Anda di halaman 1dari 11

NONI ASLIKHAH M. P.

- 1606830070

TUGAS 7

1. Jelaskan mengenai definisi dari “Standar, Kode dan Spesifikasi” dan berilah
beberapa contoh untuk ke tiga istilah tersebut diatas.
Jawaban :

Standard adalah kumpulan dokumen-dokumen bersikan kode dan spesifikasi.


recommended practice, klasifikasi, dan petunjuk yang telah dipersiapkan oleh
suatu instusi organisasi dan disahkan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Contoh:

§ ASME (American Society of Mechanical Engineers)

§ EN (European Norm)

§ ISO (International Standard Organization)

Kode adalah suatu standar yang berisikan kondisi dan persyaratan yang
berhubungan dengan bidang khusus dan mengindikasikan bahwa prosedur yang
digunakan telah sesuai dengan persyaratannya. Kode ini harus diikuti karena
menyangkut kepentingan umum yang menunjuk kepada kebijakan otoritas
pemerintah.
Contoh:

§ Structural Welding Code-Steel (AWS D1.1)

§ Boiler and Pressure Vessel Code (ASME)

§ Welded Pipeline and Vessel (APD)

Spesifikasi adalah suatu standar yang berisikan penjelasan yang rinci dan akurat
tentang persyaratan teknis dari material, produk, sistem atau jasa.
Contoh:

§ Filler Metal Specification (AWS A5.X)

§ Material Consumable of Welding (ASME sec.IIC)

2. Sebutkan beberapa Standar yang mengatur tentang “Kualitas Pengelasan”


menurut Standar USA maupun Standar Eropa, serta sebutkan Jenis (type) dan
Batasan (restriction) yang ditetapkan dalam standar tersebut.
Jawaban :

EN (European Norm) / European Standard

a) EN 288 (Standard & Qualification Welding Procedure)

1
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

b) EN 287 (Standard & Qualification of Welder)


c) EN 1418 (Standard & Qualification of Welding Operator)

ASME (American Society of Mechanical Engineers)

a) ASME Sec IX (Qualification Standard for Welding and Brazing


Procedure, Welder, and Welding & Braze Operator).
b) ASME Sec II C (Standard for Material and Consumable of Welding).

2
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

3. Sebutkan contoh aplikasi dilapangan (misalnya untuk Boiler & PV, dll) yang
diatur menurut standar USA dan Eropa, serta sebutkan Kode Nomor Standar
yang mengatur Prosedurnya maupun Juru lasnya (welder).
Jawaban :

Welding Standard
Application
Application
code/standard
Procedure
Welder approval
approval
BS 5500 ASME
Pressure vessel BS EN 288 BS EN 287
VIII
ASME IX ASME IX
BS EN 288 (Part
3)
BS 2633 BS EN 287 (Part 1)
BS EN 288 (Part
BS 4677 BS EN 287 (Part 2)
4)
Process Pipe-
work ANSI/ASME ASME IX
ASME IX
B311
ASME IX
ASME IX
ANSI/ASME
B31.3 BS 4872/BS EN
BS 2971 287
BS EN 288 (Part
3) (if required)
AWS D1.1 AWS D1.1
AWS D1.1
AWS D1.2 AWS D1.2
Structural
AWS D1.2
Fabrication
BS EN 288 (Part BS EN 287
BS 5135 3)
BS EN 287
BS 8118 BS EN 288 (Part
4) BS 4872
BS EN 288 (Parts
BS 2654 3 & 4) BS EN 287
Storage Tanks
BS 2594 BS EN 288 (Parts BS EN 287
3 & 4)
API 620/650 ASME IX
ASME IX

4. Apa yang dimaksud WPS? Mengapa WPS harus dibuat dalam pengelasan? serta
sebutkan beberapa isi dari WPS.
Jawaban :

3
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

WPS adalah alat komunikasi dan merupakan alat komunikasi utama untuk
semua bagian yang mencakup bagaimana melakukan proses pengelasan. WPS
(Welding Procedure Specification) digunakan untuk memberitahukan
kombinasi variabel-variabel yang digunakan untuk membuat lasan tertentu.
Secara garis besar, WPS mengatur langkah- langkah yang diperlukan dalam
membuat lasan pada kondisi khusus.

