Anda di halaman 1dari 12

TUGAS – 15

WELDING
CODE

OLEH:
MHD. IBKAR YUSRAN ASFAR
NPM. 2006545010

DOSEN PENGAMPU:
PROF. MUHAMMAD ANIS

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

UNIVERSITAS INDONESIA
2021

1
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

TUGAS METALURGI LAS 15

1. Jelaskan mengenai definisi dari “Standar, Kode dan Spesifikasi” dan berilah beberapa
contoh untuk ke tiga istilah tersebut diatas!

Jawab:
Standar adalah adalah kumpulan dokumen berisikan kode (codes), spesifikasi
(specification), saran aplikasi (recommended practice), klasifikasi, dan petunjuk (guide) yang
telah dipersiapkan oleh suatu institusi organisasi dan disahkan (approved) sesuai dengan prosedur
yang ada. Standar juga membantu Kita dalam meningkatkan kehandalan dan efektivitas dari alat
atau barang/jasa yang digunakan. Standar dirancang untuk penggunaan sukarela dan tidak
memaksakan peraturan apa pun. Namun undang-undang dan peraturan dapat merujuk pada standar
tertentu yang mewajibkan kepatuhan terhadapnya. Berikut adalah beberapa standar yang menjadi
acuan bagi dunia industri saat ini:
• API (American Petroleum Institute)
• SNI (Standar Nasional Indonesia)
• BS (British Standards)
• DNV (Det Norske Veritas)
• ASME (American Society of Mechanical Engineers)
• ISO (International Standard Organization)
• JIS (Japanese Industrial Standards)

Code adalah suatu standar yang berisikan kondisi dan persyaratan yang berhubungan
dengan bidang khusus (a particularly subject) dan mengindikasikan bahwa prosedur yang
digunakan telah sesuai dengan persyaratannya. Code ini harus diikuti (mandatory) karena
menyangkut kepentingan umum yang mengacu kepada kebijakan otoritas pemerintah.
Definisi code lainnya adalah dokumen yang berisi aturan-aturan (laws) yang disusun sistematis
sebagai referensi yang mudah diikuti. Berikut adalah beberapa contoh code:
• Welded Pipeline and Vessel (APD)
• Structural Welding Code-Steel (AWS D1.1)
• Boiler and Pressure Vessel Code (ASME)

Spesifikasi adalah suatu standar yang berisikan penjelasan yang rinci dan akurat tentang
persyaratan teknis dari material, produk, sistem atau jasa. Spesifikasi juga disebut sebagai
dokemen yang berisi deskripsi spesifik sebuah desain dan/atau material yang digunakan untuk
membuat sesuatu (equipment). Pengertian lainnya adalah dokumen yang berisi persyaratan
spesifik yang dipersyaratkan oleh suatu Code/standard.
Contoh:
• Filler Metal Specification (AWS A5.X)
• Material Consumable of Welding (ASME sec.IIC)

Page 1 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

2. Sebutkan beberapa Standar yang mengatur tentang “Kualitas Pengelasan” menurut


Standar USA maupun Standar Eropa, serta sebutkan Jenis (type) dan Batasan
(restriction) yang ditetapkan dalam standar tersebut!

Jawab:
Standar Amerika untuk Kualitas Pengelasan
ASME (American Society of Mechanical Engineers)
• ASME Sec II C (Standard for Material and Consumable of Welding).
• ASME Sec IX (Qualification Standard for Welding and Brazing Procedure,
Welder, and Welding & Braze Operator).

