WELDING
CODE
OLEH:
MHD. IBKAR YUSRAN ASFAR
NPM. 2006545010
DOSEN PENGAMPU:
PROF. MUHAMMAD ANIS
UNIVERSITAS INDONESIA
2021
1
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
1. Jelaskan mengenai definisi dari “Standar, Kode dan Spesifikasi” dan berilah beberapa
contoh untuk ke tiga istilah tersebut diatas!
Jawab:
Standar adalah adalah kumpulan dokumen berisikan kode (codes), spesifikasi
(specification), saran aplikasi (recommended practice), klasifikasi, dan petunjuk (guide) yang
telah dipersiapkan oleh suatu institusi organisasi dan disahkan (approved) sesuai dengan prosedur
yang ada. Standar juga membantu Kita dalam meningkatkan kehandalan dan efektivitas dari alat
atau barang/jasa yang digunakan. Standar dirancang untuk penggunaan sukarela dan tidak
memaksakan peraturan apa pun. Namun undang-undang dan peraturan dapat merujuk pada standar
tertentu yang mewajibkan kepatuhan terhadapnya. Berikut adalah beberapa standar yang menjadi
acuan bagi dunia industri saat ini:
• API (American Petroleum Institute)
• SNI (Standar Nasional Indonesia)
• BS (British Standards)
• DNV (Det Norske Veritas)
• ASME (American Society of Mechanical Engineers)
• ISO (International Standard Organization)
• JIS (Japanese Industrial Standards)
Code adalah suatu standar yang berisikan kondisi dan persyaratan yang berhubungan
dengan bidang khusus (a particularly subject) dan mengindikasikan bahwa prosedur yang
digunakan telah sesuai dengan persyaratannya. Code ini harus diikuti (mandatory) karena
menyangkut kepentingan umum yang mengacu kepada kebijakan otoritas pemerintah.
Definisi code lainnya adalah dokumen yang berisi aturan-aturan (laws) yang disusun sistematis
sebagai referensi yang mudah diikuti. Berikut adalah beberapa contoh code:
• Welded Pipeline and Vessel (APD)
• Structural Welding Code-Steel (AWS D1.1)
• Boiler and Pressure Vessel Code (ASME)
Spesifikasi adalah suatu standar yang berisikan penjelasan yang rinci dan akurat tentang
persyaratan teknis dari material, produk, sistem atau jasa. Spesifikasi juga disebut sebagai
dokemen yang berisi deskripsi spesifik sebuah desain dan/atau material yang digunakan untuk
membuat sesuatu (equipment). Pengertian lainnya adalah dokumen yang berisi persyaratan
spesifik yang dipersyaratkan oleh suatu Code/standard.
Contoh:
• Filler Metal Specification (AWS A5.X)
• Material Consumable of Welding (ASME sec.IIC)
Page 1 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
Jawab:
Standar Amerika untuk Kualitas Pengelasan
ASME (American Society of Mechanical Engineers)
• ASME Sec II C (Standard for Material and Consumable of Welding).
• ASME Sec IX (Qualification Standard for Welding and Brazing Procedure,
Welder, and Welding & Braze Operator).
Welding Material:
ASME IIC
Quality of Welding
Europe Standard
Page 2 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
3. Sebutkan contoh aplikasi dilapangan (misalnya untuk Boiler & PV, dll) yang diatur
menurut standar USA dan Eropa, serta sebutkan Kode Nomor Standar yang mengatur
Prosedurnya maupun Juru lasnya (welder)!
