Anda di halaman 1dari 3

TUGAS – 11

PROBLEMS
CHAPTER 16

OLEH:
MHD. IBKAR YUSRAN ASFAR
NPM. 2006545010

DOSEN PENGAMPU:
PROF. MUHAMMAD ANIS

PROGRAM STUDI PASCA SARJANA


TEKNIK METALURGI DAN MATERIAL

UNIVERSITAS INDONESIA
2021

1
Tugas 11 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

PROBLEMS CHAPTER 16

Jawab:
Pada dasarnya semakin tinggi heat input dari pengelasan, maka akan semakin besar tegangan
sisa yang dihasilkan. Selain itu, juga lebih banyak grain growth yang terbentuk di zona HAZ,
sehingga ketangguhannya menjadi berkurang dan kekerasan menjadi meningkat. Oleh karena itu,
kerentanan terhadap cracking pasca PWHT diharapkan meningkat, seiring dengan meningkatnya
heat input pengelasan seperti pada kasus Rene 41 ini.

Jawab:
Pada temperature high solution heat-treatment sebelum pengelasan dapat menghasilkan
pertumbuhan butir yang substansial dan signifikan mempengaruhi kerentanan terhadap retak
perlakuan pasan pasca pengelasan pada Rene 41. Sehingga dari proses tersebut, menghasilkan
karakteristik dengan keuletan yang relatif rendah pada benda kerja. Dalam kasus Rene 41 ini,
pertumbuhan butir terjadi di atas temperature 2000 °F. material yang dilarutkan pada temperature
2150 °F telah ditemukan memiliki ukuran butir dengan ASTM No. 1 (yaitu satu butir per inci
persegi pada pembesaran 100x), sedangkan pada temperature 1975 °F ukuran butir dengan
ASTM No. 7 (yaitu 64 butir per inci persegi dengan perbesaran 100x)

Jawab:
a. Pada kasus ini, kurva C tidak diharapkan terjadinya develop sehingga dapat diandalkan.
Hal ini karena prosedur pengujian tidak mengizinkan perbedaan antara retakan yang
terjadi selama isothermal aging dan selama pendinginan. Di ilustrasikan seperti pada
gambar berikut.

Page 1 of 2
Tugas 11 - Mhd. Ibkar Yusran Asfar (NPM 2006545010)

b. Berbeda dari kasus sebelumnya, kurva C retak yang diperoleh lebih dapat diandalkan.
Dimana pada prosedur pengujian dilakukan untuk menghilangkan mikrostruktur HAZ
yang sensitive terhadap retak dan mengurangi tegangan dari sisa pengelasan pada
specimen, serta memungkinkannya mendingin pada laju pendinginan yang lebih moderat.
Hasilnya, retakan selama pendinginan bisa dihilangkan. Karena retakan apa pun harus
terjadi selama penuaan isothermal, kurva c retak yang dikembangkan diharapkan lebih
dapat diandalkan. Hal ini di ilustrasikan seperti gambar berikut.

Jawab:
Berdasarkan dua aturan heat treatment pasca PWHT pada paduan nikel, dimana aturan pertama
menjelaskan bahwa pada saat pengelasan harus terlebih dahulu diberi perlakuan panas larutan
(atau setidaknya harus bebas dari tegangan), yang kemudian diaged untuk meningkatkan
kekuatan dari hasil pengelasan. Hal ini dilakukan untuk mengindarkan retak akibat aged yang
diberikan secara langsung tanpa dilakukan perlakuan sebelumnya. Pada aturan kedua, jika
service temperature lebih tinggi dari aged temperature, maka pengelasan dapat melunak karena
overaging dan gagal memenuhi persyaratan dari kekuatan. Sehingga aged temperature harus
lebih tinggi dari service temperature untuk menghasilkan pengelasan paduan nikel yang lebih
baik.

Page 2 of 2

Anda mungkin juga menyukai