Anda di halaman 1dari 30

Welding is the process by which two pieces of metal can be joined

together. The process of welding doesn’t merely bond the two pieces as
in brazing and soldering, but, through the use of extreme heat and
sometimes the addition of other metals or gases, cause the metallic
structures of the two pieces to join together and become one.

2019
Pengelasan (Welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam
penambah yang menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan
dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat,
pipa saluran dan sebagainya.

Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan dari 40 jenis
pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan pada cara menekan dua logam yang
disambung sehingga dua logam ini dapat merekat secara bersamaan.

Teknik pengelasan banyak dicari oleh beberapa orang yang ingin belajar mengelas.
Teknik-teknik ini dapat kita dapatkan dibangku sekolah kejuruan ataupun teknik. Namun, bagi
orang awam yang ingin membuka sebuah usaha bengkel las misalnya cenderung tidak memiliki
waktu untuk belajar secara formal. Oleh sebab itu, kami akan memberikan beberapa tips
pengelasan yang kami harap dapat membantu kita semua dalam belajar bagaimana cara mengelas
yang baik dan benar. (klikmro, 2017)
BAGIAN I

Peralatan yang dibutuhkan dalam proses pengelasan antara lain:

1. Peralatan Utama

a) Mesin Las Mesin las atau sering disebut pesawat mesin las dapat digunakan pada
bermacam-macam pengelasan busur listrik manual, bila ditinjau dari jenis arus terdapat
2 jenis yaitu : Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC). Arus bolak-balik terdiri dari
beberapa macam pesawat mesin las, yaitu transformator las, pembangkit listrik motor
diesel. Pesawat mesin las yang sering digunakan adala transformator las yang
mempunyai kapasitas 200 sampai 500 Ampere. Sehingga banyak digunakan karena
harganya relatif murah, biaya operasinya yang rendah dan Voltase yang keluar antara
36 sampai 70 Volt. Mesin Las Searah (DC). Pesawat las arus searah terdiri
dari pesawat transformator pembangkit listrik motor disel, rectifier, pesawat yang
digerakkan oleh motor listrik.
b) Electrode Holder / tang elektroda / penjepit elektroda adalah peralatan las busur yang
dipegang oleh welder ketika mengelas. Holder ini digunakan untuk menahan elektroda
logam atau karbon. Handle pemegang terbuat dari bahan pelapis yang mempunyai
tahanan panas tinggi dan tahanan listrik yang rendahdan dibuat
untuk menyeimbangkan pegangan tangan. Ada sejumlah metode yang digunakan
untuk menjepit elektroda dalam holder yang salah satunya adalah konstruksi pincer dan
pegas untuk menghasilkan tekanan sehinnga diperoleh sambungan yang
baik. Membersihkan daerah kontak dengan menggunakan sikat kawat agar daerah
kontak antara elektroda dengan holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda juga
harus dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai. Holder
elektroda bagusnya dilengkapi dengan shield (plat kecil tahan panas) untuk mencegah
panas radiasi dari las ke tangan welder.
c) Kabel Las (kabel elektrode / kabel massa / kabel tenaga). Kabel las atau Lead
superfleksibel adalah alat untuk menghantar arus dari mesin pengelasan ke benda kerja
dan sebaliknya. Kabel las terdiri dari Lead dengan lapisan karet, kain, dan penguat
lapisan fabric holder elektroda atau Lead elektroda. Lead dari benda kerja ke mesin
dikenal sebagai Lead benda kerja. Tegangan pada Lead bervariasi antara 14 dan 80
Volt. Lead memilikibeberapa ukuran, yang semakin kecil nomornya, semakin
besar diameter Lead. Sebuah Lead harus fleksibel agar bisa mereduksi regangan pada
tangan welder dan untuk memudahkan instalasi kabel sehingga dapat digunakan 800
sampai 2500 kawat pada masing masing kabel. Lead elektroda maupun Lead benda
kerja harus menggunakan kabel listrik yang berdiameter sama karena panjang
Lead mempengaruhi ukuran kapasitas mesin las. (Admin, n.d.)