Basic Construction Code/Standard:


ASME Sec. I, ASME B31.1, ASME B31.3
ASME Sec. VII Div. 1&2

Welding Personal & Welding


Examination & Testing Quality of Welding
Procerudes
ASME V American Standard ASME IX

Welding Material:
ASME IIC

Standar Eropa untuk Kualitas Pengelasan


EN (European Norm) / European Standard
• EN 288 (Standard & Qualification Welding Procedure)
• EN 287 (Standard & Qualification of Welder)
• EN 1418 (Standard & Qualification of Welding Operator)

Quality of Welding
Europe Standard

Page 2 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

3. Sebutkan contoh aplikasi dilapangan (misalnya untuk Boiler & PV, dll) yang diatur
menurut standar USA dan Eropa, serta sebutkan Kode Nomor Standar yang mengatur
Prosedurnya maupun Juru lasnya (welder)!

Jawab:
Berikut adalah Aplikasi standard Amerika dan Eropa di Industri:
Welding Standard
Applications Standard Code
Procedure Approval Welder Approval
Boiler ASME Sec. I ASME Sec. IX ASME Sec. IX
ASME Sec. VIII ASME Sec. IX ASME Sec. IX
Pressure Vessel
BS 5500 BS EN 288 BS EN 287
API 620/650 ASME Sec. IX ASME Sec. IX
Storage Tanks BS 2654 BS EN 288 (Part 3 & 4) BS EN 287
BS 2594 BS EN 288 (Part 3 & 4) BS EN 287
AWS D1.1 AWS D1.1 AWS D1.1
Structural AWS D1.2 AWS D1.2 AWS D1.2
Fabrication BS 5135 BS EN 288 (Part 3) BS EN 287
BS 8118 BS EN 288 (Part 4) BS EN 4872
ANSI/ASME B31.3 ASME Sec. IX ASME Sec. IX
Process Pipe- BS 2633 BS EN 288 (Part 3) BS EN 287 (Part 3)
Work BS 4677 BS EN 288 (Part 4) BS EN 287 (Part 2)
BS 2971 BS EN 288 (Part 3) BS EN 4872

4. Apa yang dimaksud WPS? Mengapa WPS harus dibuat dalam pengelasan? serta
sebutkan beberapa isi dari WPS!

Jawab:
WPS (Welding Procedure Specification) sama halnya dengan sebuah resep, yang mana
berfungsi untuk menunjukkan suatu kombinasi variabel untuk menghasilkan kualitas pengelasan
yang sesuai dengan yang diinginkan atau yang diisyaratkan pada pengelasan tertentu. Secara garis
besar, WPS mengatur langkah-langkah yang diperlukan dalam membuat lasan pada kondisi
khusus. Berikut adalah minimum variabel yang harus ada di dalam WPS:
• Material logam dasar (A36, A572)
• Proses (SMAW, FCAW)
• Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20)
• Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)
• Diameter elektroda (1 /8 in, 5 /32 in)
• Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DCEP, DCEN)
• Temperatur minimum saat preheat dan interpass
• Shielding gas type dan flow rate
• Arus pengelasan (ampere)
• Kecepatan kawat umpan

Page 3 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

• Tegangan busur listrik (volt)


• Kecepatan pengelasan
• Posisi pengelasan (F, H, V, OH)
• Model sambungan (Groove, Fillet)

5. Apa yang dimaksud dengan PQR? Mengapa PQR harus dibuat? dan sebutkan isi dari
dokumen PQR!

Jawab:
PQR (Procedure Qualification Record) adalah record dokumen yang terdiri dari semua
data yang relevan dari pengelasan benda uji yang diperlukan untuk persetujuan spesifikasi
prosedur pengelasan serta semua hasil dari pengujian uji las. PQR yang merupakan record dari
parameter untuk menguji TWPS (Temporary/Trial/Test Welding Procedure Specification), yang
dapat diartikan sebagai parameter yang belum diuji kebenarannya karena belum melawati
pengujian. Sehingga saat PQR telah melewati uji dokumen, maka WPS dapat ditulis dari hasil
PQR. Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat kita ketahui bahwa PQR harus dibuat agar WPS
dapat diaplikasikan sesuai dengan standard.
Berikut adalah isi dari dokumen PQR:
• Record parameter welding lengkap sesuai Standard.
• Record parameter welding yang bukan essensial tapi mungkin di butuhkan dalam produksi
atau mutu.
• Data Material certificate test coupon
• Data consumable certificate yang digunakan dalam welding test coupon
• Data lulus uji NDT seperti MPI atau DPI, UT atau RT
• Data lulus test destruktif test (Mechanical test) dari badan independent test

