Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELASAN BAJA KARBON

PRAKTIK PEMBUATAN SAMBUNGAN “V” SMAW POSISI DOWN HAND

Mata kuliah : Pengelasan Baja Karbon


Dosen pengampu: Dr.Khusni Syauqi S.Pd , M.Pd

Oleh:
Wahid Hidayat (22539141026)

PROGRAM STUDI TEKNIK MANUFAKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
TAHUN 2023
Daftar Isi
BAB I ......................................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang .......................................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3

1.3. Tujuan ........................................................................................................................ 3

BAB II........................................................................................................................................ 4

DASAR TEORI ......................................................................................................................... 4

2.1. Difinisi Metode Pengelasan SMAW ............................................................................ 4

2.2. Difinisi Sambungan Kampuh “V” ............................................................................... 5

2.3. Parameter Pengelasan .................................................................................................. 5

2.4. Alat Pengelasan ............................................................................................................. 8

2.5. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) .......................................................... 10

BAB III .................................................................................................................................... 11

METODE PRAKTIKUM ........................................................................................................ 11

3.1. Waktu dan tempat ...................................................................................................... 11

3.2. Alat dan bahan ............................................................................................................ 12

3.3. Keselamatan kerja ...................................................................................................... 12

3.4. Proses pengerjaan ....................................................................................................... 12

BAB IV .................................................................................................................................... 14

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................................... 14

4.1 Hasil............................................................................................................................... 14

4.2 Analisis dan Pembahasan ............................................................................................ 14

BAB V ..................................................................................................................................... 17

PENUTUP ............................................................................................................................... 17

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 17

5.2 Daftar Pustaka ............................................................................................................. 18


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pengelasan merupakan salah satu teknik fabrikasi yang memiliki peran penting dalam
berbagai industri, termasuk menufaktur. Teknik ini bertujuan untuk menggabungkan dua
atau lebih material logam dengan menggunakan panas yang tinggi sehingga material
tersebut leleh dan mengeras menjadi satu kesatuan yang kuat. Ada beberapa jenis metode
pengelasan yang dikembangkan berdasarkan permintaan, bahan, dan kondisi. Jenis metode
pengelasan tersebut, yaitu : SMAW (Shielded Metal Arc Welding), GTAW (Gas Tungsten
Arc Welding), GMAW (Gas Metal Arc Welding), FCAW (Flux-Cored Arc Welding),
SAW (Submerged Arc Welding). Butuh pemahaman yang mendalam dalam proses
pengelasan tentang parameter, jenis las yang digunakan, bahan yang digunakan, serta
keterampilan dalam pengelasan.

Laporan ini merupakan hasil dari praktik pengelasan sambungan “V” posisi down hand
dengan menggunakan pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding) atau las busur
logam terlindung. Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat
menguasai, memahami, mengaplikasikan, dan menganalisis mengenai sambungan “V”
dan hasilnya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Apa saja alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengelasan sambungan “V” ?
b. Apa saja parameter pengelasan yang digunakan?
c. Bagaimana teknik dan cara membuat sambungan “V” posisi down hand ?
d. Bagaimana keselamatan kerja (APD) dalam proses pengelasan ?

1.3. Tujuan
a. Mengetahui alat dan perlengkapan yang digunakan dalam pengelasan sambungan “V”.
b. Memahami parameter pengelasan yang tepat, baik, dan benar untuk sambungan “V”.
c. Memahami teknik dan cara membuat sambungan “V” posisi down hand.
d. Memahami keselamatan kerja (APD) dalam proses pengelasan.
BAB II

DASAR TEORI

2.1. Difinisi Metode Pengelasan SMAW

Pengelasan SMAW (Shielded Metal Arc Welding), juga dikenal sebagai las busur
listrik, atau las stik, adalah proses di mana elektroda yang dilapisi dengan bahan pengisi
dan bahan pelindung digunakan untuk menyambungkan dua logam. Busur listrik yang
dihasilkan oleh arus listrik melelehkan logam dasar dan elektroda, yang kemudian
membeku dan membentuk sambungan yang kuat. . Sumber tegangan yang digunakan pada
pengelasan SMAW ini ada dua macam, yaitu AC (alternating current) / arus bolak balik
dan DC (Direct Current) / arus searah.

