Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 02

METALURGI LAS

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Ir. Winarto, M.Sc

Disusun Oleh:

MHD. IBKAR YUSRAN ASFAR

NPM : 2006545010

PROGRAM PASCA SARJANA TEKNIK MATERIAL

DEPARTEMENT TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI

UNIVERSITAS INDONESIA

TAHUN 2021
Jawab:

Pada proses pengelasan GMAW, densitas energinya secara komparatif lebih tinggi dibandingkan
dengan proses pengelasan SMAW. Sehingga tingkat pendinginan GMAW lebih tinggi, hal ini
terkait dengan self-quenching yang tinggi, yang mendorong laju pendingian cepat tersebut
terjadi. Sedangkan pada proses pengelasan SMAW, struktur bead yang dihasilkan lebih kasar
karena heat input yang tinggi, sehingga menyebabkan laju pendinginan menjadi lebih lambat.
Selain itu arc column yang lebih lebar menjadi alasan untuk zona pengelasan menjadi lebar.
Welding zone pada GMAW lebih sempit dibandingkan SMAW, seperti yang terlihat pada
gambar diatas.

Sumber: https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S2214914715000434 (diakses pada


11 Maret 2021)

Jawab:
Pada saat posisi pengelasan overhead atau vertikal ke atas, maka elektroda yang digunakan
sebaiknya yang lebih kecil, karena laju pendinginan lebih kecil dan lelehan logam lasan tidak
jatuh yang dapat membahayakan welder akibat gaya gravitasi. Pengelasan vertical menjadi salah
satu posisi yang paling sulit untuk dilas. Transfer tipe short circuiting sangat berguna untuk
pengelasan posisi vertikal karena genangan lasnya yang kecil. Ini bisa membantu waspada
terhadap genangan atau melorot keluar dari area genangan lasan. Cara lain untuk melawan efek
gravitasi pada logam las adalah mengurangi tegangan dan arus listrik feed kawat kecepatan.

Jawab:
Pengelasan dengan menggunakan arus AC arc blow dapat diminimalisir. Karena gaya
elektromagnetic (Lorentz) yang dibangkitkan oleh arus AC berubah-ubah arahnya secara konstan
dibandingkan menggunakan arus DC, dimana gaya elektromagnetiknya ketika arus listrik yang
dipakai tinggi dapat mengubah posisi busur listriknya. Arus bolak-balik yang cepat
menyebabkan pusaran logam dasar dan medan yang dihasilkan oleh arus pusaran ini mengurangi
medan magnet yang menyebabkan arc blow.

Jawab:
Pada pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) terdapat 3 jenis polarity, yaitu
a. Direct-Current Electrode Negative (DCEN) Ini disebut juga disebut straight polaritas
(polaritas lurus). Elektroda dihubungkan ke terminal negatif dari power supply. GTAW dengan
DCEN lebih banyak kekuatan (sekitar dua pertiga) terletak di ujung kerja busur dan kurang
(sekitar sepertiga) di elektroda akhir. Akibatnya, lasan yang relatif sempit dan dalam dihasilkan
b. Direct-Current Electrode Positive (DCEP) Disebut juga sebagai polaritas reverse (polaritas
terbalik). Elektroda dihubungkan ke terminal positif dari power supply. Menghasilkan lasan
dangkal dan bisa menurunkan lapisan oksida dipermukaan sehingga permukaan bersih. Hal ini
digunakan untuk mengelas lembaran tipis bahan pembentuk oksida kuat seperti aluminium dan
magnesium, di mana penetrasi yang mendalam tidak diperlukan.
c. Alternating Current (AC) Dengan menggunakan arus AC bisa menghasilkan pentrasi dan
penghilangan oksida yang cukup baik. Hal ini sering digunakan untuk pengelasan paduan
Aluminium.

Sehingga dapat disimpulkan, pada pengelasan GTAW arus DC dan AC dapat digunakan, hal ini
tergantung dari material apa yang akan dilas dan kedalaman penetrasi yang diinginkan serta
kebersihan dari pengelasan. Pada material aluminium disarankan menggunakan arus AC, karena
aluminium sangat mudah teroksidasi pada lapisan terluar dan tidak membutuhkan penetrasi yang
dalam. Sedangkan material tembaga paduan disarankan menggunakan DCEN, karena titik lebur
dari tembaga paduan yang tinggi sehingga butuh heat balance yang tinggi untuk mencapai
penetrasi yang dalam.

