Anda di halaman 1dari 18

Oleh Asna Lutfa

Karakteristik dan Jenis Bahan


Berdasarkan elastisitasnya, benda atau bahan dapat
dikelompokkan menjadi:
a. Bahan plastis
Bahan tidak
Bahan Bahan
Gaya kembali ke
dikenai mengalami
dihilangkan bentuk
gaya deformasi
semula

b. Bahan elastis
Bahan
Bahan Bahan cenderung
Gaya
dikenai mengalami kembali ke
dihilangkan
gaya deformasi bentuk
semula
Tugas
Carilah 5 benda plastis dan 5 benda
elastis di sekitarmu.
Ambil gambar semua benda tersebut
dan diprint.
Antar teman gambar tidak boleh sama.
Tidak boleh mengambil gambar dari
internet.
Tugas dikumpulkan minggu depan.
Tegangan (Stress)
Tegangan mengacu pada besarnya gaya yang
bekerja pada setiap satuan luas penampang bahan.
Jika arahnya menekan bahan, berarti gayanya
adalah gaya tekan. Jika arahnya menjauhi bahan,
berarti gayanya merupakan gaya tarik.

F Keterangan:
Tegangan F = gaya (N)
A A = luas permukaan (m2)
Satuan tegangan Pascal atau N/ m2
Regangan (Strain)
Regangan didefinisikan sebagai rasio antara
pertambahan panjang (l) dan panjang mula-mula (l).

l
Regangan
l

Contoh Soal:
Kawat tembaga berbentuk silinder berdiameter 0,8 mm
semula panjangnya 2 m. Setelah diberi beban
bermassa 2 kg, panjangnya menjadi 2,05 m. Hitunglah
tegangan dan regangan yang dialami kawat tembaga
tersebut. (g = 10 m/s2)
Modulus Elastisitas
Efek gaya mekanik pada suatu bahan dapat
diperkirakan berdasarkan nilai-nilai modulus
elastisitasnya.
Modulus elastisitas didefinisikan sebagai rasio
antara tegangan pada bahan dan regangan yang
terjadi.

tegangan
Modulus elastisitas
regangan
Modulus Elastisitas
Pada suatu jenis benda, nilai modulus elastis
bersifat tetap.
Namun hal ini tidak berlaku jika tegangan yang
diberikan melebihi batas elastis.
Modulus Elastisitas
Ada 3 macam modulus elastis, yaitu Modulus Young
untuk zat padat, modulus bulk untuk zat padat ataupun
fluida, dan modulus geser untuk zat padat.
a. Modulus Young
Modulus Young (Y) didefinisikan sebagai rasio antara
tegangan linear pada bahan (F/A) dan regangan (l/l)
yang terjadi.

F l
Y
A l
Modulus Elastisitas
b. Modulus Bulk
Modulus Bulk (B) didefinisikan sebagai rasio antara
tegangan volume pada bahan (Fn/A) dan regangan
volume (V/V) yang terjadi.
tegangan volume
Modulus bulk
regangan volume

atau

Fn / A
B
V / V
Tanda negatif menunjukkan bahwa jika
tekanan naik maka volumenya makin
kecil (berkurang).
Modulus Elastisitas
c. Modulus Geser (Shear Modulus)
Modulus geser dari sebuah bahan padat
menunjukkan kemampuan bahan itu mengatasi gaya
geseran (shearing force), yaitu gaya yang diberikan
pada arah tangensial (sejajar salah satu permukaan).
gaya tangensial Ft
Tegangan geser
luas permukaan A

x
Regangan geser
h

tegangan geser Ft / A
Modulus geser atau G
regangan geser x / h
Modulus Elastisitas
Contoh soal:
1. Batang berdiameter 2 cm dengan luas penampang
4 cm2 digunakan untuk menahan beban 8104 N.
Jika modulus Young batang itu Y = 210-2 N/m2,
berapakah tegangan yang dialami batang itu?
2. Sebuah paku keling yang berdiameter 20 mm
menerima gaya geser sebesar 200 N akibat tarikan
pelat baja. Hitunglah tegangan geser pada paku
keling itu.
Hukum Hooke
Silakan diskusikan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan berikut secara berkelompok.
1) Sebuah pegas diam digantung tanpa beban. Jika
suatu beban digantungkan pada pegas, apa yang
terjadi pada pegas?
2) Ketika beban pada pegas ditarik kemudian
dilepaskan, apa yang terjadi pada pegas?
3) Jika terdapat dua pegas, pegas yang pertama
lebih kaku dibandingkan pegas yang kedua,
kedua pegas masing-masing diberi beban dengan
massa yang sama, perbedaan apakah yang akan
terjadi pada kedua pegas tersebut? Jelaskan.
Hukum Hooke
Hukum Hooke menyatakan:
pertambahan panjang pegas sebanding
dengan besar gaya yang bekerja padanya.

Ketika beban ditarik, maka akan timbul gaya pemulih


atau gaya restorasi (Fres), yang arahnya berlawanan
dengan gaya berat beban.

Fres F
Hukum Hooke
Selain bergantung pada besar gaya berat beban,
pertambahan panjang pegas juga bergantung
pada kekakuan pegas.
Kekakuan pegas ditunjukkan dengan suatu nilai
karakteristik yang disebut konstanta pegas.
Hukum Hooke dirumuskan sebagai berikut:

Fres k x atau F k x

Keterangan:
Fres = gaya pemulih (N)
F = gaya berat beban (N)
k = konstanta pegas (N/m)
x = pertambahan panjang (m)
Energi Potensial Pegas
Saat dikenai gaya hingga panjangnya bertambah
sebesar x, pegas memiliki kecenderungan
kembali ke ukuran semula dengan adanya gaya
pemulih.
Dalam hal ini, pegas dikatakan memiliki energi
potensial.
Energi potensial pegas dirumuskan dengan:
1
Ep k x2 Dengan x merupakan simpangan pegas
2
Contoh Soal
Sebuah pegas tanpa beban sepanjang 20 cm
tergantung bebas. Pegas tersebut kemudian diberi
beban 4 kg sehingga saat setimbang panjangnya
menjadi 30 cm. Beban tersebut kemudian ditarik
(disimpangkan) ke bawah sejauh 2 cm. Hitunglah
energi potensial pegas itu. (g = 10 m/s2)
Susunan Pegas
a. Susunan Seri
Jika terdapat n pegas disusun secara seri, konstanta
gabungannya dapat ditentukan dengan rumus:

1 1 1 1 1
...
k s k1 k 2 k3 kn

Contoh Soal:
Empat pegas dengan nilai konstanta yang sama, yaitu k = 100 N/m dihubungkan
secara seri dan diberi beban seberat F = 15 N. Hitunglah pertambahan panjang
susunan pegas tersebut.
Susunan Pegas
b. Susunan Paralel
Jika terdapat n pegas disusun secara paralel, konstanta
gabungannya dapat ditentukan dengan rumus:

k p k1 k 2 k3 ... k n

Contoh Soal:
Sebuah beban bermassa 6 kg digantungkan pada 3 pegas yang tersusun
paralel. Jika konstanta gaya ketiga pegas itu berturut-turut k1 = 100 N/m,
k2 = 200 N/m, dan k3 = 300 N/m, hitunglah pertambahan panjang
susunan pegas tersebut.

Anda mungkin juga menyukai