Isi yang diatur dalam WPS:

§ Proses (SMAW, FCAW)

§ Spesifikasi elektroda (AWS A5.1, A5.20)

§ Klasifikasi elektroda (E7018, E71T-1)

§ Diameter elektroda (1/8 in, 5/32 in)

§ Karakteristik listrik yang digunakan (AC, DC+, D -)

§ Spesifikasi logam dasar (A36, A572, Gr50)

§ Temperatur minimum preheat dan interpass

§ Arus pengelasan

§ Kecepatan kawat umpan

§ Tegangan busur listrik

§ Kecepatan pengelasan

§ Posisi pengelasan

5. Apa yang dimaksud dengan PQR? Mengapa PQR harus dibuat? dan sebutkan
isi dari dolumen PQR.
Jawaban :

PQR adalah dokumen data pengelasan yang digunakan untuk mengelas coupon.
PQR (Procedure Qualification Record) berisi tentang rekam jejak dari
parameter untuk menguji TWPS (Temporary/Trial/Test Welding Procedure
Specification). TWPS dapat diartikan sebagai parameter yang belum diuji
kebenarannya karena belum melawati pengujian. Dalam PQR, semua nilai
aktual pengujian yang digunakan dicatat dalam dokumen ini. Ketika PQR telah
melewati tes dengan berhasil, WPS dapat ditulis dari PQR tersebut.

Isi yang diatur dalam PQR:

4
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

§ Proses

§ Spesifikasi elektroda

§ Klasifikasi elektroda

§ Diameter elektroda

§ Karakteristik listrik yang digunakan

§ Spesifikasi logam dasar

§ Temperatur minimum preheat dan interpass

§ Arus pengelasan

§ Kecepatan kawat umpan

§ Tegangan busur listrik

§ Kecepatan pengelasan

§ Posisi pengelasan

§ Tipe gas pelindung dan kecepatan alir

§ Detail joint design

§ Type and remove of line-up clamp

§ Cleaning and/or grinding

6. Jelaskan 3 (tiga) variabel yang ada di WPS dan sebutkan contoh dari masing
variabel- variabel tersebut.

Jawaban :

1. Essential Variabel

Merupakan variabel-variabel dasar yang sangat mempengeruhi proses


pengelasan.

QW-401.1 Essential variable (procedure)

Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi sifat-sifat mekanik


(daripada ketangguhan notch) dari weldment.

5
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

QW-401.2 Essential variable (performance)

Perubahan kondisi pengelasan akan mempengaruhi kemampuan welder


untuk mendeposit atau menempatkan weld metal.

2. Nonessential Variabel

Semua variabel yang apabila berubah dapat dibuat dalam WPS tanpa
kualifikasi ulang (QW-251.3)

3. Additional Variabel (Supplemental Essential Variable)

Merupakan variabel-variabel tambahan yang sifatnya mempengaruhi proses


pengelasan.

7. Jelaskan mengenai persyaratan Pengujian Impak hasil lasan di WPS. Kapan


variable tersebut masuk di “Essential Variabel” dan Kapan harus masuk di
“Additional Variable”.
Jawaban :

Syarat dari pengujian impak hasil lasan :

o Temperatur yang digunakan.


o Engergy yang dikeluarkan
o Design yang sesuai standard

Dalam pengujian impak hasil lasan dibuat test coupon dan dilakukan
pengelasan dengan parameter yang sesuai yang tercantum dalam WPS dan
diseuaikan dengan kondisi pengelasan sesungguhnya pada lapangan. Kemudian
mencatat semua variabel esesnsial, nonesensial, dan additional variable sesuai
dengan kondisi lapangan. Setelah itu test coupon dipotong dan dijadikan
specimen uji impak, biasanya yang dipakai adalah V-notch Charpy Impact test.

Suatu additional variabel menjadi variabel esensial ketika welding procedure


qualification membutuhkan tes impa k. Kebutuhan akan tes impak ini
ketika kombinasi dari material, ketebalan, dan suhu mempengaruhi
ketangguhan dari material, kemudian WPS harus dikualifikasi menggunakan
tes impak.

