Anda di halaman 1dari 11

Machine Translated by Google

Jurnal Teknologi Internasional 13(3) 473-483 (2022)


Diterima Mei 2019 / Direvisi Mei 2020 / Diterima Januari 2020

Jurnal Teknologi Internasional

http://ijtech.eng.ui.ac.id

Investigasi Karakteristik Las, Posisi Pengelasan, Struktur Mikro, dan


Sifat Mekanik dalam Pengelasan Busur Tungsten Gas Arus Pulsa Orbital dari
Pipa Baja Tahan Karat AISI 304L

Agus Widyianto1, Ario Sunar Baskoro2* , Gandjar Kiswanto2

1Jurusan Pendidikan Teknik Otomotif, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta, Jl. Kolombo No.1,
Karang Gayam, Caturtunggal, Kab. Sleman 55281, Indonesia
2Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik Universitas Indonesia, Jl. Prof. Dr. Sumitro Djojohadikusumo
Kampus UI Depok 16424, Indonesia

Abstrak. Pengelasan pipa orbital pada penelitian ini dilakukan dengan metode Pulse Current Gas
Tungsten Arc Welding (PC-GTAW) tanpa bahan pengisi logam (autogenous) dari pipa stainless steel
AISI 304L. Dimensi benda uji adalah diameter luar 114 mm dan tebal 3 mm. Studi ini menyelidiki
pengaruh parameter arus pulsa, posisi las, dan lebar pulsa pada
karakteristik geometri las, sifat mekanik, dan struktur mikro. Metode pengelasan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah arus kontinyu dan arus pulsa. Arus rata-rata setiap parameter adalah
sama yaitu 100 ± 0,5 Ampere, tetapi pada arus pulsa terdapat variasi arus puncak, arus basis, waktu
arus puncak, dan waktu arus basis. Kecepatan pengelasan yang digunakan konstan pada 1,4 mm/s.
Hasil geometri las pada bagian luar pipa menunjukkan bahwa posisi flat (0 °) cekung dan posisi
overhead (180°) cembung karena pengaruh gravitasi. Struktur mikro menunjukkan bahwa struktur
dendritik seluler halus muncul di PC-GTAW. PC GTAW dapat menghasilkan sifat mekanik yang baik
seperti kekuatan tarik dan kekerasan mikro.
Kuat tarik benda uji berkurang 14,23% dari logam dasar pada parameter 65-B dan posisi datar.

Kata kunci: Pengelasan pipa orbital; PC-GTAW; AISI 304L; Karakteristik las

1. Perkenalan

Austenitic stainless steel (ASS) adalah jenis material yang banyak digunakan di bidang
manufaktur. Bahan ini digunakan dalam pembuatan pipa, pembangkit listrik, kilang, bejana
tekan, reaktor nuklir, mobil dan struktur lepas pantai (Karunakaran, 2012). Stainless steel
AISI 304L dan 316L merupakan jenis material ASS yang sering digunakan di industri (Alcock
& Baufeld, 2017; Jujur et al., 2015). Salah satu keunggulan material ini adalah memiliki sifat
tahan korosi pada suhu dan tekanan tinggi serta memiliki sifat mekanik yang baik (Xu et al.,
2017). Secara umum pengelasan baja tahan karat austenitik dapat dilakukan dengan
menggunakan Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau Gas Metal Arc Welding (GMAW).
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) adalah salah satu metode pengelasan yang paling
banyak digunakan di sektor industri karena kemampuannya untuk menyatukan bahan-bahan
seperti bahan logam sejenis atau berbeda yang dihubungkan dengan sambungan berkualitas tinggi. Sela
proses, spesimen meleleh karena panas dari proses busur las yang dihasilkan,

*Email penulis yang sesuai: ario@eng.ui.ac.id, Tel.: +62-21-7270032; Faks: +62-21-7270033