6. Jelaskan 3 (tiga) variabel yang ada di WPS dan sebutkan contoh dari masing variabel-
variabel tersebut!

Jawab:
Berdasarkan Standard Code ASME Sec. IX (9) QW-250-265, variabel WPS terbagi tiga bagian,
yaitu:
a. Essential Variable
Merupakan jenis variabel atau parameter pengelasan yang wajib dilakukan saat pembuatan
sebuah WPS, karena jika variabel ini dirubah akan membuat sifat mekaniknya juga berubah
oleh karena itu harus dilakukan kualifikasi ulang jika variabel ini dirubah.
Terbagi menjadi dua jenis:
• QW-401. Essential Variabel (procedure) perubahan kondisi pengelasan akan
mempengaruhi sifat-sifat mekanik pada produk las
• QW-401.2 Essential Variabel (performance) perubahan kondisi pengelasan akan
mempengaruhi kemampuan welder dalam mendepositkan weld metal.
Variabel esensial ini meliputi:
• P-Number, F-Number, dan A-Number
• Ketebalan material
• Base metal

Page 4 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

• Filler metal
• Joint design
• Welding process
b. Supplement Essensial Variable
Variabel yang akan mempengaruhi hasil sambungan las jika dilakukan pengujian impact.
Jadi variabel ini akan menjadi essential jika dalam pengujiannya dilakukan uji impact dan
menjadi non essential jika tidak dilakukan uji impact.
Variabel Supplement Essensial ini meliputi:
• Group Number
• Filler Metal Classification
c. Non Essensial Variable
Variabel yang tidak mempengaruhi sifat mekanik dari sambungan lasan. Jadi variabel ini
dirubah maka tidak perlu melakukan kualifikasi ulang atau membuat WPS baru.
Variabel Non Essensial ini meliputi:
• Tipe sambungan las atau bentuk groove
• Backing
• Lebar gap (root spacing)
• Posisi pengelasan.

7. Jelaskan mengenai persyaratan Pengujian Impak hasil lasan di WPS. Kapan variable
tersebut masuk di “Essential Variabel” dan Kapan harus masuk di “Additional
Variable”!

Jawab:
Pengujian impak hasil dari pengelasan dibuat test coupon dan di lakukan pengelasan dengan
parameter yang sesuai yang tercantum di dalam WPS dan di sesuaikan dengan kondisi pengelasan
sesungguhnya pada lapangan. Selanjutnya merecord semua variabel esensial, nonesensial, dan
additional variabel sesuai dengan kondisi lapangan. Setelah itu, test coupon dipotong dan
dijadikan specimen uji impak, biasanya yang dipakai adalah V-notch atau Charpy Impact Test.
Syarat dari pengujian impak hasil lasan:
• Design yang sesuai standard
• Temperatur yang digunakan.
• Energi yang dikeluarkan
Variabel tersebut dapat berubah dari additional variable ke essential variable ketika pada proses
pengelasan mensyaratkan impact test atau notch-toughness test. Begitu juga sebaliknya. Pengujian
impak dibutuhkan ketika kombinasi dari material, ketebalan, dan temperatur mempengaruhi
ketangguhan dari material, sehingga WPS harus dikualifikasi melalui pengujian impak.

8. Apa yang dimaksud dengan F-Number, A-Number dan P-Number? Berapa P-Number
untuk baja austenitik 316 sesuai dengan standar USA

Jawab:
F-Number adalah klasifikasi untuk logam pengisi.
A-Number adalah mengidentifikasi komposisi kimia.

Page 5 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

P-Number adalah penandaan oleh ASME Boiler and Pressure Code untuk mengkategorikan
komposisi kimia dan kemampulasan dari logam yang digunakan untuk fabrikasi dari barang
penahan tekanan.

