Anda di halaman 1dari 10

Makalah

Proses Produksi
Dosen Pengampu:
Muswardi, ST., MT

Disusun Oleh:
Jimmy Ray Ostar
(210102074)

Prodi Teknik Mesin


Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Riau
2022/2023
Proses Pengelasan

 PRISIP-PRINSIP PENGELASAN

Pengelasan merupakan salah satu jenis penyambungan diantara penyambunganyang lain


seperti baut dan keling. Berbeda antara keduanya bahwa pengelasanmembutuhkan perhatian
yang khusus diantaranya adalah jenis pengelasan, klasifikasipengelasan, dan karakteristiknya.
Bab ini bertujuan membahas permasalahan pengelasanyang paling mendasar yaitu deskripsi
umum tentang las, sejarahnya, klasifikasi las, sertabeberapa hal yang terkait dengan cara
pengoperasian dan perlengkapan las.

A. Deskripsi Umum Las

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan,
jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk
mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada perkakas mempertebal bagian-
bagian yang sudah aus, dan macam –macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana untuk mencapai
ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan cara pengelasan harus betul-
betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat lasdengan kegunaan
kontruksi serta kegunaan disekitarnya.

Menurut Deutsche Industrie Normen (DIN)


 las adalah ikatan metalurgi padasambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadan
cair.dari definisi tersebut dapatdijelaskan lebih lanjut bahwa las adalah suatu proses dimana
bahan dengan jenis yang samadigabungkan menjadi satu sehingga terbentuk suatu
sambungan melalui ikatan kimia yangdihasilkan dari pemakaian panas dan tekanan.

B. Klasifikasi Cara Pengelasan
Pengelasan dibedakan pada cara kerja alat tersebut bekerja dan bentukpemanasannya
(Wiryosumarto, dkk, 2000). Pengklasifikasian pengelasan berdasarkan carakerja dapat dibagi
dalam tiga kelas utama, yaitu :
1. Pengelasan cair.Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan
sampaimencair dengan sumber panas dari busur listrik atau semburan api yang terbakar.

2. Pengelasan tekan.Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan


dankemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. Pematrian.Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
denganmenggunakan paduan logam yang menggunakan paduan logam yang mempunyaititik
cair rendah. Dalam cara ini logam induk tidak turut mencair.

Pengelasan yang paling banyak ndigunakan pada waktu ini adalah pengelasan cair dengan
busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las busur listrik dan las gas akan dibahas secara
terpisah. Sedangkan cara-cara penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok
bahasan. Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga
dilakukan secara terpisah.

C. Las Busur Listrik
Las busur listrik adalah cara pengelasan dengan mempergunakan busur nyala listriksebagai
sumber panas pencair logam. Klasifikasi las busur listrik yang digunakan hingga saatini
dalam proses pengelasan adalah las elektroda terbungkus.Prinsip pengelasan las busur listrik
adalah sebagai berikut : arus listrik yang cukuppadat dan tegangan rendah bila dialirkan pada
dua buah logam yang konduktif akanmenghasilkan loncatan elekroda yang dapat
menimbulkan panas yang sangat tinggimencapai suhu 5000 C sehingga dapat mudah mencair
kedua logam tersebut.Proses pemindahan logam cair seperti dijelaskan diatas sangat
mempengaruhi safatmaupun las dari logam, dapat dikatakan bahwa butiran logam cair yang
halus mempunyaisifat mampu las yang baik. Sedangkan proses pemindahan cairan sangat
dipengaruhi olehbesar kecilnya arus dan komposisi dari bahan fluks yang digunakan. Selama
prosespengelasan fluks yang digunakan untuk membungkus elektroda sebagai zat pelindung
yangsewaktu pengelasan ikut mencair. Tetapi karena berat jenisnya lebih ringan dari bahan
logamyang dicairkan, maka cairan fluks tersebut mengapung diatas cairan logam dam
membentukterak sebagai penghalang oksidasi. Dalam beberapa fluks bahan tidak terbakar,
tetapiberubah menjadi gas pelindung dari logam cair terhadap oksidasiPengelasan adalah
suatu proses di mana bahan dengan jenis yang samadigabungkan menjadi satu sehingga
terbentuk suatu sambungan melalui ikatan kimia yangdihasilkan dan pemakaian panas dan
tekanan. Salah satu proses yang paling banyakdigunakan pada sambungan struktur adalah las
cair (fusion welding ).
Pada las listrik, panas yang diperoleh untuk proses pelelehan diperoleh dari perbedaan
tegangan antara ujung tangkai las dengan benda yang akan di las. Kalau elektrode las cukup
dekat dengan benda yang akan dikerjakan itu, akan terjadi loncatan bunga api permanen yang
berasal dari arus listrik. Selama melakukan las listrik, tetesan elektrode lempengan logam
berdiameter tertentu, berjatuhan menjadi kumpulan cairan logam.
Salah satu metode modern dari las listrik adalah las plasma . Plasma adalah gas panas yang
suhunya sedemikian tinggi sehingga elektron luar molekul-molekul gas terpisahkan dan
membentuk ion. Elektrode untuk las plasma dibuat dari bahan yang kuat, misalnya wolfram
Arus listrik mengionisasi gas plasma sehingga terjadi arus tunggal. Sewaktu terbentuk cairan
panas, kawat las bisa ditambahkan.
Las Plasma sangat stabil. Cara ini bisa dijalankan secara automatis, antara lain karena hasil
pengelasan tidak terpengaruh oleh panjang arus. Karena las plasma sangat cepat, ia bisa
digunakan ntuk mamasang lapisan anti karat dan anti aus pada konstruksi baja.
Las Listrik merupakan dasar dari banyak proses las dengan aplikasi khusus. Salah satu yang
paling terkenal adamah las MIG/MAG ( Metal Inert Gas/ Metal Active Gas). Bedanya dengan las
listrik biasa ialah, dari ujung tangkai las juga keluar aliran gas. Dapat beripa gas karbondioksida
yang disebut las CO2, tetapi dapat juga argon atau campuran beberapa gas. Aliran gas itu
melindungi cairan yang meleleh dari udara sekitarnya. Udara mengandung oksigen yang pada
suhi sekitar 1800 derajat Celcius dapat membuat karat.

