PENDAHULUAN
Baja Paduan Rendah
Penggunaanya :
Lebih dari 95% konstruksi logam menggunakan
baja ini karena memiliki kekuatan mekanis yang
bervariasi yang dikombinasikan dengan harga
yang murah dan kemudahan dalam fabrikasinya
1
Klasifikasi pengelasan baja
Jenis Karakteristik Prosedur Pengelasan
2
APLIKASI LOW ALLOY STEEL
3
PENGUATAN LOW C STEEL
2 CARA UTAMA:
Meningkatkan Kandungan C
– Turun % elongasi & toughness karena Fe3C
Menurunkan ukuran butir (grain size)
– Kekuatan naik tapi tidak menurunkan keuletan
– Pers. Hall-Petch
4
GRAIN SIZE AND STRENGTH
10
5
Ukuran Butir ASTM
11
12
6
Aplikasi Baja Karbon
13
14
7
HSLA
High strength low alloy (HSLA) steels
have been developed since the 1960s
originally for large diameter oil- and gas
pipelines. The requirement was high
strength as compared to mild carbon
steel, combined with improved
toughness and good weldability.
HSLA steel typically contains 0.07 to
0.12% carbon, up to 2% manganese and
small additions of niobium, vanadium
and titanium in (usually max. 0.1%). in
various combinations. The material is
preferrably produced by a thermo-
mechanical rolling process, which
maximizes grain refinement as a basis
for improved mechanical properties
Composition range of HSLA steels (%)
C Mn Nb V Mo
0.06 - 0.12 1.4 - 1.8 0.02 - 0.05 0 - 0.06 0.2 - 0.35
15
16
8
High Strength Low Alloy (HSLA) steels
Diperoleh dengan
penghalusan butir (ASTM
10-13) dengan
Controlled rolling
Controlled cooling
17
18
9
MEANS of CONTROLLED COOLING
19
PRECIPITATION HARDENING
Micro-alloying – Nb, V, Ti
Nb (C,N) ber presipitasi seama proses canai panas (hot
rolling) dalam fasa
Menahan pertumbuhan butir gama (restricts grain growth)
Menghaluskan butir Alfa (refines grain size)
Mempercepat rekristalisasi (retards Rx & raises Ttransf )
20
10
Strength in HSLA steels
+ Standard C-Mn Steel 200-300 MPa
+ Decrease grain size 100-134 MPa
+ Increase Mn 67 MPa
+ Increase Nb,V,Ti ppt hardening 67-100 MPa
Total: 434-600 MPa
21
22
11
TMCP of Line-pipe Steel Production
23
24
12
Grain Structure in HSLA steels
25
26
13
CCT Diagram in HSLA steels
27
28
14
Grafik CCT untuk baja struktural S690Q dengan kecepatan
pendinginan yang berbeda menghasilkan kekerasan berbeda beda
29
30
15
Methods of Prevention of HIC
By reducing hydrogen levels
Use of low hydrogen electrodes
Proper baking of electrodes
Use of welding processes without flux
Preheating
By modifying microstructure
Preheating
Varying welding parameters
31
Determination of
Preheat Temperature (#2/2)
Si Mn Cu Cr Ni V
Pcm C 5B
30 20 60 15
Weld restraint, K = Ko x h, with
h = combined thickness
Ko 69
32
16
HIC in Weld Metal
If HD levels are high
In Microalloyed Steels
Where carbon content in base metal is low
Due to lower base metal strength
In Low Alloy Steels (like Cr-Mo steels)
Where matching consumables are used
Cracking can take place even at hardness as low
as 200 VHN
33
Lamellar Tearing
34
17
Reheat Cracking
35
Reheat Cracks
Crack
Crack
36
18
Reheat Cracking
(contd.…)
Prediction of Reheat Cracking
G = Cr + 3.3 Mo + 8.1V + 10C – 2
Psr = Cr + Cu + 2Mo + 10V + 7Nb + 5Ti – 2
If G, Psr > 0, Material susceptible to cracking
Methods of Prevention
Choice of materials with low impurity content
Reduce / eliminate CGHAZ by proper welding technique
Buttering
Temper-bead technique
Two stage PWHT
37
Temper-bead Techniques
38
19
HAZ Hardness Vs. Heat Input
Heat Input is
inversely
proportional
to Cooling
Rate
39
Cr-Mo Steels
40
20
41
42
21
43
Nickel Steels
Welding (contd.)
Ni: 0.7–12 wt.-%
For steels with 1–3.5% Ni
C: Progressively reduced
with increase in Ni Bainite/martensite structure
For cryogenic applications Low HD consumables
High toughness Matching / austenitic SS
Low DBTT No PWHT
Structure Temper-bead technique
Mixture of fine ferrite, Low heat input
carbides & retained
austenite
Welding For steels with > 3.5% Ni
For steels with 1% Ni Martensite+austenite HAZ
HAZ softening & toughness Low heat input
reduction in multipass
welds PWHT at 650 C
Consumables: 1–2.5%Ni Austenitic SS / Ni-base
consumable
44
22
45
HSLA Steels
Yield strength > 300 MPa Welding problems
High strength by
Grain refinement Dilution from base metal
through Nb, Ti, V etc.