doi: 10.14716/ijtech.v13i3.3134
Machine Translated by Google

474 Investigasi Karakteristik Las, Posisi Pengelasan, Struktur Mikro, dan Sifat Mekanik pada
Orbital Pulse Current Gas Tungsten Arc Welding Pipa Stainless
Steel AISI 304L
spesimen meleleh karena panas dari busur las yang dihasilkan antara elektroda tungsten yang
tidak dapat dikonsumsi (Kou, 2003).
Pengelasan paduan stainless steel 304L menggunakan GTAW tanpa bahan tambah
(autogenous) rentan terhadap fenomena hot cracking. Retak panas adalah retakan akibat panas
selama proses pengelasan dan jenis sambungan las (James et al., 2020). Banyak peneliti telah
mempelajari retak panas yang sering terjadi pada baja tahan karat austenitik (Alcantar-Modragón
dkk., 2021; James dkk., 2020; Mirshekari et al., 2014). Salah satu metode untuk mengurangi retak panas pada
pengelasan GTAW adalah dengan menggunakan arus pulsa.
Kedalaman penetrasi dan lebar manik las merupakan faktor yang secara langsung dapat
mempengaruhi kualitas las. Dalam proses GTAW, dapat ditingkatkan dengan menaikkan arus
las. Namun, peningkatan arus las dapat mengakibatkan peningkatan distorsi karena masukan
panas yang tinggi (Okano & Mochizuki, 2017). Baja tahan karat khususnya jenis baja tahan karat
austenit (ASS) memiliki koefisien muai panas paling tinggi dan konduktivitas termal paling rendah
dibandingkan dengan baja karbon dan baja paduan lainnya (Tseng & Hsu, 2011). Salah satu
metode lain untuk mengurangi masukan panas yang terjadi akibat kenaikan arus las adalah
dengan arus pulsa las (Pal & Pal, 2011). Dengan pengelasan arus pulsa, banyak parameter yang
dapat diatur termasuk arus puncak, arus basis, arus waktu puncak, dan arus basis waktu (Dorn
et al., 2009). Dalam pengelasan pipa orbital, penggunaan arus pulsa dapat mengurangi efek
gravitasi selama proses pengelasan.
Pada penelitian sebelumnya, Aesh (Aesh, 2007) melaporkan pengelasan dengan arus kontinu
untuk mengamati geometri las pada pengelasan GTA, Gunaraj dan Murugan (2000) pada
pengelasan SMA. Pengelasan pipa telah dilakukan oleh peneliti seperti Lothongkum et al. (2001)
mempelajari pengelasan orbital baja tahan karat dan pengaruh arus berdenyut pada struktur
mikro dan kualitas manik las. Variasi dalam proses pengelasan dan parameter pengelasan untuk
meningkatkan karakteristik las pipa baja tahan karat 304LN telah dilaporkan oleh Kulkarni et al.
(2008). Baskoro dkk. (2011) mengembangkan sistem untuk mendeteksi dan mengontrol penetrasi
las dari kolam las dan mengoptimalkannya dengan PSO dan GA.
Karunakaran (2012) menyatakan bahwa hasil sifat mekanik dari pengelasan dengan arus
berdenyut lebih tinggi daripada arus kontinu. Selain itu, penggunaan pulsed current dapat
mengurangi porositas dan mengurangi tegangan sisa yang terjadi setelah proses pengelasan
(Kulkarni et al., 2008). Hasil review yang dilakukan oleh Pal Kamal & Pal Surjya K. (2011)
menyatakan bahwa pengelasan dengan arus berdenyut merupakan salah satu metode untuk
mengurangi masukan panas yang diterima material. Pemilihan parameter arus pulsa sangat
penting karena ini akan menentukan karakteristik manik las yang terbentuk selama proses
pengelasan (Palani & Murugan, 2006). Pengaruh arus berdenyut pada posisi pengelasan 6-12
jam telah dilaporkan oleh Lothongkum et al. (2001). Selanjutnya, Daniel dkk. (Figueirôa et al.,
2017) menunjukkan bahwa posisi pengelasan mempengaruhi geometri las dan sifat mekanik baja karbon rendah.
Posisi pengelasan dapat menentukan hasil pengelasan secara visual pada pengelasan pipa
orbital jika pipa dilihat dari orientasi horizontal.
Beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa penggunaan metode pengelasan dengan
arus berdenyut memiliki dampak positif pada geometri las dan sifat mekanik. Sebagian besar
studi di atas hanya memvariasikan arus pulsa terlepas dari besarnya masukan panas atau arus
rata-rata. Hal ini mempengaruhi geometri las yang terbentuk dan sifat mekaniknya. Oleh karena
itu, berdasarkan penelitian di atas, tidak ada penelitian yang memperhatikan besarnya masukan
panas dan arus rata-rata dalam penggunaan arus pulsa pada pengelasan pipa orbital. Pada
pengelasan pipa orbital terdapat posisi pengelasan yang perlu diperhatikan karena pengaruh
gravitasi. Jadi, penggunaan arus berdenyut cocok untuk mengurangi efek gravitasi, dan geometri
las masih dapat dikontrol. Pipa stainless steel tipe 304L (AISI 304L) digunakan dalam penelitian
ini. Bahan ini banyak digunakan dalam industri karena memiliki sifat korosif.
Machine Translated by Google

Widyanto dkk. 475

sifat tahan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh pengelasan pipa
orbital terhadap karakteristik las, sifat mekanik, dan struktur mikro dari setiap posisi pengelasan.

2. Metode

Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah pipa stainless steel AISI 304L dengan
diameter luar 114,2 mm dan tebal 3 mm. Spektrometer emisi optik (OEM) digunakan untuk menguji
komposisi kimia pipa stainless steel AISI 304L, dan komposisi kimianya tercantum pada Tabel 1.

