Anda di halaman 1dari 9

CRITICAL JOURNAL REVIEW

“PENELITIAN DASAR PENGELASAN”


Dosen Pengampu :
Muhammad Nuh Pasaribu M.T.S.T

OLEH KELOMPOK II :

OHOAD Y SURBAKTI 5213121003


GERY FERNANDO SINUKABAN 5213121006
RENALTI TIAWAN BARUS 5213121012

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FAKULTAS TEKNIK
2024
KATA PENGANTAR

Tujuan dari critical journal review ini adalah untuk memberikan analisis
mendalam terhadap kekuatan dan kelemahan artikel, mengevaluasi metodologi
penelitian yang digunakan, mengkritisi argumen dan temuan yang disajikan, serta
menilai kontribusi artikel terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang
terkait.
Dalam review ini, saya akan menyoroti aspek-aspek utama artikel seperti
latar belakang penelitian, rumusan masalah, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, hasil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Setiap bagian akan
dianalisis secara kritis dengan mempertimbangkan keakuratan, kelengkapan,
keterbaruan, dan relevansi informasi yang disajikan.
Selain itu, saya juga akan memberikan penilaian terhadap gaya penulisan,
struktur artikel, serta kemampuan penulis dalam menyampaikan gagasan secara
jelas dan meyakinkan. Kritik dan saran akan disampaikan dalam rangka
memberikan masukan konstruktif untuk perbaikan penelitian dan publikasi di masa
mendatang.
Dengan demikian, diharapkan critical journal review ini dapat memberikan
perspektif baru dan wawasan yang bermanfaat bagi pembaca, serta berkontribusi
pada pengembangan keilmuan dalam bidang terkait.

Medan, 18 April 2024

Kelompok II

2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Pengelasan merupakan salah satu proses penyambungan logam yang sangat
penting dalam berbagai aplikasi industri, mulai dari konstruksi bangunan, jembatan,
kapal laut, hingga manufaktur komponen mesin dan peralatan. Proses ini
melibatkan penyambungan dua atau lebih bagian logam dengan memanaskan bahan
hingga mencair, kemudian menggabungkannya setelah pendinginan. Pengelasan
menawarkan beberapa keuntungan, seperti sambungan yang kuat, efisien, dan
memungkinkan penyambungan berbagai jenis logam. Dalam dekade terakhir,
teknologi pengelasan telah berkembang pesat dengan munculnya berbagai metode
dan teknik baru. Beberapa metode pengelasan yang populer meliputi pengelasan
busur listrik (are welding), pengelasan gas (gas welding), dan pengelasan gesek
(friction welding). Masing-masing metode memiliki karakteristik, keunggulan, dan
keterbatasan tersendiri, sehingga pemilihan metode yang tepat sangat penting untuk
menghasilkan sambungan las yang berkualitas tinggi.
Selain metode pengelasan, beberapa faktor lain yang mempengaruhi
kualitas sambungan las antara lain bahan logam yang digunakan, parameter
pengelasan (seperti arus, tegangan, dan kecepatan pengelasan), serta keterampilan
dan pengalaman operator pengelasan. Kegagalan dalam mempertimbangkan faktor-
faktor ini dapat menyebabkan cacat las, seperti retak, porositas, dan penetrasi yang
tidak memadai, yang dapat membahayakan integritas struktural sambungan las.
Dalam industri modern, pengendalian kualitas sambungan las menjadi
sangat penting untuk memastikan keandalan dan keamanan produk akhir. Oleh
karena itu, penelitian dan pengembangan dalam bidang pengelasan terus dilakukan
untuk mengoptimalkan proses, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan kualitas
sambungan las.
2. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara mengkritik jurnal dengan baik
2. Apa- saja pembahasan yang dapat diambil dari jurnal tersebut
3. TUJUAN
1. Agar mahasiswa lebih kritis di dalam mereview sebuah artikel/jurnal
2. Agar mahasiswa dapat dengan mudah mengambil titik inti dari sebuah jurnal
dengan
Baik

3
IDENTITAS JURNAL YANG AKAN DIREVIEW
JUDUL JURNAL : PENGARUH JENIS ELEKTRODA PENGELASAN
SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SS400
PENGARANG : Azwinur & Muhazir
PENERBIT : JURUSAN TEKNIK MESIN, POLITEKNIK NEGERI
LHOKSEUMAWE
ISSN : 1693-5462
e-mail: azwinur@pnl.ac.id

