Anda di halaman 1dari 50

Sifat Mekanik Logam

Teknologi material 2

Aircraft, such as the one shown


here, makes use of aluminum
alloys and carbon-fiber- The materials used in sports equipment
reinforced composites. must be lightweight, stiff, tough, and
impact resistant.
Kekuatan logam 3

 Kekuatan logam pada prinsipnya merupakan sifat


yang berkaitan dengan ketahanan logam terhadap
deformasi plastis, yaitu perubahan bentuk logam
secara permanen yang disebabkan pembebanan.
 Pembebanan yang bekerja dapat berupa
pembebanan tarik dan pembebanan tekan.
 Kekuatan logam merupakan sifat mekanik yang
sering digunakan sebagai parameter disain teknik.
Kekuatan logam 4

Slope berubah
berdasarkan .
Perubahan slope,
merubah nilai E

Nilai Tangen dihitung


pada titik

(a) Uji tarik, tekan, bending dan geser.


(b) Ilustrasi yang menggambarkan Modulus Elastis, E dari material elastis.
(c) Untuk material nonlinear, digunakan slope tangen/kemiringan sebagai
variable untuk menyatakan nilai E.
Uji tarik 5
Uji tarik 6

Standar
ASTM

6
Sifat penting hasil uji tarik 7

• Modulus Elastis, E: merupakan slope dari kurva tegangan-


regangan yang menyatakan kekakuan bahan. Setiap
material punya nilai E berbeda.
• Kekuatan luluh (yield strength): kekuatan bahan terhadap
deformasi awal (persen elongasi 0,2%)
• Kekuatan tarik (tensile strength): kekuatan maksimun yang
dapat menerima beban.
• Keuletan (ductility): berhubungan dengan besar regangan
sebelum perpatahan.
• Persen elongasi: Perubahan luas penampang.
• Tegangan teknik: gaya yang dibagi dengan luas
penampang awal sampel
• Regangan teknik: nilai deformasi per unit panjang
Deformasi elastis 8

1. Awal 2. Beban kecil 3. Beban hilang

bonds
Ikatan
stretch
atom
meregang
return
Kembalit o
initial
semula

F

Elastis: reversibel
Kurva tegangan-regangan 9

• Apabila deformasi meningkat


terus, maka beban yang
dibutuhkan untuk terjadinya
regangan lebih lanjut akan
meningkat (kekuatan logam
akan meningkat)
2 • A’ = Batas proporsional
• A = Batas elastis, tegangan
1 terbesar dimana logam belum
mengalami regangan
permanen
• OA ’ = Daerah elastis,
Hukum Hooke;  = E
0,2% • E = Modulus elastisitas, O-A’
• B = Titik luluh (yield point),
Strain hardening: fenomena pengerasan oleh tegangan yang menghasilkan
adanya regangan plastis (sampai u). sejumlah kecil deformasi
permanen, 0,2%
 Penggandaan dislokasi. Dislokasi saling
menghalangi, sulit bergerak. Perlu tegangan
• u = Tegangan maksimum
besar untuk menggerakan dislokasi. • f = Tegangan pada
saat batang uji
Kurva tegangan-regangan 10

ultimate
tensile
 UTS
strength 3 necking

Strain
yield Hardening Fracture
strength
y 5
2
Daerah elastis
Daerah slope =Young’s (elastic) modulus
plastis yield strength
Daerah plastis
ultimate tensile strength
Daerah strain hardening
elastis
σ  Eε 4
fracture
1
E σ
ε
σ
E  y
ε2 ε1

Strain ( ) (L/Lo)
Kurva  untuk beberapa material 11
Contoh 1 – Uji tarik alumunium 12

Convert the change in length data in Table to engineering stress and


strain and plot a stress-strain curve.
Contoh 1– Lanjutan 13
Satuan dan faktor konversi 14
Contoh 2– Disain logam untuk suspensi 15

An aluminum rod is to withstand an applied force of 45,000


pounds. To assure a sufficient safety, the maximum allowable
stress on the rod is limited to 25,000 psi. The rod must be at
least 150 in. long but must deform elastically no more than
0.25 in. when the force is applied. Design an appropriate rod.
SOLUTION
Contoh 2– Lanjutan 16
Tegangan-regangan sebenarnya 17

• Pada daerah necking, luas tampang


lintang sampel uji material
• Tegangan sebenarnya
T = F/Ai
• Regangan sebenarnya
T = ln li/lo