Arc welding atau pengelasan busur menggunakan elektroda berselaput. Selaput


yang ada pada elektroda disebut flux. Flux terbuat dari campuran bahan kimia khusus
dengan persentase yang berbeda-beda.
Fungsi Flux:
1. Memudahkan penyalaan busur.
2. Mengendalikan stabilitas busur.
3. Memberikan gas pelindung pada logam yang di las, melindungi kontaminasi
udara pada saat logam melebur.
4. Memberi lapisan terak, yaitu yang melapisi hasil pengelasan yang matang pada
saat proses pendinginan.
5. Memperlambat proses pendinginan

Pengelasan ini hanya digunakan untuk mengelas besi dan baja. Pengelasan jenis
ini sering digunakan dalam konstruksi struktur baja dan dalam fabrikasi industri. Dapat
juga digunakan untuk pekerjaan manufaktur, konstruksi dan perbaikan. Metode ini populer
karena biaya peralatan yang relatif rendah dan mudah digunakan.
2.2. Difinisi Sambungan Kampuh “V”

Sambungan ini termasuk jenis kampuh atau groove yaitu V groove (kampuh V),
single bevel, J groove, U Groove, dan Square Groove. Sambungan kampuh V digunakan
untuk menyambung logam atau plat dengan ketebalan 6-15 mm. Sambungan ini terdiri
dari sambungan kampuh V dan sambungan kampuh V tertutup. Kampuh las merupakan
bagian dari logam induk yang nantinya akan diisi oleh deposit las atau logamlas (weld
metal). Kampuh las awalnya adalah berupa gabungan las (weld pool) yang kemudian diisi
dengan logam las. Sambungan tersebut merupakan termasuk ke dalam jenis sambungan
butt joint, yaitu jenis sambungan tumpul

2.3. Parameter Pengelasan

1) Arus listrik

Penggunaan arus yang terlalu tinggi akan menyebabkan penetrasi atau fusi
terlalu besar yang kadang-kadang menyebabkan jebolnya sambungan las dan daerah
terpengaruh panas akan lebih besar juga. Bila penggunaan arus terlalu kecil akan
menyebabkan penetrasi dangkal. Pemilihan besar arus ini harus diperhatikan dengan
baik apalagi proses pengelasan pada material yang berbeda. Karena dengan material
yang berbeda akan mempunyai titik lebur yang berbeda sehingga mempengaruhi tingkat
mencairnya logam induk.

Hal-hal yang diperhatikan dalam menentukan besar arus pengelasan :

a) Diameter Elektroda. Semakin besar diameter elektroda maka semakin besar arus
yang digunakan.
b) Tebal material. Semakin tebal material yang akan dilakukan pengelasan maka
semakin besar arus yang digunakan.
c) Jenis Material. Setiap material mempunyai titik lebur yang berbeda, semakin
rendah titik lebur material tersebut maka arus yang digunakan semakin kecil.
d) Posisi Pengelasan. Setiap posisi pengelasan mempunyai rekomendasi arus yang
berbeda beda. Untuk posisi datar biasanya menggunakan arus yang lebih besar
dibandingkan dengan posisi horisontal, vertikal dan overhead.
e) Bagian Las. Dalam mengelas suatu produk terdapat tiga daerah yaitu root atau akar
las, hot pass atau pengisian dan reinforcement atau mahkota las. Untuk daerah akar
mempunyai ukuran arus yang paling kecil, kemudian pengisian mempunyai ukuran
arus paling besar dan saat melakukan finishing arus sedikit dikecilkan lagi untuk
mengurangi terjadinya undercut pada permukaan benda kerja.

2) Polaritas
Polaritas adalah penempatan atau pemasangan kabel elektroda dan kabel massa
ke kutub positif/negatif pada ke mesin las. Pentingnya pemilihan polaritas berpengaruh
pada konsentrasi panas yang dihasilkan dan lebih besar terjadi pada elektroda ataupun
benda kerja.

Polaritas Mesin Las SMAW :


a. DCEP / Polaritas Terbalik. Menghasilkan penetrasi yang dalam, jenis ini juga
sering disebut polaritas DCRP atau juga Polaritas Terbaik.
b. DCEN / Polaritas Lurus. Menghasilkan penetrasi yang tidak terlalu dalam
namun menghasilkan deposit las yang lebih tinggi. Jenis polaritas ini cocok
digunakan pengelasan pada daerah akar las dan pengelasan overlay.
c. Alternating Current. Untuk arus ini ada yang tidak sesuai dengan beberapa jenis
elektroda, namun dapat meminimalisir terjadinya arc blow.

