together. The process of welding doesn’t merely bond the two pieces as
in brazing and soldering, but, through the use of extreme heat and
sometimes the addition of other metals or gases, cause the metallic
structures of the two pieces to join together and become one.
2019
Pengelasan (Welding) adalah salah satu teknik penyambungan logam dengan cara
mencairkan sebagian logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan atau tanpa logam
penambah yang menghasilkan sambungan yang kontinyu. Lingkup penggunaan teknik pengelasan
dalam kontruksi sangat luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat,
pipa saluran dan sebagainya.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair. Dari definisi
tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan setempat dari beberapa batang
logam dengan menggunakan energi panas. Pada waktu ini telah dipergunakan dari 40 jenis
pengelasan termasuk pengelasan yang dilaksanakan pada cara menekan dua logam yang
disambung sehingga dua logam ini dapat merekat secara bersamaan.
Teknik pengelasan banyak dicari oleh beberapa orang yang ingin belajar mengelas.
Teknik-teknik ini dapat kita dapatkan dibangku sekolah kejuruan ataupun teknik. Namun, bagi
orang awam yang ingin membuka sebuah usaha bengkel las misalnya cenderung tidak memiliki
waktu untuk belajar secara formal. Oleh sebab itu, kami akan memberikan beberapa tips
pengelasan yang kami harap dapat membantu kita semua dalam belajar bagaimana cara mengelas
yang baik dan benar. (klikmro, 2017)
BAGIAN I
1. Peralatan Utama
a) Mesin Las Mesin las atau sering disebut pesawat mesin las dapat digunakan pada
bermacam-macam pengelasan busur listrik manual, bila ditinjau dari jenis arus terdapat
2 jenis yaitu : Mesin Las Arus Bolak-Balik (AC). Arus bolak-balik terdiri dari
beberapa macam pesawat mesin las, yaitu transformator las, pembangkit listrik motor
diesel. Pesawat mesin las yang sering digunakan adala transformator las yang
mempunyai kapasitas 200 sampai 500 Ampere. Sehingga banyak digunakan karena
harganya relatif murah, biaya operasinya yang rendah dan Voltase yang keluar antara
36 sampai 70 Volt. Mesin Las Searah (DC). Pesawat las arus searah terdiri
dari pesawat transformator pembangkit listrik motor disel, rectifier, pesawat yang
digerakkan oleh motor listrik.
b) Electrode Holder / tang elektroda / penjepit elektroda adalah peralatan las busur yang
dipegang oleh welder ketika mengelas. Holder ini digunakan untuk menahan elektroda
logam atau karbon. Handle pemegang terbuat dari bahan pelapis yang mempunyai
tahanan panas tinggi dan tahanan listrik yang rendahdan dibuat
untuk menyeimbangkan pegangan tangan. Ada sejumlah metode yang digunakan
untuk menjepit elektroda dalam holder yang salah satunya adalah konstruksi pincer dan
pegas untuk menghasilkan tekanan sehinnga diperoleh sambungan yang
baik. Membersihkan daerah kontak dengan menggunakan sikat kawat agar daerah
kontak antara elektroda dengan holder elektroda bersih. Rahang holder elektroda juga
harus dibersihkan dengan menggunakan ampelas atau alat lain yang sesuai. Holder
elektroda bagusnya dilengkapi dengan shield (plat kecil tahan panas) untuk mencegah
panas radiasi dari las ke tangan welder.
c) Kabel Las (kabel elektrode / kabel massa / kabel tenaga). Kabel las atau Lead
superfleksibel adalah alat untuk menghantar arus dari mesin pengelasan ke benda kerja
dan sebaliknya. Kabel las terdiri dari Lead dengan lapisan karet, kain, dan penguat
lapisan fabric holder elektroda atau Lead elektroda. Lead dari benda kerja ke mesin
dikenal sebagai Lead benda kerja. Tegangan pada Lead bervariasi antara 14 dan 80
Volt. Lead memilikibeberapa ukuran, yang semakin kecil nomornya, semakin
besar diameter Lead. Sebuah Lead harus fleksibel agar bisa mereduksi regangan pada
tangan welder dan untuk memudahkan instalasi kabel sehingga dapat digunakan 800
sampai 2500 kawat pada masing masing kabel. Lead elektroda maupun Lead benda
kerja harus menggunakan kabel listrik yang berdiameter sama karena panjang
Lead mempengaruhi ukuran kapasitas mesin las. (Admin, n.d.)