Bila volum sampel uji tidak berubah,


Aili =Aolo

• Hubungan tegangan teknik dengan


tegangan sebenarnya
T =  (1 + )
• Hubungan regangan teknik dengan
regangan sebenarnya
T = ln (1+ )
Tegangan-regangan sebenarnya - baja 18
Contoh 3 19

Compare engineering stress and strain with true stress and strain
for the aluminum alloy in Example 6.1 at (a) the maximum load
and (b) fracture. The diameter at maximum load is 0.497 in. and
at fracture is 0.398 in.
SOLUTION
Contoh 3 - Lanjutan 20
Deformasi plastis 21

• Dari perspektif atomik, deformasi plastis


berhubungan dengan pecahnya ikatan atom
kemudian membentuk ikatan dengan atom
tetangga baru.
• Setelah tegangan dihilangkan, sejumlah besar
atom-atom yang sudah berpindah tempat tidak
kembali ke posisi awal.
• Deformasi plastis untuk logam merupakan
deformasi permanen yang ditandai dengan
proses slip yang melibatkan pergerakan
dislokasi.
Deformasi plastis 22

• Ikatan atom
meregang Bidang
• Pergeseran masih
bidang bergeser

linear linear
Plastis: permanen. elastic elastic

plastic
Deformasi plastis 23
Bentuk patahan logam 24

Material ulet menghasilkan menghasilkan


deformasi berbentuk necked region.
Perilaku Yielding 25

Kurva tegangan-regangan dengan


dua titik luluh, TL atas dan TL
bawah (karena pengaruh bahan).
a. TL atas, material mulai luluh
(yield) atau terdeformasi
a plastis, dengan penurunan
tegangan yang diperlukan
untuk melakukan deformasi
b c lanjut, hingga TL bawah.
b. TL bawah, tegangan tetap
untuk memberikan regangan
plastis atau deformasi plastis
hingga logam mengalami
pengerasan regangan, b-c
(perlu tegangan lebih besar)

Hanya daerah Material yang menunjukan perilaku


tertentu saja yang yielding adalah baja karbon rendah
mengalami deformasi untuk aplikasi badan mobil. Terjadi
plastis/cacat. cacat Luders Band pada baja
lembaran karbon rendah hasil canai
dingin  tidak diinginkan.
Kekuatan logam 26

Pengaruh Bahan Pengaruh Temperatur


Keuletan/ductility, %EL 27

Nilai keuletan  daerah deformasi


l f  lo
%EL  x100
plastis – patah: lo

Ao  Af
• Pengukuran keuletan lain: % AR  Ao
x100
Uji kekerasan 28

Uji kekerasan – untuk mengukur ketahanan material


terhadap penetrasi oleh objek tajam.
Uji kekerasan - Indentor 29

Kekerasan – ketahanan material terhadap deformasi


permanen oleh krn beban tekan.
Uji kekerasan - Metode 30
Uji kekerasan - Metode 31
Kuat tarik vs Kekerasan 32
Uji Impak 33

 Uji tarik dan kekerasan  untuk menentukan sifat


statis dari material.
 Uji Impak  untuk mendapatkan gambaran sifat
material yang berkaitan dengan pembebanan yang
tiba-tiba. Akan diperolah nilai kekokohan/ketangguhan
dari material.

Uji tarik  prediksi


Engineering
tensile
smaller toughness (ceramics) Uji impak  nyata
stress, larger toughness
(metals, PMCs)
smaller toughness-
unreinforced
polymers

Engineering tensile strain,


Ketangguhan 34

Ketangguhan adalah
kemampuan untuk
menyerap energi
sampai terjadi patah
(energi untuk
mematahkan/unit
volume).

Material tangguh:
material kuat dan ulet.
Ketangguhan 35

Dinyatakan pada daerah di bawah kurva tegangan-regangan.