2. Peralatan Keselamatan Kerja

– Topeng las, untuk melindungi mata dari sinar las


– Masker las / blower hisap, untuk melindungi hidung dan pernafasan akibat asap api
– Apron / pelindung dada, untuk melindungi badan dari percikan api
– Sarung tangan welding
– Sepatu pelindung
3. Peralatan Bantu

a) Tang dapat digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas
seetelah pengelasan. Tang las juga berfungsi untuk menjepit elektroda. Pembuatan tang las
tidak sembarangan dan harus dibuat dengan bahan yang berisolasi tahan panas serta arus
listrik. Pembuatan tang las menggunakan bahan tembaga atau kuningan. Ebonit merupakan
salah satu bahan yang digunakan untuk membungkus tang las. Salah satu cara agar
memperkecil hambatan arus yang terjadi adalah dengan memastikan mulut penjepit selalu
dalam keadaan kencang dan bersih.

b) Sikat baja, Sikat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas
dan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las.

c) Palu kerak. Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las
dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.

d) Meja las, sebagai media mempermudah proses pengelasan

e) Mesin Gerinda

f) Klem Massa. Klem massa sebagai alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja
yang terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Sebuah klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.
BAGIAN II

Metode Pengelasan
Risiko pada pekerjaan pengelasan (fabrikasi) memang sangat tinggi. Terutama pada
kesehatan tubuh si operator meskipun sudah menggunakan APD. Namun di sisi lain, pekerjaan
pengelasan sangat menguntungkan.
Operator pengelasan mampu mengubah berbagai material yang keras menjadi produk
dengan bentuk yang berbeda-beda. Proses pengelasan yaitu menggabungkan material logam atau
thermoplastik agar bergabung dengan rapi.
Proses pengelasan melibatkan panas dan tekanan terhadap material yang digabungkan dan juga
terhadap material tambahan. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses pengelasan
mengalami banyak perubahan.
Namun untuk memilih metode pengelasan yang tepat, kita perlu mengetahui perbedaan
antara semua jenis teknik pengelasan. Saat ini banyak proses pengelasan dengan peralatan
otomatis. Namun, ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan keterampilan profesional dan
dikerjakan secara manual. Untuk menjadi operator yang profesional, membutuhkan teori dan
praktek secara rutin serta jam terbang yang tinggi. (Furqoni, 2018)

a) SMAW (Shield Metal Arch Welding)


SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini paling banyak
dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan pengelasaan. Tegangan yang
dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC, sedangkan untuk pencairan pengelasan
dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200
Ampere.
Arc welding atau pengelasan busur menggunakan elektroda berselaput. Selaput yang ada pada
elektroda disebut flux. Flux terbuat dari campuran bahan kimia khusus dengan persentase yang
berbeda-beda.
Fungsi Flux
1. Memudahkan penyalaan busur.
2. Mengendalikan stabilitas busur.
3. Memberikan gas pelindung pada logam yang di las, melindungi kontaminasi udara pada
saat logam melebur.
4. Memberi lapisan terak, yaitu yang melapisi hasil pengelasan yang matang pada saat proses
pendinginan.
5. Memperlambat proses pendinginan
Pengelasan ini hanya digunakan untuk mengelas besi dan baja. Pengelasan jenis ini sering
digunakan dalam konstruksi struktur baja dan dalam fabrikasi industri. Dapat juga digunakan
untuk pekerjaan manufaktur, konstruksi dan perbaikan.

b) SAW (Submerged Arch Welding)


SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan busur nyala
api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material tambahan, dipergunakan
butiran–butiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di dalam ukuran–ukuran fluks
tersebut
c) ESW (Electro Slag Welding)
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW namun
bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan proses pencairan
fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik (konduktif). Sehingga elektroda
terhubungkan dengan benda yang dilas melalui konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari
tahanan terhadap arus listrik melalui cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan
tambahan las dan bahan induk yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara dengan 1925°
C

d) SW (Stud Welding)
ESW (Electro Slag Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu
konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector

e) ERW (Electric Resistant Welding)


ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang besar
panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga mencairkan logam yang
akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW, pengelasan plat–plat dinding pesawat,
atau pada pagar kawat

f) EBW (Electron Beam Welding)


EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu pengelasan
uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas loncatan elektron yang
dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas. Penelasan ini dilaksanakan di dalam
ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan terjadinya oksidasi atau kontaminasi
Jenis Jenis Las Berdasarkan Panas Listrik dan Gas

a) GMAW (Gas Metal Arch Welding)


GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MAG (Metal Active Gas) dan MIG (Metal Inert
Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala listrik, yang
dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal penambah. Sebagai pelindung oksidasi
dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG digunakan untuk mengelas
besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG
digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas pelindungnya menggunakan Helium (He)
dan/atau Argon (Ar)

Metode pengelasan ini dengan cara menyatukan kawat elektroda dan logam pada benda kerja
dengan cara dipanaskan. Sehingga keduanya melebur dan bergabung.
Gas yang terlindung dalam tabung digunakan sepanjang proses pengelasan. Pengelasan ini
membutuhkan tegangan listrik arus searah (DC) bisa juga arus bolak balik (AC). Tegangan dan
sistem arusnya konstan. Proses pengelasan bisa dilakukan secara otomatis maupun semi otomatis.
Metode ini cocok untuk peleburan baja ringan, baja tahan karat, dan juga aluminium.
b) GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn dengan
memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan
penambahnya digunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Untuk
mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni

Elektroda tungsten ini digunakan untuk memanaskan logam dasar dan membuat genangan las cair.
Dengan mencairkan dua bagian logam secara bersamaan, lasan autogenous dapat dibuat.
Proses pengelasan ini harus dilakukan oleh operator profesional, karena proses yang sangat rumit.
Pengelasan ini biasanya digunakan untuk pekerjaan dengan kualitas tinggi dan standar superior
tanpa menggunakan pembersihan yang berlebihan.

c) FCAW (Flux Cored Arch Welding)


FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses pengelasan
GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida CO2. Biasanya, pada
mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan pengelasan biasa disebut
dengan super anemo
Perbedaannya ada pada kawatnya.
Kawat yang digunakan merupakan kawat tubular khusus berisi flux. Gas pelindung tidak harus
digunakan dalam pengelasan ini, tergantung dari isi kawat tubularnya.
Pengelasan ini dikenal murah dan mudah untuk dipelajari. Namun hasil dari pengelasan ini secara
estetik kurang memuaskan dibandingkan proses pengelasan lainnya. Sering digunakan dalam
proyek konstruksi.

d) PAW (Plasma Arch Welding)


PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW hanya
pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar), Nitrogen (N) dan
Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang luminous dengan derajat
pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat menampung tempratur diatas 5000°
C
Jenis Jenis Las Berdasarkan Panas Yang Dihasilkan Campuran Gas

OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas
yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2).
Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula
yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2)
yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)

Jenis Jenis Las Berdasarkan Ledakan dan reaksi isotermis

EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan
meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut dan mengisi
cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk.
Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam mold yang telah
terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah
reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi
sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat
didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam
mold. (Admim, 2015)
BAGIAN III

Macam Macam Cacat las

Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat
keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat
las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga
dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart.

Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam
hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau
cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography
Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan
uji Bending atau makro.

Macam Macam Cacat Pengelasan:

1. Undercut.
2. Porosity.
3. Slag Inclusion.
4. Tungsten Inclusion.
5. Incomplete Penetration.
6. Incomplete Fusion.
7. Over Spatter.
8. Hot Crack.
9. Cold Crack.
10. Distortion.
Jenis Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara Mengatasinya:

1. Cacat Las Undercut

Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat ini
seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis cacat pengelasan ini dapat
terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap, corner dan edge joint.

Penyebab Cacat Las Undercut:

 Arus pengelasan yang digunakan terlalu besar.


 Travel speed / kecepatan las terlalu tinggi.
 Panjang busur las terlalu tinggi.
 Posisi elektroda kurang tepat.
 Ayunan tangan kurang merata, waktu ayunan pada saat disamping terlalu cepat.
Cara mencegah Cacat Undercut:

 Menyesuaikan arus pengelasan, Anda dapat melihat ampere yang direkomendasikan di


bungkus elektroda atau wps (Welding Procedure Specification).
 Kecepatan las diturunkan.
 Panjang busur diperpendek atau setinggi 1,5 x diameter elektroda.
 Sudut kemiringan 70-80 derajat (menyesuaikan posisi).
 Lebih sering berlatih untuk mengayunkan yang sesuai dengan kemampuan.