Jawab:
Proses pengelaan pada GTAW termasuk menggunakan temperature kerja yang tinggi (working
temperature) dan bekerja secara terus menerus, sehingga dibutuhkan media pendinginan untuk
torch agar tidak terlalu panas. Pendinginan menggunakan water-cooled copper contact tube
seperti yang terlihat pada Figure 1.11, bertujuan untuk mendinginkan arus pengelasan yang
masuk dari sumber listrik dan elektroda yang digunakan. Penempatan sistem pendingin sedekat
mungkin dengan area kerja akan meningkatkan efisiensi dari sistem pengontrol suhu tersebut.
Apabila penempatan sistem pendinginan dilakukan cukup jauh dari area kerja, maka kontrol
temperatur yang diberlakukan terhadap suatu objek akan kehilangan akurasinya dan dapat
menyebabkan overheating. Selain itu, working temperature dari proses GTAW diharapkan
menurun untuk memperpanjang umur mesin las. Untuk model water-insulated ada selang
insulasi khusus yang masuk pada torch handle, yang berfungsi untuk mensirkulasikan air agar
panas pada torch bisa terdistribusikan melalui air yang mengalir tersebut.

Jawab:
Elektroda tungsten dengan 2% cerium atau thorium memiliki emisivitas elektron yang lebih baik,
kapasitas pembawa arus, dan ketahanan terhadap kontaminasi elektroda tungsten murni.
Hasilnya busur awal lebih mudah dihasilkan dan busurnya lebih stabil. Emisivitas elektron
mengacu pada kemampuan ujung elektroda untuk memancarkan elektron. Emisivitas elektron
yang lebih rendah menyiratkan temperature ujung elektroda yang lebih tinggi diperlukan untuk
memancarkan elektron dan karenanya risiko yang lebih besar melelehkan tip.

Penurunan temperatur terjadi dikarenakan terdapat tabung kotak tembaga yang diletakan didekat
ujung elektroda. Sehingga pada arah tabung kotak di atas ujung suhu lebih rendah, karena tabung
kotak memiliki water-cooled yang berfungsi untuk mendinginkan torch akibat pekerjaan las
yang terus menerus dan mencegah terjadinya overheating.

Pada gambar grafik data diatas, dapat diketahui bahwa electrode W–ThO2 memiliki emisi
elektron yang sangat baik, kapasitas pengangkut arus tinggi, radioaktivitas, sehingga electrode
W–ThO2 dapat membawa lebih banyak arus sebelum meleleh dibandingkan dengan electrode
W–CeO2.

Jawab:

Pada Electron beam welding (EBW) terjadi proses pelelehan dan penggabungan logam dengan
proses pemanasan menggunakan elektron. Energi kinetik elektron diubah menjadi panas karena
mereka bertemu dengan benda kerja. Proses ini membutuhkan peralatan khusus untuk focus
berkas pada benda kerja, biasanya dalam ruang hampa. Semakin tinggi vakum, semakin dalam
penetrasi berkas, dan semakin besar rasio kedalaman dan lebar, sehingga metode disebut high
vacuum EBW dan medium vacuum EBW. Pengelasan beberapa material juga dapat dilakukan
oleh non vacuum EBW. Jika kecepatan pengelasan meningkat, kemungkinan untuk udara masuk
tinggi sehingga penetrasi lasan menurun.

Material dengan power density yang sangat tinggi seperti aluminium atau baja memungkinkan
untuk menguapkan material dan menghasilkan penetrasi yang dalam dibandingkan dengan
pengelasan aluminum menggunakan GTAW. Sehingga dengan menggunakan EBW, kedalaman
penetrasi Aluminium jauh lebih besar dibandingkan dengan EBW pada baja. Hal ini dikarenakan
EBW tidak dimaksudkan untuk material yang tidak mengalami degassed seperti rimmed steel
(low carbon steel). Pada pengelasan dengan kecepatan tinggi, gelembung gas tidak mempunyai
waktu untuk meninggalkan weld pool yang akan menghasilkan porositas.