Jawab:
Berikut adalah Aplikasi standard Amerika dan Eropa di Industri:
Welding Standard
Applications Standard Code
Procedure Approval Welder Approval
Boiler ASME Sec. I ASME Sec. IX ASME Sec. IX
ASME Sec. VIII ASME Sec. IX ASME Sec. IX
Pressure Vessel
BS 5500 BS EN 288 BS EN 287
API 620/650 ASME Sec. IX ASME Sec. IX
Storage Tanks BS 2654 BS EN 288 (Part 3 & 4) BS EN 287
BS 2594 BS EN 288 (Part 3 & 4) BS EN 287
AWS D1.1 AWS D1.1 AWS D1.1
Structural AWS D1.2 AWS D1.2 AWS D1.2
Fabrication BS 5135 BS EN 288 (Part 3) BS EN 287
BS 8118 BS EN 288 (Part 4) BS EN 4872
ANSI/ASME B31.3 ASME Sec. IX ASME Sec. IX
Process Pipe- BS 2633 BS EN 288 (Part 3) BS EN 287 (Part 3)
Work BS 4677 BS EN 288 (Part 4) BS EN 287 (Part 2)
BS 2971 BS EN 288 (Part 3) BS EN 4872
4. Apa yang dimaksud WPS? Mengapa WPS harus dibuat dalam pengelasan? serta
sebutkan beberapa isi dari WPS!
Jawab:
WPS (Welding Procedure Specification) sama halnya dengan sebuah resep, yang mana
berfungsi untuk menunjukkan suatu kombinasi variabel untuk menghasilkan kualitas pengelasan
yang sesuai dengan yang diinginkan atau yang diisyaratkan pada pengelasan tertentu. Secara garis
besar, WPS mengatur langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat lasan pada kondisi
khusus. Berikut adalah minimum variabel yang harus ada di dalam WPS:
• Material logam dasar (A36, A572)
• Proses (SMAW, FCAW)
• Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20)
• Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)
• Diameter elektroda (1 /8 in, 5 /32 in)
• Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DCEP, DCEN)
• Temperatur minimum saat preheat dan interpass
• Shielding gas type dan flow rate
• Arus pengelasan (ampere)
• Kecepatan kawat umpan
Page 3 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
5. Apa yang dimaksud dengan PQR? Mengapa PQR harus dibuat? dan sebutkan isi dari
dokumen PQR!
Jawab:
PQR (Procedure Qualification Record) adalah record dokumen yang terdiri dari semua
data yang relevan dari pengelasan benda uji yang diperlukan untuk persetujuan spesifikasi
prosedur pengelasan serta semua hasil dari pengujian uji las. PQR yang merupakan record dari
parameter untuk menguji TWPS (Temporary/Trial/Test Welding Procedure Specification), yang
dapat diartikan sebagai parameter yang belum diuji kebenarannya karena belum melawati
pengujian. Sehingga saat PQR telah melewati uji dokumen, maka WPS dapat ditulis dari hasil
PQR. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa PQR harus dibuat agar WPS
dapat diaplikasikan sesuai dengan standard.
Berikut adalah isi dari dokumen PQR:
• Record parameter welding lengkap sesuai Standard.
• Record parameter welding yang bukan essensial tapi mungkin di butuhkan dalam produksi
atau mutu.
• Data Material certificate test coupon
• Data consumable certificate yang digunakan dalam welding test coupon
• Data lulus uji NDT seperti MPI atau DPI, UT atau RT
• Data lulus test destruktif test (Mechanical test) dari badan independent test
6. Jelaskan 3 (tiga) variabel yang ada di WPS dan sebutkan contoh dari masing variabel-
variabel tersebut!
Jawab:
Berdasarkan Standard Code ASME Sec. IX (9) QW-250-265, variabel WPS terbagi tiga bagian,
yaitu:
a. Essential Variable
Merupakan jenis variabel atau parameter pengelasan yang wajib dilakukan saat pembuatan
sebuah WPS, karena jika variabel ini dirubah akan membuat sifat mekaniknya juga berubah
oleh karena itu harus dilakukan kualifikasi ulang jika variabel ini dirubah.