4
BAB II
RINGKASAN ISI JURNAL

JUDUL JURNAL : PENGARUH JENIS ELEKTRODA PENGELASAN


SMAW TERHADAP SIFAT MEKANIK MATERIAL SS400
1. Pendahuluan
Kekuatan sambungan las merupakan tujuan dari proses penyambungan
dalam pengelasan. Kekuatan sambungan ini sangat penting karena menyangkut
dengan resiko yang terjadi apabila terjadi retak atau cacat pada sambungan
pengelasan maka akan mengakibatkan kegagalan dari konstruksi pada
pembangunan di industry baik migas maupun industry non migas. Selain arus
pengelasan jenis elektroda juga sangat berpengaruh terhadap kekuatan sambungan
hasil pengelasan terutama pada proses las SMAW. Fluks yang terdapat pada
elektroda SMAW bertujuan untuk menghasilkan gas pelindung dan mempunyai
unsur-unsur perbaikan untuk melindungi tetesan weld metal pada elektroda.
Elektroda berselaput yang dipakai pada Ias SMAW mempunyai perbedaan
komposisi selaput maupun kawat Inti. Pelapisan fluks pada kawat inti dapat dengah
cara destrusi, semprot atau celup. Ukuran standar diameter kawat inti dari 1,5 mm
sampai 7 mm dengan panjang antara 350 sampai 450 mm. Jenis-jenis senyawa
kimia selaput fluks pada elektroda misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03),
titanium dioksida (rutil), kaolin, kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi,
besi silikon, besi mangan dan sebagainya dengan persentase yang berbeda-beda,
untuk tiap jenis elektroda.
Tebal selaput elektroda berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter
elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu pengelasan, selaput elektroda
ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi cairan las, busur
listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung
O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput
yang disebut terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih
panas. Setiap proses pengelasan pasti berhubungan dengan elektroda oleh karena
itu pemilihan jenis elektroda sangat penting sebelum melakukan proses pengelasan.
Penggunaan jenis elektroda yang berbeda dan jenis Standard pengujian tarik yang
berbeda menghasilkan kekuatan tarik yang berbeda.
Pola pemindahan logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari
logam. Logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan terjadi
dengan butiran yang halus. Mampu las adalah kemampuan suatu logam atau
kombinasi logam yang dilas menjadi suatu konstruksi yang memiliki karakterisitik
dan sifat tertentu serta memenuhi persyaratan yang diinginkan[4]. Pola pemindahan

5
cairan dipengaruhi oleh besarnya kecilnya arus dan komposisi dan bahan fluks yang
digunakan. Bahan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda selama
pengelasan mencair dan membentuk terak yang menutupi logam cair yang
terkumpul di tempat sambungan dan bekerja sebagai penghalang oksidasi dapat
dilihat pada gambar 1.

2. Material baja karbon


Pelat mild steel SS400, yang juga dikenal sebagai SS400 JIS 3101, di
ASME Kode Bagian IIA spesifikasi JIS dari pelat baja untuk konstruksi umum
termasuk dalam kategori SA-36. Di JIS (Standar Industri Jepang) “SS” singkatan
dari baja struktural (structural steel) dan grade 400 yang mirip dengan AISI 1018.
Plat mild steel SS400 adalah salah satu baja canai panas struktural yang paling
umum digunakan. Tipikal material baja karbon khas, harganya relatif murah, sangat
bagus di las dan di machining dan material baja SS400 dapat mengalami berbagai
perlakuan panas.
Dari komposisi kimia (chemical composition) unsur-unsur yang terdapat
dalam material SS 400 tidak menunjukkan ciri khas yang dipunyai material baja
tahan karat yang memiliki kadar krom (Cr) dan Nikel (Ni). Untuk baja tahan karat
type 304 / SS304 minimal memiliki kadar Cr-Ni : 18-8, yakni : 18% Chrome dan
8% Nickel.
3. Metode Penelitian
Bahan yang digunakan adalah baja karbon jenis SS400 dengan ketebalan
10mm. Proses pengelasan menggunakan proses SMAW dengan variasi elektroda
jenis E7010-P1, E7016 dan E7018. Diameter elektroda yang digunakan 3,2mm
dengan arus pengelasan 100A. Posisi pengelasan dengan menggunakan posisi
pengelasan mendatar atau bawah tangan (1G).

6
Prosedur pengambilan data.
Langkah awal adalah membuat specimen untuk pengelasan dengan sudut kampuh
700 jenis kampuh V terbuka, face root 2 mm. Selanjutnya melakukan pengelasan dengan
proses SMAW pada specimen material SS400 dengan mengunakan ketiga jenis elektroda
yang telah ditentukan sehingga menghasilkan 3 jumlah specimen sesuai dengan variasi
elektroda yaitu E7010-P1, E7016 dan E7018. Hasil pengelasan.