Tabel 1 Komposisi kimia (% berat) pipa AISI 304L


C Si MN P S Cr Mo
0,026 0,400 1,44 0,037 0,011 19,5 0,118
AISI 304L
Ni Al Cu Nb Fe Ti V
8,26 0,006 0,096 0,018 0,002 0,078 bal.

Sebelum dilakukan pengelasan, permukaan semua benda uji dibersihkan dengan amplas
fleksibel berukuran 80 sampai 400 grit. Setelah itu dibersihkan dengan larutan aseton untuk
menghilangkan pengotor permukaan (Widyianto et al., 2020). Dimensi benda uji sebelum pengelasan
adalah panjang 1000 mm, diameter luar 114,2 mm, dan tebal 3 mm (Gambar 1). Setelah satu
proses pengelasan selesai, benda uji akan didiamkan sampai suhu mencapai suhu kamar.
Kemudian, setelah seluruh proses pengelasan selesai, spesimen dipotong sepanjang 125 mm, dan
ada delapan bagian pipa.

Gambar 1 Skema persiapan spesimen


Metode pengelasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanpa logam pengisi
(autogenous), tanpa sambungan dua pipa, dan menggunakan pengelasan pipa orbital. Mesin las
pulsa TIG 2200 DC daya GeKaMac digunakan dalam penelitian ini dengan tegangan input 1 fasa,
230 V, 50-60 Hz, dan rentang arus 5-220 A. Zona las atas dilindungi oleh argon kemurnian tinggi
(99,99%) gas dengan laju alir 11 L/menit. Elektroda tungsten yang digunakan EWTh-2 dengan kode
merah AWS dengan diameter 2,4 mm dan sudut penajaman 30°. Kecepatan pengelasan disetel
konstan 1,40 mm/s. Parameter las yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada Tabel 2.
Tabel 2 Parameter pengelasan Proses GTAW
Parameter Nilai
Sumber DCEN
Arus pengelasan 40 - 212 Ampere
Kecepatan pengelasan 1,4 mm/dtk
Jenis elektroda EWTh-2
Diameter elektroda 2,4 mm
Panjang busur nominal 3 mm
Gas pelindung 99,99% Argon
Laju aliran gas pelindung 11 L/mnt
Machine Translated by Google

476 Investigasi Karakteristik Las, Posisi Pengelasan, Struktur Mikro, dan Sifat Mekanik pada
Orbital Pulse Current Gas Tungsten Arc Welding Pipa Stainless
Steel AISI 304L
Metode arus berdenyut dan kontinu diadopsi dalam proses GTAW, dengan variasi arus puncak, arus
basis, dan lebar pulsa. Pada arus berdenyut dan kontinu, arus rata-rata GTAW adalah 100 ± 0,5 amp dan
tegangan eksitasi rata-rata selama pengelasan adalah 11-13 volt. Selain itu, perhitungan masukan panas
dilakukan melalui bahan selama pengelasan arus berdenyut. Masukan panas pada arus pulsa GTAW
dapat dihitung dari arus rata-rata; sedangkan masukan panas pada arus kontinu GTAW dapat dihitung dari
arus kontinu, dimana, V, Im, S, dan adalah tegangan, arus rata-rata, kecepatan pengelasan, dan efisiensi
busur (biasanya diasumsikan 60% untuk pulsa GTAW) (Giridharan & Murugan, 2009), masing-masing.

Nilai arus rata-rata (Im) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan 1 (Giridharan & Murugan,
2009):
+
= (1)
+

dimana, Ip, Ib, tp, dan tb berturut-turut adalah arus puncak, arus basis/latar belakang, arus
puncak waktu dan arus basis waktu. Gambar 2 menunjukkan ilustrasi skema dari pulsa
saat ini.

Gambar 2 Ilustrasi skema arus berdenyut (Widyianto et al., 2020)

Parameter proses GTAW arus berdenyut dan kontinu yang akan dipelajari disajikan pada Tabel 3. Kode A,
B dan C memiliki arti arus puncak rendah, sedang dan tinggi dengan variasi lebar pulsa masing-masing.