Terbagi menjadi dua jenis:
• QW-401. Essential Variabel (procedure) perubahan kondisi pengelasan akan
mempengaruhi sifat-sifat mekanik pada produk las
• QW-401.2 Essential Variabel (performance) perubahan kondisi pengelasan akan
mempengaruhi kemampuan welder dalam mendepositkan weld metal.
Variabel esensial ini meliputi:
• P-Number, F-Number, dan A-Number
• Ketebalan material
• Base metal
Page 4 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
• Filler metal
• Joint design
• Welding process
b. Supplement Essensial Variable
Variabel yang akan mempengaruhi hasil sambungan las jika dilakukan pengujian impact.
Jadi variabel ini akan menjadi essential jika dalam pengujiannya dilakukan uji impact dan
menjadi non essential jika tidak dilakukan uji impact.
Variabel Supplement Essensial ini meliputi:
• Group Number
• Filler Metal Classification
c. Non Essensial Variable
Variabel yang tidak mempengaruhi sifat mekanik dari sambungan lasan. Jadi variabel ini
dirubah maka tidak perlu melakukan kualifikasi ulang atau membuat WPS baru.
Variabel Non Essensial ini meliputi:
• Tipe sambungan las atau bentuk groove
• Backing
• Lebar gap (root spacing)
• Posisi pengelasan.
7. Jelaskan mengenai persyaratan Pengujian Impak hasil lasan di WPS. Kapan variable
tersebut masuk di “Essential Variabel” dan Kapan harus masuk di “Additional
Variable”!
Jawab:
Pengujian impak hasil dari pengelasan dibuat test coupon dan di lakukan pengelasan dengan
parameter yang sesuai yang tercantum di dalam WPS dan di sesuaikan dengan kondisi pengelasan
sesungguhnya pada lapangan. Selanjutnya merecord semua variabel esensial, nonesensial, dan
additional variabel sesuai dengan kondisi lapangan. Setelah itu, test coupon dipotong dan
dijadikan specimen uji impak, biasanya yang dipakai adalah V-notch atau Charpy Impact Test.
Syarat dari pengujian impak hasil lasan:
• Design yang sesuai standard
• Temperatur yang digunakan.
• Energi yang dikeluarkan
Variabel tersebut dapat berubah dari additional variable ke essential variable ketika pada proses
pengelasan mensyaratkan impact test atau notch-toughness test. Begitu juga sebaliknya. Pengujian
impak dibutuhkan ketika kombinasi dari material, ketebalan, dan temperatur mempengaruhi
ketangguhan dari material, sehingga WPS harus dikualifikasi melalui pengujian impak.
8. Apa yang dimaksud dengan F-Number, A-Number dan P-Number? Berapa P-Number
untuk baja austenitik 316 sesuai dengan standar USA
Jawab:
F-Number adalah klasifikasi untuk logam pengisi.
A-Number adalah mengidentifikasi komposisi kimia.
Page 5 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
P-Number adalah penandaan oleh ASME Boiler and Pressure Code untuk mengkategorikan
komposisi kimia dan kemampulasan dari logam yang digunakan untuk fabrikasi dari barang
penahan tekanan.
9. Bandingkan pengkodean untuk posisi pengelasan berdasarkan standar USA dan Eropa
serta gambarkan skematisnya, menggambar gambar skematik
Jawab:
Berikut adalah perbedaan pengkodean untuk posisi pengelasan standar Amerika dan Eropa
Posisi Pengelasan Standar Amerika Posisi Pengelasan Standar Eropa
Page 6 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
Jawab:
Pada industri pengelasan istilah Welding Procedure Specification (WPS) digunakan untuk
menandakan kombinasi variabel yang akan digunakan untuk membuat lasan tertentu. WPS
minimal harus terdapat variabel-variabel berikut ini:
• Proses (SMAW, FCAW)
• Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20)
• Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)
• Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in)
• Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DC+, D -)
• Spesifikasi logam dasar (A36, A572, Gr50)
• Temperatur minimum preheat dan interpass
• Arus pengelasan
• Kecepatan kawat umpan
• Tegangan busur listrik
• Kecepatan pengelasan
• Posisi pengelasan
• Tipe gas pelindung dan kecepatan alir
• Detail joint design
c. Travel speed adalah laju dimana laju pergerakan elektroda relatif terhadap sambungan
dengan satuan inci/menit. Dengan meningkatnya travel speed maka ukuran lasan akan
berkurang. Ketika travel speed sangat rendah maka akan mengakibatkan berkurangnya
penetrasi, karena busur menimpa lapisan tebal logam cair dan genangan las menggelinding
di depan busur. Travel speed adalah variabel yang digunakan dalam menghitung heat input,
dimana saat travel speed dikurangi maka akan meningkatkan heat inputnya.
