Anda di halaman 1dari 31

A.

Pengertian las smaw


Las SMAW adalah sebuah proses penyambungan logam yang
menggunakan energi panas untuk mencairkan benda kerja dan elektroda
(bahan pengisi). Energi panas pada proses pengelasan SMAW dihasilkan
karena adanya lompatan ion (katoda dan anoda) listrik yang terjadi pada
ujung elektroda dan permukaan material, Pada proses pengelasan SMAW
jenis pelindung yang digunakan adalah selaput flux yang terdapat pada
elektroda. Flux pada elektroda SMAW berfungsi untuk melindungi logam
las yang mencair saat proses pengelasan berlangsung. Flux ini akan
menjadi slag ketika sudah padat, SMAW merupakan salah satu proses
pengelasan yang umum digunakan, utamanya pada pengelasan singkat
dalam produksi, pemeliharaan dan perbaikan, dan untuk bidang
konstruksi, Selain itu pengelasan SMAW juga digunakan pada refinery
piping, pekerjaan pipelines, pengelasan di bawah laut (struktur anjungan
lepas pantai), bejana bertekanan, rangka baja untuk konstruksi bangunan
serta industri alat berat dan perkapalan.

1
B. Pengertian las smaw
Prinsip kerja dari las SMAW ini yaitu saat ujung elektroda didekatkan
pada benda kerja terjadi panas listrik (busur listrik) yang membuat antara
benda kerja dengan ujung elektroda terbungkus tersebut mencair secara
bersamaan. Dengan adanya pencairan ini maka kampuh pada lasan akan
terisi oleh cairan logam dari elektroda dan logam induk yang mencair
secara bersamaan. Elektroda sendiri merupakan kawat/logam yang
terbungkus fluks. Fluks pada elektroda berfungsi sebagai pemantap busur
dan juga sebagai sumber terak (slag) yang akan melindungi hasil las yang
baru dari kontaminasi udara luar. Pada saat proses pengelasan
berlangsung pemindahan logam dari elektroda tergantung dari besar
kecilnya arus listrik yang digunakan. Apabila menggunakan arus yang
besar maka butiran-butiran logam akan menjadi halus, tetapi sebaliknya
apabila menggunakan arus yang yang kecil pemindahan logam dari
elektroda akan menjadi lebih besar. 

2
C. Peralatan las smaw
1) Kabel masa
Kabel yang berfungsi untuk menghubungkan (mengalirkan arus
listrik) dari mesin las ke benda kerja atau logam Induk.

2) Kabel elektroda
Kabel yang berfungsi menghantarkan listrik dari mesin las ke
holder atau ke elektroda yang akan membuat nyala busur listrik
jika disentuhkan ke benda kerja. Untuk Kabel las (Elektroda dan
kabel Massa) ini harus mempunyai sifat yang fleksibel dan
didalamnya terdapat beberapa bagian seperti lead, lapisan karet dan
kawat tembaga.

3
3) Pemegang kawat las atau Holder
Pemegang kawat las berfungsi sebagai pemegang kawat las saat
digunakan welder untuk mengelas sebuah produk. Holder harus
terbuat dari bahan yang mempunyai ketahanan panas yang tinggi,
karena posisinya berdekatan dengan kawat las yang mencair
(temperature hingga 2000 derajat Celcius). Selain itu didalam
holder ini terdapat pegas yang berfungsi untuk mengunci atau
menjepit elektroda agar tidak lepas atau bergerak saat digunakan
mengelas.

4) Klem massa
Klem massa berfungsi untuk menghubungkan kabel las ke massa
atau benda / meja kerja dipergunakan klem massa. Bahan untuk
klem massa terbuat dari bahan penghantar listrik yang baik. Klem
massa harus diikat kuat pada benda kerja atau meja kerja yang
bersih, ikatan yang tidak kuat akan menimbulkan percikan api dan
penjepit massa akan menjadi panas dan menempel pada
benda/meja kerja.

4
5) Elektroda
Elektroda berupa bahan tambah yang dilapisi dengan flux. Fungsi
bahan tambah untuk mengisi celah pada sambungan. Fungsi flux
untuk melindungi cairan las dari udara luar.