Tabel 3 Parameter proses GTAW arus berdenyut dan kontinu


Puncak Basis Puncak Basis Berarti
Pulse Rata-rata tegangan lebar
Tanpa Kode saat ini saat ini waktu waktu (%) saat ini
(SEBUAH) (SEBUAH) (MS) (MS) (SEBUAH) (V) Masukan panas (kJ/mm)
1 35-A 138 80 70 130 35 100.3 12.20 524.43
2 35-B 175 60 70 130 35 100,25 12,05 517,72
3 35-C 212 40 70 130 35 100,2 11,75 504,58
4 50-A 120 80 100 100 50 100 12.25 525.00
5 50-B 140 60 100 100 50 100 12.25 525.00
6 50-C 160 40 100 100 50 100 12.00 514.29
7 65-A 111 80 130 70 65 100,15 12,15 521,50
8 65-B 122 60 130 70 65 12.30 528.72
100.3
9 65-C 133 40 130 70 65 100,45 12,28 528,44
10 100-A - - - - - 100 557.14 13

Karakteristik las dapat ditentukan dengan lebar manik. Pengukuran lebar manik atas dilakukan untuk
mengetahui karakteristik manik las yang terbentuk selama proses pengelasan. Lebar manik atas diukur,
mulai dari 0 ° hingga 300 ° dengan
Machine Translated by Google

Widyanto dkk. 477

kenaikan 15 °, dan ada 21 titik pengukuran. Pengukuran diperiksa dengan mikroskop digital
Dino-Lite. Spesimen dipotong melintang dan bentuk las pada setiap posisi las diselidiki.
Persiapan spesimen yang diperlukan untuk proses ini antara lain pengamplasan dengan amplas
basah dengan distribusi grit 240, 600, 800, dan 1500. Setelah itu, spesimen dipoles dengan
kombinasi titanium (IV) oksida dan etanol. Spesimen digores menggunakan kombinasi 5 ml
HNO3, 5 ml HCl, 1 gr asam pikrat, dan 200 ml etanol. Pengamatan makrostruktur dilakukan
menggunakan mikroskop digital Dino-Lite untuk menyelidiki geometri las.

Pengujian tarik dilakukan menggunakan Tensilon RTF-2350 Universal Testing Machine


dengan beban maksimum 50kN pada kecepatan crosshead konstan 5 mm/menit. Spesimen
disiapkan dengan standar ASTM E-8M (Gambar 3a) (Kusuma et al, 2017). Pengukuran
kekerasan mikro dilakukan dengan menggunakan Mesin Uji Kekerasan Mikro Mitutoyo 810
Vickers dengan standar ASTM E384 (Purnama et al., 2020). Pengukuran kekerasan mikro
dengan beban 500 gr untuk waktu tinggal 15 detik di empat zona sambungan las logam dasar
(BM), zona terpengaruh panas (HAZ), zona leleh sebagian (PMZ) dan logam las (WM) ). Ada
tiga lekukan pada interval 250 m di empat zona sambungan las BM, HAZ, PMZ dan WM (Gambar
3b). Lekukan dibuat pada distribusi horizontal.

Gambar 3 Ilustrasi skema (a) uji tarik dan (b) benda uji kekerasan mikro
Pengamatan struktur mikro dilakukan dengan menggunakan mikroskop optik Olympus
GX51. Preparasi spesimen dilakukan sesuai dengan prosedur metalografi standar dan digores
menggunakan kombinasi 5 mL HNO3, 5 mL HCl, 1 g asam pikrat, dan 200 mL etanol, untuk
memunculkan fitur struktur mikro. Zona sambungan las BM, HAZ, PMZ, dan WM dianalisis untuk
struktur mikro yang terbentuk.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Karakteristik Las dan Struktur Makro
Karakteristik las dapat diselidiki dari lebar manik. Profil permukaan las dari pengelasan pipa
orbital ditunjukkan pada Gambar 4a. Gambar 4b menunjukkan pengaruh arus berdenyut (arus
puncak) dan lebar pulsa terhadap lebar manik atas. Meningkatkan arus puncak (Ip) pada arus
berdenyut dapat menaikkan lebar rata-rata manik atas, sedangkan menaikkan lebar pulsa dapat
menurunkan lebar rata-rata manik atas. Pada parameter 65-A dapat menghasilkan lebar butir di
atas rata-rata yang lebih kecil dari parameter lainnya. Arus puncak (Ip) adalah tingkat arus yang
digunakan untuk menyemprotkan tetesan transfer dan melelehkan bahan dasar (Palani &
Murugan, 2006). Arus puncak yang lebih tinggi akan membuat profil manik las lebih lebar dan lebih dalam.
Machine Translated by Google

478 Investigasi Karakteristik Las, Posisi Las, Struktur Mikro, dan Mekanik
Properti di Orbital Pulse Current Gas Tungsten Arc Welding of
Pipa Baja Tahan Karat AISI 304L

(sebuah)
(b)
Gambar 4 (a) Foto permukaan pengelasan dan (b) Lebar manik atas pada berbagai lebar pulsa dan arus
berdenyut

