Dosen Pengampu :
Muhammad Nuh Pasaribu M.T.S.T
OLEH KELOMPOK II :
2
merupakan langkah penting dalam mendukung pendidikan dan pengembangan
profesional dalam bidang teknik dan teknologi.
3
BAB II2
TINJAUAN PUSTAKA
4
6. Komposisi bahan penyusun fluks pada elektroda juga mempengaruhi hasil
pengelasan, dengan unsur seperti mangan, fosfor, sulfur, dan silikon memiliki
dampak yang berbeda terhadap sifat lasan.
Baja mild steel SS400, atau dikenal sebagai SS400 JIS 3101, di ASME Kode Bagian
IIA diklasifikasikan sebagai SA-36. Standar Industri Jepang (JIS) menggunakan
singkatan "SS" untuk baja struktural (structural steel), sedangkan angka 400 mirip
dengan baja AISI 1018. Plat mild steel SS400 adalah salah satu baja canai panas
struktural yang paling umum digunakan. Karakteristiknya termasuk harga yang relatif
murah, kemudahan dalam proses pengelasan dan pembubutan, serta kemampuan untuk
mengalami berbagai perlakuan panas.
Tabel 1 menampilkan komposisi kimia dari baja SS400. Unsur-unsur tersebut
tidak mencakup kromium (Cr) dan nikel (Ni) seperti yang ditemukan dalam baja tahan
karat, contohnya SS304 yang memiliki minimal 18% kromium dan 8% nikel.
Mengenai sifat mekanik, uji tarik (tensile test) adalah salah satu pengujian yang
penting dan dominan dalam perancangan konstruksi dan proses manufaktur. Proses ini
dilakukan sesuai standar pengujian yang telah ditetapkan seperti ASTM E8/E8M-11.
menunjukkan spesimen uji tarik, di mana kekuatan tarik (σ) diperoleh dari pembagian
beban maksimum (F) dengan luas penampang asal (A) spesimen.
Uji lengkung (bending test) digunakan untuk menentukan mutu material secara
visual dan mengukur kekuatan atau ketangguhan material akibat pembebanan serta
hasil sambungan las. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam uji lengkung
antara lain kekuatan tarik, komposisi kimia, dan struktur mikro, terutama kandungan
mangan (Mn) dan karbon (C). Standar dimensi untuk uji lengkung mencakup root bend
dan face bend, yang masing-masing menunjukkan karakteristik pembebanan dan
kekenyalan dari sambungan las.
Dengan demikian, penggunaan baja mild steel SS400 dalam berbagai aplikasi
konstruksi dan manufaktur perlu dipertimbangkan dengan memahami komposisi
kimianya serta sifat mekanik yang diperoleh melalui uji tarik dan uji lengkung.
5
Bahan yang digunakan adalah baja karbon jenis SS400 dengan
ketebalan 10mm.
Proses pengelasan dilakukan menggunakan proses Shielded Metal Arc
Welding (SMAW) dengan variasi elektroda jenis E7010-P1, E7016, dan
E7018.
Diameter elektroda yang digunakan adalah 3,2mm dengan arus
pengelasan sebesar 100A.
Pengelasan dilakukan dalam posisi mendatar atau bawah tangan (1G).
2. Pembentukan Spesimen Pengelasan:
Langkah awal adalah membentuk spesimen untuk pengelasan dengan
sudut kampuh 70° menggunakan jenis kampuh V terbuka dan face root
sebesar 2mm.
Proses pengelasan kemudian dilakukan pada spesimen material SS400
menggunakan ketiga jenis elektroda yang telah ditentukan,
menghasilkan total 3 spesimen sesuai dengan variasi elektroda.
3. Prosedur Pengambilan Data:
Setelah proses pengelasan selesai, tahap selanjutnya adalah pembuatan
spesimen uji tarik dan bending.
Spesimen uji tarik dan bending dibuat menggunakan mesin sekrap
untuk ketiga jenis spesimen.
Uji tarik dan bending dilakukan secara merusak (destructive test) untuk
menganalisis sifat mekanik material.
4. Analisis Hasil:
Hasil pengelasan dievaluasi dengan memperhatikan karakteristik weld
metal yang dihasilkan oleh ketiga jenis elektroda.
Spesimen uji tarik dan bending kemudian diuji untuk menentukan
kekuatan tarik dan ketangguhan material yang dihasilkan oleh masing-
masing elektroda.
Dengan menggunakan metode ini, penelitian akan dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang pengaruh variasi jenis elektroda pada sifat
mekanik material SS400 melalui proses pengelasan SMAW.
6
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
7
KESIMPULAN
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada spesimen uji dengan
menvariasikan jenis elektroda maka dapat disimpulkan bahwa jenis elektroda
berpengaruh terhadap sifat mekanik material terutama dari komposisi kimia selaput
elektroda dan juga kuat arus yang digunakan dimana nilai kekuatan tarik yang paling
tinggi terdapat pada jenis elektroda E7018 yaitu sebesar 46.73 kgf/mm2 selanjutnya
diikuti oleh elektroda E7016 yaitu sebesar 46.57 kgf/mm2 dan terakhir dengan nilai
terendah menggunakan elektroda E7010-P1 yaitu sebesar 46.49 kgf/mm2 . Sedangkan
nilai pengujian bending pada root bend yang paling tinggi adalah pada elektroda E7016
sebesar 38.87 Kgf.mm2 , selanjutnya diikuti oleh elektroda E7018 yaitu sebesar 31.50
kgf.mm2 dan terakhir dengan nilai terendah menggunakan elektroda E7010-P1 yaitu
sebesar 29.88 kgf.mm2 . Nilai pengujian bending pada face bend yang paling tinggi
adalah pada elektroda E7010-P1 sebesar 32.78 Kgf.mm2 , selanjutnya diikuti oleh
elektroda E7016 yaitu sebesar 31.60 kgf.mm2 dan terakhir dengan nilai terendah
menggunakan elektroda E7018 yaitu sebesar 26.09 kgf.mm2 .
8
REFERENSI
Azwinur, & Muhazir. (2019). Pengaruh Jenis Elektroda Pengelasan SMAW Terhadap
Sifat Mekanik Material SS400. Jurnal Polimesin, 17(1), 1-24.