LANDASAN TEORI
untuk pembuatan produk pesanan, juga banyak dipakai untuk perbaikan (Afan et al.,
2020). Banyak sekali loagm yang dapat disambung dengan metode las diantaranya
yaitu baja karbontinggi, baja karbon rendah, baja anti karat dan baja panduan non
harus sesuai dengan standar misalnya Japannese Industrial Standartd (JIS), American
Sistem for Testing Material (ASTM), American welding society (AWS), danlain-lain.
Didalam pengelasan kita juga harus memilih proses yang tepat, memilih bahan baku
sistem dan standar pengujian pengelasan harus dilakukan untuk memenuhi standar.
6
7
Lebih tepatnya untuk pengelasan logam yang tidak diketahui prosedur standart
pengelasan, maka perlu mengkaji atau melakukan percobaan pengelasan dini yang
penyambungan dua buah logam atau lebih dengan mencairkanlogam pengisi atau
biasa disebut dengan elektroda. Jika kawat atau logam pengisi mencair disebut
Brazzing atau Brazee Welding sesuai standart AWS (American welding socity).
memerlukan energi panas yang tinnggi untuk mencairkan logam pengisi pada
tambahan juga harus mengalami pencairan agar logam induk membentuk tumpukan
las. Energy panas sangat diperlukan pada saat pencairkan sebagian material dasar dan
logam tambahan karena dapat mempengaruhi sifat dan struktur mikro pada logam.
Daerah sambungan las sifatnya akan berubah karena terpengaruh oleh panas terutama
Sampai pada waktu ini banyak sekali cara-cara pengklasifikasian yang digunakan
dalam pengelasan, ini disebabkan karena perlu adanya kesepakatan dalam hal-hal
tersebut. Secara konvensional cara-cara pengklasifikasi tersebut pada waktu ini dapat
dibagi dua golongan, yaitu klasifikasi berdasarkan kerja dan klasifikasi berdasarkan
energi yang digunakan. Klasifikasi pertama membagi las dalam kelompok las cair, las
tekan, las patri dan lain-lainnya. Sedangkan klasifikasi yang kedua membedakan
adanya kelompok-kelompok seperti las listrik, las kimia, las mekanik dan seterusnya.
8
Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi
tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak sekali.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja lebih
banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab ini juga
Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama yaitu
pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian. Pengelasan cair adalah cara
pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari
busur listrik atau sumber api gas yang terbakar. Pengelasan tekan adalah cara
satu. Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
dengan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam hal ini
mencairkan logam yang akan dipotong. Proses ini sangat banyak digunakan didalam
busur. Jenis pengelasan yang paling sering kita jumpai saat ini adalah pengelasan cair
atau las accytelin gas. Ini dikarena cara las busur listrik dan las gas berbeda maka dari
ituyang akan dibahas. Sedangkan klasifikasi peengelasan yang lainnya juga akan
Mesin las ini memdepatkan busur nyala dari perubahan, didalam jenis las ini
arus dari kabel listrik kemudian dirubaah ke arus yang bolak–balik oleh transformtror
yang bisa digunakan untuk proses pengengelasan. Mesin las ini langsung menggunakan
arus listrik AC dari PLN yang memiliki teganngan yang tinggi, namun berbanding
50 Volt sampai dengan 90 Voltmaka mesin las arus bolak balik menggunakan
Transformators yang digunakan pada mesin las jenis ini mempunyai daya yang
tingg. Untuk mencairkan logam pengisi dan base metal diperlukan energi panas yang
tinggi, oleh karena itu teganggan pada terminal sekunder hanya kecil, kemudian untuk
menghasilkan energy panas yang tinngi diperlukan arus listrik besar. Arus listrik yang
digunakan untuk pengesalan yaitu 30 ampere sampai 300 ampere. Besar kecilnya arus
yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengelasan. Jika memerlukan energy panas
tinggi maka memerlukan arus yang besar juga, dan begitu pula sebaliknya. Arus yang
terdapat pada transformators dapat juga disetel dan disesuaikan dengan kebutuhan,
caranya memutar ulir penyetel arus sesia dengan kebutuhan. Pada transformators las
ACada dua kabel yaitu kabel busur (+) dan kabel massa, jika kedua kabel tersebut salah
2. Jika kabel minus dan kabel plus tertukar maka tidak mempengaruhi arus
dihasilkan;
Alat las ini menggunakan arus dc untuk medapatkan nyala busur listrik. Aliran
DC biasanya berasal dari batrei atau dnamo listrik. Dinarmo yang digerakkan oleh
motor,motor bensin,motor diesel, dan alat penggerak lainnyya. Las arus dc yang
DC. Aliran arus bolak-balik dirubah menjadi aliran arus searah pada pengelasan
panas yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C₂H₂) dengan zat
asam atau Oksigen (O₂), selain gas acetylene, las OAW juga menggunkan
panas, pengelasan ini mengeluarkan nyala api hasil pembakaran gas yang
mencair dan membentuk butiran yang terbawa arus busur listrik. Bila
mengguakan arus listrik besar maka butiran logam cair yang terbawa
menjadi halus dan sebaliknya, bila arus kecil maka butirannya menjadi besar
.Pola pemindahan logam cair sangat mempengaruhi sifat mampu las dari
logam. Logam mempunyai sifat mampu las yang tinggi bila pemindahan
terjadi dengan butiran yang halus. Pola pemindahan cairan dipengaruhi oleh
besar kecilnya arus dan komposisi dari bahan fluks yangdigunakan. Bahan
mencair dan membentuk terak yang menutupi logam cair yang terkumpul
2006).