Geometri las pada setiap posisi pengelasan akan berbeda. Gambar 5 menunjukkan
geometri las dalam posisi dan parameter pengelasan yang berbeda. Pada saat pengelasan
pada posisi pengelasan 0°, bahan lelehan cenderung turun sehingga geometri las pada
bagian luar pipa cekung, dan pada posisi pengelasan 180° bahan lelehan cenderung turun
juga, dan hasil las geometri di bagian luar pipa itu datar atau cembung. Dan pada posisi
pengelasan 90° dan 270° menghasilkan geometri las yang cenderung datar pada bagian
luar pipa. Geometri las pada posisi pengelasan 0° dan 180° sangat dipengaruhi oleh
gravitasi, sedangkan pada posisi pengelasan 90° dan 270 ° tidak dipengaruhi oleh gravitasi
(Figueirôa et al., 2017). Selain itu, arus pengelasan yang digunakan juga mempengaruhi
impuls yang terjadi pada material selama proses pengelasan, yang menyebabkan penetrasi
yang berbeda (Kumar et al., 2016).

Gambar 5 Geometri las dalam parameter dan posisi yang berbeda

3.2. Analisis Struktur Mikro


Analisis struktur mikro pada zona sambungan las arus berdenyut (PC) dan arus
kontinu (CC) yang berbeda disajikan pada Gambar 6. Parameter spesimen adalah
parameter 50-C dan 100-A pada posisi pengelasan 0°. Gambar 6a dan b menunjukkan
perbedaan daerah mikrostruktur yang terbentuk, seperti heat-affected zone (HAZ), partial
melt zone (PMZ), dan weld metal zone (WM) dengan sambungan las PC-GTAW dan CC-GTAW.
Machine Translated by Google

Widyanto dkk. 479

Lebar wilayah HAZ yang dihasilkan oleh PC lebih kecil dari pada CC. Struktur mikro di wilayah
HAZ berbeda dengan wilayah BM.

Gambar 6 Struktur mikro di berbagai zona sambungan las yang dihasilkan oleh antarmuka PC-
GTAW dan CC-GTAW (a, b) BM, HAZ, dan WM, (c, d) logam las/dekat PMZ, dan (e, f) pusat wilayah
logam las
Di daerah HAZ, kandungan chromium carbide muncul karena selama proses pengelasan,
terjadi pendinginan yang cepat. Kandungan chromium carbide yang tinggi pada AISI 304L
akan mempengaruhi ketahanan korosi dan ketahanan lelah (Casalino et al., 2018). Wilayah
PMZ adalah wilayah yang dekat dengan garis fusi. Equiaxed grain size di daerah PMZ lebih
kecil daripada di daerah HAZ. Selain itu, pada area PMZ juga terjadi penurunan nilai kekerasan mikro.
Gambar 6c dan d menunjukkan struktur mikro pada logam las/dekat HAZ. PC-GTAW dan CC-
GTAW dapat menjadi jumlah yang diamati dari struktur dendritik kolumnar dan jumlah struktur
dendritik seluler. Struktur dendritik kolumnar yang dihasilkan oleh PC-GTAW lebih kecil
dibandingkan dengan CC-GTAW. Struktur dendritik seluler halus dapat diamati di tengah lasan
di PC-GTAW dan CC-GTAW (Gambar 6e dan f). PC-GTAW dapat menghasilkan struktur
dendritik seluler yang lebih halus daripada CC-GTAW. Hal ini disebabkan PC-GTAW
menghasilkan pendinginan yang lebih baik, yang berdampak pada penurunan suhu (Manikandan et al., 201
3.3. Sifat Tarik
Kekuatan tarik ultimit (UTS) diplot dalam parameter pengelasan dan posisi pengelasan
yang berbeda (Gambar 7). Gambar 7a, b, c, dan d mewakili UTS pada posisi pengelasan
masing-masing 0°, 90°, 180°, dan 270°. UTS masing-masing posisi pengelasan tidak jauh
berbeda dengan BM. Parameter 65-A dengan posisi pengelasan 180° memiliki UTS tertinggi
diantara parameter dan posisi pengelasan lainnya yaitu 703,20 MPa. Sedangkan pada
parameter 65-B dengan posisi las 0°, memiliki UTS paling rendah diantara parameter dan
posisi las lainnya, yaitu sebesar 508,14 MPa. Ini menunjukkan kekuatan berkurang 14,23%
dari BM. Sebagian besar lokasi fraktur terjadi di WM, di tengah, atau lebih tepatnya di tepi WM.
Beberapa parameter menunjukkan kuat tarik yang lebih rendah akibat pengaruh geometri las
yang terbentuk terlalu cekung, sehingga luas daerah semakin kecil, dan terjadi penurunan kekuatan.
Machine Translated by Google

480 Investigasi Karakteristik Las, Posisi Las, Struktur Mikro, dan Mekanik
Properti di Orbital Pulse Current Gas Tungsten Arc Welding of
Pipa Baja Tahan Karat AISI 304L

(sebuah) (b)

(c) (d)