Konsentrasi setiap proses pengelasan memiliki hasil dan karakteristik berbeda-


beda, seperti halnya proses SMAW terbaik yaitu menggunakan polaritas DCEP.

3) Tegangan pengelasan

Tegangan pengelasan akan menentukan bentuk fusi dan reinforcement.


Pertambahan tegangan akan membuat lebar las bertambah rata, lebar dan penggunaan
Fluksnya bertambah besar pula.Tegangan yang terlalu tinggi akan merusak penutupan
logam las oleh cairan Fluks yang dapat memberikan peluang uadara luar berhubungan
dan menyebabkan terjadinya porositas.

4) Kecepatan pengelasan

Kecepatan pengelasan adalah suatu variasi yang sangat penting dalam proses
SAW karena akan menentukan jumlah produk pengelasan dan metallurgi lasnya. Pada
saat menentukan kecepatan las harus menyesuaikan dengan besar arus yang digunakan
karena ini berpengaruh pada hasil pengelasan. Pentingnya menyeimbangkan arus dan
kecepatan agar nantinya bisa mendapatkan profil pengelasan terbaik dan sambungan las
juga sesuai dengan acceptance criteria.

Pengelasan yang terlalu cepat mengakibatkan penetrasi kurang. Pengelasan rigi-


rigi terlihat lebar lasan sangat kecil dan tidak imbang dengan ketebalan lasan. Dan
apabila kecepatan pengelasan terlalu lambat mengakibatkan hasil terlalu tinggi dan
terlalu lebar. Hal tersebut juga mengakibatkan filler metal mencair dan menumpuk.

5) Diameter kawat elektroda


Pengurangan diameter kawat elektroda dalam ini tanpa merubah parameter lainnya
akan memperbesar tekanan busur, yang berarti penetrasi akan semakin dalam dan lebar
deposit semakin berkurang.
6) Jarak elektroda
Untuk menghasilkan busur yang baik dan konstan, kita harus menjaga jarak ujung
elektroda dan permukaan material dasar tetap sama. Adapun jarak yang paling baik
adalah sama dengan 1,5 x diameter elektroda yang dipakai. Apabila ujung elektroda
terlalu jauh maka busur listrik akan padam, sedangkan apabila ujung elektroda terlalu
dekat bahkan menempel pada logam lasan maka elektroda akan merekat pada logam
lasan tersebut. Jadi pentingnya mengatur jarak antara ujung elektroda dengan logam
lasa, jarak yang dianjurkan yaitu sama dengan diameter elektroda yang digunakan
untuk menjaga nyala busur listrik tetap stabil dan konstan sehingga tidak terjadi hal
yang tidak diinginkan pada saat pengelasan.
7) Ketebalan lapisan Fluks

Ketebalan lapisan Fluks yang digunakan dalam pengelasan proses SAW juga
mempengaruhi bentuk dan kedalaman penetrasi pengelasan. Bila lapisan Fluks terlalu
tipis maka arus akan tidak tertutup dan hasil lasan akan retak atau poros. Bila lapisan
Fluks terlalu tebal maka akan menghasilkan reinforcement terlalu tinggi.
2.4. Alat Pengelasan

A. Mesin las

Mesin las merupakan alas pengelasan listrik yang paling utama.


Mesin las adalah peralatan yang berfungsi untuk mengubah energi listrik
menjadi energi panas.

B. Kabel Massa

Kabel massa adalah kabel yang berfungsi untuk mengalirkan arus


listrik dari mesin las ke benda kerja atau logam Induk.

C. Klem Massa

Klem massa adalah alat yang digunakan sebagai alat penghubung


kabel massa ke logam induk.

D. Kabel Elektroda

Kabel elektroda adalah kabel berfungsi mengalirkan arus listrik


dari mesin las ke holder atau ke elektroda yang akan membuat busur
listrik menyala ketika disentuhkan ke benda kerja.

E. Pemegang kawat las atau Holder

Holder adalah alat berfungsi sebagai pemegang kawat las


(elektroda) saat digunakan welder untuk proses pengelasan.
F. Palu Las

Palu las ini biasanya digunakan untuk membersihkan hasil


pengelasan dari kerak las (slag).

G. Sikat Baja

Sikat baja adalah sikat khusus yang digunakan untuk


membersihkan permukaan benda yang akan dilas dari zat pengotor
seperti karat, oli, dan pengotor lainnya.

