Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PWHT HASIL LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA BAHAN STAINLESS STEEL 304

PENGARUH PWHT (POST WELD HEAT TREATMENT) HASIL LAS MIG (METAL INERT GAS)
TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA BAHAN STAINLESS STEEL 304

Abd Khasib Muzakki


S1 Pendidikan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: khasib.muzakky@gmail.com
Mochamad. Arif Irfa’I
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya
e-mail: irfaiunesa@gmail.com

Abstrak
Proses perlakuan panas post weld heat treatment (PWHT) adalah bagian dari proses heat
treatment yang bertujuan untuk menghilangkan tegangan sisa yang terbentuk setelah proses
welding selesai. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui kekuatan tarik pada baja
tahan karat stainless steel 304 hasil perlakuan PWHT (550oC, 650oC, 750oC) sesudah
dilakukannya proses pengelasan. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan metode
literature. objek dalam penelitian ini adalah baja tahan karat stainless steel 304, dengan
mengandung 16% krom dan 6% nikel. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan
analisis data deskriptif yaitu menggambarkan hasil penelitian secara grafis dalam tabel, grafik.
Jumlah spesimen yang diujikan dalam penelitian ini adalah 12 spesimen, yang akan
mendapatkan perlakuan berbeda dalam proses pengerjan yaitu berbeda variasi PWHT. Data
yang akurat diperoleh pada setiap benda kerja yang harus dilakukan pengujian sebanyak tiga
kali pengulangan dan diambil nilai rata-ratanya. Spesifikasi spesimen dalam pengujian ini
menggunakan baja tahan karat stainless steel 304 dengan plat uji tarik 90 mm dan panjang 300
mm. Standart yang digunakan pada pengujian tarik adalah ASTM E 8 M Sebagai parameter
input pada penganalisan data meliputi: variasi temperatur PWHT 550˚C, 650˚C, dan 750˚C
dengan waktu 1 jam terhadap nilai uji tarik. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan
PWHT mempunyai perbedaan yang signifikan terhadap nilai uji tarik. Hasil PWHT yang
optimal adalah pada temperatur 650˚C nilai rata-rata uji tarik sebesar 584,67Mpa.
Kata kunci: temperature PWHT, uji tarik.

Abstract
Post weld heat treatment (PWHT) process is a part of the heat treatment process to eliminate
residual stresses that formed after the welding process is complete. The purpose of this study
are (1) To determine the tensile strength of the 304 stainless steel through PWHT (550oC,
650oC, 750oC) after doing the welding process. This research are using the experimental and
literature methods. The object of this study is using 304 stainless steel that contain 16%
chromium and 6% nickel.The data analysis technique is using descriptive data analysis that
illustrates the results in tables, graphs. The number of specimens tested in this study are 12
specimens, which will be treated in the different process of work by different variations of
PWHT. Accurate data obtained on each work must be tested three times to get the average
value. Specimen specifications is using a 304 stainless steel plate with a tensile test of 90 mm
and a length of 300 mm with standart ASTM E 8 M. as the input parameters analysis in the
data include: variations of temperature PWHT 550 oC, 650oC, and 750oC in an hour to the
tensile testing. This experiment results showed that the PWHT has a significant differences on
the value of tensile test, impact test and microstructure. PWHT optimal results at a temperature
of 650oC is the average value of tensile testing of 584,67 Mpa.
Keywords: PWHT temperature, tensile.