2. Porosity (Porositas)

Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil pada weld
metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porosity ini mempunyai
beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
Penyebab Cacat Las Porositas:

 Elektroda yang digunakan masih lembab atau terkena air.


 Busur las terlalu panjang.
 Arus pengelasan terlalu rendah.
 Travel Speed terlalu tinggi.
 Adanya zat pengotor pada benda kerja (karat, minyak, air dll).
 Gas Hidrogen tercipta karena panas las.

Cara Mengatasi Cacat Las Porositas:

 Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat
las terkena air atau lembab.
 Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
 Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda.
 Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja.
 Untuk maerial tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
3. Slag Inclusion

Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan. Cacat ini
berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah stop and
run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan
pengujian radiografi atau bending.

Penyebab Cacat Las Slag Inclusion:

 Proses pembersihan Slag kurang, sehingga tertumpuk oleh lasan.


 Ampere terlalu rendah.
 Busur las terlalu jauh.
 Sudut pengelasan salah.
 Sudut kampuh terlalu kecil.
Cara Mencegah Cacat Slag Inclusion:

 Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
 Ampere disesuaikan dengan prosedur.
 Busur las disesuaikan.
 Sudut pengelasan harus sesuai.
 Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).

4. Tungsten Inclusion

Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya tungsten
pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini
hampir sama dengan slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat
terang. Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
Penyebab Tungsten Inclusion:

 Tungsten sudah tumpul saat proses pengelasan.


 Jarak tungsten terlalu dekat.
 Ampere terlalu tinggi.

Cara Mengatasi Cacat Las Tungsten Inclusion:

 Tungsten harus diruncingkan sebelum digunakan untuk mengelas.


 Jarak harus disesuaikan.
 Ampere mengikuti range yang ada di prosedur.

5. Incomplete Penetration

Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau
akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau
reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.
Penyebab Cacat Incomplete Penetration:

 Travel speed terlalu tinggi.


 Jarak gap atau root opening terlalu lebar.
 Jarak elektroda atau busur las terlalu tinggi.
 Sudut elektroda yang salah.
 Ampere las terlalu kecil.

Cara mencegah cacat Incomplete Penetration:

 Travel speed disesuaikan dengan WPS.


 Standar gap atau root opening 2-4 mm.
 Standar jarak elektroda 1,5 x diameter elektroda.
 Ampere disesuaikan dengan Welding Prosedur.

6. Incomplete Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki karena
ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat ini biasanya
terjadi pada bagian samping lasan.

Penyebab Cacat Incomplete Fusion:

 Posisi Sudut kawat las salah.


 Ampere terlalu rendah.
 Sudut kampuh terlalu kecil.
 Permukaan kampuh terdapat kotoran.
 Travel Speed terlalu tinggi.

Cara Mengatasi Cacat Incomplete Fusion:

 Memperbaiki Posisi Sudut Elektroda.


 Menaikkan Ampere sesuai dengan WPS atau Ampere Recomended.
 Sudut kampuh sesuai dengan yang di WPS.
 Melakukan persiapan pengelasan yang benar, membersihkan semua kotoran.
 Mengatur Travel Speed yang sesuai.
7. Over Spatter

Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat.
Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat
visual.

Penyebab Spater atau percikan las berlebih:

 Ampere terlalu tinggi.


 Jarak elektroda dengan base metal terlalu jauh.
 Elektroda lembab.

Cara mencegah terjadinya cacat pengelasan Over Spatter:

 Arus diturunkan sesuai dengan rekomendasi.


 Panjang busur ( 1,5 x diameter Elektroda ).
 Elektroda dioven sesuai dengan handbook (khususnya kawat las low hidrogen).
8. Hot Crack

Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi setelah
proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.

Penyebab Hot Crack:

 Pemilihan elektroda yang salah.


 Tidak melakukan perlakuan panas.

Cara Mencegah Hot Crack:

 Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang mempunyai
sifat regangan yang tinggi.
 Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
9. Cold Cracking.

Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan setelah beberapa
waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses pengelasan selesai.

Penyebab Cold Cracking atau Retak dingin:

 Retak Dingin pada Bahan Las (Cold Cracking).


 Cooling Rate terlalu cepat.
 Arus pengelasan terlalu rendah.
 Travel speed terlalu tinggi.
 Tidak dilakukan pemanasan awal (pre heat).

Cara mencegah terjadinya Cold Cracking:

 Perlambat pendinginan setelah proses pengelasan.


 Panas yang diterima sesuaikan dengan WPS.
 Gunakan Arus yang direkomendasi.
 Travel speed pengelasan tidak terlalu cepat (lihat wps yang ada).
 Lakukan pre heat (untuk material yang karbon ekuivalen diatas 0,40 maka harus dipreheat).
10. Distorsi

Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan
panas yang berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses
pendinginan, karena adanya panas yang berlebih maka material dapat mengalami penyusutan atau
pengembangan sehingga akan tarik menarik dan membuat material tersebut melengkung.

Penyebab terjadinya distorsi:

 Panas yang berlebih.


 Ampere terlalu tinggi.
 Take weld (las ikat) kurang kuat.
 Persiapan pengelasan yang salah.

Cara mencegah distorsi las:

 Menyesuaikan arus dengan yang ada di WPS.


 Take weld (las ikat) ditambah atau memberikan stopper (penguat pada logam induk).
 Melakukan Persiapan pengelasan yang benar.

Jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya di atas dapat terjadi pada las listrik (SMAW),
GMAW, GTAW, SAW, FCAW, OAW. Namun untuk tungsten inclusion hanya terjadi pada
GTAW, karena hanya pengelasan tersebut yang menggunakan logam tungsten. (Achmadi, 2019)
BAGIAN IV

Pengertian Elektrode (Kawat Las)


Elektroda yang biasa kita sebut 'kawat las' adalah benda yang dipergunakan untuk
melakukan pengelasan listrik. Busur nyala timbul ketika ujung kawat las sebagai pembakar
bersinggungan dengan logam pengelasan. Secara umum Elektroda bisa dibedakan 2 kelompok
yaitu:

1. Elektroda berselaput/salutan
2. Elektroda polos

Elektroda Berselaput
Yang dimaksud elektroda berselaput adalah bahan inti kawat yang dilapisi salutan (flux) dari bahan
kimia tertentu disesuaikan dengan jenis pengelasan. Kawat las SMAW yang biasa kita pakai
sehari-hari adalah termasuk elektroda berselaput. Elektroda ini terdiri dari dua bagian dengan
fungsi yang berbeda, yaitu:

1. Bagian Inti Elektroda, yang berfungsi : Sebagai penghantar arus listrik. Sebagai bahan
tambah untuk bahan, inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro, seperti baja
karbon,baja paduan, aluminium ,kuningan dan lain-lain.
2. Bagian Salutan Elektroda,yang berfungsi:
-Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara
padawaktu logam dalam keadaan cair. -Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil
pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan. Mencegah proses pendinginan
agar tidak terlalu cepat. Memudahkan penyalaan. Mengontrol stabilitas busur.

Pengertian Flux / Salutan Elektroda


Flux / Salutan adalah bagian yang melapisi inti kawat las yang terbuat dari campuran bahan kimia
khusus dengan percentase yang berbeda-beda untuk tiap jenis elektroda.Jenis bahan kimia
pembuat flux misalnya selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin,
kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi mangan dan sebagainya.
Pelapisan fluksi pada kawat inti dapat dengah cara destrusi, semprot atau celup.Tebal selaput
berkisar antara 70% sampai 50% dari diameter elektroda tergantung dari jenis selaput. Pada waktu
pengelasan, selaput elektroda ini akan turut mencair dan menghasilkan gas CO2 yang melindungi
cairan las, busur listrik dan sebagian benda kerja terhadap udara luar. Udara luar yang mengandung
O2 dan N akan dapat mempengaruhi sifat mekanik dari logam Ias. Cairan selaput yang disebut
terak akan terapung dan membeku melapisi permukaan las yang masih panas.