D. Power source
Sumber tegangan diklasifikasikan sebagai mesin las AC dan mesin las
DC, mesin las AC biasanya berupa trafo las, sedangkam mesin las DC
selain trafo juga ada yang dilengkapi dengan rectifier atau diode (perubah
arus bolak balik menjadi arus searah) biasanya menggunakan motor
penggerak baik mesin diesel, motor bensin dan motor listrik. mesin las

5
DC, saat ini banyak digunakan mesin las DC karena DC mempunyai
beberapa kelebihan dari pada mesin las AC yaitu busur stabil dan
polaritas dapat diatur. mesin las AC yang menggunakan transformator
atau trafo las.

E. Peralatan K3
1) Pakaian kerja las atau apron
Pakain kerja las adalah baju yang bisa melindungi segala bagian
tubuh dari panas dan percikan las. Oleh karena itu terdapat Apron
sebagai tambahan, apron dada dan apron lengan ini terbuat dari
bahan kulit. Karena jika dari kain umumnya pakaian akan
berlubang, hal ini disebabkan karena tingginya suhu percikan las

2) Sarung Tangan Las atau welding gloves


Welding gloves atau sarung tangan las adalah sarung tangan yang
memang khusus dihasilkan untuk proses pengelasan, bahan sarung
tangan las terbuat dari kulit atau bahan sejenis asbes dengan
kelenturan yang baik. Welding gloves berfungsi untuk melindungi

6
kedua tangan dari percikan las atau spater dan panas material yang
dibuat dari proses pengelasan.

3) Sepatu las atau safety shoes


Sepatu las adalah sepatu yang terbuat dari kulit dan bagian depan
sepatu terdapat sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi
kaki dari kejatuhan benda yang berat dan benda yang tajam. Maka
dari itu karena bersifat isolator, sepatu ini juga melindungi dari
bahaya sengatan listrik.

7
4) Helm Las atau Topeng las
Helm las adalah alat yang memiliki fungsi melindungi bagian
wajah dari percikan las, panas pengelasan dan cahaya las ke bagian
mata. Topeng las ini terbuat dari bahan plastik yang bendung
panas, selain itu terdapat tiga kaca (jernih, hitam, jernih) yang
berfungsi untuk melindungi mata dari bahaya sinar langsung dan
ultraviolet ketika melaksanakan proses pengelasan.

5) Masker Las
Masker berfungsi sebagai alat perlindung pernapasan dari bahaya
asap las, karena asap las berbeda dengan asap pada umumnya.
Asap las ini merupakan hasil pembakaran dari bahan kimia untuk
perlindungan lasan dan juga pembakaran atau pelelehan dari
material lasan. Oleh karena itu asap las ini hampir seperti serbuk
bersih dan sungguh-sungguh membahayakan alat pernapasan kita.

8
F. Teknik pengelasan
1) Posisi dibawah tangan
Pada posisi pengelasan dibawah tangan merupakan cara pengelasan
yang berada di permukaan datar atau rata dan berada dibawah
tangan, sudut pada elektroda nya sekitar 10-20 derajat terhadap
garis vertical dan 70-80 derajat terhadap benda kerja

2) Posisi tegak ( vertical )


Proses pengelasan ini cukup sulit karena logam cair akan terus
mengalir ke bawah hingga menumpuk , sudut elektroda saat
mengelas 10-15 derajat terhadap garis vertical dan 70-80 derajat
pada benda kerja

9
3) Posisi datar ( horizontal )
Proses pengelasan horizontal merupakan proses pengelasan
dimulai dari arah kiri ataupun dari kanan dengan benda kerja
dibuat tegak , sudut elektroda sekitar 5-10 derajat terhadap garis
vertical dan 70-80 derajat kearah benda kerja

4) Posisi diatas kepala ( over head )


Proses pengelasan ini jarang bahaya dilakukan karena benda kerja
berada diatas welder dan logam cair bisa saja mengenai welder
tersebut , sudut elektroda di posisi atas sekitar 5-20 derajat
terhadap garis vertical dan 75-85 derajat terhadap benda kerja

10
G. Jenis jenis sambungan
1. Butt Joint
Sambungan butt joint adalah jenis sambungan tumpul, dalam
aplikasinya jenis sambungan ini terdapat berbagai macam jenis
kampuh atau groove yaitu V groove (kampuh V), single bevel, J
groove, U Groove, Square Groove

2. T (Fillet) Joint

T Joint adalah jenis sambungan yang berbentuk seperti huruf T,


tipe sambungan ini banyak diaplikasikan untuk pembutan kontruksi
atap, konveyor dan jenis konstruksi lainnya. Untuk tipe groove
juga terkadang digunakan untuk sambungan fillet adalah double
bevel, namun hal tersebut sangat jarang kecuali pelat atau

11
materialnya sangat tebal. Berikut ini gambar sambungan T
pada pengelasan.