H. Meja Las

Meja Las digunakan sebagai alas atau tempat meletakkan


benda kerja pada saat proses pengelasan berlangsung.

I. Tang Jepit

Tang Pnejepit digunakan untuk menjepit/memindahkan benda-


benda yang panas yang diperoleh dari proses pengelasan. Berfungsi
untuk memegang benda panas setelah hasil pengelasan.

J. Gerinda

Gerinda digunakan untuk mengasah dan mengikis hasil


pengelasan yang salah. Gerinda juga dapat digunakan untuk
membersihkan spatter pada benda kerja.
2.5. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

a) Topeng las ( welding mask)

Topeng las digunakan untuk melindungi kepala/ rambut dan


kuduk operator dari percikan-percikan api las dan benda-benda panas
lainya. Topeng las juga dapat melindungi muka operator dari sinar
ultraviolet, infra merah dan gas-gas.

b) Sarung tangan las

Pengelasan selalu berhubungan dengan panas dan tenaga listrik,


kontak dengan panas dan listrik sering terjadi terutama pada bagian
tangan seperti pergantian elektroda atau memegang sebagian beda kerja
yang memperoleh panas secara konduksi dari proses pengelasan.

c) Apron

Apron digunakan untuk melindungi kulit dan tubuh bagian


badan dari percikan-percikan api las saat proses pengelasan.

d) Sepatu safety

Sepatu safety digunakan untuk melindungi kaki welder


terhadap benda-benda panas yang ada di lantai maupun percikan api
las.
BAB III

METODE PRAKTIKUM

Gambar 1. Persiapan Benda Kerja

Gambar 2. Gambar benda kerja

3.1. Waktu dan tempat


Praktikan melakukan praktik pengelasan baja karbon setiap hari Rabu pukul
12:30 sampai pukul 16:00 dan ditambah 35 menit untuk pembersihan tempat. Untuk
tempat praktik praktikan menggunakan bengkel fabrikasi Fakultas Teknik UNY.
3.2. Alat dan bahan
a. Mesin las SMAW
b. Stick Elektrode
c. Tang massa
d. Wire brush
e. Palu las (chipping hammer)
f. Tang penjepit
g. Elektroda AWS 7016 Ǿ 2,6 mm dan Ǿ 3,2 mm
h. Plat strip baja karbon rendah ukuran 10 mm X 100 mm X 25 mm (3 buah)
i. Kunci tool post
j. Mesin gerinda tangan
k. Meja las
l. Oven elektroda

3.3. Keselamatan kerja


a. Untuk melindungi anggota badan dari percikan api las dan sinar las gunakan
pakaian keselamatan kerja dengan baik.
b. Gunakan tabir pelindung untuk menghalangi sinar tajam dan percikan api supaya
tidak mengganggu orang lain.
c. Pakailah helm atau kaca mata pengaman dengan baik.
d. Hindari jalur kabel yang melintasi pintu atau tempat lintas orang banyak.
e. Hindari benda panas, tajam, nyala api terkena atau mengganggu kabel las.

3.4. Proses pengerjaan


a. Oven elektroda dengan menggunakan thermos elektroda
b. Bersihkan bahan dengan sikat baja
c. Rapikan setiap tepi benda kerja dengan menggunakan kikir atau mesin gerinda
d. Buatlah root face 1,8 s.d 2 mm dengan mesin gerinda
e. Letakkan benda kerja di atas meja las
f. Pasang kabel masa pada meja las
g. Pasang elektroda AWS 7016 Ǿ 2,6 mm pada holder las
h. Atur arus listrik pada 80 s.d. 90 ampere
i. Ikatlah (tack weld) kedua bahan baja karbon rendah pada kedua ujungnya dengan
ukuran root gap 2 – 2,6 mm
j. Atur arus pengelasan sebesar 60 – 70 ampere
k. Buatlah jalur 1 (root pass) dengan teknik whipping sepanjang benda kerja
l. (Work angle 90º dan travel angle 85º)
m. Bersihkan dan ratakan root pass dengan mesin gerinda tangan.
n. Pasang elektroda AWS 7018 Ǿ 3,2 mm pada holder las
o. Atur arus listrik pada 90 s.d. 100 Ampere
p. Buatlah jalur 2 (cover pass) di atas jalur 1 sepanjang benda kerja dengan ayunan
‘Z’
q. Bersihkan terak dengan palu terak
r. Bersihkan spatter dengan pahat tangan
s. Bersihkan kotoran lain dengan sikat mekanikm
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