Berikut adalah P-Number untuk Baja Austenitik 316:


Spesifikasi Grade UNS P G KSI D1.1 Group
A-167 Type 316-L S31603 S8 SG1 70 U

9. Bandingkan pengkodean untuk posisi pengelasan berdasarkan standar USA dan Eropa
serta gambarkan skematisnya, menggambar gambar skematik

Jawab:
Berikut adalah perbedaan pengkodean untuk posisi pengelasan standar Amerika dan Eropa
Posisi Pengelasan Standar Amerika Posisi Pengelasan Standar Eropa

Page 6 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

10. Buatlah RESUME (ringkasan) mengenai artikel “WHAT EVERY ENGINEER


SHOULD KNOW ABOUT WELDING PROCEDURES" written by Duane K. Miller,
Sc.D., P.E. Seperti terlampir dalam Folder Kuliah 15

Jawab:
Pada industri pengelasan istilah Welding Procedure Specification (WPS) digunakan untuk
menandakan kombinasi variabel yang akan digunakan untuk membuat lasan tertentu. WPS
minimal harus terdapat variabel-variabel berikut ini:
• Proses (SMAW, FCAW)
• Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20)
• Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)
• Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in)
• Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DC+, D -)
• Spesifikasi logam dasar (A36, A572, Gr50)
• Temperatur minimum preheat dan interpass
• Arus pengelasan
• Kecepatan kawat umpan
• Tegangan busur listrik
• Kecepatan pengelasan
• Posisi pengelasan
• Tipe gas pelindung dan kecepatan alir
• Detail joint design

PENGARUH VARIABEL-VARIABEL TERHADAP PENGELASAN


Pengaruh variabel terhadap pengelasan bergantung pada proses pengelasan yang digunakan,
namun secara umum berpengaruh terhadap semua proses pengelasan. Oleh karena itu, penting
untuk membedakan antara sistem pengelasan listrik arus konstan (CC) dan tegangan konstan (CV).
Sistem CC dilakukan pada pengelasan busur logam terlindung, sedangkan pengelasan inti fluks
dan pengelasan busur logam gas umumnya dilakukan dengan sistem CV. Busur terendam dapat
menggunakan sistem CC dan CV.
Berikut beberapa variabel-variabelnya:
a. Ampere merupakan variabel utama dalam menentukan heat input. Umumnya, peningkatan
arus listrik berarti tingkat deposisi yang lebih tinggi, penetrasi yang lebih dalam, dan lebih
banyak campuran. Pada sistem pengelasan CV, peningkatan kecepatan umpan kawat
secara langsung akan meningkatkan arus listrik. Sedangkan pada pengelasan CC, Arus
yang digunakan diatur pada mesin, perubahan arus dipengaruhi perubahan panjang busur.
Semakin meningkatnya panjang busur maka akan mengurangi arusnya.
b. Arc voltage berhubungan langsung dengan panjang busur. Ketika tegangan meningkat
maka panjang busur juga meningkat, seperti kebutuhan arc shielding. Untuk sistem
pengelasan CV, tegangan ditentukan pada penganturan pada mesin yang digunakan,
sehingga di dapatkan panjang busur yang tetap pada prosesnya. Sedangkan pada sistem
pengelasan CC, tegangan busur ditentukan oleh panjang busur. Ketika panjang busur
meningkat dengan pengelasan SMAW, maka tegangan busur akan meningkat dan arus
listrik akan berkurang. Tegangan busur berfungsi untuk mengontrol lebar weld bead,
dengan tegangan yang lebih tinggi menghasilkan bead-bead yang lebih lebar. Tegangan
busur memiliki efek langsung pada perhitungan heat input.
Page 7 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