Las cair ini dapatdiklasifikasikan berdasarkan sumber panas yang digunakan menjadi 3
kelompok yaitu las gas(gas welding ),las busur (arc welding) dan las sinar energi tinggi (high
energy beam welding).
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan:

 Pengelasan cair
o Las gas
o Las listrik terak
o Las listrik gas
o Las listrik termis
o Las listrik elektron
o Las busur plasma
 Pengelasan tekan
o Las resistensi listrik
o Las titik
o Las penampang
o Las busur tekan
o Las tekan
o Las tumpul tekan
o Las tekan gas
o Las tempa
o Las gesek
o Las ledakan
o Las induksi
o Las ultrasonic
 Las busur
o Elektrode terumpan
 Las busur gas
o Las m16
o Las busur CO2
 Las busur gas dan fluks
o Las busur CO2 dengan elektrode berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektrode berisi fluks
o Las busur fluks
o Las elektrode tertutup
o Las busur dengan elektrode berisi fluks
o Las busur terendam
o Las busur tanpa pelindung
o Elektrode tanpa terumpan
o Las TIG atau las wolfram gas

Las karbit[
Las Karbit adalah proses penyambungan logam dengan logam (pengelasan) yang
menggunakan gas karbit (gas aseteline=C2H2) sebagai bahan bakar, prosesnya adalah
membakar bahan bakar yang telah dibakar gas dengan O2 sehingga menimbulkan nyala api
dengan suhu yang dapat mencairkan logam induk dan logam pengisi.

Elektrode
Elektrode atau kawat las ialah suatu benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik yang berfungsi sebagai pembakar yang akan menimbulkan busur nyala.
Banyak orang yang berpikir bahwa kawat las hanya memiliki satu jenis saja. Apapun barang
yang dilas, maka jenis las dan bentuk kawatnya pun hanya itu-itu saja. Padahal sebenarnya,
terdapat banyak sekali jenis kawat las yang biasa dipanggil elektrode di pasaran. Satu jenis
eletroda ini dipakai khusus untuk suatu pekerjaan pengelasan. Elektrode atau kawat las ini
menentukan seberapa besar arus listrik yang pas untuk suatu pengerjaan pengelasan. Elektrode
sendiri memiliki berbagai kode spesifikasi yang dapat kita lihat pada kardus pembungkus kawat
las. Kebanyakan pengelas biasanya menggunakan insting, pengalaman, dan kebiasaan dalam
menentukan kawat las dan besarnya arus listrik, namun, kita dapat mengenal beberapa kode
yang tertulis dalam bungkus elektrode atau kawat las, khususnya yang memiliki tipe SMAW.
Kebanyakan masyarakat awam yang tidak memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai
dunia pengelasan berpikir bahwa hanya ada satu kawat las saja. Tidak banyak yang mengetahui
bahwa sebenarnya ada berbagai jenis kawat las yang dipergunakan untuk melakukan
pengelasan untuk jenis material yang berbeda. Perbedaan yang ada di antara berbagai jenis
kawat las listrik atau yang sering juga disebut elektrode ini terletak pada berbagai hal termasuk
juga besaran arus listrik yang akan dipergunakan dalam proses pengelasan. Material yang
berbeda membutuhkan besaran arus listrik yang berbeda pula untuk memberikan hasil las yang
paling pas, sesuai dengan kebutuhan yang ada.
Las gesekan
Pada las gesekan, panas timbul sebagai akibat gesekan kedua bagian logam yang akan
disambung dengan berputar dalam kecepatan tinggi . Panas hasil gesekan tersebut akan
melelehkan logam, dan kalau diberikan sedikit tekanan, maka akan terjadi sambungan. Setelah
logam mulai meleleh, koefisien gesekan akan turun dan pertambahan panas akan berhenti,
sehingga bahan tidak mungkin kepanasan.
Untuk mengelas pipa ledeng besar dengan las gesekan, diperlukan las gesekan radikal. Kedua
bagian pipa harus sedikit terpisah sewaktu cincin logam yang mengelilinginya diputar. Pada saat
tertentu, cincin yang berputar itu ditekan. Panas hasil gesekan itu akan melelehkan cincin bagian
dalam serta ujung kedua pipa. Proses pengelasan selesai.
Las gesekan umumnya digunakan dalam industri mobil, untuk menyambung as, komponen bak
persneling dan kolom kemudi. Dengan metode las gesek ini akan lebih mudah untuk
menyambung bahan-bahan yang sulit dilas dengan proses biasa. Misalnya untuk
menghubungkan baja dengan tembaga, tembaga dengan aluminium dan titanium.

