Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

METALURGI II

Dosen:

Sutikno, ST., MT., Dr. Eng.

Disusun oleh:

Yohanes Silvano Fernanda (02111640000077)

Departemen Teknik Mesin

Fakultas Teknologi Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember


APLIKASI STAINLESS STEEL MARTENSITIC

A. Latar Belakang

Baja merupakan salah satu bahan yang sangat banyak dipakai di seluruh dunia
untuk keperluan kehidupan manusia, khususnya di dunia industri. Ditemukan pertama
kali oleh orang Mesir lebih dari 4000 tahun yang lalu untuk perhiasan dan alat rumah
tangga yang kemudian berkembang menjadi bahan berharga dan dimanfaatkan orang
setiap hari saat ini. Untuk menjadikan baja, banyak proses yang dilakukan, sehingga
membutuhkan ilmu pengetahuan dan teknologi agar dapat dipakai dalam berbagai
keperluan. Baja tahan karat atau stainless steel sendiri adalah paduan besi dengan
minimal 12% kromium.

Dalam kegiatan sehari-hari, salah satunya kegiatan di dapur, Kita past sudah
tidak asing lagi dengan peralatan masak berbahan Stainless Steel. Dibandingkan
material lain, Stainless Steel memang lebih populer, karena material stainless steel lebih
aman terhadap makanan, tahan lama dan mudah Lima golongan utama Stainless Steel
adalah Austenitic, Ferritic, Martensitic, Duplex dan Precipitation Hardening Stainless
Steel. Tidak hanya peralatan masak, Martensitic sendiri sangat sering diterapkan dalam
barang-barang yang biasa kita jumpai di sekitar kita.

B. Tujuan

Tujuan dari penulisan essay ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut tentang
Martensitic Stainless Steel baik dari segi teori maupun penerapan nya, sehingga kita
bisa memilih benda-benda yang terbuat dari stainless steel Martensitic dengan benar.

C. Analisa

Sebelum membahas Martensitic, mari kita membahas Stainless Steel terlebih


dahulu secara umum. Baja stainless ( stainless steel ) merupakan baja paduan yang
mengandung minimal 10,5% Cr. Daya tahan stainless steel terhadap oksidasi yang
tinggi di udara dalam suhu lingkungan biasanya dicapai karena adanya tambahan
minimal 13% (dari berat) krom. Krom membentuk sebuah lapisan tidak aktif
Kromium(III) Oksida (Cr2O3) ketika bertemu oksigen. Lapisan ini terlalu tipis untuk
dilihat, sehingga logamnya akan tetap berkilau. Logam ini menjadi tahan air dan udara,
melindungi logam yang ada di bawah lapisan tersebut. Fenomena ini disebut Passivation
dan dapat dilihat pada logam yang lain, seperti pada alumunium dan titanium.

Pada dasarnya untuk membuat besi yang tahan terhadap karat, krom merupakan
salah satu bahan paduan yang paling penting. Untuk mendapatkan besi yang lebih baik
lagi, dintaranya dilakukan penambahan beberapa zat-zat berikut, Penambahan
Molibdenum (Mo) bertujuan untuk memperbaiki ketahanan korosi pitting dan korosi
celah Unsur karbon rendah dan penambahan unsur penstabil karbida (titanium atau
niobium) bertujuan menekan korosi batas butir pada material yang mengalami proses
sensitasi. Penambahan kromium (Cr) bertujuan meningkatkan ketahanan korosi dengan
membentuk lapisan oksida (Cr2O3) dan ketahanan terhadap oksidasi temperatur tinggi.
Penambahan nikel (Ni) bertujuan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam media
pengkorosi netral atau lemah. Nikel juga meningkatkan keuletan dan mampu bentuk
logam. Penambahan nikel meningkatkan ketahanan korosi tegangan. Penambahan unsur
molybdenum (Mo) untuk meningkatkan ketahanan korosi pitting di lingkungan klorida.
Unsur aluminium (Al) meningkatkan pembentukan lapisan oksida pada temperature
tinggi.

Baja tahan karat martensitik adalah sangat keras dan tidak terlalu getas. Martensite
dihasilkan dengan mendinginkan baja secara cepat dari fase austenite. Baja tahan karat
martensitik memiliki kandungan Khrom yang cukup sehingga bila didinginkan di udara
akan membentuk martensite. Baja tahan karat tersebut memiliki kandungan Khrom
sekitar 12 hingga 18 % dan sedikit Nikel, dan biasanya tanpa Nikel. Dan juga memiliki
kandungan karbo lebih tinggi yang membuat baja tersebut dapat diperkeras, berbeda
dengan ferritic dan austenitic stainless steel.

Martensitic stainless steel dipakai karena kekuatan mekanikal dan dan ketahanan
terhadap korosinya. Akan tetapi baja ini lebih sukar dilas dari pada baja ferritic, karena
terjadi pengerasan oleh udara yang selalu terdapat pada daerah yang keras atau kadang
rapuh pada logam induk dekat sambungan las. Untuk menghindari hal tersebut perlu
dilaksanakan adanya preheating, dan proses pengelasannya dilakukan pada suhu yang
rendah dan tetap, dan jika hal ini tidak diketahui maka akan terdapat resiko hot
cracking, hydrogen cracking dan pecahan yang rapuh pada daerah pengaruh panas
(HAZ).
Martensite dipanaskan untuk mempertinggi kekerasannya. Baja tahan karat
martensitik sering kali dilas dengan memakai logam pengisi austenitik (seri 300).
Logam pengisi austenitik harus digunakan, bila pemanasan setelah pengelasan tidak
diberikan dan juga baja tahan karat martensitik yang kandungan karbonnya tinggi sulit
untuk dilas. Kelompok baja tahan karat martensitik ini bersifat magnetik, dapat
dikeraskan, dapat di cold-work dengan mudah, terutama yang dengan karbon rendah,
machinability cukup baik, ketangguhan baik, dan juga dapat di hot-work dan dapat
memperlihatkan sifat tahan korosi terhadap cuaca, dan beberapa bahan kimia dengan
baik.

Martensite mengandung 10,5%-18% kromium, 2% nikel, dan karbon dengan jumlah


yang besar. Stainless Steel jenis ini memiliki unsur utama Chrom (masih lebih sedikit
jika dibanding Ferritic Stainless Steel) dan kadar karbon relatif tinggi misal grade 410
dan 416. Grade 431 memiliki Chrom sampai 16% tetapi mikrostrukturnya masih
martensitic disebabkan hanya memiliki Nickel 2%.Grade Stainless Steel lain misalnya
17-4PH/ 630 memiliki tensile strength tertinggi dibanding Stainless Steel
lainnyaKandungan lain dari martensitic yaitu: molibdenum, niobium, silicon, tungsten,
vanadium, dan lain-lain. Stainless Steel tipe ini masih memiliki kekurangan terhadap
kemampuan mencegah korosi, terlebih jika dibandingkan austenite dan ferrite. Namun,
kekuatan dan kekerasan stainless ini bisa diacungi jempol. Baja Stainless Steel
Martenisitik diaplikasikan di kegiatan yang membutuhkab kekuatan Tarik, creep, dan
kekuatan fatigue yang baik. Karena kekuatannya yang tinggi dalam ketahanan korosi, baja
martensit cocok diaplikasikan di bahan yang akan mengalami korosi dan keausan. Baja
martensitic dengan kandungan karbon tinggi sering digunakan untuk baja perkakas.

Baja martensitik juga digunakan untuk instrumen bedah dan gigi, kawat, sekrup,
pegas, pisau cukur, pisau dan alat pemotong, pengencang, roda gigi dan bearing, blok
pengukur, cetakan dan lain-lain. Baja ini juga digunakan dalam industri petrokimia
untuk pisau dan ember turbin uap dan gas. Aplikasi lain yang umum adalah dalam
bidang penerbangan, otomotif, mesin hidroelektrik, peralatan makan, alat pertahanan,
alat-alat listrik, bagian-bagian pompa, dudukan pada katup ruang bakar, pahat, bushing,
poros, dan industri peralatan olahraga dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA

Seitovirta, Mika. 2013. Handbook of Stainless Steel. Finland : Outokumpu

Anda mungkin juga menyukai