d. Wire feed speed adalah laju dimana elektroda melewati welding gun menuju busur,
satuannya adalah inci/menit. Laju deposisi sebanding dengan kecepatan kawat pengumpan
dan kuat arus. Peningkatan kecepatan pengumpanan kawat akan meningkatkan kuat arus.
Jika kecepatan pengumpanan rendah, rasio kecepatan pengumpanan kawat terhadap kuat
arus relative konstan dan linier. Sedangkan kecepatan pengumpanan tinggi menyebabkan
rasio meningkat dan mengakibatkan laju deposisi naik per satuan ampere.
e. Electrode extension adalah jarak antara ujung kontak dengan ujung eektroda. Peningkatan
perpanjangan elektroda pada potensial yang konstan, mengakibatkan resitansi elektroda
meningkat. Perpanjangan elektroda yang besar digunakan untuk mendapatkan laju deposisi
yang lebih besar. Jika perpanjangan elekroda meningkat, maka kuat arus akan berkurang.
f. Electrode diameter adalah Elektroda dengan diameter yang besar akan memberikan arus
yang lebih tinggi pada proses pengelasan. Sedangkan, pada arus yang tetap penggunaan
elektroda dengan diameter yang kecil akan menghasilkan tingkat deposisi yang tinggi. Hal
terebut karena efek dari kepadatan arus yang terjadi.
g. Polarity merupakan arah dari aliran arus listrik. Polaritas positif, terjadi jika elektroda
terhubung ke terminal positif yang biasa disebut juga arus searah (DC). Polaritas negatif,
terjadi jika elektroda terhubung ke terminal positif dan mengalir ke arah terminal positif.
h. Heat input merupakan masukkan panas besarnya sebanding dengan kuat arus dan lamanya
tegangan busur, serta berbanding terbalik terhadap kecepatan pengelasan. Masukkan panas
yag besar mengakibatkan luas daerah pengelasan dan HAZ yang besar pula.
i. Magnetic field merupakan medan magnet yang mengelilingi konduktor DC dapat
menyebabkan fenomena arc blow, dimana busur secara fisik akan di belokkan oleh medan
magnet. Pada konduktor AC tidak rentan terhadap arc blow bahkan terkadang konduktor
AC dapat digunakan untuk mengatasi fenomena tersebut.
j. Current density merupakan perbandingan antara kuat arus terhadap luas area elektroda.
Peningkatan rapat arus mengakibatkan peningkatan laju deposisi dan penetrasi.
k. Preheat and interpass temperature dimana pemansan awal dilakukan untuk mengurangi
distorsi dan kemungkinan terjadinya retak yang terdapat pada logam dasar yang digunakan.
Temperatur pemanasan awal dan interpas yang diberikan umumnya diatas 550˚F.
Page 8 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
• Seorang inspector harus memastikan bahwa pengelasan dilakukan sesuai denga WPS,
mengawasi teknik yang digunakan oleh welder (D.1.1-96, paragraph 6.5.4).