Las termit
Las Termit adalah penyambungan/las antara dua batang rel melalui suatu reaksi kimia dengan
menggunakan termit (besioksida dengan bubuk aluminium). Metode ini dilaksanakan dengan
bahan yang sederhana dan menghasilkan sambungan yang baik. Reaksinya seperti berikut:
Fe2O3 + 2 Al → 2 Fe + Al2O3 + 850 kJ
Hasil reaksi tersebut berupa besi ditambah dengan kerak Al2O3 serta panas yang terjadi cukup
untuk mencairkan besi yang berada disekitar rel yang pada gilirannya akan memadukan besi
hasil reaksi dengan rel.

Las eksplosi
Las eksplosi digunakan untuk memasang lapisan anti karat pada logam biasa. Metodanya dapat
digambarkan sebagai berikut. Apabila dua lempengan A dan B akan di las. Kedua lempengan
ditumpuk, dan di luar A diletakkan selapis bahan peledak yang disulut. Lempengan A akan
ditekan keras pada B dan keuda lempengan akan meleleh pada tempat kontak. Setelah
beberapa seratus detik gelombang kejut ledakan itu hilang, bahan akan mendingin dan bagian A
dan B sudah melekat.

Las laser[
Dalam proses las laser, digunakan sinar laser dikarenakan laser bersifat mengumpulkan energy
dalam satu titik. Umumnya digunakan untuk mengelas komponen yang mengandung peralatan-
peralatan sensitif terhadap panas. Seperti kotak pacu jantung yang didalamnya terdapat
komponen-komponen elektronika. Keuntungannya, panas hanya terkumpul pada tempat yang
kecil. Untuk pekerjaan seperti itu dipakai laser bahan padat seperti ‘’neodymuim-YAG-laser’’.
Bahan yang lebih tebal tidak dapat disambung dengan laser seperti itu .
Namun disebut-sebut laser CO2 memiliki energi yang lebih banyak untuk setiap milimeter
perseginya. Laser ini dapat melelehkan logam sampai sedalam 15 milimeter.

Las sinar elektron[


Selain sinar laser yang digunakan dalam las laser, sinar elektron juga bisa dipakai untuk
memanaskan logam hingga titik leburnya. Bahan yang akan dilas dihujani elektron bermuatan
negatif dari batang logam untuk menyambung, yang akan menuju ke muatan positif dari bahan
yang akan dikerjakan. Sinar elektron yang terdiri atas sejumlah elektron, setelah bertubrukan
dengan logam akan memproduksi panas. Las dengan sinar elektron selain digunakan dalam
industri nuklir, juga digunakan dalam pembuatan mesin jetpesawat terbang. Namun
kelemahannya hanya bisa dipakai di ruangan hampa udara. Molekul udara dapat mencerai
beraikan sinar elektron dan energinya langsung memudar.

PENERAPAN K3 DALAM PROSES PENGELASAN

Alat Pelidung Diri adalah merupakan bagian penting dalam penerapan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam laboratorium, kecelakaan kerja bisa terjadi jika tidak memperhatikan prinsip "Unsave
condition dan unsave action".