IX,2010). Pada pengelasan las SAW menurut ASME IX 2010, busur dan
logam cair di lindungi oleh lapisan fluks yang berbentuk serbuk pada
tekanan gas pelindung karean sudah di gantikan oleh fluks granular. Pada
logam pengisi.
menggunakan busur nyala las listrik untuk menghasilkan gas nyala berupa
gas kekal (inert gas) atau CO₂ untuk pencairan metal. Berdasarkan gas
macam yaitu pengelasan MIG (Metal Inert Gas) yang menggunkan gas
14
inert yaitu Helium (He) dan pengelasan MAG (Metal Active Gas) yang
Menurut Dewanto dkk (2016), proses las mig adalah proses las
diatur oleh motor listrik. Pada pengelasan MIG gas pelindung yang
digunkan yaitu gas Argon (Ar) dan Helium (He). Ilustrasi proses yang
dan digerakkan oleh motor listrik. Kelemahan gas ini adalah logam las
yang mencair melekat pada ujung elektroda sehingga busur las yang
15
di hasilkan kurang bagus selain itu juga mudah terjadi percikan atau
spatter.
tungsten atau elektroda non cosumable yang terbuat dari walfrom sebagai
mempunyai kode atau symbol dimana kode tersebut menggandung arti kekuatan
tarik, posisi pengelasan dan jenis bahan kimia tertentu sebagai flux (tentang flux
masing jenis kawat las tersebut. Elektoda memiliki kode spesifikasi yang dapat
Steel diatur dalam (Code, 2011). Yang ditandai dengan huruf 'E' dan diikuti 4 digit
angka dibelakang. Serta untuk low alloy steel dengan menambahkan 4 huruf dan
Kawat las smaw jenis ini ditunjukkan dengan kode Exxxx (4 angka).
hidrogen rendah).
terkandung pada logam berubah atau tidak, karena pada proses pengelasan
daerah logam las dan HAZ akan mengalami serangkaian siklus termal, yaitu
pemanasan sampai mencapai suhu tertentu yang kemudian diikuti dengan pendinginan.
Siklus termal tersebut mempengaruh strukturmikro dan sifat mekanik logam las dan
HAZ di mana logam las akan mengalami transformasi fase (IQBAL, 2018).
Uji tarik adalah pengujian dengan memberian gaya dan tegangan terhhadap
material untuk mengetahui daya tarik dari sebuah material. menggunakan tegangan
eksternal dengn memanfaatkan perpanjangan dari benda uji tarik. Pengujian ini
sehingga perpanjangannya terus meningkat dan sampai benda uji putus dengan
mendapatkan kekuatan tariknya material dalam pembebanan ini, gaya yang dihimpit
dengan garis sumbu vertikal material sehingga pembebanan terjadi beban tegak lurus.
Jika gaya yang ditarik sudut menghimpit maka yang terjadi yaitu gaya lentur elastis.
Kemudian hasil dari pengujian mencatat hubungan antara tegangan yangterjadi selama
Sifat mekanik yang diperoleh dari uji tarik dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Elastisitas yaitu kemampuan suata benda kerja dalam menahan gaya dan
c. Resillience yaitu kemampuan benda kerja untuk menyerap energi tetapi tidak
menyebabkan terjadinya deforrmasi plastic. Hal imi dapat dilihat dengan besar
Kekuatan suatu benda kerja dalam menerima beban maks dan tegangan
maksimum yang tidak berakibat merusak atau putus. Tensile strength maks
b. Keuletan (Ductility)
Kekuatan benda kerja dalam stress namun tanpa menjadi patah. Keuletan dapat
diukur dengan nilai tegangan plastik yang akan terjadi setelah specimen diuji hingga
putus. Hal ini dapat diitunjukkan sebagai garis elastisitas pada kurva grafik
tegangan®angan.
c. Ketangguhan (Toughness)
Kekuatan suatu benda uji dalam menyerap energi yang tidak berakibatkan
dengan menghitung banyaknya energi yang diserapn oleh benda kerja untuk