Gambar 7 Kekuatan tarik ultimat (UTS) dalam berbagai parameter dan posisi pengelasan: (a) 0°, (b) 90°, (c)
180°, dan (d) 270° dibandingkan dengan logam dasar (BM)
Material yang menerima masukan panas mempengaruhi kekuatan tarik. Pengelasan dengan
arus berdenyut dapat menghasilkan kekuatan tarik yang lebih baik daripada arus kontinu
(Karunakaran, 2012; Kulkarni et al., 2008). Kumar dkk. (2007) melaporkan bahwa masukan panas
yang dihasilkan dari arus berdenyut dapat mempengaruhi sifat tarik. Dalam arus berdenyut, input
panas dapat mengontrol dengan menyesuaikan arus puncak, arus basis, dan lebar pulsa.
3.4. Kekerasan mikro
Indentasi Vickers dilakukan Micro-hardness pada spesimen metalografi.
Spesimen yang diuji untuk kekerasan mikro berada pada parameter 50-C (arus berdenyut) dan 100-
A (arus kontinu) dengan empat posisi pengelasan. Gambar 8a menunjukkan distribusi horizontal
kekerasan mikro pada 50-C di bagian BM, HAZ, PMZ dan WM. Setiap posisi pengelasan memiliki
nilai kekerasan yang berbeda. Nilai kekerasan maksimum logam las (WM) adalah 457,8 HV pada
posisi pengelasan 180 °, dan nilai kekerasan minimum adalah 346,2 HV pada posisi pengelasan 0°
dan 270 °. Pada sebagian meleleh zona (PMZ) memiliki nilai kekerasan terendah karena dekat garis
fusi. Nilai kekerasan terendah adalah 308,2 HV pada posisi pengelasan 270 ° di PMZ. Setelah itu,
nilai kekerasan meningkat pada daerah heat-affected zone (HAZ). Nilai kekerasan maksimum
adalah 494,5 HV dalam pengelasan
Machine Translated by Google

Widyanto dkk. 481

posisi 180°. Dan pada logam dasar (BM) memiliki nilai kekerasan 475,6 HV pada posisi pengelasan 180°.

Gambar 8b menunjukkan distribusi horizontal kekerasan mikro pada parameter 100-A di bagian BM, HAZ,
PMZ, dan WM. Nilai kekerasan maksimum WM adalah 450,8 HV pada posisi pengelasan 270°, dan nilai kekerasan
minimum 300,4 HV pada posisi pengelasan 90°. Nilai kekerasan pada PMZ mengalami penurunan, dan nilai
kekerasan pada zona ini adalah 261,4 HV pada posisi pengelasan 270°. Memasuki HAZ, nilai kekerasan kembali
meningkat. Nilai kekerasan maksimum pada HAZ adalah 474,6 HV pada posisi pengelasan 180° dan 270°.

(sebuah) (b)

Gambar 8 Nilai kekerasan mikro distribusi horizontal di BM, HAZ, PMZ dan WM pada empat
posisi pengelasan pada parameter (a) 50-C dan (b) 100-A
Karunakaran (2012) melaporkan bahwa arus berdenyut memiliki pengaruh terhadap nilai kekerasan mikro.
Hal ini disebabkan suhu puncak yang dicapai pada arus berdenyut dan arus kontinu berbeda. Arus kontinu
memiliki suhu puncak lebih tinggi dari yang berdenyut
arus, yang dapat menyebabkan nilai kekerasan mikro menurun (Karunakaran, 2012). Selain itu, posisi pengelasan
juga mempengaruhi nilai kekerasan mikro. Arus berdenyut menurun pada posisi las 90° sampai 270°, dan
meningkat pada posisi las 270° sampai 90° (Lothongkum et al., 2001). Hal ini akan dipengaruhi oleh suhu puncak
yang ingin dicapai pada setiap posisi pengelasan.

4. Kesimpulan

Penelitian ini mengkaji pengaruh orbital PC-GTAW terhadap karakteristik las, posisi pengelasan, struktur
mikro, dan sifat mekanik pipa stainless steel AISI 304L. Dalam pengelasan pipa orbital, geometri las pada posisi
datar (0 °) dan overhead (180°) sangat dipengaruhi oleh gravitasi. Namun, pada posisi vertikal turun (90 °) dan
vertikal naik (270 °) tidak terlalu terpengaruh oleh gravitasi. Geometri las pada bagian luar pipa yang terbentuk
pada posisi datar (0°) adalah cekung, pada posisi atas (180°) adalah cembung, dan pada posisi vertikal turun
(90°) dan vertikal naik (270 °) cenderung datar. Semakin tinggi arus puncak maka geometri las yang terbentuk
akan semakin dalam penetrasinya pada beberapa posisi pipa pada orbital pipa las. PC-GTAW dapat menghasilkan
lebar HAZ yang lebih kecil daripada CC-GTAW karena pada PC-GTAW, laju pendinginan lebih cepat, dan input
panas dapat dikontrol. Orbital PC-GTAW AISI 304L menghasilkan sifat mekanik yang baik. Kuat tarik masing-
masing parameter dan posisi pengelasan tidak jauh berbeda dengan logam dasar, penurunan terbesar pada
parameter 65-B pada posisi datar (0°) sebesar 14,23% dari BM. Nilai micro-hardness akan naik saat berada di
wilayah HAZ, kemudian akan turun saat memasuki wilayah PMZ dan kembali naik lagi saat berada di WM
Machine Translated by Google

