Anda di halaman 1dari 20

POLA DAN SALURAN MASUK

POLA

Alat bantu untuk membuat cetakan

Tiruan benda kerja yang akan diproduksi dengan teknik pengecoran, dengan toleransi/suaian
ukuran perhitungan pengecoran
Hal pertama yang harus dilakukan pada pembuatan pola adalah gambar perencanaan menjadi
gambar untuk pengecoran. Yang perlu dipertimbangkan dalam pembuatan pola untuk membuat
coran yang baik adalah sebagai berikut :

- biaya pembuatan cetakan murah,


- pola mudah dibuat,
- inti (core) stabil,
- mudah saat pembongkaran,
- menetapkan kup dan drag,
- menetapkan garis pisah (parting line),
- menetapkan tambahan penyusutan,
- tambahan penyelesaian mesin,
- kemiringan pola.
Menetapkan kup , drag, dan permukaan pisah (parting line)

Yang perlu diperhatikan dalam penentuan kup, drag, dan permukaan pisah
adalah :
pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan, pemukaan pisah lebih baik satu
bidang, dan kup dibuat agak dangkal.

Penempatan inti harus mudah.

System saluran (gating system) harus dibuat seefisien mungkin agar


mendapat aliran logam cair yang optimum.
Terlalu banyaknya permukaan pisah akan membuat banyak waktu dalam
proses pembuatan cetakan yang menyebabkan tonjolan-tonjolan sehingga
pembuatan pola menjadi mahal.
Penentuan tambahan penyusutan
Kemiringan Pola

Besar kemiringan ini tergantung dari

a.Kehalusan pola
b.Cara pencetakan, misalnya dengan tangan atau dengan mesin cetak
c.Ketinggian pola
d.Alat Bantu pada pemesinan
Bahan-Bahan Pola
Kayu
Syarat-syarat kayu untuk pembuatan pola :
1. Kering sekali (jangan melenting). Kadar air 5-8%.
2. Mudah dikerjakan dengan mesin atau tangan
3. Mempunyai serat-serat halus
4. Tidak mudah retak atau pecah karena pengerjaan pencetakan.

Jenis kayu yang cocok antara lain Jati, mahoni, pinus, damar (agathis), multiplek

Logam
Bahan logam dipakai sebagai bahan pola yang akan dicetak banyak sekali memakai mesin cetak atau jumlah
sedang pada cetakan dengan tangan. Bahan logam harus mempunyai syarat-syarat :

1. tahan aus, bahan yang dipakai besi cor


2. ringan, bahan yang dipakai aluminium
3. mudah dikerjakan, bahan yang dipakai alluminium
4. liat (tidak mudah pecah) bahan yang dipakai besi cor liat
5. dapat memanaskan cetakan dengan ketebalan merata dalam hal ini cara pencetakan kulit (shell mould) bahan yang dipakai tembaga.

Cara pembuatannya dengan menggunakan mesin perkakas dan proses pengecoran.


Resin
Bahan resin yang sering dipakai adalah epoxy resin. Bahan ini mempunyai sifat-sifat :
1. tahan aus
2. penyusutan kecil
3. bisa dimesin

bahan resin ini dipakai sebagai bahan pola untuk coran kecil-kecil dari satu masa produksi, atau dilakukan
pencetakan dengan mesin. Untuk membuat pola dari resin ini harus dibuat negatifnya dari bahan kayu,
logam dan resin sendiri.
Lilin
Bahan pola dari lilin biasa dipakai untuk benda coran kecil, produksi masa dan pengecoran paduan kelas
tinggi umpanya sudu-sudu turbin. Untuk pola lilin kita harus menyediakan cetakan untuk membuat pola lilin.
Pola lilin ni biasanya tidak diambil dari cetakan secara utuh tetapi dikeluarkan dengan cara pemanasan.
Pemakaian cetakan pola lilin akan lebih ekonomis bila benda tuangnya kurang dari 3 kg dan banyaknya lebih
dari seratus benda tuang. Ketebalan minimum dari pengecoran ini adalah 1 mm. cara pola lilin cocok sekali
untuk benda tuang temperature tinggi, barang ornament (patung) dan bagian-bagian senjata pola.
Styrofoam
Pola dari Styrofoam, biasanya dipakai satu kali karena pola tersebut tidak dikeluarkan lagi dari cetakan,
cetakan yang dipakai adalah semen atau chemical moulding yang tidak berpengaruh bahan pola.
Gips
Bahan pola dari gips biasanya dipakai untuk membuat benda tuang dengan jumlahnya satuan,
mengingat bahan ini mudah pecah. Bahan pola ini biasanya dipakai untuk benda tuang dari barang-
barang seni, alat teknik, dsb. Cara pembuatannya biasa secara cetakan atau ukiran dan irisan.
Macam Pola
Pola pejal; pola yang biasa dipakai yang bentuknya hamper serupa dengan bentuk coran. Pola ini dibagi
menjadi pola tunggal dan pola belahan.
Pola pelat pasangan, pola ini merupakan pelat dimana pada kedua belahnya ditempelkan pola
demikian juga saluran turun, pengalir, saluran masuk, dan penambah.

Pola pelat kup dan drag


Pola cetakan sapuan, dalam hal ini bentuk coran silinder atau bentuk benda putar.
Pola penggeret dengan penuntun, ini digunakan untuk pipa lurus atau pipa lengkung yang
penampangnya tidak berubah.