c. Travel speed adalah laju dimana laju pergerakan elektroda relatif terhadap sambungan
dengan satuan inci/menit. Dengan meningkatnya travel speed maka ukuran lasan akan
berkurang. Ketika travel speed sangat rendah maka akan mengakibatkan berkurangnya
penetrasi, karena busur menimpa lapisan tebal logam cair dan genangan las menggelinding
di depan busur. Travel speed adalah variabel yang digunakan dalam menghitung heat input,
dimana saat travel speed dikurangi maka akan meningkatkan heat inputnya.
d. Wire feed speed adalah laju dimana elektroda melewati welding gun menuju busur,
satuannya adalah inci/menit. Laju deposisi sebanding dengan kecepatan kawat pengumpan
dan kuat arus. Peningkatan kecepatan pengumpanan kawat akan meningkatkan kuat arus.
Jika kecepatan pengumpanan rendah, rasio kecepatan pengumpanan kawat terhadap kuat
arus relative konstan dan linier. Sedangkan kecepatan pengumpanan tinggi menyebabkan
rasio meningkat dan mengakibatkan laju deposisi naik per satuan ampere.
e. Electrode extension adalah jarak antara ujung kontak dengan ujung eektroda. Peningkatan
perpanjangan elektroda pada potensial yang konstan, mengakibatkan resitansi elektroda
meningkat. Perpanjangan elektroda yang besar digunakan untuk mendapatkan laju deposisi
yang lebih besar. Jika perpanjangan elekroda meningkat, maka kuat arus akan berkurang.
f. Electrode diameter adalah Elektroda dengan diameter yang besar akan memberikan arus
yang lebih tinggi pada proses pengelasan. Sedangkan, pada arus yang tetap penggunaan
elektroda dengan diameter yang kecil akan menghasilkan tingkat deposisi yang tinggi. Hal
terebut karena efek dari kepadatan arus yang terjadi.
g. Polarity merupakan arah dari aliran arus listrik. Polaritas positif, terjadi jika elektroda
terhubung ke terminal positif yang biasa disebut juga arus searah (DC). Polaritas negatif,
terjadi jika elektroda terhubung ke terminal positif dan mengalir ke arah terminal positif.
h. Heat input merupakan masukkan panas besarnya sebanding dengan kuat arus dan lamanya
tegangan busur, serta berbanding terbalik terhadap kecepatan pengelasan. Masukkan panas
yag besar mengakibatkan luas daerah pengelasan dan HAZ yang besar pula.
i. Magnetic field merupakan medan magnet yang mengelilingi konduktor DC dapat
menyebabkan fenomena arc blow, dimana busur secara fisik akan di belokkan oleh medan
magnet. Pada konduktor AC tidak rentan terhadap arc blow bahkan terkadang konduktor
AC dapat digunakan untuk mengatasi fenomena tersebut.
j. Current density merupakan perbandingan antara kuat arus terhadap luas area elektroda.
Peningkatan rapat arus mengakibatkan peningkatan laju deposisi dan penetrasi.
k. Preheat and interpass temperature dimana pemansan awal dilakukan untuk mengurangi
distorsi dan kemungkinan terjadinya retak yang terdapat pada logam dasar yang digunakan.
Temperatur pemanasan awal dan interpas yang diberikan umumnya diatas 550˚F.

TUJUAN SPESIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN (WPS)


Berdasarkan variabel-variable yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat diketahui bahwa
variabel menjadi faktor untuk menentukan kualitas hasil pengelasan, sifat mekanis dan
produktivitas proses pengelasan. Sanget penting pengetahuan engineer dan operator yang
membuat welding procedure specification (WPS) dan mengkomunikasikan persyaratan-
persyaratan lasan kepada welder agar proses pengelasan lebih efisien. Sehingga WPS menjadi
sangat penting untuk kemudian mengkomunikasikannya kepada welder, supervisor dan inspector
mengenai syarat-syarat lasan yang diinginkan, seperti:
• Kemampuan Welder untuk melaksanakan WPS terhantung pada wlder qualification test
(D1.1-96 paragraf C4.1.2)

