PENDAHULUAN
BAB V PENUTUP
Di bab ini adalah bab terakhir yang berisikan kesimpulan dan saran. Selain itu
juga di akhir laporan terdapat daftar pustaka dan lampiran.
2
BAB II
PEMBUATAN BENDA KERJA
Jarak antara elektroda dan bebda kerja disebut dengan panjang busur nyata.
Suhu busur ini bisa mencapai 5000OC, sehingga mampu melelehkan
elektroda dan benda kerja untuk membentuk paduan.
4
Gambar 2.3 Sumber Tegangan
2. Kabel masa dan kabel elektoda (ground cable and electrode cable)
5
Gambar 2.5 Holder dan claim masa
4. Elektroda
Sebagian besar elektrode las SMAW dilapisi oleh lapisan flux, yang
berfungsi sebagai pembentuk gas yang melindungi cairan logam dari
kontaminasi udara sekelilingnya. Selain itu fluk berguna juga untuk
membentuk terak las yang juga berfungsi melindungi cairan las dari
udara sekelilingnya. Lapisan elektrode ini merupakan campuran kimia
yang komposisisnya sesuai dengan kebutuhan pengelasan. Menurut
AWS (American Welding Society ) elektrode diklasifikasikan dengan
huruf E dan diikuti empat atau lima digit sebagai berikut E xxxx (x)
,contohnya E 6010, E 6013, E 7018 dan lain-lain.
6
Gambar 2.7 Jenis jenis sambungan Las
1. Butt joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja berada pada
bidang yang sama dan disambung pada ujung kedua benda kerja yang
saling berdekatan.
2. Lap joint merupakan sambungan yang terdiri dari dua benda kerja yang
saling bertumpukkan.
3. T-joint merupakan sambungan di mana salah satu benda kerja tegak lurus
dengan benda kerja lainnya sehingga membentuk huruf “T”.
4. Edge joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja sejajar satu
sama lain dengan catatan salah satu ujung dari kedua benda kerja tersebut
berada pada tingkat yang sama.
5. Corner joint merupakan sambungan di mana kedua benda kerja
membentuk sudut sehingga keduanya dapat disambung pada bagian
pojok dari sudut tersebut.
7
2.5 Kampuh Las
Untuk menghasilkan hasil Las Listrik yang mempunyai kualitas yang
baik, sudah seharusnya teknisi (Tukang Las) memperhatikan beberapa
hal yang terkait dengan Las Listrik diantara yang berpengaruh dalam
pengelasan Listrik adalah Kampuh Las. Kampuh Las ini berguna untuk
menampung bahan pengisi agar lebih banyak yang merekat ke benda
kerja. Dengan demikian kekuatan las akan lebih terjamin.
Sedangkan jenis kampuh las yang dipakai pada tiap pengelasan
tergantung pada :
1. Ketebalan benda kerja
2. Jenis benda kerja
3. Kekuatan yang diinginkan
4. Posisi pengelasan
Dan jenis-jenis kampuh diantaranya:
1. Kampuh I
2. Kampuh K
3. Kampuh V
4. Kampuh U
5. Kampuh T
6. Kampuh X
7. Kampuh tepi dan lain-lain
8
kecepatan pengelasan dan laju pendinginan daerah lasan. Daerah logam
yang mengalami perubahan struktur mikro akibat mengalami pemanasan
karena pengelasan disebut daerah pengaruh panas (DPP), atau Heat
Affected Zone. Daerah hasil pengelasan yang akan kita temui bila kita
melakukan pengelasan, yaitu :
9
Proses las terjadi proses pemanasan dan juga pendinginan maka
dapat dikatakan proses las juga proses heat treatment hanya saja
terjadinya lokal, tidak seperti proses heat treatment pada umumnya.
Untuk melihat fenomena proses tersebut dapat dilihat pada grafik
siklus termal las.
Terjadinya cacat las ini akan mengakibatkan banyak hal yang tidak
diinginkan dan mengarah pada turunnya tingkat keselamatan kerja, baik
keselamatan alat, pekerja/user/operator, lingkungan dan
perusahaan/industri/instansi. Di samping itu juga secara ekonomi akan
mengakibatkan melonjaknya biaya produksi dan pada gilirannya
industri/perusahaan/instansi tersebut mengalami kerugian atau penurunan
laba.
10
Hal ini sangat erat hubungan-nya dengan terjadinya cacat las yang
mempunyai pengaruh fatal terhadap keamanan kontruksi material yang di-
las terutama pada bagian Lambung Kapal.
1. Rounded indication atau cacat bulat adalah merupakan cacat las yang
diperbolehkan apabila dimensi / ukuran panjang kumpulan cacat masih
berada pada cacat maksimum sesuai kriteria penerimaan yang dipakai,
misal : liang-liang renik (porosity)
2. Linear indication atau cacat memanjang adalah cacat yang tidak
diperbolehkan sama sekali (retak, penembusan kurang, peleburan
kurang).
1. Retak Las
Cacat las yang sering sekali terjadi pada saat proses pengelasan adalah
retak las yang dapat dibagi menjadi dua kategori yakni : retak dingin
dan retak panas.
Retak dingin adalah retak yang terjadi pada daerah las pada suhu
kurang lebih 300°C. Sedangkan retak panas adalah retak yang terjadi
pada suhu diatas 500°C. Retak dingin tidak hanya terjadi pada daerah
HAZ(Heat Affected Zone) atau sering disebut dengan daerah pergaruh
panas tetapi biasanya terjadipada logam las. Retak dingin ini dapat
terjadi pada daerah panas yang sering terjadi. Dan retakan ini dapat
dilihat dibawah manik Ias, retak akar dan kaki, serta retak melintang.
