Diajukan sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana (S1)
Program Studi Teknik Mesin
Disusun Oleh :
FAKULTAS TEKNIK
MAKASSAR
2022
BAB I
PENPENDAHULUAN
lenturan sendiri adalah, suatu perubahan bentuk dan struktur dari suatu
material akibat diterimanya gaya vertikal terhadap batang material atau balok.
suatu pekerjaan yang paling sering digunakan dalam dunia konstruksi dan
pemeliharaan dari semua alat-alat yang terbuat dari logam, baik sebagai proses
pembuatan sebuah kontruksi yang sesuai dengan rencana serta spesifikasi yang
nyala logam terlindung atau biasa disebut Shield Metal Arc Welding (SMAW).
Metode SMAW banyak digunakan pada masa ini karena penggunaannya lebih
posisi pengelasan dan lebih efisien. Mesin las SMAW menurut arusnya
dibedakan menjadi tiga macam yaitu mesin arus searah atau Direct Current
(DC), mesin las arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) dan mesin las
arus ganda yang merupakan mesin las yang dapat digunakan untuk pengelasan
dengan arus searah (DC) dan pengelasan dengan arus bolak-balik (AC). Mesin
las arus DC dapat digunakan dengan dua cara yaitu polaritas lurus dan
polaritas terbalik. Mesin las DC polaritas lurus (DC-) digunakan bila titik cair
kutub negatif dan logam induk dihubungkan dengan kutub positif, sedangkan
untuk mesin las DC polaritas terbalik (DC+) digunakan bila titik cair bahan
dengan kutub positif dan logam induk dihubungkan dengan kutub negatif.
Tidak semua logam memiliki sifat mampu las yang baik. Bahan
yang mempunyai sifat mampu las yang baik diantaranya adalah baja paduan
rendah. Baja ini dapat dilas dengan las busur elektroda terbungkus, las busur
rendam dan las MIG (las logam gas mulia). Baja paduan rendah biasa
rendah setelah mengalami pengelasan. Ini Karena struktur mikro di HAZ yang
dekat dengan logam las mengalami pengkasaran atau pertumbuhan butir yang
berlebihan sehingga dapat memicu retak terutama jika mengelas pelat tebal
(>25 mm). Untuk itu dalam proses pengelasannya perlu diperhatikan beberapa
“Analisis Hasil Pengelasan SMAW Pada Plat Stainless Steel 304 Dengan
Berdasarkan alas an tersebut di atas, maka rumusan masalah yang timbul adalah :
NSN-312.
tujuan yang ingin dicapai, maka perlu ditentukan batasan masalah, adapun
4. Pengujian yang dilakukan adalah sifat mekanik yang meliputi pengujian uji
mempermudah pembaca memahami tulisan ini, maka skripsi ini dibagi dalam
penelitian.
BAB 3 : METODE PENELITIAN yang berisi dimensi benda uji, waktu dan
TINJAUAN PUSTAKA
yang dilas. Pengelasan juga dapat diartikan sebagai ikatan tetap dari
utuh dengan cara memberikan bahan tambah atau elektroda pada waktu
digunakan.
busur listrik yang terjadi. Bila digunakan arus listrik besar maka
butiran logam cair yang terbawa menjadi halus dan sebaliknya bila
mampu las dari logam. Logam mempunyai sifat mampu las yang
oksidasi.
berikut:
material SS304.
duplex.
A5.4. adalah:
1. tiga (3) digit pertama adalah nomor tipe AISI dari stainless steel.
DCRP.
arus pada pengelasan mempengaruhi hasil las bila aeus terlalu rendah
sulit dan busur listrik yang terjadi tidak stabil. Panas yang terjadi
bentuk rigi-rigi las yang kecil dan tidak rata serta penembusan
2.1.10 Kampuh X
benda uji. Pengujian tarik untuk kekuatan tarik daerah las dimaksudkan
untuk mengetahui apakah kualitas las mempunyai nilai yang sama, lebih
rendah atau lebih tinggi dari kelompok row materials. Pengujian tarik
memberikan gaya tarik berlawanan arah pada salah satu ujung benda.
pada bahan uji adalah proses pergeseran butiran kristal logam hingga
tegangan-tegangan.
Gambar 2.9 Kurva tegangan-regangan (Wiryosumarto, 2000)
Fu
σu= ………………………………………………(3)
Ao
uji.
∆L L−Lo
ε= x 100 %= x 100 %............................................................(4)
Lo Lo
Dimana : ε =Regangan ( % )
panjang dan pengecilan luas permukaan dan akan mengakibatkan kepatahan pada
beban. Persentase pengecilan yang terjadi dapat dinyatakan dengan rumus sebagai
berikut :
∆A Ao− A 1
q= x 100 %= x 100 %........................................................(5)
Ao Ao
gaya atau beban pada hasil lasan tersebut. Gaya atau beban yang diberikan
Las SMAW adalah suatu proses pengelasan busur listrik yang mana
penggabungan atau perpaduan logam yang dihasilkan oleh panas dari busur
logam dasar yang dilas dengan menggunakan arus listrik sebagai sumber
tenaga.
Jenis arus listrik yang digunakan ada 2 yaitu arus searah (DC) dan arus
mesin las ada 2 macam yaitu polaritas lurus (DC-) dan polaritas terbalik
(DC+). Pada polaritas terbalik (DC+) panas yang diberikan mesin las 1 3 ⁄
busur listrik yang timbul antara ujung elektroda dan permukaan benda kerja.
Busur listrik dibangkitkan dari suatu mesin las. Elektroda yang digunakan
berupa kawat yang dibungkus pelindung berupa fluks. Elektroda ini selama
mencair dan membentuk butir-butir yang terbawa arus busur listrik yang
terjadi. Bila digunakan arus listrik besar maka butiran logam cair yang
terbawa menjadi halus dan sebaliknya bila arus kecil maka butirannya
menjadi besar.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
MULAI
PENGADAAN BAHAN
SELESAI
polaritas terbalik.
bawah tangan.
penelitian ini dipilih elektroda jenis E308L dengan diameter elektroda 3,2
mm.
6. Menyetel ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi
jarum nol, kemudiah salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel yang
digunakan untuk menjepit elektroda. Mesin las dihidupkan dan elektroda
7. Menyetel ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi
jarum nol, kemudian salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel yang
8. Menyetel ampere meter yang digunakan untuk mengukur arus pada posisi
jarum nol, kemudian salah satu penjepitnya dijepitkan pada kabel yang
18 mm.
3. Membuat gambar pada kertas yang agak tebal atau mal
dan kemudian di bilas dengan alkohol dan air sehingga kita dapat
6. Setelah didapat logam lasnya maka pada daerah itu diberi takikan
berikut. Benda uji dijepit pada ragum uji tarik, dan ketebalannya.
pada plotter.
3. Benda uji yang sudah putus lalu diukur berapa besar penampang
benda uji terdapat pada layar digital dan dicatat sebagai data.
5. Hasil diagram terdapat pada kertas milimeter block yang ada pada
meja plotter.
uji
cara mengolah data yang sudah terkumpul. Data dari hasil pengujian
data yang bersifat kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka. Teknik
pengelasan
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Samsul, 1997. Las Listrik dan Otogen. Jakarta: Ghalia. Indonesia.
Tarigan, Esta Karina. 2016. Analisisi Hasil Pengelasan SMAW Pada Stainless
Steel AISI 304 Dengan Variasi Arus Dan Diamater Elektroda.
Jurnal Universitas Sumatra Utara Medan