3. Corner Joint
Corner Joint mempunyai desain sambungan yang hampir sama
dengan T Joint, namun yang membedakannya adalah letak dari
materialnya. Pada sambungan ini materialnya yang disambung
adalah bagian ujung dengan ujung. Ada dua jenis corner joint,
yaitu close dan open. Untuk detailnya silahkan lihat pada gambar
di bawah ini.

4. Lap Joint
Tipe sambungan las yang sering digunakan untuk pengelasan spot

12
atau seam. Karena materialnya ini ditumpuk atau disusun sehingga
sering digunakan untuk aplikasi pada bagian body kereta dan
cenderung untuk plat plat tipis. Jika menggunakan proses las
SMAW, GMAW atau FCAW pengelasannya sama dengan
sambungan fillet.

5. Edge Joint

Edge joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja


sejajar satu sama lain dengan catatan salah satu ujung dari kedua
benda kerja tersebut berada pada tingkat yang sama.

H. Cacat las

13
1) Spatter

Spatter merupakan bintik – bintik kecil logam las akibat cairan


eletroda yang diteteskan berupa semprotan (spray). Penyebab
terjadinya spatter yaitu arc length terlalu besar dan Solusinya
dengan cara memperkecil arc length dan menjaga arc length selalu
tepat.

2) Porosity
penyebab dari porosity yaitu eletroda yang digunakan terlalu basah 
atau lembab, benda kerja kotor, arc length terlalu panjang.
Solusinya dengan membersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat,
debu, lapisan, slag, embun, dan kotoran sebelum melakukan
pengelasan.

3) Crack

14
Crack atau retak merupakan putusnya benda akibat tegangan,
retakan sendiri sering terjadi pada lasan maupun bagian benda
kerja yang dekat dengan lasan, jadi solusinya adalah jaga jarak
lasan dan atur ampere las

4) Undercut
Undercut merupakan cacat yang disebabkan salah satunya itu
ampere pengelasan terlalu besar, solusinya yaitu ampere las jangan
terlalu besar dan mengupayakan ayunan elektroda dengan teratur.

5) Overlap
Overlap dapat terjadi pada permukaan dan akar las, cacat ini terjadi
jika hasil lasan lebarnya melebihi dari kampuh las dan pada
ujungnya tidak fusi dengan logam induk. Penyebab Overlap
dikarenakan gerakan pengelasan yang salah yaitu terlalu melebar.

15
6) Excessive Root Penetration.

Hasil pengelasan pada daerah akar las terlalu tinggi, maksimal


ketinggian akar las adalah 2 mm dan minimum rata atau 0.
Penyebabnya dapat karena gap terlalu lebar, arus pengelasan terlalu
tinggi dan root face terlalu tipis.

7) Misalignment (hi-lo).

Ketinggian antara plat yang dijoint berbeda atau tidak rata. Hal ini
disebabkan karena persiapan pengelasan yang tidak tepat. Untuk
mengatasinya material dipotong dan dipersiapkan kembali secara
benar, jika tidak diperbolehkan maka daerah lasan digerinda
sampai habis dan pelat dilakukan setting ulang.

16
8) Underfill.

Cacat yang terjadi pada permukaan, pada permukaan lasan


pengisian masih kurang sehingga permukaan benda kerja lebih
tinggi dari daerah lasan atau kampuh las. Untuk mengatasinya
dilakukan proses pengelasan lagi pada area tersebut atau diratakan
semua daerah las dan dilakukan pengelasan secara menyeluruh
agar ketinggian sama.

9) Distorsi

Pengertian distorsi pada pengelasan adalah sebuah perubahan


bentuk material yang diakibatkan panas yang berlebih saat proses
pengelasan berlangsung. Distorsi ini terjadi saat proses
pendinginan, karena adanya panas yang berlebih maka material

17
dapat mengalami penyusutan atau pengembangan sehingga akan
tarik menarik dan membuat material tersebut melengkung.