1
JTM.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 01-06

karena pendinginan PWHT (pos weld


PENDAHULUAN Panas yang terjadi tidak lambat saat pengelasan heat treatment) adalah
Pengembangan cukup untuk melelehkan pada interval temperatur bagian dari proses heat
teknologi dibidang elektroda dan bahan dasar 900oC sampai dengan treatment yang bertujuan
konstruksi yang semakin sehingga hasilnya 450oC. Pada sisi lain, baja untuk menghilangkan
maju tidak dapat merupakan rigi-rigi las karbon rendah akan tegangan sisa yang
dipisahkan dari yang kecil dan tidak rata mengalami pengerasan terbentuk setelah proses
pengelasan karena serta penembusan kurang dan ketangguhan yang welding selesai. Material
mempunyai peranan dalam. Sebaliknya bila rendah di daerah HAZ. terutama carbon steel
penting dalam rekayasa arus terlalu tinggi maka Disamping itu baik akan mengalami
dan reparasi produksi elektroda akan mencair pengelasan baja tahan perubahan struktur dan
logam. Pembangunan terlalu cepat dan akan karat maupun baja karbon grain karena efek dari
konstruksi dengan logam menghasilkan permukaan biasanya menghasilkan pemanasan dan
pada masa sekarang ini las yang lebih lebar dan tegangan sisa dan efek pendinginan. Struktur
banyak melibatkan unsur penembusan yang dalam tegangan sisa dapat yang tidak homogen ini
pengelasan khususnya sehingga menghasilkan menyebabkan terjadinya menyimpan banyak
bidang rancang bangun kekuatan tarik yang penurunan ketahanan tegangan sisa yang
karena sambungan las rendah dan menambah lelah (fatigue) dan stress membuat material tersebut
merupakan salah satu kerapuhan dari hasil corrosion cracking memiliki sifat yang lebih
pembuatan sambungan pengelasan (Arifin, 1997). ( SCC ). keras namun
yang secara teknis Stainless steel Dua hal yang keunggulannya lebih
memerlukan ketrampilan merupakan baja paduan perlu diperhatikan dalam rendah.
yang sangat tinggi bagi tinggi karena unsur krom/ pengelasan baja tahan Tujuan dari
pengelasnya agar Cr yang ditonjolkan lebih karat adalah memberikan penelitian ini Untuk
diperoleh sambungan dari 12%. Pada kondisi bebas retak pada mengetahui kekuatan tarik
dengan kualitas baik. kenyataannya, stainless lasan dan menjaga lasan pada baja tahan karat
Penggunaan teknik steel mempunyai maupun daerah yang stainless steel 304 hasil
pengelasan dalam bidang keunggulan yaitu tahan terpengaruh panas perlakuan PWHT (550oC,
konstruksi sangat luas korosi, tahan terhadap ( HAZ ) memiliki sifat 650oC, 750oC) sesudah
meliputi perkapalan, oksidasi pada temperatur ketahanan korosi sama dilakukannya proses
jembatan, rangka baja, tinggi dan mempunyai dengan logam dasarnya. pengelasan.
bejana tekan, sarana hardenability yang tinggi Pengontrolan bahan Manfaat yang dicapai
transportasi, rel, pipa (Yunus Yakub dan Media pengisi ( filler), masukan dalam penelitian ini adalah
saluran dan lain Nofri, 2010). panas permukaan lasan sebagai literatur pada
sebagainya. Disamping itu Permasalahan dan menjaga prosentase penelitian yang sejenisnya
proses las dapat juga pada pengelasan baja delta-ferit di struktur dalam rangka
dipergunakan untuk tahan karat austenitic mikro lasan dapat pengembangan teknologi
reparasi misalnya untuk adalah terbentuknya meningkatkan ketahanan khususnya pengujian
mengisi lubang-lubang tegangan sisa dan distorsi korosi ( Ahluwalia, 2003). dalam bidang metalurgi.
pada coran, membuat akibat angka pemuaian Kekuatan tarik Sebagai informasi bagi
lapisan keras pada baja tahan karat yang daerah las dimaksudkan jurusan metalurgi untuk
perkakas, mempertebal lebih besar dari pada baja untuk mengetahui apakah meningkatkan kualitas
bagian-bagian yang sudah karbon, penurunan kekuatan las mempunyai hasil pengujian las.
aus dan lain-lain. ketahanan korosi, nilai yang sama, lebih Sebagai informasi penting
Penyetelan kuat penurunan sifat mekanis rendah atau lebih tinggi guna meningkatkan
arus las MIG akan dan penggetasan akibat dari kelompok raw pengetahuan bagi peneliti
mempengaruhi hasil las. terbentuknya endapan materials. Pengujian tarik dalam bidang pengujian
Bila arus yang digunakan halus (precipitate) karbida untuk kualitas kekuatan las, heat treatment.
terlalu rendah akan krom diantara batas butir tarik dimaksudkan untuk
menyebabkan sukarnya austenitic ( Wiryo mengetahui berapa nilai
penyalaan busur listrik. Sumarto dan kekuatannya dan
Busur listrik yang terjadi Okumura,2000). Endapan dimanakah letak putusnya
menjadi tidak stabil. halus ini dapat terbentuk suatu sambungan las.
PENGARUH PWHT HASIL LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA BAHAN STAINLESS STEEL 304