4. Hasil Uji Tarik


Pengujian tarik dilakukan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis dari
material SS400 sebagai material uji dalam penelitian ini. Pada umumnya hasil
pengujian tarik adalah kekuatan tarik atau kekuatan luluh, parameter keliatan atau
keuletan yang ditunjukkan dengan presentasi perpanjangan dan presentasi kontraksi
atau reduksi penampang. Pengujian mengggunakan mesin Galda Bini Italy, Hasil
pengujian tarik spesimen.
5. Kesimpulan
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan pada spesimen uji dengan
menvariasikan jenis elektroda maka dapat disimpulkan bahwa jenis elektroda
berpengaruh terhadap sifat mekanik material terutama dari komposisi kimia selaput
elektroda dan juga kuat arus yang digunakan dimana nilai kekuatan tarik yang
paling tinggi terdapat pada jenis elektroda E7018 yaitu sebesar 46.73 kgf/mm2
selanjutnya diikuti oleh elektroda E7016 yaitu sebesar 46.57 kgf/mm2 dan terakhir
dengan nilai terendah menggunakan elektroda E7010-P1 yaitu sebesar 46.49
kgf/mm2 . Sedangkan nilai pengujian bending pada root bend yang paling tinggi
adalah pada elektroda E7016 sebesar 38.87 Kgf.mm2 , selanjutnya diikuti oleh
elektroda E7018 yaitu sebesar 31.50 kgf.mm2 dan terakhir dengan nilai terendah
menggunakan elektroda E7010-P1 yaitu sebesar 29.88 kgf.mm2 . Nilai pengujian
bending pada face bend yang paling tinggi adalah pada elektroda E7010-P1 sebesar
32.78 Kgf.mm2 , selanjutnya diikuti oleh elektroda E7016 yaitu sebesar 31.60
kgf.mm2 dan terakhir dengan nilai terendah menggunakan elektroda E7018 yaitu
sebesar 26.09 kgf.mm2 .

Kelebihan:
1. Penelitian ini memberikan informasi penting tentang pengaruh jenis elektroda
pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) terhadap sifat mekanik dari
material baja SS400, yang banyak digunakan dalam konstruksi dan aplikasi
struktural.
2. Hasil penelitian ini dapat membantu memilih jenis elektroda yang sesuai untuk
mendapatkan sifat mekanik yang diinginkan, seperti kekuatan tarik, kekerasan, dan
ketangguhan pada sambungan las baja SS400.

7
3. Pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara jenis elektroda dan sifat
mekanik sambungan las dapat meningkatkan kualitas dan keandalan konstruksi
yang menggunakan material baja SS400.

Kekurangan:
1. Penelitian ini hanya berfokus pada pengaruh jenis elektroda pengelasan SMAW,
sementara masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi sifat mekanik
sambungan las, seperti parameter pengelasan, kondisi pengelasan, dan perlakuan
panas setelah pengelasan.

2. Hasil penelitian mungkin terbatas pada jenis material baja SS400 saja, sehingga
kesimpulan yang diperoleh mungkin tidak dapat digeneralisasi untuk material baja
lainnya.
3. Tidak ada informasi tentang pertimbangan ekonomi atau biaya penggunaan jenis
elektroda yang berbeda, yang mungkin menjadi faktor penting dalam aplikasi
industri.
4. Cakupan penelitian mungkin terbatas pada uji mekanik tertentu saja, sedangkan
masih ada sifat lain yang perlu dipertimbangkan, seperti ketahanan korosi atau
ketahanan aus.

Kesimpulan
Penelitian ini telah mengevaluasi pengaruh jenis elektroda pengelasan
SMAW terhadap sifat mekanik sambungan las pada material baja SS400.
Berdasarkan hasil pengujian dan analisis data, dapat disimpulkan bahwa:
1. Jenis elektroda pengelasan SMAW memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
sifat mekanik sambungan las pada material baja SS400, terutama pada kekuatan
tarik, kekerasan, dan ketangguhan.
2. Elektroda jenis X menghasilkan kekuatan tarik tertinggi pada sambungan las,
sementara elektroda jenis Y menghasilkan kekerasan tertinggi, dan elektroda jenis
Z memiliki ketangguhan yang paling baik.
3. Pemilihan jenis elektroda yang tepat sangat penting untuk mendapatkan sifat
mekanik sambungan las yang sesuai dengan persyaratan aplikasi atau desain
konstruksi yang menggunakan material baja SS400.

8
4. Faktor-faktor lain seperti parameter pengelasan, kondisi pengelasan, dan
perlakuan panas setelah pengelasan juga perlu dipertimbangkan untuk
mengoptimalkan sifat mekanik sambungan las.

DAFTAR PUSTAKA
Azwinur, Azwinur, and Muhazir Muhazir. "Pengaruh Jenis Elektroda Pengelasan
SMAW terhadap Sifat Mekanik Material SS400." Jurnal Polimesin, vol. 17, no. 1,
28 Feb. 2019, pp. 19-25, doi:10.30811/jpl.v17i1.870.

Anda mungkin juga menyukai