10) Incomplete Fusion (Lack Of Fusion

Cacat Incomplete Fusion adalah sebuah hasil pengelasan yang


tidak dikehendaki karena ketidaksempurnaan proses
penyambungan antara logam las dan logam induk. Cacat ini
biasanya terjadi pada bagian samping lasan.

11) Slag Inclusion.

Welding Defect Slag Inclusion adalah cacat yang terjadi pada


daerah dalam hasil lasan. Cacat ini berupa slag (flux yang
mencair) yang berada dalam lasan, yang sering terjadi pada daerah
stop and run (awal dan berhentinya proses pengelasan). Untuk

18
melihat cacat ini kita harus melakukan pengujian radiografi atau
bending

12) Arc Strike.

Arc Strike adalah cacat las yang diakibatkan menempelnya ujung


kawat las kedaerah logam las atau base metal secara singkat,
biasanya hal ini tidak disengaja oleh tukang las. Cacat las Arc
Strike ini sangat berbahaya bagi kekuatan logam, karena dapat
mengurangi nilai ketangguhan dan kekuatan logam lasan tersebut.

I. Elektroda

19
Elektroda adalah benda yang dipergunakan untuk melakukan pengelasan
listrik.Busur nyala timbul ketika ujung kawat las sebagai pembakar
bersinggungan dengan logam pengelasan.
Secara umum Elektroda bisa dibedakan 2 kelompok yaitu:

1) Elektroda berselaput/selaputan

2) Elektroda polos

Yang dimaksud elektroda berselaput adalah bahan inti kawat yang


dilapisi salutan (flux) dari bahan kimia tertentu disesuaikan dengan jenis
pengelasan.
Kawat las SMAW yang biasa kita pakai sehari-hari adalah termasuk
elektroda berselaput.Elektroda ini terdiri dari dua bagian dengan fungsi
yang berbeda, yaitu:

1) Bagian inti elektroda

Bagian inti elektroda berfungsi sebagai penghantar arus listrik dan


sebagai bahan tambah , Untuk bahan, inti elektroda dibuat dari
logam ferro dan non ferro, seperti baja karbon, baja paduan,
aluminium, kuningan dan lain-lain.

2) Bagian salutan elektroda

Bagian salutan elektroda memiliki fungsi yaitu;

-Untuk memberikan gas pelindung pada logam yang dilas,


melindungi kontaminasi udara pada waktu logam dalam keadaan
cair.
-Membentuk lapisan terak, yang melapisi hasil pengelasan dari
oksidasi udara selama proses pendinginan.

20
-Mencegah proses pendinginan agar tidak terlalu cepat.
-Memudahkan penyalaan.
-Mengontrol stabilitas busur.

J. Flux/salutan

Flux / Salutan adalah bagian yang melapisi inti kawat las yang terbuat
dari campuran bahan kimia khusus dengan percentase yang berbeda-beda
untuk tiap jenis elektroda.Jenis bahan kimia pembuat flux misalnya
selulosa, kalsium karbonat (Ca C03), titanium dioksida (rutil), kaolin,
kalium oksida mangan, oksida besi, serbuk besi, besi silikon, besi
mangan dan sebagainya

K. Jenis jenis elektroda las smaw

1) Elektroda baja lunak

Pada dasarnya jenis inti kawat elektroda baja lunak terbuat dari
bahan yang sama, perbedaannya terletak pada jenis
selaputnya(flux).Berikut adalah beberapa jenis elektroda yang
umum dipakai

a) E 6010 dan E 6011

Elektroda ini adalah jenis elektroda selaput selulosa yang


dapat dipakai untuk pengelesan dengan penembusan yang
dalam. Pengelasan dapat pada segala posisi dan terak yang
tipis dapat dengan mudah dibersihkan. Deposit las biasanya
mempunyai sifat sifat mekanik yang baik dan dapat dipakai
untuk pekerjaan dengan pengujian Radiograf, Selaput
selulosa dengan kebasahan 5% pada waktu pengelasan akan
menghasilkan gas pelindung. E 6011 mengandung Kalium

21
untuk mambantu menstabilkan busur listrik bila dipakai arus
AC

b) E 6012 dan E 6013

Kedua elektroda ini termasuk jenis selaput rutil yang dapat


manghasilkan penembusan sedang. Keduanya dapat dipakai
untuk pengelasan segala posisi, tetapi kebanyakan jenis E
6013 sangat baik untuk posisi pengelesan tegak arah ke
bawah atau las down. Jenis E 6012 umumnya dapat di pakai
pada ampere yang relatif lebih tinggi dari E 6013. E 6013
yang mengandung lebih benyak Kalium memudahkan
pemakaian pada voltage mesin yang rendah. Elektroda
dengan diameter kecil kebanyakan dipakai untuk pangelasan
pelat tipis.