Jurusan Teknik - Jangka sorong  Variabel Terikat


Mesin Universitas - Alat uji tarik variabel terikat
Negeri Surabaya. dalam penelitian ini
 Proses PWHT Teknik Pengumpulan adalah uji Tarik.
dilakukan di Data
Laboratorium  Metode eksperimen  Variabel Kontrol
Pelapisan Jurusan Metode eksperimen Variabel
Teknik Mesin digunakan dalam kontrol yang
Universitas penelitian ini karena dimaksud adalah
Negeri Surabaya. dapat memberikan semua faktor yang
METODE  Pengujian Tarik data yang valid dan dapat mempengaruhi
PENELITIAN dilakukan di dapat dipertanggung hasil dari pengelasan
laboratorium baja jawabkan. Dalam MIG terhadap
Rancangan Penelitian
beton jurusan penelitian ini kekuatan sambungan
Teknik Sipil dilakukan las adalah mesin las,
Universitas eksperimen operator las,
Negeri Surabaya. pengelasan benda uji kecepatan
dengan variasi pengelasan, jenis
Bahan, Peralatan, dan temperature yang kampuh las,
Instrumen Penelitian berbeda. elektroda, arus dan
 Bahan
Bahan yang bahan.
digunakan dalam  Metode literatur
penelitian adalah Metode literatur
sebagai berikut: merupakan suatu
- Plat baja tahan acuan atau pedoman
karat AISI 304 dalam melaksanakan
Ukuran Spesimen
kegiatan penelitian
- Elektroda yang  Ukuran dan
digunakan adalah agar penelitian dapat
spesimen
jenis ER308L. sesuai dengan dasar
disesuaikan seperti
ilmu yang
bentuk spesimen uji
melatarbelakanginya
 Peralatan tarik dengan
Peralatan yang dan tidak
menggunakan
digunakan dalam menyimpang dari
standart ASTM E 8
penelitian adalah azaz-azaz yang telah
M
sebagai berikut: ada. Dalam metode
- Mesin las literatur ini
MIG arus DC dilakukan
- Peralatan pengumpulan data
pengelasan berupa teori, gambar
- Pemanas dan tabel yang
oven diperoleh dari buku-
- Tang buku yang berkaitan
- Gerinda dengan penelitian
Gambar 1. Rancangan - Cutting ini.
Penelitian - Kikir Gambar 2. Spesimen Uji
Variabel Penelitian tarik
Penelitian ini dilakukan di:  Variabel bebas
 Instrumen Penelitian Variabel bebas
 Proses Instrumen Pelaksanaan Penelitian
dalam penelitian ini
pengelasan penelitian dalam adalah temperatur  Persiapan Penelitian
dilakukan di penelitian ini adalah PWHT (5500C, - Persiapan Bahan
Laboratorium sebagai berikut: 0
650 C, 7500C,) - Persiapan Alat-alat
Pengelasan - Penggaris dengan waktu 1 jm.
 Pembuatan kampuh V

3
JTM.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 01-06

- Pada penelitian ini ER308 diameter data dengan


menggunakan jenis 0,8mm. menggunakan metode
kampuh V karena - Menyetel arus 100 statistik deskriptif.
kampuh V dalam amper, tegangan 19 Dilanjutkan dengan
aplikasi kontruksi volt. pengujian hipotesis
sangatlah banyak - Mempersiapkan dengan menggunakan
selain itu luas gas plindung analisis varians dan
penampang pada argon. uji-t
kampuh lebih luas
dibandingkan  Proses PWHT Teknik analisis data
dengan kampuh  Hidupkan saklar  Pengujian Tarik
yang lainnya on/off.
sehingga dalam  Masukan benda uji σu =
proses pengujian pada setiap variasi
…………………
semakin temperatur.
…………………
memudahkan  Set temperatur ke 1
(1)
peneliti. Pembuatan pada suhu yang
Dimana:
kampuh V terbuka digunkan.
σu =
dengan  Atur waktu dari Tegangan
menggunakan pemanas (dimulai Dengan hasil uji
nominal
cutting. Setelah 0 menit s/d 120 tarik yang diperoleh
(Kg/mm2)
bahan dipotong tepi menit). seperti pada tabel 1.
Fu = Beban
permukaan diukur  Selanjutnya atur Selanjutnya diolah dan
maksimal (Kg)
sedalam 2 mm dan holding time + ditampilkan dalam bentuk
Ao = Luas
diukur sudut 70˚. alarm. diagram seperti
penam
 Setelah pengaturan ditampilkan pada gambar
 Proses pengelasan pang
temperatur selesai, 4.
benda mula
teken END dari
- Mempersipakan
kemudian ENTER penam
mesin las MIG DC.
selanjutnya tekan pan
- Mempersiapkan
RUN. batang
benda kerja yang
akan dilas pada (mm2)
 Tahap Uji Akhir
meja las.
- Pada pengujian HASIL DAN
- Posisi pengelasan
tarik beban PEMBAHAN
dengan
diberikan secara Kekuatan Tarik
menggunakan
kontinu dan pelan- Tabel 1. Data uji tarik
posisi pengelasan
pelan bertambah Gambar 3. Histogram
mendatar atau
besar, bersamaan perbandingan harga tarik
dibawah tangan.
dengan itu lulu rata-rata base
- Kampuh yang
dilakukan material dan temperatur
digunakan jenis
pengamatan PWHT 550°C, 650°C
kampuh V terbuka,
mengenai dan 750°C.
dengan sudut 70˚,
perpanjangan yang
dengan lebar celah
dialami benda uji
2 mm.
dan dihasilkan
- Mempersiapkan
kurva tegangan
elektroda sesuai
regangan.
dengan arus dan
ketebalan plat, Analisis Data
dalam penelitian Setelah data
ini dipilih diperoleh selanjutnya
elektroda jenis adalah menganalisa
PENGARUH PWHT HASIL LAS MIG TERHADAP KEKUATAN TARIK PADA BAHAN STAINLESS STEEL 304