3 perbedaan respon:
Engineering
A – brittle failure
tensile
stress, B – plastic failure
smaller toughness (ceramics) C - highly elastic
(elastomer)
larger toughness
(metals, PMCs)

smaller toughness-
unreinforced
polymers

Engineering tensile strain,


Ketangguhan 36

Patah getas
Spesimen uji impak 37
Transisi ulet-getas 38
Nilai ketangguhan beberapa material 39
Uji Dinamik 40

1. Uji Kelelahan/Fatigue test


Material yang mengalami beban dinamik yang berulang-
ulang dengan nilai tegangan di bawah tegangan
luluhnya pada temperatur rendah, akan patah setelah
pembebanan kesekian kali tergantung dari sifat
materialnya.  Endurance Limit
2. Uji perayapan/Creep test
Uji tarik pada temperatur tinggi. Pergerakan dislokasi
tidak hanya melibatkan tegangan dari luar, tetapi
melibatkan proses difusi, misal: dislocation climb.
Uji Kelelahan/Fatigue test 41

Sifat kelelahan penting diketahui untuk


pemakaian logam pada komponen yang
mendapatkan beban dinamik.

Beban yang bekerja merupakan


tarikan-tekanan tegangan tinggi
yang berulang-ulang.
Kurva S-N 42

1
2

e

e : tegangan maksimum yang diperbolehkan agar tidak patah.

 < e
Aplikasi Uji kelelahan 43

Contoh stress cycle.


(a) Tegangan sama antara
tarikan dan tekanan.
(b) Tarikan lebih besar dari
tekanan.
(c) Semua tegangan adalah
tarikan.
Uji perayapan/Creep test 44

Untuk aplikasi logam yang bekerja


pada tekanan dan temperatur tinggi.
 Tube di boiler

 Pada T rendah: 1
 Pada T tinggi: 2

2 < 1

Karakteristik perayapan:
 Pembebanan spesimen,   y
 Pemanasan temperatur tertentu
 Pertambahan panjang/waktu
Kurva creep 45

1. Primary creep: Pertambahan panjang menurun terhadap waktu.


2. Secondary creep: Creep rate minimum.
3. Tertiary creep: Pertambahan panjang meningkat terhadap waktu
sampai patah.
Fenomena dalam kurva creep 46

Proses-proses yang terjadi selama perayapan (berkompetisi):


1. Penguatan: peningkatan kerapatan dislokasi  S.H.
2. Pelunakan: recovery, rekristalisasi, pertumbuhan butir
3. Pembentukan kerusakan: cracking, necking, G.B sliding

2, 3
Poin:
1. Menurunkan Creep rate
2. Meningkatkan Creep rate 1
3. Meningkatkan Creep rate

2
3 mekanisme pada creep 47

1. Panjatan dislokasi/Climb
 Pergerakan dislokasi dari satu bidang slip ke bidang slip
lain (loncat & luncur) dengan cara difusi vakansi.
 Pada T tinggi, atom punya cukup energi untuk bergerak.
Sehingga logam dapat mengalami penambahan panjang
dan patah, meski beban di bawah y-nya.

Panjatan dislokasi.
(a) Atom berpindah meninggalkan
kekosongan atom, terjadi
panjatan dislokasi .
(b) Atom berpindah mengisi
kekosongan atom, terjadi
luncuran dislokasi
Pergerakan dislokasi harus dihambat
48

1. Semakin sulit dislokasi bergerak, logam makin kuat.


2. Prinsip menguatkan logam: buat dislokasi sukar bergerak.
Dengan cara:
 Dislokasi yang melintang pada bidang slip (sebagai
penghalang).
 Memasukan partikel dalam paduan logam (menahan
dislokasi bergerak).

Partikel
Penggandaan dislokasi
Frank-Reed source
3 mekanisme pada creep 49

2. Pergeseran batas butir


 Butiran kristal dalam logam dapat bergerak relatif terhadap
lainnya melalui pergeseran.
Batas butir

T-rendah T-tinggi
Good effect Bad effect
Grain boundary

Untuk mencegah pergeseran B.B:


Menciptakan Presipitat Karbida
(Cr23C6) yang mengendap pada
batas butir.
Triple point

Pergeseran batas butir menyebabkan void


 Logam akan patah secara intergranular
Batas butir
3 mekanisme pada creep 50

3. Difusi dan vakansi dalam butiran



 Vakansi akan bergerak ke batas butir
yang ⊥ arah tegangan. Vakansi akan
terakumulasi.
 Pada temperatur tinggi, harus
direkayasa agar batas butir sejajar
dengan arah tegangan.
→ harus menghilangkan batas butir
→ single crystal (dengan pembekuan
terarah/directly solidification).

Akumulasi vakansi (void/pori) T rendah → HSLA → karbida di batas butir


→ melemahkan kekuatan logam → menghambat pembesaran butir.
Difusi dan vakansi

Anda mungkin juga menyukai