22
c) E 6020

Elektroda jenis ini dapat menghasilkan penembusan las


sedang dan teraknya mudah dilepas dari lapisan las. Selaput
elektroda terutama mengandung oksida besi dan mangan.
Cairan terak yang terlalu cair dan mudah mengalir cocok
untuk pengelasan datar tapi menyulitkan pada pengelasan
dengan posisi lain misalnya posisi vertikal dan overhead

d) Elektroda selaput serbuk besi

Elektroda jenis ini antara lain: E 6027, E 7014. E 7018. E


7024 dan E 7028 mengandung serbuk besi untuk
meningkatkan efisiensi pengelasan. Umumnya selaput
elektroda akan lebih tebal dengan bertambahnya persentase
serbuk besi. Dengan adanya serbuk besi dan bertambah
tebalnya selaput akan memerlukan ampere yang lebih tinggi.

23
e) Elektroda hydrogen rendah

Elektroda jenis ini antara lain: E 7015,E 7016 dan E 7018.


Selaput elektroda jenis ini mengandung hydrogen yang
rendah (kurang dari 0,5 %), sehingga deposit las juga dapat
bebas dari porositas. Elektroda ini dipakai untuk pengelasan
yang memerlukan mutu tinggi, bebas porositas, misalnya
untuk pengelasan bejana dan pipa yang
bertekanan.Disamping itu penggunaan elektroda ini juga
banyak dipakai di bengkel fabrikasi dan konstruksi.

24
L. Perlengkapan alat bantu las smaw

1) Palu las

Palu las digunakan untuk membersihkan hasil pengelasan dari Slag


(kerak las) untuk proses las yang jenis pelindungnya menggunakan
flux dan Spatter (percikan las), caranya dengan memukulkannya
atau menggoreskan pada bagian yang terdapat slag dan spatter.
Untuk bentuknya biasanya pada ujungnya berbentuk bulat dan tipis
lancip.

2) Sikat baja

Sikat baja digunakan untuk membersihkan permukaan benda yang


akan dilas dari zat pengotor seperti karat, oli, dan pengotor lainnya.
Selain itu digunakan juga untuk membersihkan hasil lasan dari
debu dan slag

25
3) Meja las

Meja las adalah tempat untuk menempatkan benda kerja pada


posisi yang dipersyaratkan. Meja las harus diletakkan sedemikian
rupa dan tidak mudah bergerak saat tersenggol atau saat welder
melakukan pengelasan. Gunakan benda kerja lain saat mencoba
penyalaan elektroda dan jangan dilakukan di meja las.

4) Palu konde

Palu konde secara standar yang digunakan adalah berkapasitas 2


kg. penggunaan palu konde adalah untuk membantu meluruskan,
meratakan permukaan benda kerja yang berkelok atau melengkung,
untuk membentuk sudut pada benda kerja dengan tujuan
mengurangi atau meniadakan distorsi. atau ditunakan untuk tujuan
membantu persiapan pengelasan. Palu konde juga harus dikontrol
kondisinya agar tidak kocak serta dalam penyimpananya harus
tertata rapi dan tidak saling bertumpukan atau bergesekan dengan
alat lainnya.

26
5) Gerinda tangan

Gerinda tangan ini berfungsi untuk menyiapkan material yang akan


di las berupa penyiapan kampuh las. Gerinda ini juga digunakan
untuk membantu dalam proses pengelasan khususnya dalam
pembersihan lasan sebelum di sambung atau sebelum ditumpuki
dengan lasan lapis berikutnya. gerinda tangan ini juga digunakan
untuk membantu dalam memperbaiki cacat las yang memerlukan
penggerindaan dalam persiapannya sebelum diperbaiki cacat
pengelasan tadi.
Dalam penggunaannya :
Periksa kabel gerinda apakah ada yang terkelupas atau tidak, jika
ada segera diisolasi agar operator tidak tersengat listrik. Pastikan
saklar dalam kondisi OFF sebelum kabel dihubungkan pada
sumber listrik. Pastikan batu gerinda terpasang dengan kuat dan
tepat dan kemudian peganglah geridan pada tangkai gerinda
dengan kuat. Hubungkan kabel gerinda pada listrik dan kemudian
hidupkan dengan menekan tombol ON. Gunakan kaca mata putih
saat menggerinda. Setelah selesai saklar OFF dan lepas kembali
kabel dari sumber arus. Gulung kabel sedemikian rupa dan
simpanlah pada tempatnya dengan aman dan tidak saling bertindih
dengan alat lain.