A. Foto hasil pengelasan

4.2 Analisis dan Pembahasan

1) Hasil Pengelasan Sambungan “V” Pertama

a. Root Pass
Merupakan lapisan/layer pertama pada pengelasan sambungan “V”. Saya
menggunakan elektroda AWS 7016 Ǿ 2,6 mm dengan arus 60-70A. Pada saat
melakukan pengelasan root pass saya mengalami kesulitan yaitu sulitnya elektroda
untuk menyala dan sering menempel pada benda kerja. Hal tersebut dikarenakan
elektroda kurang panas saat di oven atau elektroda tidak langsung digunakan sesaat
setelah diambil dari oven sehinggga menyebabkan elektroda dingin dan sering
menempel pada benda kerja. Hasil root pass dari pengelasan pertama ini tidak
tembus sampai belakang dikarenakan kurangnya penekanan pada saat pengelasan
dan jarak antara elektroda dengan benda kerja yang tidak konsisten dan terlalu jauh
(tipe elektroda tersebut tidak akan mati ketika menempel/tidak ada jarak dengan
benda kerja).
b. Filler Pass
Merupakan lapisan layer ke dua pada pengelasan sambungan “V”. Saya
menggunakan elektroda AWS 7018 Ǿ 3,2 mm dengan arus 110-125A. Kendala
pada saat melakukan pengelasan filler pass ini yaitu kecepatan pengelasan yang
tidak konsisten dan elektroda yang habis di tengah pengelasan sehingga
menimbulkan cacat las dan saya perlu meratakan hasil las dengan gerinda.
c. Cover Pass
Merupakan lapitan ke 3 atau terakhir pada pengelasan sambungan “V”.
Saya menggunakan elektroda dan arus yang sama pada filler pass, yaitu elektroda
AWS 7016 Ǿ 3,2 mm dengan arus 110-125A. Hasil pada pengelasan ini kurang
lebar dan kurang tebal untuk lelehan elektrodanya. Hal tersebut dikareakan ayunan
pengelasan yang kurang lebar dan terlalu cepat.

2) Hasil Pengelasan Sambungan “V” Kedua


a. Root Pass
Pada layer pertama atau root pass ini saya menggunakan elektroda AWS
7016 Ǿ 2,6 mm dengan arus 60-70A. Sebelum saya melakukan pengelasan saya
memasukkan elektroda ke dalam oven elektroda agar elektroda panas sehingga
elektroda mudah digunakan (menyala) dan tidak mudah menempel pada benda
kerja saat pengelasan (kurang lebih 15 menit). Saat ingin melakukan pengelasan
pastikan elektroda langsung digunakan sesaat setelah pengambilan dari oven
elektroda agar panas elektroda tetap terjaga sehingga mudah dan enak untuk
digunakan. Hal tersebut merupakan evaluasi dari percobaan pengelasan pertama,
dimana elektroda sering menempel pada benda kerja dan sulit menyala yang
dikarenakan elektroda tidak langsung digunakan setelah pengambilan dari oven.
Setelah menerapkan cara tersebut pada pengelasan percobaan ke dua, elektroda
mudah digunakan, dan tidak mudah menempel pada benda kerja sehingga hasil
pengelasan lebih bagus disbanding percobaan pengelasan pertama. Hasil dari
pengelasan root pass ini sebagian cairan elektroda menembus di sela-sela benda
kerja dan sebagian tidak yang dikarenakan penekanan elektroda saat pengelasan
tidak konsisten.
b. Filler Pass
Pada layer kedua atau filler pass ini saya menggunakan elektroda AWS
7018 Ǿ 3,2 mm dengan arus 110-125A. Pada pengelasan filler pass pada percobaan
yang kedua ini saya tidak mengalami kesulitan seperti pengelasan filler pada
percobaan yang pertama. Tetapi saya masih perlu mengerinda untuk meratakan
hasil pengelasan dan memudahkan dalam menghilangkan kerak yang sulit
dijangkau.
c. Cover Pass
Pada layer ketiga atau cover pass ini saya menggunakan elektroda dan arus
yang sama, yaitu menggunakan elektroda AWS 7018 Ǿ 3,2 mm dengan arus 110-
125A. Pada pengelasan cover pass percobaan kedua ini saya melebarkan ayunan
elektrodanya sehingga menghasilkan hasil pengelasan yang lebar. Tetapi kurang
tinggi untuk hasil lelehannya yang dikarenakan kecepatan pengelasan yang terlalu
cepat. Hasil pengelasan cover pass ini lebih baik dibanding dari hasil pengelasan
cover pass pada percobaan pertama.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Pengelasan sambungan kampuh “V” menggunakan metode las SMAW (Shielded Metal
Arc Welding) atau las stik merupakan salah satu jenis penyambungan dua benda kerja dengan
proses pengelasan. Pengelasan sambungan kampuh “V” digunakan untuk menyambung logam
atau plat dengan ketebalan 6-15 mm. Banyak hal yang perlu diperhatikan pada pengelasan ini,
yaitu : jenis elektroda, pengaruh panas elektroda pada pengelasan, parameter pengelasan,
teknik pengalasan, dan sebagainya agar menghaasilkan hasil las yang bagus, baik, rapi, dan
kuat.