Page 8 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

• Seorang inspector harus memastikan bahwa pengelasan dilakukan sesuai denga WPS,
mengawasi teknik yang digunakan oleh welder (D.1.1-96, paragraph 6.5.4).
• Inspektor tidak boleh mengubah WPS, melainkan mereka harus memastikan bahwa semua
prosedur diikuti dengan baik (D.1.1-96, paragraph 6.3.1)
• Structural Wleding Code-Steel D1.1-96 membutuhkan WPS untuk setiap proses fabrikasi
(D1.1-96, paragraph 5.5)
• Setiap fabricator dan penegak bertanggung jawab untuk mengembangkan WPS (D1.1-96,
paragraph 4.1.1.1.4.6)
Perlu diperhatikan kesesuaian antara WPS dengan proses, karena ketidaksesuaian akan
mengakibatkan deposisi lasan yang tidak memenuhi persyaratan yang diminta oleh standar kode
dtau spesifikasi dari pekerjaan. Jika didapatkan hasil lasan yang tidak sesuai, maka akan
mengakibatkan peningkatan biaya untuk merepair lasan tersebut.

SPESIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN PREQUALIFIED


Pada kode AWS D1.1 menjelaskan penggunaan WPS prakualifikasi, dimana WPS yang
diprakualifikasi adalah WPS yang telah ditentukan oleh Komite AWS D1 untuk memiliki riwayat
kinerja yang dapat diterima, sehingga tidak tunduk pada pengujian kualifikasi yang dikenakan
pada semua prosedur pengelasan lainnya. Penggunaan WPS prakualifikasi tidak menghalangi
persyaratan bahwa WPS ditulis. Penggunaan WPS prakualifikasi masih mengharuskan welder
memiliki kualifikasi yang tepat. Semua ketentuan pengerjaan yang diberlakukan di bagian
fabrikasi kode berlaku untuk WPS prakualifikasi. Satu-satunya persyaratan kode yang
dikecualikan oleh prakualifikasi adalah pengujian tak rusak dan pengujian mekanis yang
diperlukan untuk pengujian kualifikasi prosedur pengelasan.
Sejumlah batasan dan batasan yang dikenakan pada prosedur pengelasan prakualifikasi tidak
berlaku untuk prosedur pengelasan yang memenuhi syarat melalui pengujian. Prosedur pengelasan
prakualifikasi harus sesuai dengan semua persyaratan prakualifikasi dalam kode. Kegagalan untuk
memenuhi satu kondisi prakualifikasi menghilangkan peluang prosedur pengelasan untuk
diprakualifikasi (D1.1-96, paragraf 3.1). Agar WPS dapat diprakualifikasi maka kondisi berikut
harus terpenuhi:
• Prosedur pengelasan yang harus diprekualifikasi hanya SMAW, SAW, GMAW (kecuali
GMAW-s) dan FCAW (D1.1-96, paragraph 3.2.1).
• Kombinasi dari base metal/filler metal harus diprekualifikasi sebagaimana pada D1.1-96,
paragraph 3.3, tabel 3.1
• Temperatur minimum preheat dan interpass harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.3,
tabel 3.2
• Persyaratan khusus untuk setiap jenis pengelasan harus dikontrol. Pengelasan fillet harus
sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.9, pengelasan plug dan slot harus sesuai dengan D1.1-
96, paragraph 3.10, dan pengelasan groove harus sesuai dengan D1.1- 96, paragraph 3.11,
3.12 dan 3.13. Preparasi dari dimensi groove diatur pada D1.1-96, gambar 3.3 dan 3.4
Meskipun jika detail sambungan prakualifikasi digunakan, prosedur pengelasan harus
memenuhi syarat melalui pengujian jika kondisi prakualifikasi lainnya tidak terpenuhi. Misalnya,
jika detail prakualifikasi digunakan pada baja yang tidak terdaftar, prosedur pengelasan harus
memenuhi syarat melalui pengujian.
Status kualifikasi awal harus sesuai dengan parameter procedural sebagaimana terdapat pada
D1.1-96, tabel 3.7, dan termasuk diameter maksimum elektroda, arus maksimum, root pass