a) Tang dapat digunakan untuk memegang atau memindahkan benda kerja yang masih panas
seetelah pengelasan. Tang las juga berfungsi untuk menjepit elektroda. Pembuatan tang las
tidak sembarangan dan harus dibuat dengan bahan yang berisolasi tahan panas serta arus
listrik. Pembuatan tang las menggunakan bahan tembaga atau kuningan. Ebonit merupakan
salah satu bahan yang digunakan untuk membungkus tang las. Salah satu cara agar
memperkecil hambatan arus yang terjadi adalah dengan memastikan mulut penjepit selalu
dalam keadaan kencang dan bersih.
b) Sikat baja, Sikat yang digunakan untuk membersihkan benda kerja yang akan dilas
dan terak las yang sudah dilepas dari jalur las oleh pukulan palu las.
c) Palu kerak. Palu las digunakan untuk melepaskan dan mngeluarkan terak las pada jalur las
dengan cara memukulkan atau menggoreskan pada daerah las.
e) Mesin Gerinda
f) Klem Massa. Klem massa sebagai alat untuk menghubungkan kabel masa ke benda kerja
yang terbuat dari bahan yang menghantar dengan baik (tembaga). Sebuah klem masa
dilengkapi dengan pegas yang kuat, yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.
BAGIAN II
Metode Pengelasan
Risiko pada pekerjaan pengelasan (fabrikasi) memang sangat tinggi. Terutama pada
kesehatan tubuh si operator meskipun sudah menggunakan APD. Namun di sisi lain, pekerjaan
pengelasan sangat menguntungkan.
Operator pengelasan mampu mengubah berbagai material yang keras menjadi produk
dengan bentuk yang berbeda-beda. Proses pengelasan yaitu menggabungkan material logam atau
thermoplastik agar bergabung dengan rapi.
Proses pengelasan melibatkan panas dan tekanan terhadap material yang digabungkan dan juga
terhadap material tambahan. Seiring dengan perkembangan teknologi, proses pengelasan
mengalami banyak perubahan.
Namun untuk memilih metode pengelasan yang tepat, kita perlu mengetahui perbedaan
antara semua jenis teknik pengelasan. Saat ini banyak proses pengelasan dengan peralatan
otomatis. Namun, ada beberapa pekerjaan yang membutuhkan keterampilan profesional dan
dikerjakan secara manual. Untuk menjadi operator yang profesional, membutuhkan teori dan
praktek secara rutin serta jam terbang yang tinggi. (Furqoni, 2018)
d) SW (Stud Welding)
ESW (Electro Slag Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu
konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear Connector
“
Metode pengelasan ini dengan cara menyatukan kawat elektroda dan logam pada benda kerja
dengan cara dipanaskan. Sehingga keduanya melebur dan bergabung.
Gas yang terlindung dalam tabung digunakan sepanjang proses pengelasan. Pengelasan ini
membutuhkan tegangan listrik arus searah (DC) bisa juga arus bolak balik (AC). Tegangan dan
sistem arusnya konstan. Proses pengelasan bisa dilakukan secara otomatis maupun semi otomatis.
Metode ini cocok untuk peleburan baja ringan, baja tahan karat, dan juga aluminium.
b) GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas)
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn dengan
memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram, sedangkan bahan
penambahnya digunakan bahan yang sama atau sejenis dengan material induknya. Untuk
mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar) murni
Elektroda tungsten ini digunakan untuk memanaskan logam dasar dan membuat genangan las cair.
Dengan mencairkan dua bagian logam secara bersamaan, lasan autogenous dapat dibuat.
Proses pengelasan ini harus dilakukan oleh operator profesional, karena proses yang sangat rumit.
Pengelasan ini biasanya digunakan untuk pekerjaan dengan kualitas tinggi dan standar superior
tanpa menggunakan pembersihan yang berlebihan.
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas
yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen (O2).
Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti acetylene. Ada pula
yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas hidrogen (H) dan zat asam (O2)
yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan
meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut dan mengisi
cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja / wire rope, slenk.
Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke dalam mold yang telah
terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan dengan pemantik api, maka terjadilah
reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga menghasilkan suhu yang sangat tinggi
sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat
didalam mold tadi, sehingga cairan metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam
mold. (Admim, 2015)
BAGIAN III
Weld Defect atau Cacat las adalah hasil pengelasan yang tidak memenuhi syarat
keberterimaan yang sudah dituliskan di standart (ASME IX, AWS, API, ASTM). Penyebab cacat
las dapat dikarenakan adanya prosedur pengelasan yang salah, persiapan yang kurang dan juga
dapat disebabkan oleh peralatan serta consumable yang tidak sesuai standart.
Jenis cacat las pada pengelasan ada beberapa tipe yaitu cacat las internal (berada di dalam
hasil lasan) dan cacat las visual (dapat dilihat dengan mata). Jika kita ingin mengetahui defect atau
cacat pengelasan internal maka kamu memerlukan alat uji seperti Ultrasonic Test dan Radiography
Test untuk pengujian yang tidak merusak, sedangkan untuk uji merusak kamu dapat menggunakan
uji Bending atau makro.
1. Undercut.
2. Porosity.
3. Slag Inclusion.
4. Tungsten Inclusion.
5. Incomplete Penetration.
6. Incomplete Fusion.
7. Over Spatter.
8. Hot Crack.
9. Cold Crack.
10. Distortion.
Jenis Cacat Las dan Penyebabnya Serta Cara Mengatasinya:
Undercut adalah sebuah cacat las yang berada di bagian permukaan atau akar, bentuk cacat ini
seperti cerukan yang terjadi pada base metal atau logam induk. Jenis cacat pengelasan ini dapat
terjadi pada semua sambungan las, baik fillet, butt, lap, corner dan edge joint.
2. Porosity (Porositas)
Cacat Porositas adalah sebuah cacat pengelasan yang berupa sebuah lubang lubang kecil pada weld
metal (logam las), dapat berada pada permukaan maupun didalamnya. Porosity ini mempunyai
beberapa tipe yaitu Cluster Porosity, Blow Hole dan Gas Pore.
Penyebab Cacat Las Porositas:
Pastikan elektroda yang digunakan sudah dioven (jika disyaratkan), jangan sampai kawat
las terkena air atau lembab.
Atur tinggi busur kurang lebih 1,5 x diameter kawat las.
Ampere disesuaikan dengan prosedur atau rekomendasi dari produsen elektroda.
Persiapan pengelasan yang benar, memastikan tidak ada pengotor dalam benda kerja.
Untuk maerial tertentu panas tidak boleh terlalu tinggi, sehingga perlu perlakukan panas.
3. Slag Inclusion
Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada daerah dalam hasil lasan. Cacat ini
berupa slag (flux yang mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah stop and
run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk melihat cacat ini kita harus melakukan
pengujian radiografi atau bending.
Pastikan lasan benar benar berseih dari slag sebelum mengelas ulang.
Ampere disesuaikan dengan prosedur.
Busur las disesuaikan.
Sudut pengelasan harus sesuai.
Sudut kampuh lebih dibesarkan (50-70 derajat).
4. Tungsten Inclusion
Cacat las Tungsten Inclusion adalah cacat pengelasan yang diakibatkan oleh mencairnya tungsten
pada saat proses pengelasan yang kemudian melebur menjadi satu dengan weld metal, cacat ini
hampir sama dengan slag inclusion namun saat diuji radiografi tungsten inclusion berwana sangat
terang. Untuk jenis cacat las ini hanya terjadi pada proses pengelasan GTAW.
Penyebab Tungsten Inclusion:
5. Incomplete Penetration
Incomplete Penetration (IP) adalah sebuah cacat pengelasan yang terjadi pada daerah root atau
akar las, sebuah pengelasan dikatakan IP jika pengelasan pada daerah root tidak tembus atau
reinforcemen pada akar las berbentuk cekung.
Penyebab Cacat Incomplete Penetration:
6. Incomplete Fusion
Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang tidak dikehendaki karena
ketidaksempurnaan proses penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat ini biasanya
terjadi pada bagian samping lasan.