Hal yang perlu diperhatikan pada pengelasan ini diantaranya jenis elektroda. Elektroda
yang digunakan pada bagian root pass dengan filler pass dan cover pass berbeda. Elektroda
yang digunakan pada root pass merupakan elektroda AWS 7016 Ǿ 2,6 mm dengan penggunaan
arus 60-70A, dimana sifat dari elektroda tersebut yaitu cepat kering sehingga cocok digunakan
untuk root pass. Elektroda tersebut membutuhkan perlakuan yang khusus yaitu dengan
memasukkan ke oven terlebih dahulu agar elektroda terjaga panasnya sehingga mudah dan
enak ketika dipaakai. Setelah diambil dari dalam oven pun elektroda tipe ini harus langsung
digunakan agar panasnya tidak hilang sehinggan mudah menyala dan tidak mudah menempel
pada benda kerja. Elektroda yang digunakan untuk filler pass dan cover pass sama, yaitu AWS
7018 Ǿ 3,2 mm dengan penggunaan arus 110-125A. Elektroda tipe ini juga perlu dimasukkan
ke dalam oven agar mudah dan enak saat digunakan. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan
bahwa panas elektroda sangat mempengaruhi kelancaran pada proses pengelasan. Teknik
pengelasan juga sangat perlu diperhatikan, terutama ayunan dan penekanan saat pengelasan.
Ayunan dan penekanan elektroda saat pengelasan perlu diterapkan saat membentuk root pass
agar lelehan elektroda menembus sela-sela antara benda kerja. Pada pembentukan filler pass
dan cover pass, ayunan pada saat pengelasan perlu diperhatikan karena agar hasil las dari benda
kerja terisi dengan lelehan elektroda secara merta senhingga menghasilkan hasil pengelasan
yang baik, kuat, dan bagus, dan tidak perlu meratakan hasil pengelasan dengan gerinda.

Keselamatan kerja juga perlu diperhatikan saat melakukan pengelasan. Gunakan APD
pengelasan saat ingin mengelas agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
5.2 Daftar Pustaka

( Sukaini, 2013), Teknik Las SMAW, melalui


https://repositori.kemdikbud.go.id/10188/1/TEKNIK-LAS-SMAW-X-2.pdf

Achmadi, (2021, Januari 19), Parameter Pengelasan. Diakses pada 30 Agustus 2023 melalui
https://www.pengelasan.net/parameter-pengelasan/

Wibisono, (2023), Parameter Pengelasan : Fungsi, Arus & Voltasenya. Diakses pada 30
Agustus 2023 melalui https://hargaalat.id/parameter-pengelasan/

Achmadi, (2020, Juni 1), Polaritas Mesin Las. Diakses pada 30 Agustus 2023 melalui
https://www.pengelasan.net/polaritas-mesin-las/

Hidayat, (2020, Juni), Sambungan Las. Diakses pada 26 September 2023 mealui t:
https://www.researchgate.net/publication/341879773

Modul praktek pengelasan SMAW

https://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul-Pengelasan-SMAW.pdf

Link lainnya :

https://www.expertlas.com/sambungan-pengelasan/

http://mesin.polimdo.ac.id/wp-content/uploads/2019/02/Modul-Pengelasan-SMAW.pdf

https://teknikece.com/jenis-pengelasan/
https://teknikece.com/alat-las-listrik/
https://www.kompasiana.com/www.pabrikbiting.com/5500b9ffa33311be0b5103c0/parameter
-pengelasan-smaw
https://www.allpro.co.id/pengelasan/smaw/
https://hargaalat.id/parameter-pengelasan/

Anda mungkin juga menyukai