• Inspektor tidak boleh mengubah WPS, melainkan mereka harus memastikan bahwa semua
prosedur diikuti dengan baik (D.1.1-96, paragraph 6.3.1)
• Structural Wleding Code-Steel D1.1-96 membutuhkan WPS untuk setiap proses fabrikasi
(D1.1-96, paragraph 5.5)
• Setiap fabricator dan penegak bertanggung jawab untuk mengembangkan WPS (D1.1-96,
paragraph 4.1.1.1.4.6)
Perlu diperhatikan kesesuaian antara WPS dengan proses, karena ketidaksesuaian akan
mengakibatkan deposisi lasan yang tidak memenuhi persyaratan yang diminta oleh standar kode
dtau spesifikasi dari pekerjaan. Jika didapatkan hasil lasan yang tidak sesuai, maka akan
mengakibatkan peningkatan biaya untuk merepair lasan tersebut.
Page 9 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
thickness maksimum, fill pass thickness maksimum, single-pass filler weld size maksimum dan
single pass weld layer maksimum (D1.1-96, table 3.3).
Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter khusus dari prekualifikasi
WPS sesuai dengan aplikasi khusus. Misalnya WPS yang diajukan untuk membuat ¼ inchi fillet
weld pada 3/8 inchi A36 steel pada posisi mendatar. Jenis lasan dan steel diprekualifikasi. Filler
metal yang dipilih adalah F7 A2-EM12K, sesuai dengan persyaratan pada D1.1-96, tabel 3.1.
Tidak ada preheat khusus, diameter elektroda yang dipilih 3/32 inch, spesifikasi maksimum
ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.2. Single pass weld size maksimum tidak diatur pada D1.1-96,
table 3.7 sehingga ¼ inchi ukuran fillet bisa diprekualifikasi. Arus yang dipilih adalah 800A, yaitu
lebih rendah dari kuat arus maksimum yang ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.7.
Lasan yang dibuat dengan WPS prakualifikasi yang memenuhi persyaratan dimensi fisik
(ukuran las fillet, tingkat penguatan maksimum, dan persyaratan profil permukaan), dan baik
(yaitu, memiliki fusi yang memadai, pengikatan dan bebas dari inklusi terak dan porositas yang
berlebihan) harus memenuhi persyaratan kekuatan dan keuletan yang ditetapkan oleh kode untuk
prosedur pengelasan yang memenuhi syarat melalui pengujian. Kesehatan las, bagaimanapun,
tidak dapat diasumsikan hanya karena WPS telah diprakualifikasi.
Page 10 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)
nama untuk mendefinisikannya, meskipun tidak ada istilah industri standar. Disarankan bahwa
"TWPS" digunakan di mana "T" dapat digunakan secara bergantian untuk sementara, tes, atau
percobaan. Bagaimanapun, itu akan menentukan parameter yang akan digunakan untuk membuat
pelat uji karena validitas parameter tertentu tidak dapat diverifikasi sampai mereka berhasil lulus
tes yang diperlukan. Tegangan target, misalnya, mungkin 30volt tetapi, pada kenyataannya, hanya
29volt yang digunakan untuk membuat pelat uji dan 29volt akan direkam. Parameter-parameter
tersebut dicatat pada Prosedure Qualification Record (PQR). Jenis-jenis pengujian kualifikasi
terdapat pada D1.1-96, paragraph 4.4.
KESIMPULAN
Berdasarkan Kode AWS D1.1 secara spesifik telah dijelasakan persyaratan terkait prosedur
pengelasan untuk mengontrol kualitas fabrikasi. Terdapat manfaat ekonomi yang dapat dicapai
ketika prosedur pengelasan produktif ditentukan dan dipatuhi, yaitu penting bahwa setiap orang
yang terlibat dengan urutan fabrikasi insinyur, fabrikator, erektor, dan inspektur menyadari
persyaratan kode yang terkait untuk prosedur pengelasan untuk memastikan bahwa fabrikasi yang
dihasilkan memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan
Page 11 of 11