11
Retak dingin didaerah HAZ ini biasanya terjadi antara beberapa menit
sampai 48 jam sesudah pengelasan. Retak dingin ini disebabkan oleh :.
12
Kecepatan pengelasan yang terlalu tinggi.
Arus terlalu rendah.
Diameter elektroda yang terlalu besar atau terlalu kecil.
Benda kerja terlalu kotor.
Persiapan kampuh atau sudut kampuh tidak baik.
Busur las yang terlalu panjang.
3. Pengerukan / Under cut
Cacat las yang lain adalah pengerukan atau yang sering disebut
dengan under cut
Busur pendek.
Kecepatan mengelas yang terlalu tinggi atau terlalu rendah.
Kurang waktu pengisian.
Terdapat kotoran-kotoran pada benda kerja.
13
Kesalahan memilih jenis elektroda.
5. Bentuk Yang Tidak Sempurna
Jenis cacat ini memberikan geometri sambungan las yang tidak baik
(tidak sempurna) seperti: undercut, underfill, overlap, excessive
reinforcement dan lain-lain. Morfologi geometri dari cacat ini biasanya
bervariasi. Pengerukan ini terjadi pada benda kerja atau konstruksi yang
termakan oleh las sehingga benda kerja tadi berkurang kekuatan
konstruksi meskipun sebelumnya telah dilakukan pengelasan.
Pada dasarnya setiap logam bila dipanasi akan memuai dan mengkerut
bila didinginkan. Bila salah satu permukaan las tipis dilas pada arah
memanjang, maka setelah dingin terjadilah pelengkungan atau
melenting atau deformasi.
Dan pada dua bilah plat tipis dilas (tanpa membuat pengikat lebih dulu)
maka kedua sisikampuh yang masih bebas akan bergeser, bahkan
sampai kedua sisi tersebut dapat berimpit, Penyebab pengerutan adalah:
14
Salah urutan pengelasan.
7. Hot Cracking yaitu retakan yang biasanya timbul pada saat vairan las
mulai membeku karena luas penampang yang terlalu kecil
dibandingkan dengan benda kerja yang akan yang akan dilas sehingga
terjadi pendinginan.
8. Underbread cracking terjadi karena adanya hydrogen ataupun karena
kuatnya kontruksi penguat sampingan.dapat di tanggulangi dengan
menggunakan elektroda las low hydrogen atau pemanasan awal benda
kerja sampai suhu 120°C.
9. Luck of fussion adalah cacat antara bahan dasar dengan logam las tidak
dapat di tanggulangi dengan menambah kuat arus ,ayunan las dapat di
tambah.
10. Wearning foult adalah timbuan las yang berlebihan di atasi dengan
menjaga kontinutias kecepatan pengelasaan.
11. Distorsi (distortion) merupakan cacat las yang terjadi akibat kontraksi
logam las selama pengelasan yang mendorong/menarik benda kerja
untuk bergerak.
15
12. Manik-manik las kurang rapi terjadi ketika logam las tidak sejajar dan
tidak dapat mencakup sambungan yang dibentuk oleh benda kerja.
Selain itu, tinggi logam las yang berbeda (naik turun) juga
menandakan bahwa manik-manik las kurang rapi.
16
Gambar 2.14 Las yang Mengalami Penetrasi Berlebih
17
2. Heat input kurang besar.
3. Teknik pengelasan kurang tepat.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari kurangnya
penetrasi antara lain:
1. Pembuatan groove harus tepat di mana mampu menyediakan akses
pada bagian bawah sambungan.
2. Tingkatkan arus listrik, bila perlu gunakan elektroda yang lebih
besar.
3. Kontrol kondisi busur las, kurangi kecepatan pengelasan.
16. Cacat Las kurang menyatu (Lack of Fusion). Cacat las ini terjadi karena
logam las dan benda kerja gagal menyatu. Cacat jenis ini bisa terjadi
akibat benda kerja yang kurang panas atau permukaan benda kerja yang
kurang bersih.
18
17. Slag inclusion adalah salah satu jenis cacat pada las. Slag
inclusion merupakan oksida dan benda non logam lainnya yang
terjebak pada logam las. Slag inclusion bisa disebabkan oleh
kontaminasi dari udara luar atau slag yang kurang bersih ketika
mengelas dengan banyak lapisan (multi pass).
19
3. Elektroda basah/lembab.
Pencegahan yang dapat dilakukan supaya tidak
terjadi porosity antara lain:
1. Jaga arc length selalu tepat.
2. Bersihkan benda kerja dari minyak, oli, cat, debu, lapisan, slag,
embun, dan kotoran sebelum melakukan pengelasan.
3. Gunakan elektroda yang kering.
20
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
22
Gambar 3.5 Sarung Tangan
5. Palu las, digunakan untuk membersihkan slag yang menempel pada hasil
lasan.
23
8. Mesin Gerinda, digunakan untuk membuat kampuh pada benda kerja.
24
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
26
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini didapat kesimpulan bahwa
5.2 Saran
Disarankan untuk praktikan agar selalu memakai perlengkapan safety seperti
sarung tangan,kacamata dan wearpack ketika praktikum, agar meminimalisir
resiko kecelakaan.
DAFTAR PUSTAKA
Adi,Rizka. “Jenis sambungan las”. 24 April 2018.
http://rizkaadi.blogspot.co.id/2012/10/kerusakan-terhadap-sambungan-las.html .
(22.00)