Salutan pada elektroda yang telah dibuka dari bungkusnya, harus disimpan di dalam kabinet
pemanas atau oven dengan suhu 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar, sebab lapisan tersebut
sangat pekaterhadap kelembaban. Apabila dibiarkan lembab, maka akan menyebabkan hal-hal
sebagai berikut:

 Salutan mudah terkelupas, sehingga sulit untuk dinyalakan


 Percikan yang berlebihan
 Busurtidakstabil
 Asap yang berlebihan

Jenis-jenis Kawat Las SMAW


Jenis-jenis Kawat Las atau sebutan lain 'Eektroda' bisa dibedakan bermacam-macam tergantung
cara penggunaan dan jenis material yang dilas,antara lain:
-Elektroda Baja Lunak

-Elektroda Nikel

-Elektroda Aluminium

-Elektroda Besi Tuang

-Dan lain-lain
Arti Kode Dan Symbol Pada Kawat Las SMAW
Elektroda Baja Lunak

Pada dasarnya jenis inti kawat elektroda baja lunak terbuat dari bahan yang sama, perbedaannya
terletak pada jenis selaputnya(flux).Berikut adalah beberapa jenis elektroda yang umum dipakai:

1. E 6010 dan E 6011


Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang dapat dipakai untuk pengelesan dengan
penembusan yang dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang tipis dapat dengan
mudah dibersihkan. Deposit las biasanya mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat
dipakai untuk pekerjaan dengan pengujian Radiografi. Selaput selulosa dengan kebasahan 5%
pada waktu pengelasan akan menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium untuk
mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus AC.

2. E 6012 dan E 6013


Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat manghasilkan penembusan sedang.
Keduanya dapat dipakai untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E 6013 sangat
baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke bawah atau las down. Jenis E 6012 umumnya dapat di
pakai pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013 yang mengandung lebih benyak
Kalium memudahkan pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda dengan diameter
kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan pelat tipis.
3. E 6020
Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las sedang dan teraknya mudah dilepas dari
lapisan las. Selaput elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan. Cairan terak yang
terlalu cair dan mudah mengalir cocok untuk pengelasan datar tapi menyulitkan pada pengelasan
dengan posisi lain misalnya posisi vertikal dan overhead.

4. Elektroda Selaput Serbuk Besi


Elektroda jenis ini antara lain: E 6027, E 7014. E 7018. E 7024 dan E 7028 mengandung serbuk
besi untuk meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput elektroda akan lebih tebal
dengan bertambahnya persentase serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah tebalnya
selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.

5. Elektroda Hydrogen Rendah


Elektroda jenis ini antara lain: E 7015,E 7016 dan E 7018.
Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga
deposit las juga dapat bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan yang
memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnya untuk pengelasan bejana dan pipa yang
bertekanan.Disamping itu penggunaan elektroda ini juga banyak dipakai di bengkel fabrikasi dan
konstruksi. (Unknown, 2015)
DAFTAR PUSTAKA
Achmadi. (2019, January 19). Macam Macam Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara Mengatasinya.
Retrieved from pengelasan.net: https://www.pengelasan.net/cacat-las/

Admim. (2015, February). Macam Macam Proses dan Jenis Jenis Pengelasan. Retrieved from
maritimeworld.web.id: http://www.maritimeworld.web.id/2015/02/Jenis-Jenis-Las.html

Admin. (n.d.). Peralatan Las Listrik. Retrieved from http://kawatlas.jayamanunggal.com:


http://kawatlas.jayamanunggal.com/peralatan-las-listrik/

Furqoni, M. R. (2018, November 6). Metode Pengelasan. Retrieved from teknikece.com:


https://teknikece.com/metode-pengelasan/

klikmro. (2017, maret 31). 8 Cara Pengelasan / Welding yang Baik dan Benar. Retrieved from
klikMRO.com: https://blog.klikmro.com/persiapan-dan-cara-welding-yang-baik-dan-benar/

Unknown. (2015, october). Tentang Elektroda Dan Jenis-jenis Kawat Las SMAW. Retrieved from
cnzahid.com: https://www.cnzahid.com/2015/10/pengertian-dan-macam-macam-
elektrode.html

Anda mungkin juga menyukai