Anda di halaman 1dari 9

PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY

JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 1

I.PENDAHULUAN
Proses pengecoran logam pada dasarnya ialah penuangan logam cair kedalam cetakan
yang telah terlebih dahulu dibuat pola, hingga logam cair tersebut membeku dan kemudian
dipindahkan dari cetakan.
Ada 4 faktor yang berpengaruh atau merupakan ciri dari proses pengecoran, yaitu :

1. Adanya aliran logam cair kedalam rongga cetak


2. Terjadi perpindahan panas selama pembekuan dan pendinginan dari logam dalam
cetakan
3. Pengaruh material cetakan
4. Pembekuan logam dari kondisi cair

II.TUJUAN
Tujuan mahasiswa jurusan design mengikuti praktikum pembuatan pola adalah :

1. Karena secara umum jurusan gambar menggambar benda machining, diharapkan ketika
selesai mengikuti praktikum pembuatan pola mahasiswa jurusan gambar mengetahui
dan bisa menggambar sebuah benda hasil machining menjadi gambar kerja hasil
pengecoran
2. Dapat mengembalikan gambar kerja hasil pengecoran menjadi gambar benda kerja hasil
machining
3. Mengetahui bagaimana membuat gambar hasil Casting yang benda tersebut akibat dari
proses pengecoran

III. ISI

Pola atau model (pattern) adalah sebuah bentuk dan ukuran benda yang menyerupai
dengan bentuk asli benda yang dikehendaki pola ini nantinya akan dibentuk pada cetakan pasir
dalam bentuk rongga atau yang disebut mold jika model ini dikeluarkan, maka pada pasir cetak
akan terbentuk cetakan yang kedalamnya akan dituangkan logam cair. Pola yang digunakan
dalam pembuatan cetakan benda coran ini menggunakan pola kayu yang dibentuk sedemikian
rupa sehingga sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan (sesuai design/gambar). Pola yang
akan kita buat adalah pola ganda atau pola belah yaitu pola yang dibelah pada bagian tengahnya
untuk memudahkan membuat cetakan setelah pola tersebut dibentuk.
PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 2

sistem saluran (gatting system) yaitu suatu sistem saluran yang digunakan sebagai jalan
masuknya cairan logam yang dituangkan ke dalam rongga cetakan. Ada beberapa sistem
saluran yang akan dibuat, yaitu :
1. Cawan Tuang dan Saluran Turun
Cawan tuang merupakan penerima yang
menerima cairan logam langsung dari ladel
sampai saluran masuk kedalam rongga
cetakan sedangkan saluran turun adalah
saluran yang pertama yang membawa cairan
logam dari cawan tuang ke dalam pengalir dan saluran masuk. Cawan tuang yang kita
buat berbentuk seperti corong tetapi tidak berlubang dengan saluran turun dibawahnya
dengan bahannya adalah kayu. Proses pembuatan cawan tuang dan saluran turun ini
dilakukan dengan mesin bubut kayu yang dibentuk sedemikian rupa sehingga terbentuk
cawan tuang dan saluran turun.
2. Saluran pengalir
Adalah saluran yang membawa logam cair dari saluran turun ke bagian-bagian yang
cocok pada cetakan. Saluran pengalir ini dibuat dengan bahan kayu yang memiliki
ukuran panjang 330 mm dan lebar
10 mm.
3. Saluran masuk
Merupakan saluran yang
mengisikan logam cair dari
pengalir ke dalam rongga cetakan.
Saluran ini berbentuk segiempat
sama sisi dengan ukuran 10x10 mm
ketebalannya 10 mm.
4. Saluran penambah
Yaitu saluran yang memberi logam
cair yang mengimbangi penyusutan dalam pembekuan dari coran. Saluran penambah ini
dipasang di samping coran dan langsung dihubungkan dengan saluran turun dan
pengalir. Saluran penambah ini dibuat sama dengan bentuk cawan tuang dan saluran
turun tetapi ukurannya lebih kecil dibandingkan cawan tuang dan saluran turun.
PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 3