Jawab:

Pada pengelasan electron beam welding, jarak kerjanya ialah jarak electron beam yang
terpancarkan pada saat proses pengelasan. Diameter beam akan menurun dengan menurunnya
tekanan ambient. Elektron akan tersebar ketika menabrak molekul udara, dan semakin rendah
tekanan ambient, maka semakin sedikit elektron yang akan tersebar. Inilah alasan utama
terjadinya EBW di ruang vakum. Elektron beam dapat difokuskan ke diameter electron beam
pada range 0.3–0.8mm dan kerapatan daya yang dihasilkan setinggi 1010W/m 2. Jika kerapadan
udara tinggi maka penetrasi akan dalam. Sinar elektron dengan intensitas sangat tinggi dapat
menguap logam dan membentuk lubang uap selama pengelasan sehingga penetrasi bisa dalam.
Jawab:

Pada pengelasan Electron beam welding (EBW) keadaan vakum merupakan keadaan ideal
dikarenakan dengan adanya lingkungan gas akan menjadi penghalang bagi elektron untuk
mengalir, dimana setiap molekul yang bertabrakan dengan aliran elektron akan menyebabkan
terjadinya hamburan. Faktor yang mempengaruhi kedalaman penetrasi pada EBW diantaranya
adalah kecepatan aliran elektron dan power density dari pancaran, kedua hal tersebut akan
dipengaruhi dengan adanya molekul gas yang menjadi penghalang bagi aliran elektron.

Dalam kondisi lingkungan gas yang memiliki berat spesifik yang berbeda akan menimbulkan
perbedaan lokasi gas tersebut terkonsentrasi dengan gas helium sebagai gas dengan berat yang
paling ringan kemudian disusul oleh udara bebas dan gas argon, maka gas helium akan
cenderung mengambang di bagian atas dari ruang pengelasan (welding chamber), sementara
argon akan cenderung mengendap pada bagian bawah dan udara bebas cenderung tersebar
merata. Maka itu ada pengaruhnya pada kedalaman penetrasi terkait berat spesifik dari
lingkungan gas akan digambarkan sebagai berikut :

Dari gambar diatas maka bisa dikatakan bahwa penetrasi yang paling dalam diperoleh pada
lingkungan gas Argon disebabkan paling sedikit molekul pada jalur lintasan elektron yang
menyebabkan hamburan disusul oleh udara bebas dan Helium yang memiliki konsentrasi gas
paling padat pada jalur lintasan elektron. Ranking gas-gasnya: Ar > Udara > He
Jawab:
Pengelasan busur yang paling cocok untuk tepi baja tipis sebesar 1mm seperti yang terlihat pada
gambar ialah Gas-tungsten arc welding (GTAW), karena GTAW memiliki limited heat input,
serta dapat mengontrol dilusi dan mengatur input energy ke las tanpa mengubah ukuran lasnya.
GTAW banyak digunakan untuk mengelas sambungan butt lembaran tipis dengan fusi saja, yaitu
tanpa penambahan filler metal atau autogenous welding. Sehingga pengelasannya bisa di atur
dan tidak merusak material yang akan dilas. Arus yang digunakan adalah Direct-Current
Electrode positif (DCEP) atau reverse polarity. Karena akan menghasilakn penetrasi yang
dangkal dan permukaan yang bersih. GTAW dapat digunakan untuk mengelas logam reaktif,
seperti titanium dan zirkonium, aluminium, dan magnesium

Jawab:
Pada saat melakukan single pass welding pada pelat setebal 15 cm maka dibutuhkan elektroda
yang bersifat kontinu, maka itu teknik pengelasan yang dapat dilakukan adalah electrogas
welding (EGW) yang terdapat 2 jenis, yaitu gas metal arc welding (GMAW) dan flux cored arc
welding (FCAW). Pengelasan GMAW dapat mengelas hingga ketebalan 50 mm, sedangkan
FCAW dapat mengelas hingga ketebalan 30 mm.

Anda mungkin juga menyukai