482 Investigasi Karakteristik Las, Posisi Pengelasan, Struktur Mikro, dan Sifat Mekanik pada
Orbital Pulse Current Gas Tungsten Arc Welding Pipa Stainless
Steel AISI 304L
wilayah. Nilai kekerasan mikro di PMZ memiliki nilai terkecil dibandingkan dengan yang lain
zona.

Ucapan Terima Kasih


Penelitian ini didukung oleh program Magister Doktor untuk Sarjana Unggul (PMDSU)
Kementerian Riset & Teknologi dan Pendidikan Tinggi (RISTEK DIKTI) 2018 dengan nomor kontrak
6265/UN2.R3.1/HKP05.00/2018.

Referensi

Aesh, MA, 2007. Optimasi Dimensi Weld Bead pada GTAW Aluminium–
Paduan Magnesium. Bahan dan Proses Manufaktur, Volume 16(5), hlm. 725–736.
Alcantar-Modragón, N., Garcia, VG, Reyes-Calderon, F., Villalobos-Brito, JC, & Vergara Hernández,
HJ, 2021. Studi Kerentanan Retak pada Lasan Serupa dan Berbeda Antara Baja Karbon dan
Baja Tahan Karat Austenitik Melalui Jari Uji dan Model Numerik FE. Jurnal Internasional
Teknologi Manufaktur Lanjutan,
Jilid 116, hlm. 2661–2686
Alcock, J., Baufeld, B., 2017. Pengelasan Laser Dioda Dari Stainless Steel 304L. Jurnal Bahan
Teknologi Pemrosesan, Volume 240, hlm. 138–144
Baskoro, AS, Masuda, R., Suga, Y., 2011. Perbandingan Particle Swarm Optimization dan Algoritma
Genetika untuk Deteksi Molten Pool Pada Pengelasan Pipa Aluminium Tetap.
Jurnal Teknologi Internasional, Volume 2(1), hlm. 74–83
Casalino, G., Angelastro, A., Perulli, P., Casavola, C., Moramarco, V., 2018. Studi Daya Las Fiber
Laser/TIG Las Dissimilar AISI 304 dan AISI 410. Jurnal Proses Manufaktur, Volume 35, hlm. 216–
225
Dorn, L., Devakumaran, K., Hofmann, F., 2009. Pengelasan Busur Logam Gas Arus Berdenyut Di
Bawah Perisai Yang Berbeda Dan Parameter Pulsa; Bagian 1: Karakteristik Arc. ISIJ internasional,
Volume 49(2), hlm. 251–260
Figueirôa, DW, Pigozzo, IO, Silva, RHGE, Santos, TFDA, Urtiga Filho, SL, 2017.
Pengaruh Posisi Pengelasan dan Parameter Pengelasan Tig Orbital yang Diterapkan pada Pipa
Baja Karbon Rendah. Pengelasan internasional, Volume 31(8), hlm. 583–590
Giridharan, P., Murugan, N., 2009. Optimasi Parameter Proses Pengelasan GTA Berdenyut Untuk
Pengelasan Lembaran Stainless Steel AISI 304L. The International Journal of Advanced
Manufacturing Technology, Volume 40(5-6), hlm. 478–489
Gunaraj, V., Murugan, N., 2000. Prediksi dan Optimalisasi Volume Weld Bead untuk Proses Busur
Terendam—Bagian 1. Jurnal pengelasan, Volume 79(10), hlm. 286s–294s
James, MN, Matthews, L., Hattingh, DG, 2020. Retak Padatifikasi Las di Tangki Air Stainless Steel
304L. Analisis Kegagalan Teknik, Volume 115, hlm. 104614 Jujur, IN, Sah, J., Bakri, A.,
Wargadipura, AHS, 2015. Analisis Inklusi Oksida Pada Stainless Steel 316L Kelas Medis Menggunakan
Bahan Baku Lokal. Jurnal Teknologi Internasional, Volume 7, hlm. 1184–1190