Page 9 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

thickness maksimum, fill pass thickness maksimum, single-pass filler weld size maksimum dan
single pass weld layer maksimum (D1.1-96, table 3.3).
Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter khusus dari prekualifikasi
WPS sesuai dengan aplikasi khusus. Misalnya WPS yang diajukan untuk membuat ¼ inchi fillet
weld pada 3/8 inchi A36 steel pada posisi mendatar. Jenis lasan dan steel diprekualifikasi. Filler
metal yang dipilih adalah F7 A2-EM12K, sesuai dengan persyaratan pada D1.1-96, tabel 3.1.
Tidak ada preheat khusus, diameter elektroda yang dipilih 3/32 inch, spesifikasi maksimum
ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.2. Single pass weld size maksimum tidak diatur pada D1.1-96,
table 3.7 sehingga ¼ inchi ukuran fillet bisa diprekualifikasi. Arus yang dipilih adalah 800A, yaitu
lebih rendah dari kuat arus maksimum yang ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.7.
Lasan yang dibuat dengan WPS prakualifikasi yang memenuhi persyaratan dimensi fisik
(ukuran las fillet, tingkat penguatan maksimum, dan persyaratan profil permukaan), dan baik
(yaitu, memiliki fusi yang memadai, pengikatan dan bebas dari inklusi terak dan porositas yang
berlebihan) harus memenuhi persyaratan kekuatan dan keuletan yang ditetapkan oleh kode untuk
prosedur pengelasan yang memenuhi syarat melalui pengujian. Kesehatan las, bagaimanapun,
tidak dapat diasumsikan hanya karena WPS telah diprakualifikasi.

PEDOMAN UNTUK MENYIAPKAN WPS PRAKUALIFIKASI


Langkah awal saat membuat prequalified WPSs adalah membuat welding parameter yang
sesuai untuk aplikasi umum. Ketebalan material yang digunakan menentukan ukuran elektroda
dan kuat arus. Filler metal spesifik yangdipilih akan menunjukan persyaratan kekuatan dari
sambungan. Bila parameter yang diharapkan telah diperoleh, maka perlu dilakukan penilaian
bedasarkan kode pada D1.1-96 yang mengandung persyaratan-persyaratan bagi prekualifikasi.
Apabila ada parameter tunggal yang menyimpang dari persyaratan ini, seorang kontraktor dapat
melakukan dua hal:
• Prosedur persiapan disesuaikan dengan batasan pada prekualifikasi, atau
• Melakukan pengujian kualifikasi terhadap WPS
Jika prosedur pendahuluan disesuaikan, mungkin tepat untuk memeriksa kembali
kelayakannya dengan maket lain. Langkah selanjutnya adalah mendokumentasikan, secara tertulis,
nilai-nilai WPS yang telah diprakualifikasi. Contoh formulir disertakan dalam Lampiran E kode.
Fabrikator dapat menggunakan format yang sesuai (D1.1-96, paragraf 3.6). Juga terdapat dalam
Lampiran E adalah serangkaian contoh WPS lengkap yang dapat digunakan sebagai pola.