Pola penggeret berputar dengan kerangka cetak, ini suatu kasus dimana bagian pola dapat ditukar
secara konsentris.
Pola kerangka, ini dibuat dengan meletakkan pelat dasar dan mebuat plat dudukan penuntun di atasnya
dan mengikat pelat-pelat untuk menahan pasir antara tiap penuntun.
Macam Pola
Inti (Core)

Inti adalah bagian dari cetakan yang terpisah yang dibuat khusus memakai cetakan inti atau kotak inti.
Maksud pemakaian inti adalah :

a.Untuk membuat rongga


b.Mempermudah cara pencetakan
c.Untuk mendapatkan permukaan halus, biasanya pada permukaan atas.
d.Untuk mengganti bagian-bagian pasir yang tipis supaya lebih kuat.

https://www.youtube.com/watch?v=cdtZu5weH-c

https://logamceper.com/pembuatan-inti-pengecoran-logam/
Sistem Saluran
Sistem saluran merupakan jalan masuknya logam cair ke dalam rongga cetakan. Sistem saluran harus di
rencanakan secara baik karena berperan penting pada proses penuangan logam cair. Hasil produk
pengecoran ditentukan oleh sistem saluran.
Sistem saluran secara umum terdiri beberapa bagian: cawan tuang, saluran turun, pengalir dan saluran
masuk.

Sistem saluran pada proses penuangan (Surdia & Chijiiwa, 1976)


Fungsi sistem saluran tuang

1. Logam cair dapat mengisi rongga cetakan secepat mungkin, serta menghindari pembekuan awal.
2. Mengurangi atau mencegah agitasi dan pembentukan dross dalam rongga cetakan
3. Mencegah masuknya terak, buih, dross, dan erosi pasir yang terbentuk ke dalam rongga cetakan.
4. Mencegah terjadinya aspirasi udara atau gas dari cetakan ke aliran logam cair yang masuk.
5. Menghindari erosi dari pasir cetak dan pasir inti.
6. Mengarahkan derajat termal selama berlangsungnya pendinginan, sehingga kerusakan tuangan
terutama pada daerah antara saluran tuang dan tuangan.
7. Agar diperoleh yield yang maksimum dan biaya pemotongan yang minimum.
8. Memudahkan penuangan logam bila digunakan ladel dengan peralatan crane.
Cawan tuang

Cawan tuang berfungsi menerima logam cair ladel. Cawan tuang dibuat untuk mengarahkan logam cair agar
lebih mudah masuk ke saluran turun. Ukuran cawan tuang harus cukup agar logam cair yang dituang tidak
meluber. Bentuk dan ukuran cawan tuang yang disarankan tampak

Saluran turun
Saluran turun merupakan saluran masuknya logam cair dari cawan tuang ke saluran pengalir. Saluran turun
berpenampang lingkaran, lurus dari atas ke bawah. Penampangnya dapat dibuat sama dari atas ke bawah atau
mengecil ke bawah. Penampang yang sama akan memberikan aliran yang cepat dan lancar. Penampang yang
mengecil ke bawah berdampak dapat menahan kotoran sebanyak mungkin. Ukuran saluran turun untuk besi
tuang tampak pada tabel
Saluran Pengalir

Saluran pengalir berfungsi mengalirkan logam cair dari saluran turun ke saluran masuk. Saluran pengalir
umumnya berpenampang trapesium atau setengh lingkaran. Secara prinsip, ukuran saluran pengalir harus
dibuat sebesar mungkin agar logam cair membeku dalam waktu yang lebih lama yang lama

ukuran saluran pengalir (Surdia & Chijiiwa, 1976)


Saluran Masuk

Saluran masuk Saluran masuk yang menghubungkan saluran pengalir dan rongga cetak adalah saluran masuknya
logam cair dari saluran pengalir ke rongga cetakan. Penampang saluran masuk umumnya dibuat lebih kecil dari
saluran pengalir agar dapat mencegah kotoran masuk ke rongga cetak Saluran masuk dengan penampang yang
lebih lebar pada rongga cetak dimaksudkan agar logam cair lebih tenang masuk ke dalam rongga cetakan.
Dampaknya ialah meminimalkan turbulens pada aliran logam cair dan mereduksi timbulnya gelembung-gelembung
gas. Sebaliknya saluran masuk dengan penampang yang lebih sempit pada rongga cetak diterapkan untuk membuat
benda coran berukuran yang lebih besar

Bentuk saluran masuk


Penambah

Penambah ditujukan untuk mengantisipasi kekurangan logam cair saat logam cair didalam rongga cetak menyusut akibat pembekuan.
Logam cair pada penambah di desain agar membeku paling akhir. Hal ini dilakukan dengan cara ukuran/volume penambah dibuat cukup
besar sehingga mampu menambahkan kekurangan logam cair pada rongga cetakan yang menyusut. Bagaimanapun, ukuran penambah
yang terlalu besar akan membuat proses pengecoran menjadi tidak efisien karena sisa logam yang terbuang terlalu banyak. Ukuran
penambah yang terlalu kecil juga tidak diinginkan. Ukuran penambah yang terlalu kecil menyebabkan penambah akan terlalu cepat
membeku. Akibatnya penambah menjadi tidak berfungsi untuk mengantisipasi kekurangan logam cair di dalam rongga cetakan.

Berdasar letaknya penambah dibedakan menjadi penambah atas dan penambah samping. Penambah diletakkan di atas coran, sedang
penambah samping diletakkan samping coran. Penambah dihubungkan langsung dengan saluran turun dan pengalir

Peletakkan penambah (Surdia & Chijiiwa, 1976).


Prosentasi berat penambah terhadap berat coran (Surdia & Chijiiwa, 1976)

Anda mungkin juga menyukai