8. Apa yang dimaksud dengan F-Number, A-Number dan P-Number? Berapa P-


Number untuk baja austenitik 316 sesuai dengan standar USA.
Jawaban :

P-Number adalah penandaan oleh ASME Boiler and Pressure Code untuk
mengkategorikan komposisi kimia dan kemampulasan dari logam yang
digunakan untuk fabrikasi dari barang penahan tekanan. F-Number adalah
klasifikasi untuk logam pengisi. A-Number mengidentifikasi komposisi kimia.

6
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

P-Number untuk Baja Austenitic 316:

Spec Grade UNS P G KSI D1.1


Group
A-167 Type S31603 S8 SG1 70 U
316-L

9. Bandingkan pengkodean untuk posisi pengelasan berdasarkan standar USA dan


Eropa serta gambarkan skematis nya, menggambar gambar skematik
Jawaban :
Posisi Pengelasan Standar USA Posisi Pengelasan Standar Eropa

10. Buatlah RESUME (ringkasan) mengenai artikel “WHAT EVERY ENGINEER


SHOULD KNOW ABOUT WELDING PROCEDURES" written by Duane K.
Miller, Sc.D., P.E. Seperti terlampir dalam Folder Kuliah 08.
Jawaban :

Pengaruh dari Variabel-variabel pada Pengelasan

• Kuat Arus Listrik

Kuat arus listrik berpengaruh terhadap masukan panas (heat input).


Peningkatan kuat arus akan mengakibatkan laju deposisi (deposition rate)
yang lebih tinggi, penetrasi yang lebih dalam dan campuran yang lebih.
Pada sistem pengelasan current voltage (CV welding), kenaikan kecepatan
kawat pengumpan (wire feed) dapat meningkatkan kuat arus listrik. Pada
sistem pengelasan constant current (CC welding), pengaturan pada mesin
akan mempengaruhi kuat arus dasar meskipun perubahan pada panjang
busur dapat mengubah kuat arus. Penambahan panjang busur dapat
mengurangi kuat arus.

• Potensial Busur (arc voltage)

7
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

Potensial busur mempengaruhi panjang busur. Peningkatan potensial akan


menyebabkan panjang busur meningkat sehingga kebutuhan acr shielding
juga naik. Pada CV welding besarnya potensial dapat disetting pada mesin
sehingga panjang busur relatif tetap. Sedangkan pada SMAW dengan sistem
CC, besarnya potensial ditentukan oleh panjang busur (arc length).
Kenaikan arc length pada SMAW mengakibatkan potensial meningkat
sedangkan kuat arus berkurang. Potensial busur juga menentukan lebarnya
weld bead. Potensial pada proses pengelasan tidak konstan karena adanya
resistansi kabel dan pengurangan potensial akibat adanya hambatan dari
sumber tegangan hingga titik kerja. Oleh karena itu, agar bisa mendapatkan
hasil lasan yang baik maka potensial harus dikontrol. Pada pengelasan
SMAW biasanya potensial tidak bisa dimonitor karena potensial selalu
berubah tergantung pada welder.

• Kecepatan Pengelasan

Kecepatan pengelasan (inchi/menit) merupakan laju pergerakan elektroda


relatif terhadap sambungan. Kecepatan pengelasan berbuhungan terbalik
terhadap ukuran weld bead. Bila kecepatan pengelasan meningkat maka
ukuran weld bead berkurang sehingga masukan panas (heat input) juga
berkurang.

• Kecepatan kawat pengumpan (wire feed speed)

Merupakan laju di mana elektroda melewati welding gun menuju busur,


satuannya adalah inchi per menit. Laju deposisi (deposition rate) sebanding
dengan kecepatan kawat pengumpan dan kuat arus. Peningkatan kecepatan
pengumpanan kawat akan meningkatkan kuat arus. Untuk kecepatan
pengumpanan yang rendah, rasio kecepatan pengumpanan kawat terhadap
kuat arus relatif konstan dan linear sedangkan pada pengumpanan dengan
kecepatan tinggi menyebabkan rasio meningkat dan mengakibatkan laju
deposisi naik per amper.

• Perpanjangan elektroda (electrode extension)

Merupakan jarak antara ujung kontak dengan ujung eletroda. Peningkatan


electrode extension pada potensial yang konstan mengakibatkan resistansi
elektroda meningkat. Electrode ekstension yang panjang digunakan untuk
mendapatkan laju deposisi yang lebih besar. Apabila electrode extension
meningkat maka kuat arus akan berkurang.