KUALIFIKASI PROSEDUR PENGELASAN DENGAN TEST


• Conducting qualification tests
Prosedur pengelasan harus diuji karena dua alasan, pertama karena adanya persyaratan kontrak
dan kedua karena pada kondisi tertentu dapat menyebabkan penyimpangan terhadap
prakualifikasi. Dalam kedua kasus tersebut, uji las harus dilakukan sebelum penetapan WPS akhir.
Langkah pertama dalam mengkualifikasikan prosedur pengelasan adalah prosedur yang ingin diuji
misalnya proses pengelasan, logam pengisi, kualitas baja, jenis sambungan, ketebalan material,
temperatur preheat, minimum interpass temperature level, kuat arus, potensial dan kecepatan
pengelasan. Dalam kasus yang paling sederhana, kondisi yang tepat yang akan dihadapi dalam
produksi akan direplikasi dalam tes kualifikasi prosedur. Ini akan mencakup proses pengelasan,
logam pengisi, kadar baja, detail sambungan, ketebalan material, nilai pemanasan awal, tingkat
suhu interpass minimum, dan berbagai parameter pengelasan arus listrik, tegangan, dan kecepatan
perjalanan. Parameter awal yang digunakan untuk membuat pelat uji kualifikasi prosedur meminta

Page 10 of 11
Tugas 15 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

nama untuk mendefinisikannya, meskipun tidak ada istilah industri standar. Disarankan bahwa
"TWPS" digunakan di mana "T" dapat digunakan secara bergantian untuk sementara, tes, atau
percobaan. Bagaimanapun, itu akan menentukan parameter yang akan digunakan untuk membuat
pelat uji karena validitas parameter tertentu tidak dapat diverifikasi sampai mereka berhasil lulus
tes yang diperlukan. Tegangan target, misalnya, mungkin 30volt tetapi, pada kenyataannya, hanya
29volt yang digunakan untuk membuat pelat uji dan 29volt akan direkam. Parameter-parameter
tersebut dicatat pada Prosedure Qualification Record (PQR). Jenis-jenis pengujian kualifikasi
terdapat pada D1.1-96, paragraph 4.4.

• Writing WPSs from successful PQRs


Ketika PQR mencatat keberhasilan penyelesaian tes yang diperlukan, prosedur pengelasan
dapat ditulis dari PQR tersebut. Minimal, nilai yang digunakan untuk uji las akan merupakan WPS
yang valid. Nilai yang direkam pada PQR hanya ditranskripsikan ke bentuk terpisah, yang
sekarang dikenal sebagai WPS daripada PQR. Dimungkinkan untuk menulis lebih dari satu WPS
dari PQR yang sukses. Prosedur pengelasan yang cukup mirip dengan yang diuji dapat didukung
oleh PQR yang sama. Penyimpangan yang signifikan dari kondisi tersebut, bagaimanapun
memerlukan pengujian kualifikasi tambahan. Perubahan yang cukup signifikan untuk menjamin
pengujian tambahan dianggap sebagai variabel penting, dan ini tercantum dalam D1.1-96, Tabel
4.5, 4.6, dan 4.7. Misalnya, pertimbangkan prosedur pengelasan SMAW yang memenuhi syarat
dengan pengujian menggunakan elektroda E8018-C3. Dari pengujian tersebut dimungkinkan
untuk menulis WPS yang menggunakan elektroda E7018 (karena ini adalah penurunan kekuatan
elektroda) tetapi tidak diperbolehkan untuk menulis WPS yang menggunakan elektroda E9018-G
(karena Tabel 4.5 mencantumkan peningkatan pengisi kekuatan klasifikasi logam sebagai variabel
penting). Penting untuk secara hati-hati meninjau variabel-variabel penting untuk menentukan
apakah tes yang dilakukan sebelumnya dapat digunakan untuk mendukung prosedur baru yang
sedang dipertimbangkan.

KESIMPULAN
Berdasarkan Kode AWS D1.1 secara spesifik telah dijelasakan persyaratan terkait prosedur
pengelasan untuk mengontrol kualitas fabrikasi. Terdapat manfaat ekonomi yang dapat dicapai
ketika prosedur pengelasan produktif ditentukan dan dipatuhi, yaitu penting bahwa setiap orang
yang terlibat dengan urutan fabrikasi insinyur, fabrikator, erektor, dan inspektur menyadari
persyaratan kode yang terkait untuk prosedur pengelasan untuk memastikan bahwa fabrikasi yang
dihasilkan memenuhi tingkat kualitas yang diharapkan

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai