MATERIAL
Murjito, ST.MT
Teknik Mesin
Universtas Muhammadiyah Malang
bonds
stretch
return to
initial
d
F
F Linear-
elastic
Elastic means reversible! Non-Linear-
elastic
d
8
Plastic Deformation (Metals)
1. Initial 2. Small load 3. Unload
bonds
stretch planes
& planes still
shear sheared
dplastic
delastic + plastic
F
F
Plastic means permanent! linear linear
elastic elastic
d
dplastic
9
Konsep tegangan (stress) dan regangan
(strain)
■ Pembebanan statik:
F – Tarik
F
– Kompressi
– Geser
F
F
F Beban kompressi
Beban tarik
F
Beban geser
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
KONSEP TEGANGAN DAN REGANGAN
Apabila beban statik diberikan pada material, maka material akan
berubah bentuk (berdeformasi). Jika kita mengikuti besar deformasi
sebagai fungsi beban, kita akan memperoleh informasi
mengenai”perilaku” dari material. Perhatikan gambar
Area, A Area, A Fs
Fs
Ft
Fs Ft
Ft lb f N t= F
s= = 2 or 2
Ao
Ao in m
original area
before loading
Stress has units:
N/m2 or lbf/in2
13
Common States of Stress
• Simple tension: cable
F F
A o = cross sectional
area (when unloaded)
F
s= s s
Ao
Ski lift (photo courtesy
• Torsion (a form of shear): drive shaft P.M. Anderson)
M Fs Ao
Ac
Fs
t =
Ao
M
2R Note: t = M/AcR here.
14
OTHER COMMON STRESS STATES
• Simple compression:
Ao
F
s=
Note: compressive
Balanced Rock, Arches structure member
National Park
(photo courtesy P.M. Anderson)
Ao (s < 0 here).
15
Pengujian Tarik
Dari bahan yang diuji dibuat sebuah batang
coba dengan ukuran yang distandarisasikan,
dieretkan pada sebuah mesin renggut dan
dibebani gaya tarik yang dinaikkan secara
perlahan-lahan sampai ia putus. Selama
percobaan diukur terus menerus beban dan
regangan batang coba dan kedua besaran ini
ditampilkan dalam sebuah gambar unjuk
(diagram). Skala tegangan menunjukkan
tegangan dalam daN/mm2 dengan
berpatokan pada penampang batang semula,
sedangkan skala mendatar menyatakan
regangan (perpanjangan)yang bersangkutan
dalam prosentasi panjang awalnya.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
Uji tarik
Standar sampel untuk uji tarik
2¼’
0,505’ ¾’
2’
R 3/8’
Figure 2.1 (a) A standard tensile-test specimen before and after pulling, showing original and final gage lengths. (b) A typical
tensile-testing machine.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
FIGURE 2.1 (a) A standard tensile-test specimen before and after pulling, showing
original and final gage lengths. (b) Stages in specimen behavior in a tension test.
Kurva Tegangan Vs Regangan
sz > 0 sh< 0
24
Dari kurva tersebut kemudian dihitung
besarnya tegangan teknis dan regangan
teknisnya, yaitu dengan persamaan berikut:
Rockwell
Penekan N, 30 Kg
Permukaan
12 r
Laju keausan (V) dapat ditentukan sebagai perbandingan volume terabrasi (W) dengan jarak luncur x
(setting pada mesin uji):
3
W B.b
V= =
x 12r.x
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
Jenis Keausan
1. Keausan adhesive
Terjadi bila kontak permukaan dari dua material atau
lebih mengakibatkan adanya perlekatan satu sama
lain dan pada akhirnya terjadi pelepasan/pengoyakan
salah satu material
2. Keausan abrasif
Terjadi bila suatu partikel keras (asperity) dari material
tertentu meluncur pada permukaan material lain yang
lebih lunak sehingga terjadi penetrasi atau pemotongan
material yang lebih lunak. Tingkat keausan pada
mekanisme ini ditentukan oleh derajat kebebasan
(degree of freedom) partikel keras atau sperity tersebut.
Sebagai contoh partikel pasir silica akan menghasilkan
keausan yang lebih tinggi ketika diikat pada suatu
permukaan seperti pada kertas amplas, dibandingkan
bila partikel tersebut berada di dalam sistem slury. Pada
kasus pertama partikel tersebut kemungkinan akan
tertarik sepanjang permukaan dan mengakibatkan
pengoyakan sementara pada kasus terakhir partikel
tersebut mungkin hanya berputar (rolling) tanpa efek
abrasi.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
3. Keausan lelah
merupakan mekanisme yang relatif berbeda
dibandingkan dua mekanisme sebelumnya, yaitu dalam
hal interaksi permukaan. Baik keausan adhesive
maupun abrasif melibatkan hanya satu interaksi
sementara pada keausan lelah dibutuhkan interaksi
multi. Permukaan yang mengalami beban berulang akan
mengarah pada pembentukan retak-retak mikro. Retak-
retak tersebut pada akhirnya menyatu dan
menghasilkan pengelupasan material. Tingkat keausan
sangat tergantung pada tingkat pembebanan.
4. Keausan Oksidasi ( keausan korosif)
Pada prinsipnya mekanisme ini dimulai dengan adanya
perubahan kimiawi material di bagian permukaan oleh
faktor lingkungan. Kontak dengan lingkungan ini akan
menghasilkan pembentukan lapisan pada permukaan
dengan sifat yang berbeda dengan material induk. Sebagai
konsekuensinya, material pada lapisan permukaan akan
mengalami keausan yang berbeda Hal ini selanjutnya
mengarah kepada perpatahan interface antara lapisan
permukaan dan material induk dan akhirnya seluruh
lapisan permukaan itu akan tercabut
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
SIFAT FISIK MATERIAL
Sifat penting yang kedua dalam pemilihan material adalah sifat fisik. Sifat fisik adalah
kelakuan atau sifat-sifat material yang bukan disebabkan oleh pembebanan seperti
pengaruh pemanasan, pendinginan dan pengaruh arus listrik yang lebih mengarah pada
struktur material. Sifat fisik material antara lain : temperatur cair, konduktivitas panas dan
panas spesifik.
Struktur material sangat erat hubungannya dengan sifat mekanik. Sifat mekanik dapat
diatur dengan serangkaian proses perlakukan fisik. Dengan adanya perlakuan fisik akan
membawa penyempurnaan dan pengembangan material bahkan penemuan material
baru.
SIFAT FISIK MATERIAL
- Density
- Termal Conducttivity
- Specific heat
- Melting Point
- Electric Conductivity
- Coefificient of thermal expansion
- Malleability
- Brrittleness
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
Failures of Materials and Fractures in Tension
Figure 2.19 Schematic illustration of types
of failures in materials: (a) necking and
fracture of ductile materials; (b) Buckling of
ductile materials under a compressive load;
(c) fracture of brittle materials in
compression; (d) cracking on the barreled
surface of ductile materials in compression.
Figure 2.22 Sequence of events in necking and fracture of a tensile-test specimen: (a) early stage of
necking; (b) small voids begin to form within the necked region; (c) voids coalesce, producing an
internal crack; (d) the rest of the cross-section begins to fail at the periphery, by shearing; (e) the
final fracture surfaces, known as cup- (top fracture surface) and cone- (bottom surface) fracture.
Figure 2.23 Schematic illustration of the deformation of soft and hard inclusions and of their effect
on void formation in plastic deformation. Note that, because they do not comply with the overall
deformation of the ductile matrix, hard inclusions can cause internal voids.
Figure 2.30 Distortion of parts, with residual stresses, after cutting or slitting: (a) flat sheet
or plate; (b) solid round rod; (c) think-walled tubing or pipe.
Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Malang
Advanced Materials
■ FIGURE 16.2 Advanced
materials used on the
Lockheed C-5A transport
aircraft. (FRP stands for
fiber-reinforced plastic.)
TABLE 3.1 Physical Properties of Selected Materials at
Room Temperature