• Diameter elektorda

Diameter elektroda yang besar mengakibatkan kebutuhan arus listrik yang


besar pula.

• Polaritas

8
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

Merupakan arah dari aliran arus listrik. Polaritas positif apabila ujung
elektroda dihubungkan dengan terminal positif dari sumber tegangan DC
sedangkan daerah kerja dihubungkan dengan terminal negatif. Polaritas
negatif apabila elektroda dihubungkan dengan terminal negatif sedangkan
daerah kerja dihubungkan dengan terminal positif.

• Masukan panas (heat input)

Sebanding dengan kuat arus dan lamanya arc voltage, serta berbanding
terbalik terhadap kecepatan pengelasan. Masukan panas yang besar
mengakibatkan luas daerah pengelasan dan HAZ yang besar pula.

• Rapat arus (current density)

Merupakan perbandingan antara kuat arus terhadap luas area elektroda.


Peningkatan rapat arus mengakibatkan peningkatan laju deposisi dan
penetrasi.

• Pemanasan awal dan temperatur interpas (preheating and interpass


temperature)

Dilakukan untuk menghindari terjadinya retak. Preheating dan interpass


temperatur yang diberikan di atas 550F.

Tujuan WPS:

Variabel-variabel di atas merupakan faktor yang menentukan kualitas hasil


lasan, sifat-sifat mekanis dan produktifitas proses. Efisiensi proses pengelasan
sangat ditentukan oleh pengetahuan operator dan engineer yang membuat
welding procedure specification dan mengkomunikasikan persyaratan-
persyaratan lasan kepada welder. WPS penting untuk mengkomunikasikan
kepada welder, supervisor dan inspector mengenai syarat lasan yang
diinginkan.

Kemampuan welder untuk melaksanakan WPS tergantung pada welder


qualification test (D1.1-96 paragraf C4.1.2). seorang inspector harus
memastikan bahwa pengelasan dilakukan sesuai dengan WPS, mengawasi
teknik yang digunakan oleh welder (D1.1-96, paragraph 6.5.4). inspector tidak
boleh mengubah WPS, melainkan mereka harus memastikan bahwa semua
prosedur diikuti dengan baik (D1.1-96, paragraph 6.3.1). Structural Welding
Code-Steel D1.1-96 membutuhkan WPS untuk setiap proses fabrikasi (D1.1-
96, paragraph 5.5). Setiap fabricator dan penegak bertanggung jawab untuk
mengembangkan WPS (D1.1-96, paragraph 4.1.1.1.4.6).

Ketidaksesuaian antara WPS dengan proses dapat mengakibatkan deposisi


lasan tidak memenuhi persyaratan yang diminta oleh kode atau spesifikasi
pekerjaan. Apabila diperoleh hasil lasan yang tidak diinginkan maka harus
dilakukan koreksi yang dapat mengakibatkan peningkatan biaya.

9
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

Kualifikasi Awal WPS:

Prequalified WPS merupakan hal-hal yang dibuat oleh komite AWS D1 sebagai
acceptable performance dan tidak memasukkannya ke pengujian kualifikasi apa
prosedur pengelasan. Persyaratan kode yang dibebaskan oleh prequalifikasi
adalah nondestructuive testing dan mechanical testing. Agar WPS dapat
diprekualifikasi, haru dipenuhi kondisi berikut ini :

• Prosedur pengelasan yang harus diprekualifikasi hanya SMAW, SAW,


GMAW (kecuali GMAW-s) dan FCAW (D1.1-96, paragraph 3.2.1).
• Kombinasi dari base metal/filler metal harus diprekualifikasi
sebagaimana pada D1.1-96, paragraph 3.3, tabel 3.1
• Temperatur minimum preheat dan interpass harus sesuai dengan D1.1-
96, paragraph 3.3, tabel 3.2
• Persyaratan khusus untuk setiap jenis pengelasan harus dikontrol.
Pengelasan fillet harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.9,
pengelasan plug dan slot harus sesuai dengan D1.1- 96, paragraph 3.10,
dan pengelasan groove harus sesuai dengan D1.1-96, paragraph 3.11,
3.12 dan 3.13. Preparasi dari dimensi groove diatur pada D1.1-96,
gambar 3.3 dan 3.4.