Microalloying with Grain growth in CGHAZ
Nb, Ti, Al, V, B Softening in HAZ
Thermo-mechanical Susceptible to HAC
processing CE and methods to
Low impurity content predict preheat
Low carbon content temperature are of
limited validity
Sometimes Cu added to
provide precipitation
strengthening
46
23
47
48
24
49
50
25
51
52
26
Pengelasan baja quenched and tempered (Baja Q&T)
di disain khusus untuk welded construction dan di heat treatment, yield
strength antara 340 – 1050 MPa
Baja Q&T berada dalam klasifikasi structural carbon-steel, low-alloy
steel dan other alloy steel ( C < 0,22 %).
Secara umum, baja ini diberi unsur paduan yang mempromosikan
pembentukan tempered martensite dan lower-bainit.
Jika terjadi transformasi pada rentang temperatur 500-800 C sebagai
akibat dari pendinginan yang lambat, maka strukturmikro akhir akan
terdiri dari campuran yang heterogen antara ferit , upper-bainit dan
austenit sisa bersama dengan high-carbon martensite. Campuran
struktur yang lunak dan keras tersebut tidak dapat menghasilkan
ketangguhan yang baik.
Jika baja didinginkan dengan laju pendinginan relatif cepat, akan terjadi
transformasi austenit menjadi lower-bainit (<480 C). Struktur ini
homogen dan memiliki ketangguhan yang baik. Martensit mulai
terbentuk pada temperatur relatif tinggi (400 C). Tingginya temperatur
pembentukan martensit sangat baik untuk menghindari retak akibat
quenching dan selain itu juga dapat memberikan efek self tempering.
53
54
27
55
56
28
Pengelasan heat treatable low-alloy steels
(Baja HTLA)
memiliki hardenability yang tinggi dan rentan terhadap hydrogen
cracking pada logam las dan HAZ.
Untuk menghindari hydrogen cracking harus digunakan prosedur
pengelasan dengan hidrogen yang rendah disertai preheat dan
interpass temperature yang memadai.
Baja HTLA keseringannya di las dalam kondisi annealed. Kemudian,
keseluruhan weldment di heat treatment agar diperoleh kekuatan
dan kekerasan yang diinginkan. Kekerasan yang tinggi dari baja
HTLA menyebabkan baja ini tidak mungkin di las dalam kondisi
hardened.
Kandungan karbon baja HTLA umumnya antara 0,25 – 0,45 %
dibandingkan baja Q&T 0,10-0,25 %. Baja HTLA memiliki kadar C
dan unsur paduan yang cukup untuk memberikan sifat hardenability
yang tinggi dan dapat di heat treatment untuk memperoleh kekuatan
dan kekerasan yang tinggi.
Kandungan S dan P dalam baja HTLA harus dikontrol (harus <
0,025%) karena kehadiran S dan P > 0,020 % dapat meningkatkan
sensitifitas retak dari baja HTLA, meningkatkan sensitifitas terhadap
hot cracking dan menurunkan keuletan serta ketangguhan.
57
58
29
59
60
30
61
62
31
Pengelasan Precoated Steels
Aluminized steels
Ada dua jenis pelapisan metoda hot dipping yaitu Al murni dan Al-8%Si.
Bila di las menggunakan las resistansi listrik seperti las titik, dibandingkan
dengan material yang sama tapi tidak diberi lapisan, diperlukan arus, gaya
elektroda dan waktu las yang lebih besar.
Pengelasan metoda SMAW, digunakan elektroda yang memiliki fluk jenis basa,
contoh E7015.
Pengelasan metoda GTAW tanpa logam pengisi, semua Al akan bereaksi
membentuk paduan pada logam las yang dapat menurunkan duktilitas,
sedangkan bila digunakan logam pengisi, kandungan Al dalam logam las harus
dikontrol.
Galvanized steels
Ada dua metoda untuk membuat galvanized steels yaitu hot dip dan
electroplating.
Problem pada pengelasan : terbentuknya retak bila di las menggunakan metoda
las busur listrik. Retak ini terjadi karena adanya intergranular penetration seng
ke logam las dan kadang-kadang disebut “zinc penetration cracking”. Baja
menjadi rapuh dengan adanya seng yang mencair. Seng yang mencair ini dapat
menyerang logam las baja karbon disepanjang batas butir dan membentuk
senyawa yang rapuh yang akan mengalami retak jika tegangan sisa cukup tinggi.
Bahaya retak dapat dikurangi dengan cara; menggunakan single atau double
bevel, menghilangkan lapisan dan menjaga root opening yang sesuai. (minimum
0,06 inci). Elektroda yang direkomendasi untuk metoda SMAW adalah E6012,
E6013 dan E7016.
63
64
32
Heat treatments of the steel
A : to soften the steel, remove residual stress in furnaces
N : to obtain a uniform austenitic structure in the air
Q : to make martensite (strong but usually too hard and brittle)
QT : to give toughness to the martensite
65
Hardness (index)
66
33
Continuous cooling transformation diagram
CCT diagram
67
68
34
69
Charpy test
Absorbed energy
Transition temperature
70
35