Karunakaran, N., 2012. Pengaruh Arus Berdenyut Terhadap Distribusi Suhu, Profil Weld Bead dan
Karakteristik Sambungan Stainless Steel GTA Welded. Jurnal Internasional Ilmu Teknik dan
Teknologi, Volume 2 (12), hlm. 1908–1916
Kou, S., 2003. Metalurgi Pengelasan. New Jersey, AS, Volume 431(446), hlm. 223–225
Kulkarni, S., Ghosh, PK, Ray, S., 2008. Peningkatan Karakteristik Las dengan Variasi Proses
Pengelasan Dan Parameter Penyambungan Dinding Tebal Pipa Stainless Steel 304LN.
ISIJ internasional, Volume 48(11), hlm. 1560–1569
Machine Translated by Google

Widyanto dkk. 483

Kumar, R., Anant, R., Ghosh, P., Kumar, A., Agrawal, B., 2016. Pengaruh Parameter PC-GTAW
Terhadap Sifat Mikrostruktur dan Mekanik Sambungan Baja Tipis AISI 1008. Journal of
Material Engineering and Performance, Volume 25(9), pp.3756–3765 Kumar, TS,
Balasubramanian, V., Sanavullah, M., 2007. Pengaruh Pulsed Current Tungsten Inert Gas
Welding Parameters Terhadap Sifat Tarik AA 6061 Paduan Aluminium. Bahan & Desain,
Volume 28(7), hlm. 2080–2092
Kusuma, AP, Suhadi, A., Priadi, D., Siradj, ES, 2017. Pengaruh temperatur annealing terhadap
struktur mikro dan sifat mekanik kuningan berbutir ultrahalus yang dihasilkan dengan cara
equal channel angular pressing. Jurnal Teknologi Internasional, Volume 8(1), hlm. 58–65
Lothongkum, G., Viyanit, E., Bhandhubanyong, P., 2001. Studi Pengaruh Parameter Pengelasan
TIG Berdenyut Terhadap Kandungan Delta-Ferrit, Faktor Bentuk dan Kualitas Bead Pada
Pengelasan Orbital Pelat Stainless Steel AISI 316L. Jurnal Teknologi Pengolahan Material,
Volume 110(2), hlm. 233–238
Manikandan, M., Arivazhagan, N., Rao, MN, Reddy, GM, 2014. Struktur Mikro dan Sifat Mekanik
Pengelasan Paduan C-276 Fabrikasi dengan Teknik Pengelasan Busur Tungsten Gas
Kontinu dan Arus Berdenyut. Jurnal Proses Manufaktur, Volume 16(4), hlm. 563–572

Mirshekari, GR, Tavakoli, E., Atapour, M., Sadeghian, B., 2014. Struktur Mikro dan Perilaku
Korosi Busur Tungsten Gas Multipass Dilas Stainless Steel 304L.
Bahan & Desain, Volume 55, hlm. 905–911
Okano, S., Mochizuki, M., 2017. Perilaku Distorsi Transien Selama Pengelasan TIG Pelat Baja
Tipis. Jurnal Teknologi Pengolahan Bahan, Volume 241, hlm. 103–111
Pal, K., Pal, SK, 2011. Pengaruh Parameter Pulsa Terhadap Kualitas Lasan Pada Pengelasan
Busur Logam Gas Berdenyut: Tinjauan. Jurnal Teknik dan Kinerja Material, Volume 20(6),
hlm. 918–931
Palani, P., Murugan, N., 2006. Pemilihan Parameter Pengelasan Busur Logam Gas Arus
Berdenyut. Jurnal Teknologi Pengolahan Bahan, Volume 172(1), hlm. 1–10 Purnama, D.,
Winarto, W., Sofyan, N., Prihastomo, A., Ito, K., 2020. Struktur Mikro dan Sifat Mekanik Ah -36
Pengelasan Baja Menggunakan Elektroda E6013 yang Dimodifikasi Magnesium. Jurnal
Teknologi Internasional, Volume 11(1), hlm. 48–59
Tseng, KH, Hsu, CY, 2011. Kinerja Proses TIG Aktif pada Las Baja Tahan Karat Austenitik.
Jurnal Teknologi Pengolahan Material, Volume 211(3), hlm. 503–512
Widyianto, A., Baskoro, AS, Kiswanto, G., 2020. Pengaruh Arus Pulsa Terhadap Geometri Las
dan Distorsi Sudut pada GTAW Pulsa Butt Joint Stainless Steel 304. Jurnal Internasional
Teknik Otomotif dan Mesin, Volume 17(1), hlm. 7687–7694
Xu, J., Chen, J., Duan, Y., Yu, C., Chen, J., Lu, H., 2017. Perbandingan Tegangan Sisa yang
Diinduksi oleh TIG dan BBLR pada Girth Weld Pipa Stainless Steel AISI 304 . Jurnal
Teknologi Pemrosesan Bahan, Volume 248, hlm. 178–184

Anda mungkin juga menyukai