Meskipun detail prekualifikasi sambungan telah ditentukan, prosedur


pengelasan harus dikualifikasi dengan pengujian apabila kondisi prekualifikasi
tidak diperoleh. Misalnya prekualifikasi yang digunakan untuk baja yang belum
diketahui maka prosedur pengelasan harus dikualifikasi dengan pengujian.

Status kualifikasi awal harus sesuai dengan parameter procedural sebagaimana


terdapat pada D1.1- 96, tabel 3.7, dan termasuk diameter maksimum elektroda,
arus maksimum, root pass thickness maksimum, fill pass thickness maksimum,
single-pass filler weld size maksimum dan single pass weld layer maksimum
(D1.1-96, table 3.3).

Kontraktor bertanggung jawab untuk memastikan bahwa parameter khusus dari


prekualifikasi WPS sesuai dengan aplikasi khusus. Misalnya WPS yang
diajukan untuk membuat 1⁄4 inchi fillet weld pada 3/8 inchi A36 steel pada
posisi mendatar. Jenis lasan dan steel diprekualifikasi. Filler metal yang dipilih
adalah F7 A2-EM12K, sesuai dengan persyaratan pada D1.1-96, tabel 3.1.
Tidak ada preheat khusus, diameter elektroda yang dipilih 3/32 inch, spesifikasi
maksimum ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.2. Single pass weld size
maksimum tidak diatur pada D1.1-96, table 3.7 sehingga 1⁄4 inchi ukuran fillet
bisa diprekualifikasi. Arus yang dipilih adalah 800A, yaitu lebih rendah dari
kuat arus maksimum yang ditentukan pada D1.1-96, tabel 3.7.

Panduan untuk Menyiapkan Kualifikasi Awal WPS

Langkah awal saat membuat prequalified WPSs adalah membuat welding


parameter yang sesuai untuk aplikasi umum. Ketebalan material yang
digunakan menentukan ukuran elektroda dan kuat arus. Filler metal spesifik

10
NONI ASLIKHAH M. P. - 1606830070

yangdipilih akan menunjukan persyaratan kekuatan dari sambungan. Bila


parameter yang diharapkan telah diperoleh, maka perlu dilakukan penilaian
bedasarkan kode pada D1.1-96 yang mengandung persyaratan-persyaratan bagi
prekualifikasi. Apabila ada parameter yang menyimpang dari persyaratan ini,
seorang kontraktor dapat melakukan dua hal :

1. Prosedur persiapan disesuaikan dengan batasan pada prekualifikasi,


atau
2. Melakukan pengujian kualifikasi terhadap WPS

Langkah selanjutnya adalah menulis dokumen dari syarat-syarat WPS yang


telah diprekualifikasi.

Pengujian Untuk Mengkualifikasi Prosedur Pengelasan

• Pelaksanaan pengujian kualifikasi.

Prosedur pengelasan harus diuji karena dua alasan, pertama karena adanya
kontrak dan kedua karena pada kondisi tertentu dapat menyebabkan
penyimpangan terhadap kualifikasi awal. Langkah pertama dalam
mengkualifikasikan prosedur pengelasan adalah prosedur yang ingin diuji
misalnya proses pengelasan, logam pengisi, kualitas baja, jenis sambungan,
ketebalan material, temperatur preheat, minimum interpass temperature level,
kuat arus, potensial dan kecepatan pengelasan. Parameter-parameter tersebut
dicatat pada Prosedure Qualification Record (PQR). Jenis-jenis pengujian
kualifikasi terdapat pada D1.1-96, paragraph 4.4.

• Membuat WPS dari PQR yang baik

Dari sebuah PQR yang baik dapat dibuat lebih dari satu macam WPS yang
sesuai dengan persyaratan pengujian. Perubahan yang cukup signifikan untuk
menjamin pengujian tambahan sebagai variabel esensial terdapat pada D1.1-96,
tabel 4.5, 4.6 dan 4.7. Tabel 4.1 dalam D1.1-96 berisi tentang jenis-jenis dan
posisi pengelasan yang disyararkan untuk berbagai pengujian.

Referensi : Bahan ajar Welding Process (Powerpoint)

11

Anda mungkin juga menyukai