Setelah semua selesai, pola dan sistem saluran yaitu saluran pengalir dan saluran masuk
dipasang pada bagian atas dan bawah dari papan cetak pola yang telah dibentuk menggunakan
lem dan paku. Setelah terpasang, pola tersebut dilapisi dempul sekaligus menutup celah atau
rongga yang ada pada pola, kemudian diratakan dan dihaluskan menggunakan pahat kayu dan
amplas.
Ada 2 macam jenis pola yang akan dibuat, yaitu :
1. Pola asli : Pola yang dibuat dari bahan yang sudah ditentukan yang
bentuknya sama seperti benda tuang yang sebenarnya, semua dikerjakan seperti aslinya
2. Pola inti : Pola yang dibuat dengan menggunakan kotak inti. Untuk produk
cor yang memiliki lubang/rongga seperti pada blok mesin kendaraan atau katup-katup
biasanya diperlukan inti. Inti ditempatkan dalam rongga cetak sebelum penuangan
untuk membentuk permukaan bagian dalam produk dan akan dibongkar setelah cetakan
membeku dan dingin. Seperti cetakan, inti harus kuat, permeabilitas baik, tahan panas
dan tidak mudah hancur (tidak rapuh). Agar inti tidak mudah bergeser pada saat
penuangan logam cair, diperlukan dudukan inti (core prints).Dudukan inti biasanya
dibuatkan pada cetakan seperti pada gambar 8.pembuatan inti serupa dengan pembuatan
cetakan pasir yaitu menggunakan no-bake, cold-box dan shell. Untuk membuat cetakan
diperlukan pola sedangkan untuk membuat inti dibutuhkan kotak inti.
Ada beberapa syarat bagi pasir inti yang harus terpenuhi untuk membuat pola
inti, yaitu:

-In the green condition there must be adequate strength for handling.
-In the hardened state it must be strong enough to handle the forces of casting; therefore the
compression strength should be 100 to 300 psi (0.69 to 2.07 MPa).
- Permeability must be very high to allow for the escape of gases.
-As the casting or molding cools the core must be weak enough to break down as the material
shrinks. Moreover, they must be easy to remove during shakeout.
-Good refractoriness is required as the core is usually surrounded by hot metal during
casting or molding.
- A smooth surface finish.
- A minimum generation of gases during metal pouring.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Coremaking)

Green-sand cores
PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 4

Ada beberapa jenis pasir untuk pembuatan inti.Pemilihan pasir yang tepat tergantung dari jenis
besi/bahan yang akan dituang, jumlah benda yang akan di produksi, kepresisian yang akan
dicapai, dan harga kekasaran permukaan yang akan dicapai.Berikut jenis pasir inti yang biasa
digunakan
Green-sand cores
Green-sand cores makes casting long narrow features difficult or impossible. Even for long
features that can be cast it still leave much material to be machined. A typical application is a
through hole in a casting.
Dry-sand cores
The most simple way to make dry-sand cores is in a dump core box, in which sand is packed
into the box and scraped level with the top. A wood or metal plate is then placed over the box,
and then the two are flipped over and the core segment falls out of the core box. The core
segment is then baked or hardened. Multiple core segments are then hot glued together or
attached by some other means. Any rough spots are filed or sanded down. Finally, the core is
lightly coated with graphite, silica, or mica to give a smoother surface finish and greater
resistance to heat. Single-piece cores do not need to be assembled because they are made in
a split core box. A split core box, like it sounds, is made of two halves and has at least one hole
for sand to be introduced. For simple cores that have constant cross-sections they can be
created on special core-producing extruders. The extrusions are then just cut to the proper
length and hardened. More complex single-piece cores can be made in a manner similar
to injection moldings and die castings.
(http://en.wikipedia.org/wiki/Coremaking)
PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 5

Secara umum, material untuk pembuatan pola adalah menggunakan kayu,karena kayu
relatif mudah dibentuk namun karena semakin terbatasnya jumlah kayu, kita dapat
menggunakan bahan-bahan lain, seperti :
 styrofoam
 resin
 logam
 lilin
 dll.
Agar mempermudah melepas pola dari cetakan dan agar tidak merusak hasil cetakan,
maka diperlukan kemiringan yang sedikit (sudut kemiringan yang lebih besar lebih aman) dan
juga meradiuskan tiap edge . Kebanyakan gambar teknik tidak memberi sudut kemiringan, oleh
karena itu ahli pola harus menetapkan kemiringan macam apa yang akan diterapkan pada
sebuah pola. Yang perlu diperhatikan adalah bentuk luar, ketepatan ukuran, kekerasan benda
tuang agar tidak banyak berubah.
Jenis-jenis kemiringan ada 3, yaitu :
a) Kemiringan + (diameter terluar = terkecil )
b) Kemiringan – (diameter terluar = terbesar)
c) Kemiringan ±