Spatter adalah percikan las, sebenarnya jika spater dapat dibersihkan maka tidak termasuk cacat.
Namun jika jumlahnya berlebih dan tidak dapat dibersihkan maka dikategorikan dalam cacat
visual.
Hot Crack (retak panas) adalah sebuah retak pada pengelasan dimana retak itu terjadi setelah
proses pengelasan selesai atau saat proses pemadatan logam lasan.
Menggunakan elektroda yang sesuai dengan WPS atau Low Hidrogen yang mempunyai
sifat regangan yang tinggi.
Melakukan perlakuan panas (PWHT dan Preheat)
9. Cold Cracking.
Cold Cracking (retak dingin) adalah sebuah retak yang terjadi pada daerah lasan setelah beberapa
waktu (memerlukan waktu, bisa 1 menit, 1 jam, atau 1 hari) proses pengelasan selesai.
Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan bentuk material yang diakibatkan
panas yang berlebih saat proses pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses
pendinginan, karena adanya panas yang berlebih maka material dapat mengalami penyusutan atau
pengembangan sehingga akan tarik menarik dan membuat material tersebut melengkung.
Jenis jenis cacat pengelasan dan penyebabnya di atas dapat terjadi pada las listrik (SMAW),
GMAW, GTAW, SAW, FCAW, OAW. Namun untuk tungsten inclusion hanya terjadi pada
GTAW, karena hanya pengelasan tersebut yang menggunakan logam tungsten. (Achmadi, 2019)
BAGIAN IV
1. Elektroda berselaput/salutan
2. Elektroda polos
Elektroda Berselaput
Yang dimaksud elektroda berselaput adalah bahan inti kawat yang dilapisi salutan (flux) dari bahan
kimia tertentu disesuaikan dengan jenis pengelasan. Kawat las SMAW yang biasa kita pakai
sehari-hari adalah termasuk elektroda berselaput. Elektroda ini terdiri dari dua bagian dengan
fungsi yang berbeda, yaitu:
1. Bagian Inti Elektroda, yang berfungsi : Sebagai penghantar arus listrik. Sebagai bahan
tambah untuk bahan, inti elektroda dibuat dari logam ferro dan non ferro, seperti baja
karbon,baja paduan, aluminium ,kuningan dan lain-lain.
2. Bagian Salutan Elektroda,yang berfungsi:
-Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas, melindungi kontaminasi udara
padawaktu logam dalam keadaan cair. -Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil
pengelasan dari oksidasi udara selama proses pendinginan. Mencegah proses pendinginan
agar tidak terlalu cepat. Memudahkan penyalaan. Mengontrol stabilitas busur.
Salutan pada elektroda yang telah dibuka dari bungkusnya, harus disimpan di dalam kabinet
pemanas atau oven dengan suhu 15 derajat lebih tinggi dari suhu udara luar, sebab lapisan tersebut
sangat pekaterhadap kelembaban. Apabila dibiarkan lembab, maka akan menyebabkan hal-hal
sebagai berikut:
-Elektroda Nikel
-Elektroda Aluminium
-Dan lain-lain
Arti Kode Dan Symbol Pada Kawat Las SMAW
Elektroda Baja Lunak
Pada dasarnya jenis inti kawat elektroda baja lunak terbuat dari bahan yang sama, perbedaannya
terletak pada jenis selaputnya(flux).Berikut adalah beberapa jenis elektroda yang umum dipakai:
Admim. (2015, February). Macam Macam Proses dan Jenis Jenis Pengelasan. Retrieved from
maritimeworld.web.id: http://www.maritimeworld.web.id/2015/02/Jenis-Jenis-Las.html
klikmro. (2017, maret 31). 8 Cara Pengelasan / Welding yang Baik dan Benar. Retrieved from
klikMRO.com: https://blog.klikmro.com/persiapan-dan-cara-welding-yang-baik-dan-benar/
Unknown. (2015, october). Tentang Elektroda Dan Jenis-jenis Kawat Las SMAW. Retrieved from
cnzahid.com: https://www.cnzahid.com/2015/10/pengertian-dan-macam-macam-
elektrode.html