kekuatan tarik pembahasan Pengaruh


maksimum base material PWHT (Post Weld Heat
439,15Mpa, pada nilai Treatment) hasil las MIG
tarik maksimum variasi (Metal Inert Gas)
temperatur 550°C terhadap kekuatan tarik
sebesar 486,42Mpa. pada bahan stainless
Untuk nilai tarik steel 304.
maksimum pada  Kekuatan tarik baja
temperatur 650°C stainless steel 304
sebesar 584,67Mpa, mengalami
Gambar 4. Histogram untuk kekuatan peningkatan seiring
perbandingan harga tarik maksimum temperatur meningkatnya
regangan rata-rata base 650°C meningkat temperatur PWHT
material dan temperatur 29.53% dibandingkan kekuatan tarik baja
PWHT 550°C, 650°C dengan temperatur stainless steel 304
dan 750°C. 550°C. Sedangakan yang paling optimal
Gambar 6. Histogram
kekuatan tarik diperoleh pada
varian tarik
maksimum temperatur temperatur PWHT
750°C sebesar Tabel 2. Analisa Varians 650°C, semakin
383,6Mpa, mengalami Tarik tinggi PWHT akan
penurunan 14,36% mengalami
dibandingkan dengan penurunan kekuatan
temperatur 650°C. tarik pada daerah
Dari hasil dan HAZ.
histogram diatas, nilai
kekuatan tarik mengalami SARAN
Gambar 5. Histogram kenaikan setelah proses Saran yang diberikan
perbandingan harga tarik PWHT dilakuakan, terlihat sehubungan dengan
maks rata-rata base pada base material dan Pada pengujian penelitian tentang
material dan temperatur variasi arus 550°C dan ANOVA dengan perlakuan PWHT sesudah
PWHT 550°C, 650°C 650°C namun mengalami menggunakan uji F pengelasn.
dan 750°C. penurunan pada memperlihatkan F hitung  Untuk perlakuan
temperatur 750°C. hal ini sebesar 17,913 dengan sig PWHT sesudah
Dari spesimen disebabkan Karena terlalu 0,003 F tabel 5,14 dengan pengelasan dengan
perlakuan PWHT yang besarnya temperatur yang kondisi dimana F hitung bahan stainless steel
sesudah dilakukannya tinggi akan mengalami lebih besar dari pada F 304 menggunakan
proses pengelasan keretakan pada daerah tabel dan nilai sig lebih las mig berdasarkan
dengan beda temperatur HAZ sehingga ketika kecil dari pada alpha hasil penelitian ini
550°C, 650°C dan 750°C dilakukan pengujian tarik (0,05), maka disimpulkan sebaiknya
yang memiliki waktu nilai kekuatan tariknya Ho ditolak. Maka dapat menggunakan
penahan (holding time) mengalami penurunan. dinyatakan ada perbedaan temperatur 650°C,
yang sama selama 1 jam yang signifikan pada karena jika
untuk setiap kelompok ANOVA ONE WAY temperatur semakin
pngujian tarik hasil
perlakuan PWHT dan perlakuan PWHT sesudah tinggi akan
didinginkan dengan suhu pengelasan dengan mengalami
ruangan. temperatur 550°C, 650°C keretakan pada
Hasil pengujian daerah HAZ.
dan 750°C.
tarik yang telah
dilakukannya proses PENUTUP  Perlu adanya
PWHT sesudah Kesimpulan penelitian lanjut
pengelasan pada bahan Berdasarkan hasil dengan variable
stainless steel 304 penelitian dari pengujian control yang lebih
menunjukan bahwa nilai dan evaluasi data serta lengkap supaya

5
JTM.Volume 04 Nomor 02 Tahun 2016, 01-06

mendapatkan hasil
yang lebih
signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

American Society For


Testing and
Materials,1999. E 8
M “Standard Test
Methods for Tension
Testing of Metallic
Materials “, ASTM
Standards Vol.03.01,
ASTM Society.

Arifin, S. , 1997. Las


Listrik dan Otogen,
Indonesia, Jakarta :
Ghalia..

Rodriguez, P., Ray, S.K.


and Bhaduri, A.K.,
2003, Optimation of
Post-Weld Heat
Treatment, Shadana
Journal,Vol 28, 409-
430.

WiryoSumarto, H.
Okumura, T.,2000.
Teknologi
Pengelasan Logam,
Jakarta: PT. Pradnya
Paramita.

Anda mungkin juga menyukai