KEMIRINGAN ± KEMIRINGAN - KEMIRINGAN +


PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 6

"Buat sebesar mungkin kemiringan agar pola bisa dicabut dari cetakan, namun buat sekecil
mungkin agar ukuran benda masih masuk dalam ukuran toleransi yang diijinkan"

Dalam gambar kerja benda hasil pengecoran, selain kemiringan yang harus ditentukan
oleh ahli pola, adapun kriteria lain yang harus ditentukan, yaitu :

1. Bahan yang akan dituang ke cetakan


2. Berat hasil pengecoran
3. Radius yang digunakan untuk tiap edge nya
4. Besar penyusutan yang terjadi ketika benda mendingin dan menjadi solid

Dalam penggambaran benda kerja pengecoran, tidak diperkenankan menggambarkan


parting line benda dan juga menjadikan partingline tersebut menjadi sebuah Datum / patokan.

Penggambaran lanjutan atau memodifikasi gambar akan dilakukan oleh ahli-ahli


pola.Ahli pola akan melakukan penambahan gambar pada gambar kerja yang sudah jadi,
beberapa modifikasi yang dilakukan antara lain :

1. Menutup lubang
2. lubang inti
3. Kelebihan ukuran
4. Parting Line
5. Kotak inti

untuk menandakan bahwa pada benda tersebut terdapat lubang, maka daerah tersebut ditutup
dengan cara diarsir sebesar besar lubang terserbut dengan warna merah.Untuk mmenandakan
kelebihan pengerjaan ukuran pada pembuatan pola maka digambar dengan garis warna merah
di luar tiap sisi yang dilebihkan (kira-kira 3mm lebihnya), jika terdapat kemiringan maka
gambar besar kemiringannya berapa.Untuk menandakan bahwa daerah tersebut dibuat dengan
tambahan bantuan pasir inti, maka gunakan warna coklat dan kotaki, hal tersebut merupakan
daerah dari kotak inti, namun untuk lubang inti, buat lungkaran warna merah di daerah yang
merupakan daerah lubang inti, dan untuk pasir intinya, gunakan warna hijau dan lebihkan
ukuran dari benda. Untuk menandakan parting line, garis dengan warna merah. Semua
penambahan garis dengan warna -warna yang berbeda ditambahkan oleh ahli pola,
PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 7

Contoh :

Keterangan :
PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 8

Gambar kerja yang sudah jadi


PRAKTIKUM PEMBUATAN POLA - FOUNDRY
JURUSAN TEKNIK PERANCANGAN - TPMU 9

Kendala dan Permasalahan yang Terjadi :


1. Karena penggunaan 1 mesin untuk semua dan keterbatasan mesin, terjadi rebutan,
sehingga menghambat proses kerja
2. Selama 3 hari, tidak ada instruktur pembimbing, sehingga resiko kecelakaan karena
tidak tahu cara menggunakan alat yang baik dan benar sangat besar
3. Sulitnya membuat kotak inti, terutama bagian atas dan bawah yang tirus
4. Keselamatan pada saat mengebor benda sangat terancam, dikarenakan tidak adanya alat
cekam yang diperuntukan untuk menjepit benda pada saat proses pengeboran
5. Ketiadaan lem pada saat praktikum, sehingga harus naik turun tangga meminta lem ke
mahasiswa jurusan foundry yang sedang praktikum dibawah.Hal tersebut sangat
mengurangi waktu dan terkesan mengganggu mahasiswa jurusan foundry yang sedang
bekerja
6. Tidak ada instruktur yang mengajarkan bagaimana cara mendempul yang benar,
sehingga hasil dempulan tidak memuaskan dan tidak rapih

Anda mungkin juga menyukai