Material Baja
2
3
Kekuatan (Strength)
▪ Kekuatan adalah kemampuan material
mengakomodasi tegangan yang terjadi akibat
beban yang bekerja
▪ Sangat dipengaruhi oleh komposisi kimia dan
proses pembuatan material baja
Stress
▪ Diperoleh dari hasil uji tarik (tensile test) atau
dari kurva tegangan-regangan baja
▪ Terdiri atas:
▪ kuat leleh material, atau tegangan leleh (fy)
▪ kuat tarik material, atau tegangan tarik (fu) Strain
▪ Kekuatan tekan baja adalah sama dengan
kekuatan tarik
4
4
5
https://www.youtube.com/watch?v=D8U4G5kcpcM
6
Tegangan (stress)
F F
7
Regangan (strain)
Regangan (Strain) : rasio perpanjangan material terhadap panjang
awal (unit deformasi)
Lo e
e
ε=
Lo L
Perpanjangan (elongasi):
e = L − Lo
L : panjang terbebani (mm)
8
8
9
Kurva Tegangan- Regangan
𝝈𝟐 − 𝝈𝟏
𝑬=
𝜺𝟐 − 𝜺𝟏 4
Kulat
Leleh s y
5
2 3
Daerah
Elastis
σ =Eε 4’
σ 1
E= 3’ Regangan ( e ) (e/Lo)
ε 9
10
σ
σ =Eε atau E=
ε
s : Tegangan/Stress (MPa)
E : Elastic modulus (Young’s Modulus) (MPa)
e : Tegangan (Strain) (mm/mm)
• Titik 2 - Tegangan leleh (Yield strength): titik dimana terjadi defromasi
permanen (Jika dilewati maka material tidak akan kembali ke panjang
semula)
11
Deformasi Elastis
1. Initial 2. Small load 3. Unload
bonds
stretch
return to
initial
F
Elastic means reversible!
12
Kurva Tegangan- Regangan
4
Kuat
Leleh s y
5
2 3
Daerah
Plastis
Daerah
Elastis
4’
1
3’ Regangan ( e ) (e/Lo)
12
13
14
15
Deformasi Plastis
1. Initial 2. Small load 3. Unload
linear linear
elastic elastic
Plastic means permanent!
plastic
Kurva Tegangan- Regangan
16
Kuat s 4
Tarik UTS
Strain
Kuat Hardening
Leleh sy 5
2 3
Daerah
Elastis
4’
1
3’ Regangan ( e ) (e/Lo)
17
Kuat s
Leleh y 5 Fraktur
2 3
Daerah
Elastis
4’
1
3’ Regangan ( e ) (e/Lo)
18
19
ey eu
20
21
21
22
Kekakuan (Stiffness)
▪ Kekakuan menunjukkan kemampuan yang
dimiliki material untuk mengatasi deformasi
atau mempertahankan bentuknya Unload
▪ Kekakuan baja dalam kondisi elastis
Stress
Slope = modulus of
ditunjukkan oleh Modulus Elastisitas (E)
elasticity E
dan Modulus Geser (G)
22
23
Modulus Elastisitas
▪ Modulus elastisitas (E) → kemiringan kurva
tegangan regangan sebelum leleh tercapai
(kondisi elastis)
▪ Nilai modulus elastisitas umumnya tetap untuk
semua material baja sekitar 200 000 MPa
▪ Modulus Geser (G) dapat dihitung sebagai
E
G= 80000 MPa
2(1 + )
dimana μ = poisson rasio baja nilainya 0,3
24
Poisson’s Ratio, n
▪ Fenomena bahwa suatu batang yang ditarik
dan bertambah panjang akan mengalami
pengurangan dimensi di arah transversal
▪ Poisson’s rasio didefinisikan sebagai rasio
regangan arah transversal terhadap
regangan arah longitudinal.
n = -ex/ez = -ey/ez
24
25
sUTS
▪ Didefinisikan sebagai slope/
kemiringan kurva di awal daerah
strain hardening
sy ▪ Nilai tertinggi slope dicapai di awal
daerah strain hardening, Est
▪ Besarnya bervariasi, umumnya 2%
dari modulus elastisitas (E)
ey eu
25
26
Material Baja
Kekerasan (Hardness)
27
28
28
29
https://www.youtube.com/watch?v=RJXJpeH78iU
29
30
Konversi hardness
▪ Uji Hardness (kekerasan) sering digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan metal atau
baja.
▪ Uji ini dianggap sebagai uji tidak merusak
(non-destruktif) karena jejak indentasi
sangat kecil dan tidak mempengaruhi
kualitas permukaan bahan.
▪ Untuk baja, korelasi antara Brinell hardness
number (BHN) dan kuat tarik/tensile strength
(TS) dalam psi / MPa:
31
32
Daktilitas,
▪ Daktilitas umumnya dihitung sebagai rasio atau perbandingan dari nilai
perpanjangan maksimum yang terjadi terhadap nilai perpanjangan pada
saat leleh
ey
=
eu
▪ Standar material baja mensyaratkan minimum 15%-20% perpanjangan.
32
33
Ketangguhan (Toughness)
▪ Kemampuan yang dimiliki oleh material dalam
menyerap energi
▪ Material yang tangguh umumnya memiliki Lower toughness
kekuatan dan daktilitas yang tinggi
▪ Dapat diukur dengan dua metode:
1) Integrasi kurva tegangan-regangan
Higher toughness
▪ Besarnya energi yang diserap diukur
sebagai luas daerah di bawah kurva
tegangan-regangan baja
▪ Penyerapan energi lambat
2) Charpy test
▪ Kemampuan menyerap energi impak tanpa
fraktur
▪ Ketangguhan impak dapat diukur
33
34
35
36
Fatik (Fatigue)
▪ Fatik berarti keruntuhan yang diakibatkan oleh beban siklik atau
berulang, meskipun tegangan leleh/maksimum belum terlampaui
▪ Tegangan maksimum menurun seiring peningkatan jumlah siklus
pembebanan
▪ Dipengaruhi oleh jumlah siklus pembebanan, rentang beban
maksimum dan minimum, serta cacat awal pada baja
Aluminum
Aluminum tidak memiliki endurance limit
Fatigue Test
https://www.youtube.com/watch?v=LhUclxBUV_E&t=47s
38
Lamellar Tearing
38
39
Lamellar Tearing
▪ Akibat proses hot rolling di pabrik, baja memiliki properties yang
berbeda di arah sejajar, tegak lurus, dan tebal dari proses rolling
▪ Rolling tidak mempengaruhi kekuatan secara signifikan, sehingga
kekuatan baja di segala arah hampir sama namun rolling
mempengaruhi daktilitas baja, → daktilitas di arah tebal baja lebih
rendah dibandingkan arah longitudinal dan transversal
▪ Berpengaruh terutama untuk plat yang tebal atau profil ukuran
besar (jumbo sections/heavy shapes)
39
40
40
41
42
43
43
44
Material Baja
45
46
46
47
47
48
48
49
Parameter dasar:
▪ Kuat leleh fy dan kuat tarik fu
minimum
▪ Rasio kuat tarik terhadap kuat
leleh fu/fy
▪ Regangan (elongasi) saat kuat
tarik eu
▪ Panjang daerah plateau
51
ASTM A 706
52
Terima Kasih