis ini popular yang digunakan di industri. Pola “terpasang jadi
satu” dengan suatu bidang datar dimana dua buah pola atas dan
bawah dipasang berlawanan arah pada suatu pelat datar.
D. Inti
1.Temperatur
2. komposisi unsur.
Dari pengujian ini dapat dicari daerah temperatur
penuangan yang menghasilkan produk dengan cacat
yang seminim mungkin.
Faktor utama yang lain yang mempengaruhi besaran
fluiditas adalah komposisi paduan. Logam cair yang
memiliki fluiditas yang tinggi adalah logam murni dan
alloys komposisi eutectic. Alloys yang dibentuk dari
larutan padat, dan memiliki range pembekuan yang
besar memiliki fluiditas yang jelek.
Besi cor
•Paduan besi yang mengandung C >: 1,7 % dan 1-3 %Si. Unsur lain dapat
ditambahkan dengan maksud untuk meningkatkan sifat-sifat seperti
kekuatan, kekerasan atau ketahanan korosi. Unsur yang umumnya
ditambahkan yaitu Cr, Cu, Mo dan Ni.
•Besi cor memiliki selang temperature cair yang relaitf lebih rendah daripada
baja dan relatif lebih “encer” ketika cair.
•Sifat mekanik besi cor tergantung pada jenis struktur mikronya yaitu
bentuk dna distribusi elemen-elemen penyusunnya. Salah satu elemen yang
memiliki pengaruh yang berarti adalah grafit. Jumlah ,ukuran dan bentuk
grafit mempengaruhi kekuatan dan keuletan besi cor. Selain grafit, matriks
juga ikut mempengaruhi sifat mekaniknya. Matris besi cor sama dengan
yang terdapat pada baja, yaitu feritik, perlitik, feritik+perlitik dan
martensitik. Matriks yang terjadi tergantung pada :
Komposisi kimia
Laju pendinginan, dan
Proses perlakuan panas
Ada lima jenis besi cor
Besi cor kelabu (grey cast iron)
Besi cor malleable (malleable cast iron)
Besi cor putih (white cast iron)
Besi cor nodular (nodular/ductile cast iron)
Compacted graphite cast iron (memiliki struktur mikro antara besi cor
Kelabu dan besi cor nodular).
Sifat mekanik :
45 -75 ksi (kekuatan tarik)
35 – 60 ksi (kekuatan luluh)
e = 1 – 6% (perpanjangan)
Sifat matriks dan karakter grafit diperoleh dari kesetimbangan
Komposisi kimia
Derajat inokulasi
Laju pembekuan
Pengaturan laju pendinginan
Untuk mendapatkan sifat yang diinginkan. Proses perlakuan panas yang
umum diterapkan :
Annealing
Austenitizing dan Quenching
Tempering
Besi Cor Putih
Besi cor putih terbentuk ketika unsur karbon (C) tidak mengendap sebagai grafit
selama proses pembekuan, akan tetapi tetap berkaitan dengan unsur besi (Fe),
krom (Cr) atau molibden (Mo) membentuk karbida.
Besi cor putih bersifat keras dan getas dan memiliki tampilan patahn seperti
kristal berwarna putih.
•Tungku kupola
Tungku ini terdiri dari suatu saluran/bejana baja vertical yang didalamnya
terdapat susunan bata tahan api
Muatan terdiri dari susunan atau lapisan logam, kokas dan fluks
Kupola dapat beroperasi secara kontinu, menghasilkan logam cair dalam
jumlah besar dan laju peleburan tinggi
Muatan Kupola
Besi kasar (20 % - 30 %)
Skrap baja (30 % - 40 %)
Kadar karbon dan siliko yang rendah adalah menguntungkan untuk mendapat
coran dengan prosentase Carbon dan Si yang terbatas. Untuk besi cor
kekuatan tinggi ditambahkan dalam jumlah yang banyak.
Skrap balik
Yang dimaksud skrap balik adalah coran yang cacat, bekas penambah,
saluran turun, saluran masuk atau skrap balik yang dibeli dari pabrik
pengecoran.
Paduan besi
Paduan besi seperti Fe-Si, Fe-Mn ditambahkan untuk mengatur komposisi.
Prosentase karbon berkurang karena oksidasi logam cair dalam cerobong
dan pengarbonan yang disebabkan oleh reaksi antar logam cair dengan
kokas. Prosentase karbon terutama diatur oleh perbandingan besi kasar dan
skrap baja. Tambahan harus dimasukkan dalam perhitungan untuk
mengimbangi kehilangan pada saat peleburan. Penambahan dimasukkan 10
sampai 20 % untuk Si dan 15 sampai 30 % untuk Mn.
Prosentase steel bertambah karena pengambilan steel dari kokas.
Peningkatan kadar belerang (steel) yang diperbolehkan biasanya 0,1 %
PENGECORAN
Pengecoran adalah suatu proses pembentukan benda
kerja dengan jalan mencairkan logam, kemudian
S
e
k
e
m
a
P
e
n
dimasukan kedalam suatu cetakan.
g
e
c
o
a
r
a
n
Ladel
Bahan baku Tungku (dapur) •Besi
•Baja
Model
Penuangan
Pembongkaran
Pembersihan
Pemeriksaan
Benda kerja
Selesai
Berdasarkan proses pencetakan dan bahan cetakan dapat
dibedakan menjadi:
3. Pengalir (Runner)
Berfungsi untuk distribusi logam cair
Mencegah kotoran oleh cairan logam
4. Saluran Masuk (Ingate)
Saluran ini dibuat lebih kecil dari pengalir,
juga dibuat mengecil kearah cetakan.
Gambar :
Digunakan untuk
Pad. Al, pad. Mg, pad. Cu dan logam yang bertitik cair
rendah : serperti Seng, timbal, timah, dsb.
Keuntungan :
1. Ketelitian ukuran tinggi
2. Cocok untuk membuat coran yang tipis sampai 0,8
mm.
3. Permukaan coran halus, kekasarannya sampai 12μ
4. Dapat digunakan untuk mengecor coran rumit.
Kerugian :
1.Sulit dalam penggunaan inti
2.Harga mahal karena dalam pembuatan memerlukan
3.ketelitian yang tinggi dan sulit, (dapat diatasi dengan
prod. masal)
s eki an