Secara umum bahaya pengelasan dapat dibedakan berdasarkan proses pengelasanya. Bahaya ini
dapat dibedakan menjadi bahaya karena sifat sifat pekerjaanya seperti operasi mesin, listrik, api,
radiasi busur las, asap las dan ledakan. Disamping bahaya umum diatas, masih terdapat bahaya
bahaya tersembunyi seperti bekerja dengan alat yang tidak biasa digunakan, bekerja pada ruang
terbatas, adanya sambungan listrik atau gas yang kurang baik, logam logam panas dan lain-lain.
Contoh kecelakan kerja di lingkungan pertamina yang dialami oleh tenaga kontraktor yang
meninggal saat melakukan pengelasan di terminal BBM Surabaya Group, dapat mengganggu citra
perusahaan .

Tukang las dan para pekerja lain harus dilindungi dari mengisap uap dan gas yang berlebihan akibat
pengelasan dan pemotongan. Gas dan uap lebih banyak terjadi pada pengelasan dan pemotongan
dengan gas. Untuk melindungi para pekerja maka penggunaan ventilasi udara sangatlah vital untuk
menurunkan kadar uap dan gas sampai kadar yang tidak membahayakan. Selain itu penggunakan
masker udara sangat dianjurkan. Ventilasi dapat berupa ventilasi lokal atau ventilasi terpusat
Beberapa Laporan menyebutkan efek samping dari kontak langsung dengan sinar las, umumnya
adalah rasa pedih pada mata dan juga rasa seperti ada pasir di kelopak mata. Adapun untuk
pertolongan pertamanya adalah dengan obat tetes mata ataupun analgesik. Selain itu dianjurkan
setelah melakukan proses pengelasan kompres mata menggunakan air dingin atau es agar tidak
terjadi kelelahan pada mata.

Pentingnya memperhatikan keselamatan dalam kerja las disebabkan oleh bahaya seperti asap,
cahaya pengelasan, panas, dan bahaya listrik yang dihasilkan pada proses pengelasan.  Maka
alat keselamatan las perlu digunakan untuk perlindungan pekerja dan mengurangi risiko
kecelakaan kerja, termasuk untuk pengelasan listrik SMAW, GMAW, GTAW, SAW atau las
gas seperti OAW dan lainnya.

Berikut jenis alat keselamatan kerja las yang mesti digunakan, yaitu:

Pakaian Kerja Las atau Apron

Saat proses pengelasan akan ada percikan las dan panas yang dihadapi oleh pekerja, sehingga
pakaian khusus kerja las diperlukan agar melindungi bagian tubuh pekerja. Sebagai
tambahan, apron dada dan lengan berasal dari bahan kulit agar tidak jadi berlubang jika
terkena suhu panas percikan las.

Sarung Tangan Las atau welding gloves

Dibuat dari bahan kulit atau jenis bahan asbes yang memiliki kelenturan, sarung tangan
khusus tersebut berperan seperti apron. Yaitu, sarung pelindung tangan pekerja dari percikan
las dan suhu panas saat proses pengelasan.

Sepatu las atau safety shoes

Untuk perlindungan kaki, ada sepatu khusus las yang sifatnya  isolator agar pekerja
terlindung dari bahaya sengatan listrik. Selain itu, sepatu tersebut bisa menjaga kaki pekerja
dari kejatuhan benda.

Helm atau Topeng las

Bagian wajah pekerja dilindungi dengan menggunakan helm atau topeng las. Selain percikan
las dan suhu tinggi, proses pengelasan juga menghasilkan sinar las yang akan mempengaruhi
mata jika tidak dilindungi. Maka, topeng las ini dilengkapi dengan tiga kaca yang terdiri dari
kaca bening, hitam dan bening, agar terjaga dari buruknya sinar tampak dan ultraviolet.
Terdapat pengkodean nomor kaca, yaitu nomor 6, 7, 8 , 10, 11, 12 dan 14 yang semakin besar
angkanya maka semakin gelap yang penggunaannya disesuaikan dengan sebesar apa ampere
listrik yang digunakan dan silaunya sinar yang dihasilkan dalam proses pengelasan.

Masker Las

Proses pengelasan juga menghasilkan asap yang berbahaya untuk kesehatan pernafasan
pekerja. Sebab asap tersebut bukan asap biasa karena asalnya dari hasil pembakaran bahan
kimia dari bahan atau material las.
Seluruh alat yang disebutkan untuk keselamatan dan perlindungan diri dalam kerja las
sebaiknya digunakan sebagaimana mestinya. Karena mencegah risiko kecelakaan kerja
dengan mematuhi aturan keselamatan dapat meningkatkan kemungkinan produktivitas  kerja
yang lebih baik. Terlindunginya pekerja berarti melindungi kualitas kerja las.

Anda mungkin juga menyukai