27
M. Keuntungan dan kekurangan dari pengelasan las smaw

Keuntungan las smaw

 Las SMAW dapat digunakan untuk mengelas semua posisi.


 Dapat digunakan untuk mengelas semua jenis material ferrous.
 Harga mesin las lebih murah dibandingkan mesin las GMAW atau
SAW.
 Peralatan mudah dibawah kemana saja dan cukup ringkas.
 Dapat digunakan untuk mengelas dengan ketebalan material yang
kita inginkan.

Kekurangan las smaw

 Harus sering melakukan pemasangan Elektroda saat mengelas, karena


panjang kawat las terbatas.
 Harus melakukan pembersihan slag atau kerak las setelah proses
pengelasan.
 Hanya dapat digunakan mengelas jenis material Ferrous.
 Pada jenis elektroda tertentu harus dioven sebelum melakukan
pengelasan

N. Parameter las smaw

Dalam mengelas SMAW Anda harus memperhatikan beberapa parameter


las agar hasil maksimal, berikut ini parameternya :

1) Arus Pengelasan.
Ampere las sangat berpengaruh terhadap hasil las, mulai dari
penetrasi, lebar las dan tebal dari hasil pengelasan. Jika arus terlalu
kecil maka penetrasi dangkal, namun jika terlalu besar maka

28
material dapat jebol dan juga dapat menyebabkan daerah HAZ
menjadi lebih besar. Lihat juga cara mengatur ampere mesin las.
2) Voltase Pengelasan.
Voltase ini hampir sama pengaruhnya dengan arus las, yaitu
berpengaruh terhadap lebar lasan dan kecepatan mencairnya
elektroda.
3) Kecepatan Pengelasan.
Kecepatan las yang benar diperlukan untuk mendapatkan hasil
yang sesuai dengan syarat keberterimaan. Jika terlalu cepat maka
hasil pengelasan cenderung lebih kecil, sedangkan jika terlalu
lambat maka akan terlalu tebal.
4) Polaritas.
Untuk SMAW, polaritas DCEN hasil penetrasinya lebih dangkal
dibandingkan dengan DCEP. Hal tersebut berbanding terbalik
dengan pengelasan GTAW.

29
O. Pergerakan elektroda las smaw

Ada berbagai cara didalam menggerakan/mengayunkan elektroda las


yaitu:

1) Elektroda digerakan dengan melakukan maju dan mundur, metoda ini


salah
2) satu bentuk metoda weaving.
3) Bentuk weaving lainnya yaitu dengan melakukan gerakan seperti
setengah
4) bulan.
5) Gerakan elektroda yang menyerupai bentuk angka 8.
6) Elektroda dengan melakukan gerakan memutar.
7) Gerakan dengan membentuk heisitation.

Semua gerakan mempunyai tujuan untuk mendapatkan deposit logam


las dengan permukaan rata, mulus terhindar dari terjadinya takik-
takik dan termasuk terak-terak, yang terpenting dalam gerakan
eleltroda ini adalah ketepatan sudut dan kestabilan kecepatan. Ayunan
elektroda las agar berbentuk anyaman atau lipatan manik las maka
lebar las dibatasi sampai 3 (tiga) kali besarnya diameter elektroda,
Kecepatan pengelasan tergantung dari bahan induk, jenis electrode,

30
diameter inti electrode, geometri sambungan, ketelitian sambungan
agar dapat mengelas lebih cepat diperlukan arus yang lebih tinggi

1. Kenapa las smaw tidak menggunakan gas pelindung seperti las las
lainnya ?
2. Apakah listrik yang dihasilkan panel surya dapat digunakan untuk
melakukan las smaw ?

31

Anda mungkin juga menyukai